Anda di halaman 1dari 9

1.A.Pertimbangan Ekonomis Pertimbangan ekonomis ini menyangkut anggaran.

Data untuk
pertimbangan ekonomis dalam melakukan perencanaan tambang b,yaitu:

a. Nilai (value) dari endapan


b. Ongkos produksi, yaitu ongkos yang diperlukan sampai mendapatkan produk berupa bijih
diluar ongkos stripping.
c. Ongkos”stripping of overburden”dengan terlebih dahulu mengetahui “stripping ratio”nya.
d. Keuntungan yang diharapkan dengan mengetahui “Economic Stripping Ratio”.
e. Kondisi pasar

.B.Pertimbangan Teknis Yang termasuk dalam data untuk pertimbangan teknis adalah:

a. Menentukan “Ultimate Pit Slope (UPS)” Ultimate pit slope adalah kemiringan umum pada
akhir operasi penambangan yang tidak menyebabkan kelongsoran atau jenjang masih dalam
keadaan stabil. Untuk menentukan UPS ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: -
Stripping ratio yang diperbolehkan. - Sifat fisik dan mekanik batuan - Struktur Geologi -
Jumlah air dalam di dalam batuan b. Ukuran dan batas maksimum dari kedalaman tambang
pada akhir operasi
c. Dimensi jenjang/bench Cara-cara pebongkaran atau penggalian mempengaruhi ukuran
jenjang. Dimensi jenjang juga sangat tergantung pada produksi yang diinginkan dan alat-alat
yang digunakan. Dimensi jenjang harus mampu menjamin kelancaran aktivitas alat mekanis
dan faktor keamanan. Dimensi jenjang ini meliputi tinggi, lebar, dan panjang jenjang.
d. Pemilihan sistem penirisan yang tergantung kondisi air tanah dan curah hujan daerah
penambangan.
e. Kondisi geometrik jalan Kondisi geometrik jalan terdiri dari beberapa parameter antara lain
lebar jalan, kemiringan jalan, jumlah lajur, jari-jari belokan,superelevasi,cross slope, dan
jarak terdekat yang dapat dilalui oleh alat angkut.
f. Pemilihan peralatan mekanis yang meliputi: - Pemilihan alat dengan jumlah dan type yang
sesuai. - Koordinasi kerja alat-alat yang digunakan.
g. Kondisi geografi dan geologi
● Topografi Topografi suatu daerah sangat berpengaruh terhadap sistem penambanganyang
digunakan. Dari faktor topografi ini,dapat ditentukan cara penggalian, tempat penimbunan
.overburden, penentuan jenis alat, jalur-jalur jalan yang dipergunakan,dan sistem penirisan
tambang
● Struktur geologi Struktur geologi ini terdiri atas lipatan, patahan, rekahan, perlapisan dan
gerakan-gerakan tektonis.
● Penyebaran batuan
● Kondisi air tanah terutama bila disertai oleh stratifikasi dan rekahan.Adanya air dalam
massa ini akan menimbulkan tegangan air pori.

2.A. Pada perusahaan pertambangan, dengan tujuan pengembangan dan penambangan mineral
tertentu, maka kegiatan eksplorasi diarahkan untuk dapat mengumpulkan data endapan tersebut
untuk mendapatkan nilai ekonominya sehingga layak untuk ditambang dan dipasarkan sebagai
komoditi tambang.
Secara umum, dalam industri pertambangan kegiatan eksplorasi ditujukan sebagai berikut :

* mencari dan menemukan cadangan bahan galian baru,

* mengendalikan (menambah) pengembalian investasi yang ditanam, sehingga pada suatu


saat dapat membenkan keuntungan yang ekonomis (layak),

* mengendalikan (penambahan/pengurangan) jumlah cadangan, dimana cadangan


merupakan dasar dari aktivitas penambangan,
* mengendalikan atau memenuhi kebutuhan pasar atau industri, a diversifikasi sumberdaya
alam,

* menpontrol sumber-sumber bahan baku sehingga dapat berkompetisi dalam persaingan


pasar.

