Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

HALAMAN
DAFTAR ISI …………………………………………………………… 1

DAFRAR GAMBAR…………………………………………………… 2
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 5

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………….... 5


1.2 TUJUAN PERCOBAAN……………………………………... 6
BAB II TEORI DASAR………………………………………………….. 7
BAB III GAMBAR ALAT……………………………………………….. 9
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………….. 12

4.1 PEMBAHASAN PERCOBAAN……………………………... 13


4.2 TUGAS INTERNET………………………………………….. 14
BAB V KESIMPULAN…………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 17
LAMPIRAN A TUGAS INTERNET……………………………………… 18
LAMPIRAN B HASIL PENGAMATAN………………………………… 20

1
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN
3.1 Gamma ray tool ……………………………………………………… 9
3.2 Caliper log tool ………………………………………………………. 9
3.3 Induction log tool ……………………………………………………. 10
3.4 Dual laterolog tool …………………………………………………… 10
3.5 Sonic logging tool ……………………………………………………. 11
3.6 Density log …………………………………………………………… 11

2
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN
A. TUGAS INTERNET ………………………………………………. 18

B. HASIL PENGAMATAN …………………………………………… 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya energi terpenting di dunia. Industri
minyak dan gas di Indonesia pun mengalami perkembangan yang sangat maju dari tahun ke
tahun untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri akan bahan bakar yang semakin meningkat.
Sektor minyak dan gas bumi merupakan penghasil devisa terbesar yang merupakan tulang
punggung pembangunan nasional, oleh sebab itu perlu upaya-upaya konkrit untuk terus
meningkatkan devisa negara melalui sektor minyak dan gas bumi tersebut dengan
mengoptimalkan peningkatan produksi dan mengembangkan lapangan baru. pentingnya peran
minyak dan gas bumi bagi kelangsungan hidup manusia, maka perlu dilakukan estimasi
cadangan hidrokarbon yang akurat pada setiap reservoir yang ada seperti analisa properti
reservoir (porositas, permeabilitas, saturasi, resistivitas, penyebaran batuan reservoir, dan
kandungan hidrokarbon) dengan menggunakan data sumur yang bisa didapat dengan pekerjaan
logging.

Penilaian Formasi ini adalah ilmu untuk dapat melihat atau untuk meneliti keadaan
yang ada di dalam bumi, baik untuk keperluan pengeboran atau produksi, penelitian reservoir
, dan geologi produksi. Penilaian Formasi juga termasuk dalam cabang dari ilmu Teknik
perminyakan yang mempelajari tentang formasi/batuan dan permasalahan yang berhubungan
dengan keberhasilan dalam penemuan cadangan hidrokarbon , Antara lain : Memperkirakan
dimana terdapat kandungan hidrokarbon serta menghitung besarnya cadangan hidrokarbon.
Untuk mengetahui permasalahan tersebut perlu dilakukan beberapa proses pengambilan data
yaitu mud logging, wireline well logging, dan pengambilan sampel batuan (coring). Untuk
memverifikasi hasil pengambilan data dan interpretasi, diperlukan tes produksi.

data logging perlu dilakukan untuk mengurangi angka kesalahan interpretasi dan
menghasilkan data yang lebih akurat. Dengan demikian akan diketahui dengan lebih baik
keadaan yang sebenarnya didalam reservoir tersebut mengenai jumlah dan jenis fluida yang
dapat diproduksikan, sehingga dapat menghindari tidak diproduksinya lapisan hidrokarbon di
reservoir karena ketidakakuratan dari pengukuran dengan alat logging.