Dilihat dari pentingnya hal tersebut di atas, terdapat 5 (lima) hal penting yang harus
diperhatikan, yaitu :

* Pemahaman filosofi eksplorasi dan cebokan bahan galian

* Pengetahuan (dasar ilmu dan teknologi) yang terkait dalam pekerjaan eksplorasi,

* Pemahaman konsep dan metode eksplorasi,

* Prinsip dasar dan penerapan metode (teknologi) eksplorasi, & Pengambilan keputusan
pada setiap tahapan eksplorasi.

B. terpleset, tersandung, dan terjatuh, terhirup debu mineral, tertimpa butiran batuan, tertabrak,
terjepit alat berat, munculnya air tambang, kebisingan, terhirup gas beracun serta kekurangan
oksigen, misfire, over break, flying rock, getaran, dan air blast. Pada penilaian risiko didapatkan
bahaya dengan kategori risiko rendah, bahaya dengan kategori risiko sedang, dan bahaya.

C. Mendala Metallogenik atau Metallogenic Province memiliki pengertian suatu area yang dicirikan
oleh kumpulan endapan mineral yang khas, atau oleh satu atau lebih jenis-jenis karakteristik
mineralisasi. Pembentukan bijih dan perkembangan struktur dapat diperkirakan seperti model
tektonik lempeng yang terjadi selama evolusi kerak bumi .Model tersebut menjelaskan bagaimana
kerak yang baru terbentuk di dalam rift zone, terutama di mid-oceanic ridge, oleh penambahan
magma basaltik dari kedalaman. Proses tersebut membentuk kerak samudra yang homogen yang
telah mengalami sedikit proses yang penting untuk segregasi logam-logam yang membentuk
endapan bijih.

Kecuali segregasi lokal dari kromium dan nikel di bagian yang paling dalam dari kerak samudra,
dan pengendapan sulfida-sulfida masif dari tembaga dan besi di tempat-tempat yang panas,
metal-bearing brine menuju samudra melalui zona regangan. Kerak samudra dijumpai dalam
zona-zona subduksi pada tempat-tempat pertumbukan lempeng. Proses ini diikuti oleh gempa
bumi dan aktivitas volkanik yang intensif, dan mengawali proses-proses diferensiasi magmatik.
Segregasi magma-magma granitik dan formasi dari jenis magmatik yang besar, dan endapan-
endapan mineral magmatik-hidrotermal berhubungan dengan proses-proses subduksi. Tumbukan
dan subduksi membentuk gunung-gunung yang besar seperti di Andes, yang mana endapan-
endapan mineral dibentuk oleh diferensiasi magma.
3. Kurang cocok , karena Remote sensing atau penginderaan jauh adalah pengukuran atau
akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik
melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek
atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa,
satelit, kapal, drone atau alat lain). Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit
pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa
yang memantau planet dari orbit. Definisi Penginderaan Jauh beraneka ragam yang umumnya
akan terkait dengan pemanfaatan alat tersebut untuk membantu aktivitas kerja atau
penelitian.Proses penginderaan dilakukan dari jarak jauh sehingga sistem ini disebut sebagai
penginderaan jauh. Sensor dipasang pada lokasi yang berada jauh dari obyek yang diindera
.Data penginderaan jauh harus diterjemahkan menjadi informasi tentang obyek, daerah, atau
gejala yang diindera. Proses penerjemahan data menjadi informasi disebut analisis atau
interpretasi data. Penginderaan jauh didefinisikan pula sebagai teknik yang dikembangkan
untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk
radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi.

4. 3.1.1. Log Caliper (CALI)

Log caliper merupakan alat untuk mengukur diameter dan bentuk lubang bor (Glover P.W.J,.2000)
(Gambar 3.1). Alat ini memiliki 2,4 atau lebih lengan yang dapat bergerak masuk dan keluar dari
lubang bor , dan gerakan ini diubah menjadi sinyal listrik oleh alat potonsiometer. Satuan caliper
adalah inch. Manfaat dari log caliper adalah untuk:
1. Mengetahui informasi litologi ( Tabel 3.3. dan Gambar 3.1.)
2. Sebagai indikator yang baik permeabilitas dan porositas (reservoir rock) dilihat dari
keberadaan mudcake berasosiasai dengan log gamma ray.
3. Mengetahui ketebalan mudcake
4. Pengukuan volume lubang bor dalam liter permeter.

Defleksi kurva log caliper sangat sedikit terhadap perubahan dari diameter lubang bor yang sangat
dipengaruhi oleh faktor litologi. Pada lubang yang memiliki diameter yang sama terhadap ukuran bit,
disebut sebagai on gauge. On gauge merupakan indikasi terhadap teknik pengoboran yang baik.
Sedangkan untuk diameter lubang bor yang lebih besar dibandingkan dengan ukuran bit, disebut
sebagai caving atau washed out . Hal ini dapat terjadi pada lubang bor akibat dari bentukan terhadap
pipa pemboran atau hancur terbawa akibat lumpur pemboran. Namun washed out juga mencerminkan
akan jenis litologi terutama pada shale, batubara ataupun batulempung kaya organik. Selain itu, log
caliper dapat pula menunjukan ukuran yang lebih kecil dibandingakan ukuran bit. Keadaan seperti ini
disebut sebagai mudcake. Mudcake merupakan indikasi zona permeable, karena hanya lapisan
permeable yang dapat membentuk mudcake.
3.1.2. Log Gamma Ray (GR)

Prinsip dasar perekaman log ini adalah mengukur total radioaktivitas alami yang berasal dari formasi
(Gover P.W.J., 2000). Sifat radioaktif berasal dari pottasium 40 dan isotop dari seri Uranium(U)-
Radium dan Thorium(Th) yang secara alami terus menerus memancarkan radiasi berenergi tinggi
sehingga sinar ini dapat menembus batuan, sinar ini dapat dideteksi oleh detektor (biasanya jenis
detektor scintillatoin) yang dari setiap sinar yang terdeteksi alat akan mengubahnya menjadi pulsa
satuan waktu. Skala dari GR log adalah API Unit (APIU). Satu APIU sama 1/200 skala “Calibration
Standard” (formasi batuan yang berisi U, Th,dan K dengan perbandingan tertentu yang dibuat oleh “
The Americann Petroleum Institute” di Houston).
Respon log gamma ray terhadap litologi sangatlah dipengaruhi dari jenis mineral pembawa ketiga
unsur radioaktif tersebut seperti diantaranya mineral pottasium feldspar, grub mika, galukonit. Secara
umum mineral-mineral tersebut tersebar di semua jenis litologi baik dari batuan beku, metamorf
ataupun batuan sedimen. Pada batuan sedimen, shale cenderung memantulkan radioaktif karena
batuan lempung/lanau cenderung memiliki materi yang radioaktif sedangkan clean sand atau batuan
karbonatan yang memiliki nilai GR log yang rendah karena kandungan pottasium feldsfar, mika,
galukonit atau air yang mengandung uranium, kecuali pada batuan yang tekontaminasi abu vulkanik,
granit wash, atau fluida dengan potassium.
3.1.3. Log Resistivitas
Log resistivitas/tahanan jenis pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu log induksi
dan log elektroda. Jenis log tahanan jenis yang banyak digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon
adalah log induksi. Prinsip dasar kerja log ini adalah dengan mengukur kemampuan jenis lapisan
batuan untuk menghantarkan arus listrik. Semakin besar daya hantar listrik suatu lapisan, maka nilai
tahanan jenisnya akan semakin kecil. Nilai tahanan jenis merupakan respon nilai porositas batuan dan
fluida yang mengisi pori-pori batuan tersebut. Butiran dan matriks batuan tidak dapat menghantarkan
arus listrik, sehingga jenis batuan yang memiliki porositas yang telah terisi oleh fluida maka akan
memiliki nilai tahanan jenis yang tinggi dikarenakan jenis minyak ataupun gas cenderung
nonkonduktif jika dibandingkan dengan air. Sehingga log tahan jenis ini sangat senditi dalam
membedakan formasi yang mengandung fluida air ataupun hidrokarbon, nilai porositas adan juga
permeabilitas batuan.
Berikut jenis log yang umum digunakan dalam mengukur resistiviti formasi yaitu:
a. Dual Induction Log (DIL)
Tugas dari lInduction log ini adalah mengukur konduktivitas batuan pada lubang bor dan sangat
cocok untuk fresh mud dan kontiktifitas formasi yang tinggi dengan catatan log ini lebih akurat untuk
lubang bor yang kecil. Prinsip kerjanya sebuah kumparan pemancar yang memancarkan arus bolak-
balik berfrekuensi tinggi dengan konsatn menginduksikan arus sekunder dalam formasi yang akan
menghasilkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet akan menghasilkan arus listrik pada
kumparan, sehingga arus listrik yang mengalir dalam alat induksi menghasilkan medan magnet di
sekeliling sonde dan mengalir secara tegak lurus terhadap suhu lubang bor yang nantinya akan di
terima oleh receiver.
b. Dual Lateral Log (DLL)
Prinsip kerja dari lateral log ini adalah memfokuskan arus listrik secara lateral ke dalam formasi
dalam bentuk lembran tipis yang dicapai dengan menggunakan arus pengawal (bucking current) yang
fungsinya untuk mengawal arus utama (measured current) masuk kedalam formasi sedalam-
dalamnya. Dengan mengukur tegangan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan arus listrik utama
yang besarnya tetap, resistivitas dapat dihitung dengan hukum Ohm, yang terdiri dari 2 bagian, satu
bagian mempunyai elektroda yang berjarak sedemikian rupa untuk memaksa arus utama masuk sejauh
mungkin kedalaman formasi dan mengukur LLd, resistivitas leterolog dalam. Yang lain mempunyai
elektroda berjarak sedemikian rupa membiarkan lembar arus utama terbuka sedikit, dan mengukur
LLS, resistivitas laterolog dangkal. Hal ini tercapai karena arus yang dipancarkan adalah arus bolak-
balik dengan frekuensi yang berbeda. Arus LLd menggunakan frekuensi 28 kHz, sedangkan frekuensi
arus LLS adalah 35 kHz. Kelebihan dari lateral log ini adalah dapat beroperasi di salam salt mud,
dapat membedakan membedakan lapisan perlapisan dengan baik dan tidak tergantung pada resistivity
formasi disekitarnya.
c. Microlog Sphericall Focused Log (MSFL)