Tujuan dari logging adalah menentukan besaran-besaran fisik batuan reservoir (seperti
lithologi, ketebalan formasi produktif, porositas, dan saturasi air formasi) maka dasar dari
logging itu sendiri adalah sifat fisik batuan atau petrofisik dari batuan reservoir itu sendiri,
yaitu sifat fisik listrik, sifat radioaktif, dan sifat rambat suara (gelombang) elastis dari batuan

4
reservoir. Interpretasi log akan memberikan hasil beberapa sifat fisik batuan yang diperlukan
untuk menganalisa baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari dilaksanakannya percobaan pengenalan alat logging ini adalah
sebagai berikut :

1. Untuk Mempelajari Tentang Penilaian Formasi

2. Untuk Mempelajari Alat – alat yang digunakan pada praktikum penilaian

Formasi

3. Untuk mempelajari prinsip kerja alat logging

4. Untuk mempelajari fungsi dari alat-alat logging

5. Untuk Mempelajari Kelebihan dari masing-masing alat logging

5
6
BAB II
TEORI DASAR
Well logging merupakan pekerjaan merekam atau mencatat data keadaan di dalam
tanah untuk setiap keadalaman mulai dari permukaan tanah hingga ke dalam sumur. Well
logging dibagi menjadi 2 macam , yaitu : 1. Perekaman data dilakukan pada waktu pemboran.
2. Perekaman data dilakukan sesudah penyelesaian sumur. Jenis rekaman dari 2 macam well
logging tersbut untuk semua lubang terbukan (openhole logging) dan semua yang sudah
dipasang pipa (casedhole logging).

Well Logging adalah teknik pengukuran dan pencacatan data dibawah permukaan
untuk mengetahui karakteristik formasi geologi berdasarkan parameter-parameter fisis batuan
dengan cara menggunakan alat ukur yang dimasukkan kedalam lubang sumur atau lubang
bor. sedangkan log adalah hasil rekaman dalam fungsi kedalaman terhadap proses logging
. Log dapat berupa pengamatan visual sampel yang diambil dari lubang bor, atau dalam
pengukuran fisika yang dieroleh dari respon piranti instrumen yang di pasang didalam sumur
. Tujuan dilakukannya logging adalah untuk mengetahui karakter fisik batuan di dalam lubang
sumur secara in-situ sehingga dapat diketahui kondisi bawah permukaan seperti litologi,
porositas, saturasi air, permeabilitas, dan kandungan serpih yang ada dalam formasi

Perbedaan dari wireline logging dengan logging wireline drilling adalah wireline
logging kegiatan untuk merekam kondisi dibawah permukaan yang telah di bor melalu
parameter-parameter fisis. Ketika lubang telah dibor alat ini bertugas merekam apa saja yang
ada disubsurface dan berusaha semaksimal mungkin untuk menggambarkan sama persis seperti
aslinya, seperti jenis batuannya , jenis fluida nya , kondisi porositasnya , dll. Wireline logging
sendiri itu adalah pengukuran yang dilakukan setelah drill string dicabut kemudian diturunkan
alat elektronik dengan kabel kebawah lubang bor. Lebih mudah penjelasannya adalah
pengukuran dilakukan setelah pemboran. Sedangkan logging while drilling (LWD) adalah
perekaman yang dilakukan disaat pemboran berlangsung dan merupakan bagian dari drill
string pengukuran ini disimpan pada memori dibawah yang akan diambil Ketika alat-alat
diangkat kepermukaan. Pengukuran ini bisa dikirim langsung informasinnya ke surface
menggunakan mudpulse dengan metode telemetry.

Kelebihan dari wireline logging adalah melakukan logging secara automatis dan
kecepatan transmisi datannya lebih cepat dibandingkan dengan logging while drilling (LWD)
(± 3 Mb/s). tetapi kurangnya wireline logging adalah sulit digunakan pada High devicited well
(Horizontal). Untuk kelebihan dari logging while drilling (LWD) adalah datanya real time ,
dapat digunakan pada High devicited well dan menyediakan datan awal apabila terjadi invasi
drilling fluid. Untuk kekurangannya logging while drilling (LWD) adalah ukuran memorinya
yang lebih terbatas , kecepatan transmisi data terhitung lambat (tanpa menggunakan kabel )
dan daya tahan baterai tergantung pada alat yang digunakan pada drill string.