Kemampuan deteksi log ini sangat dangkal, maka tahanan jenis yang terekam adalah tahanan jenis
zona terinvasi. Prinsipnya yaitu dengan pengukuran terhadap resistivitas kerak-lumpur dan formasi
yang berada sedikit dibelakang kerak lumpur. Bantalan karet (rubber pad) mikrolog yang berisi 3 bush
elektroda kecil di susun secara vertikal dengan jarak 1 inci, satu dengan lainnya ditekan menempel
dinding sumur. Dari elektroda-elektroda ini dihasilkan kurva mikroinverse 1"x1" (R1"x1"), dan mikro
normal 2" (R2"). Dengan demikian perbedaan pembacaan antara 2 kurva mikrolog tsb akan
memberikan indikasi adanya kerak lumpur, dengan kata lain bila terdapat kerak lumpur pasti telah
terjadi rembesan filtrasi lumpur, jadi formasi tersebut adalah permeabel (Harsosno, A.1997).

3.1.4. Log Densitas


Log densitas merupakan peralatan logging yang dirancang uantuk menentukan massa jenis atau
densitas batuan yang mnggunakan bahan radioaktif sinar gamma dengan energi menengah seperti
Cobalt-60 dan Cesium-137 (Asquith dan Gibson, 1982). Log densitas merekam secara menerus nilai
dari densitas total formasi (Gambar 3.6.) yang diukur dalam gram per sentimeter kubik (g/Cm3).
Dengan mengetahui densitas batuan maka prositas batuan dapat diketahui. Disamping itu log densitas
mempunyai kegunaan yang lain, yaitu : mendeteksi lapisan yang mengandung gas, penentuan densitas
hidrokarbon, evalusi reservoir pasir serpih dan litologi yang kompak serta identifikasi mineral-mineral
evaporit (Schlumberger, 1972).
Tinggi rendahnya harga densitas batuan disamping dipengaruhi oleh porositas dan jenis kandungan
yang ada di dalamnya, juga dipengaruhi oleh kelompokan batuan dengan derajat kekompakan yang
bervariasi. Hal ini disebabkan karena kekompakan batuan akan dipengaruh terhadap besarnya
porositas, sehingga makin tinggi harga densitas batuan menunjukan kekompakan batuan yang makin
tinggi.
Beberapa alat yang digunakan untuk log densitas yaitu :

1. Formation Density Compensated Tool (FDC)


Prinsip kerja FDC ini yaitu dengan memancarkan sumber radioaktif gamma medium yang
ditempatkan pada dinding lubang bor dan memancarkan sinar gammannya ke dalam formasi. Pada
saat sinar gamma menembus formasi, maka partikel tersebut akan bertumbukan dengan elektron
dalam formasi. Pada tiap tumbukan sinar gamma akan kehilangan enerinya tetapi tidak semuanya.
Interaksi antara partikel sinar gamma yang baru masuk dan elektron di dalam formasi dinamakan
sebagi hamburan Copton (Copton scattering). Hamburan sinar gamma yang mencapai dektektor
dianggap sebagai indikasi formasi, maka dari itu nilai log densitas ditentukan oleh densitas elektron
(jumlah elektron per cm3) formasi dihubungkan dengan densitas bulk sesungguhnya (ρb) dalam gr/cc,
yang besarnya bergantung pada massa jenis matrik batuan, porositas formasi dan densitas fluida
pengisi pori.
2. Litho Densitas Tool (LDT) or Photoelectric Faktor
Alat ini merupakan pengembangan baru dari FDC dan sebagai tambahan terhadap densitas standar,
LDT mengukur sifat batuan lain yang disebut photoelectric absorption indek (pe). Alat ini mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan FDC misalnya detektor yang dipakai adalah lebih sensitif,
stabiliasator tegangan listrik untuk detektor terpasang langsung pada sistem elektronika detektor dan
sinar gamma yang dideteksi diukur pada dua jendela tingkat tenaga yang terpisah dimana jendela
tenaga-tinggi terdiri dari informasi densitas saja, sedangkan jendela dengan tenaga-rendah berisi
informasi densitas dan fotolistrik juga. Kemudian apabila dibandingkan dengan log gamma ray log ini
mempunyai keunggulan dapat membedakan batupasir bersih dan batugamping bersih.
3.1.5. Log Neutron
Log netron pada dasarnya merupakan log prorositas yang mengukur ion hidrogen dalam satu formasi.
Di dalam formasi yang bersih dimana pori-porinya terisi air atau minyak, log neutron mencerminkan
banyaknya porositas yang terisi cairan (liquid-filled porosity) (Schlumberger, 1972).
Pancaran neutron yang berasal dari Americium atau Beryllium secara terus menerus akan
mengakibatkan neutron kehilangan sejumlah energinya. Karena atom hidrogen massanya hampir
sama dengan neutron, kehilangan energi maksimum terjadi ketika neutron bertumbukan dengan atom
hidrogen dalam formasi dengan proses tumbukan tersebut seperti bola bilyard (biliard ball collisions).
Hal ini terjadi karena hidrogen dalam satu formasi terkonsentarikandalam pori-pori yang terisi fluida,
maka kehilangan energi dapat dikaitkan dengan porositas formasi. Bila pori-pori batuan banyak terisi
gas dari pada minyak atau air, maka harga log neutron akan menunjukan defleksi yang lebih tinggi,
karena kosentarsi hidrogen dalm gas lebih sedikit dibanding air.
3.1.6. Log Spontaneous Pontensial (SP)
Prnsip dasar kerja log SP adalah dengan mengukur beda potensial listrik antara dua elektroda yang
dipermukaan (elektoda tetap) dan pada formasi (elektroda bergerak) yang diukur dalm satuan milivol
(Harsono, 1997).
Defleksi kurva SP yang positif ataupun negatif tergantung pada keragaman dari air mud filtrat (Rmf)
yang dikenal fresh dan air formasi (Rw) yang dikenal asin (Gover P.W.J., 2000). Apabilia Rmf>Rw
maka defreksi kurva SP adalah negatif (ke kiri), bila Rmf<Rw maka defleksi SP adalah positif (ke
kanan), sedangkan jika Rmf=Rw maka tidak terjadi defleksi. Formasi yang impermiabel akan
memperlihatkan kurva yang lurus saja karena tidak terjadi percampuran Rmf dan Rw, sebeb arus
listrik searah akan terjadi bila ada beda keragaman. Dengan berbagai kondisi batuan dan kandungan
fluida yang ada di dalm batuan maka Gambaran bentuk-bentuk kurva Sp adalah sebagai berikut
(Gambar 3.9.) :
1. Pada lapisan serpih/lempung, kurva SP berbentuk garis lurus (shale base line)
2. Pada lapisan permeabel, mengandung air asin, defleksi kurva SP akan berkembang negatif (ke
arah kiri dari shale base line)
3. Pada lapisan permeabel, mengndung hidrokarbon, defleksi kurva SP akan berkembang negatif.
4. Pada lapisan permeabel mengandung air tawar, defleksi kurva SP akan berkembang positif (ke
arah kanan dari shele base line).