7
Mud logging merupakan proses memantau perpindahan mud dan cutting pada sumur
selama pemboran. Terdapat dua tugas utama dari mud logger, untuk memantau parameter
pengeboran dan memantau sirkulasi gas/cairan/padatan dari sumur agar pengeboran dapat
berjalan dengar aman dan lancar. Dan menyediakan informasi sebagai bahan evaluasi bagi
petroleum engineering department. Mud logging unit akan menghasilkan mud log yang akan
dikirim ke kantor pusat perusahaan minyak. Mud log meliputi pembacaan gas yang diperoleh
dari detector gas atau kromatograf , pengecekan terhadap ketidakhadiran gas beracun (H2S ,
SO2) , laporan analisis cutting yang telah dideskripsikan secara lengkap, rate of penetration
(ROP) , dan terakhir indikasi keberadaan hidrokarbon yang terdapat di dalam sample. Mud log
merupakan alat yang berharga untuk petrofisis dan geologi di dalam mengambil keputusan dan
melakukan evaluasi.

Analisa cutting adalah proses pengambilan dan penganalisa serbuk dari pemboran
(cutting) selama pelaksanaan pemboran berlangsung. Pekerjaan Analisa cutting dilakukan
dalam kerangka pekerjaan mud logging yang terutama untuk mengidentifikasi saturasi
hidrokarbon dan mengestimasi karakteristik batuan reservoir. Analisa cutting merupakan
interprestasi serpihan batuan yang tersirkulasi kepermukaan bersamaan dengan lumpur bor.
Dari hasil Analisa cutting yang dilakukan dapat diketahui jenis lapisan dan interval kedalaman
sumur dimana terdapat akumulasi karbon. Jika diketahui bahwa formasi tersebut mengandung
akumulasi karbon yang prospektif, maka pengeboran lanjutan dapat dilakukan pada berbagai
titik yang dianggap prospek. Tetapi jika dari Analisa tidak ditemukan kandungan hidrokarbon,
maka titik pengeboran dipindah ke lokasi lain yang dianggap lebih prospek berdasarkan
geologi.

Analisa core kegiatan pengukuran sifat fisik batuan di lab. Tujuannya adalah untuk
mengetahui sifat fisik batuan yang ditembus selama pemboran. Metode coring dibagi menjadi
tiga macam yaitu, bottom hole coring adalah pengambilan core yang dilaksanakan pada saat
pemboran sedang berlangsung. Side wall coring adalah pengambilan core yang dilakukan
setelah pemboran selesai atau telah berhenti. Yang terakhir ada Core handling yaitu semua
proses yang dilakukan setelah core sampai di atas permukaan. Jenis logging dibagi menjadi log
listrik , log radioaktif ,log sonic, dan log caliper.

Log listrik merupakan suatu plot antara sifat-sifat listrik lapisan yang ditembus lubang
bor dengan kedalaman. Sifat- sifat ini diukur dengan berbagai variasi konfigurasi electrode
yang diturunkan ke dalam lubang bor. Log radioaktif dapat digunakan pada sumur yang
dicasing maupun yang tidak dicasing. Keuntungan dari log radioaktif ini dibandingkan dengan
log listrik adalah tidak banyak dipengaruhi oleh keadaan lubang bor dan jenis lumpur. Sonic
log adalah suatu log yang digunakan untuk mendapatkan harga porositas batuan sebagaimana
log density dan log neutron. Log ini menggambarkan waktu kecepatan suara yang dikirim ke
formasi