3.1.7. Log Sonik


Log sonik berfungsi untuk mengukur besarnya cepat rambat geolombang elastik dalam batuan, yang
diukur adalah waktu tempuh interval (interval transit time/t) gelombang suara yang merambat melalui
formasi dalam satuan sec/feet (schlumberger,1972). Waktu tempuh interval tergantung pada jenis
litologi dan porositasnya, sehingga bila litologinya sudah diketahui, maka tinggal tergantung pada
porositasnya. Karena cepat rambat gelombang elastik sebanding dengan kerapatan batuan, maka alat
ini akan sangat baiak untuk penentuan jenis batuan dan porositas batuan. Keuntungan log ini untuk
penentuan porositas adalah tidak terpengaruhnya hasil perekaman terhadap variasi lubang bor.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembacaan log sonik yaitu :
1. Zona badhole
Pada zona badhole, pembacaan tools log sonik dapat menyebabkan nilai interval transit time menjadi
lebih besar.
2. Zona hidrokarbon
Pada formasi yang kompak (tight) pengaruh keberadaan hidrokarbon dapat diabaikan. Namun pada
formasi yang memiliki porositas yang tinggi, keberadaan hidrokarbon akan mengakibatkan nilai
interval transit time akan menjadi lebih besar (hydrocarbon effect) (Asquith dan Gibson, 1982).
3. Zona shale
Adanya kandungan lempung dalam suatu batuan akan mengakibatkan pembacaan log sonik menjadi
lebih besar.
5.A. a. Endapan porfiri pada daerah penelitian yaitu berada pada batuan porfiri granodiorit,
dengan mineral alterasi yang muncul adalah kuarsa, serisit, klorit, epidot, biotit, aktinolit
dan karbonat. Pada jenis endapan ini terdapat mineral gangue berupa kuarsa, feldspar,
klorit, epidot, biotit, aktinolit dan karbonat.

b. Secara lebih detailnya endapan epitermal terbentuk pada kedalaman dangkal hingga
1.000 meter di bawah permukaan dengan temperatur relatif rendah (50-200)0C dengan
tekanan tidak lebih dari 100 atmosfer (atm) dari cairan meteorik dominan yang agak asin,

c.idrotermal merupakan suatu proses pembentukan mineral yang terjadi disekitar sumber dari
panas bumi didalam kulit bumi yang terjadi akibat adanya injeksi dari magma terhadap air
dengan kata lain terjadi pelarutan oleh magma sisa yang bercampur dengan air tanah
sehingga mengalami pengkristalan.
Ada beberapa situasi geologi yang dinamis di mana air “dingin” menjadi panas. Air di atas
sekitar 50oC dianggap sebagai cairan hidrotermal. Dalam beberapa situasi, pemanasan
dilakukan pada suhu di atas titik kritis H2O (374oC untuk H2O murni). Karakteristik air
yang berubah sama saat itu, jadi suhu tinggi H2O lebih tepat disebut sebagai fase air. Air
terjebak dalam ruang pori akumulasi sedimen dan dalam mineral hidrat dan bantalan-
hidroksil dari akumulasi sedimen dipanaskan selama penimbunan di cekungan sedimen.

B.

Endapan Porfiri adalah endapan mineral yang terjadi akibat suatu intrusi yang bersifat intermedier-
asam, yang kemudian terjadi kontak dengan batuan samping yang mengakibatkan terjadinya
mineralisasi. Porfiri bersifat epigenetik. Produk utama dari Porfiri adalah Cu-Au atau Cu-Mo.
Porfiri terbentuk dari beberapa aktifitas intrusi, terdiri dari kumpulan dike dan breksi intrusi.
Mineralisasi terjadi akibat alterasi batuan samping, disseminated dan stockwork mineralization.
Alterasi yang terjadi pada host rock intensif dan ektensif akibat dari fluida hidrotermal yang
terbentuk. Pada dasarnya endapan porfiri mempunyai tonnase yang besar dan grade yang kecil.
ndapan mineral epitermal telah menerima banyak perhatian di dunia oleh karena dapat di eksploitasi
secara ekonomis dan tersedia banyak dibantingkan dengan sumber daya logam mulia lainnya. Secara
geologi, endapan ini relatif mudah di temukan, karena secara ganesa endapan epitermal ini kadanya
rendah dan secara umum telah diketahui keberadaanya. Oleh karena secara ganesa dan ekonomis
endapan epitermal ini signifikan tetapi cadangannya masih bersatu dengan cadangan kadar tinggi
yang telah ada. Secara ekonomi harga emas-perak naik relatif terhadap ongkos operasi penambangan
emas. Hal ini disebabkan karena cadangan emas yang kadanya rendah telah dapat diekploitasi secara
komersil dan pengaruhnya adalah terjadinya revitalisasi cadangan emas yang terlah ada.. Dihasilkan
oleh presipitasi larutan air panas (hidrothermal).
Larutan hidrotermal bisa berupa air magmatik, air meteorik atau air magmatik bercampur dengan air
meteorik. Misalnya: kalsit terbentuk melalui 2 tahap secara berulang-ulang: (1) pelarutan Ca2+ dan
CO32- ke dalam larutan, (2) presipitasi (kristalisasi) kalsit (CaCO3) dari larutan.

6. 1. akuisisi data menkonversikan besaran fisis sumber data ke bentuk sinyal digital dan diolah oleh
suatu komputer. Pengolahan dan pengontrolan proses oleh komputer memungkinkan
penerapan akuisisi data dengan software. Software memberikan harapan proses akuisisi
data bisa divariasi dengan mudah sesuai kebutuhan.

2. Sementara, pengertian pengolahan data adalah manipulasi data menjadi bentuk sebuah
informatif. Informasi adalah hasil dari pemrosesan data dalam bentuk tertentu yang lebih
bermakna daripada suatu kegiatan atau peristiwa.

3. Interpretasi data penelitian adalah sebuah bentuk dari kegiatan untuk melakukan penggabungan
terhadap sebuah hasil dari analisis dengan berbagai macam pertanyaan, kriteria, maupun pada
sebuah standar tertentu guna untuk dapat menciptakan sebuah makna dari adanya
sebuah data yang idmana telah dikumpulkan oleh seseorang guna untuk mencari sebuah
jawaban terhadap permasalah yang dimana teradapat di dalam sebuah penelitian yang dimana
sedang diperbaiki.

Nama :Paulus M.N.Y.Pulong

Nim : 1706100076

Anda mungkin juga menyukai