8
BAB III
GAMBAR ALAT

Gambar 3.1

Gamma Ray Tool

Gambar 3,2

Caliper log tool

9
Gambar 3.3

Induction logging tool

Gambar 3.4

Dual Laterolog Tool

10
Gambar 3.5

Sonic logging tool

Gambar 3.6

Density Log

11
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Percobaan

Pada praktikum 1 penilaian formasi , praktikan dijelaskan mengenai alat- alat logging
dan interprestasi logging. Praktikan dikenali dengan alat logging , jenis logging , fungsi dari
alatnya , dan prinsip kerja dari masing – masing alat logging. Pengenalan alat logging ini
praktikan diwajibkan untuk memahaminya secara benar karena pengenalan alat ini akan
berguna untuk praktikum-praktikum selanjutnnya dan berpernan penting pada saat melakukan
operasi logging. Alat logging menjadi hal yang sangat berpengaruh pada saat menghasilkan
data log. Data log digunakan untuk menentukan lapisan- lapisan mana yang permeable dan
kedalamannya memiliki kemungkinan adanya hidrokarbon. Pada praktikum ini juga praktikan
membahas tentang borehole environtment yang merupakan suatu gambaran dimana lumpur
memasuki lubang bor dan terbentuknya mud cake pada zona permeable. Terdapat beberapa
zona pada hal ini , yaitu pada zona pertama adalah zona terinvensi (flushed zone) yang
merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubang bor serta terisi oleh filtrat
lumpur yang mendesak kandungan contoh nya seperti gas , minyak dan air. Air formasi atau
hidrokarbon yang terdapat pada formasi terdorong kedalam oleh filtrat lumpur pemboran.
Selanjutnya ada zona kedua yaitu zona peralihan (Transition zone) zona ini merupakan zona
ilfiltrasi yang lebih dalam dari zona terinvensi, dimana didalam zona ini ditempati oleh
camputan dari filtrat lumpur dengan kadungan semula karena zona ini posisinya semakin jauh
dari lubang bor maka semakin berkurang filtrasi dari lumpur pemboran, dan yang terakhir ada
zona ketiga , yaitu zona jauh / tidak terinvasi (undisturbed zone) zona ini tidak berpengaruh
oleh mud filtrate.

Logging merupakan metode yang dilakukan untuk memperoleh data rekaman sumur
pemboran yang lebih detail yang Digambarkan dalam bentuk kurva-kurva dari nilai parameter
petrofisika. Untuk dapat melakukan interprestasi log dengan baik wajib untuk memahami sifat-
sifat kurva dari setiap jenis log nya serta kondisi-kondisi yang berpengaruh terhadap bentuk
pada kurva yang bersangkutan sehingga dapat mengambil kesimpulan yang dihasilkan
diharapkan tidak jauh dari kondisi yang terjadi sebenarnya. Wire line mempunyai beberapa
macam yang biasa digunakan dalam evaluasi suatu formasi. Peralatan pada logging dibagi
menjadi beberapa macam , contohnya yaitu log capiler. Log capiler merupakan log yang
digunakan untuk mengukur diameter dari lubang bor sepanjang pengambilan data logging
dengan satuan inci. Lalu log selanjutnya ada spontaneous log atau biasa disebut SP Log yang
merupakan log yang mengukur perbedaan potensial antara elektroda yang bergerak dalam
lubang sumur dengan elektroda yang tetap berada di permukaan, elektroda melewati berbagai
jenis batuan yang berbeda sifat serta isinya, log ini umunya digunakan untuk mengidentifikasi
zona permeable dan non permeable. SP log terdiri dari dua buah elektroda. Datu buah elektroda
yang bergerak bebas berada didalam sumur sedangkan untuk elektroda yang satunya berada

12
Dalam posisi diam di permukaan. Kurva pada log SP menampilkan potensial listrik yang
dihasilkan oleh interaksi air formasi yang muncul bersamaan dengan fluida pengeboran yang
konduktif dan ion-ion tertentu yang terkanding dari batuan serpih (shale). Kemudian ada

Log Resistivitas (Resistivity Log) adalah log yang digunakan untuk mengukur sifat batuan dan
fluida pori (minyak, gas, air) disepanjang lubang bor dengan mengukur sifat tahanan
kelistrikannya. Besaran pada log resistivitas batuan menggunakan satuan Ohm. Jika batuan
mengandung fluida seperti air formasi yang sifatnya salin, maka kurva resistivitasnya akan
menunjukkan angka yang sangat rendah karena sifat air yang salin cenderung bersifat
konduktif (kebalikan dari resistif). Dan pada minyak atau gas, kurva resistivitas akan
menunjukkan angka yang sangat tinggi karena minyak atau gas cenderung memiliki hambatan
yang sangat tinggi. Lalu ada Log radioaktif yang dapat digunakan pada sumur yang dicasing
(cased hole) maupun yang tidak dicasing (open hole). Keuntungan dari log radioaktif ini
dibandingkan dengan log listrik adalah tidak banyak dipengaruhi oleh keadaan lubang bor dan
jenis lumpur. Dari tujuan pengukuran, Log Radioaktif dapat dibedakan menjadi: alat pengukur
lithologi seperti Gamma Ray Log, alat pengukur porositas seperti Neutron Log dan Density
Log. Hasil pengukuran alat porositas dapat digunakan pula untuk mengidentifikasi lithologi
dengan hasil yang memadai

Gamma Ray Log adalah suatu kurva yang menunjukkan besaran kandungan radioaktif
yang ada dalam formasi. Sehingga gamma ray log berguna untuk mendeteksi dan mengevaluasi
endapan-endapan mineral radioaktif.Pengukuran dilakukan dengan jalan memasukkan alat
detector ke dalam lubang bor. Formasi yang mengandung unsur radioaktif akan memancarkan
radiasi radioaktif dimana intensitasnya akan diterima oleh detector dan dicatat di permukaan.
Shale ataupun non shale ditentukan dari formasi tersebut ditentukan dari kecil besarnya dari
log gamma ray. Jika pembacaan log gamma ray rendah maka dia bisa dikatakn non shale. Non
shale sendiri terbagi atas batu pasir, batu gamping, batu bara dan lain-lain. Dan jika pembacaan
log density tinggi maka dia dapat dikatakan sebagai lempung. Neutron Log direncanakan untuk
menentukan porositas total batuan tanpa melihat atau memandang apakah pori-pori diisi oleh
hidrokarbon maupun air formasi. Neutron terdapat didalam inti elemen, kecuali hidrokarbon.
Neutron merupakan partikel netral yang mempunyai massa sama dengan atom hidrogen.
Fungsi dari neutron log diantaranya adalah untuk menentukan porositas , untuk korelasi batuan
dan untuk mendeteksi adanya formasi gas setelah dikombinasikan dengan porosity tool
lainnya.

Tujuan utama dari density log adalah menentukan porositas dengan mengukur density
bulk batuan, disamping itu dapat juga digunakan untuk mendeteksi adanya hidrokarbon atau
air, digunakan besama-sama dengan neutron log, juga menentukan densitas hidrokarbon (ρ h)
dan membantu didalam evaluasi lapisan shaly. Prinsip kerja density log adalah dengan jalan
memancarkan sinar gamma dari sumber radiasi sinar gamma yang diletakkan pada dinding
lubang bor.

13
4.2 Tugas Internet
Natural Gamma Ray Log
adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang dihasilkan oleh unsur-unsur
radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan di sepanjang lubang bor. Unsur radioaktif yang
terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya Uranium, Thorium, Potassium, Radium, dll.
Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam shale dan sedikit sekali terdapat dalam
sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum, dll. Oleh karena itu shale akan memberikan
response gamma ray yang sangat signifikan dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Jika
kita berkerja di sebuah cekungan dengan lingkungan pengendapan fluvio-deltaic atau channel
system dimana biasanya sistem perlapisannya terdiri dari sandstone atau shale (sand-shale
interbeds), maka log gamma ray ini akan sangat membantu didalam evaluasi formasi. Seperti
halnya logging yang lainnya, pengukuran gamma ray log dilakukan dengan menurunkan
instrument gamma ray log kedalam lubang bor dan merekam radiasi sinar gamma untuk setiap
interval tertentu. Biasanya interval perekaman gamma ray (baca: resolusi vertikal) sebesar 0.5
feet. Dikarenakan sinar gamma dapat menembus logam dan semen, maka logging gamma ray
dapat dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang casing ataupun telah dilakukan
cementing. Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma karena casing dan semen, akan tetapi
energinya masih cukup kuat untuk mengukur sifat radiasi gamma pada formasi batuan
disampingnya.

Prinsip Kerja Alat detektor dimasukkan ke dalam lubang bor. Formasi yang
mengandung unsur-unsur radioaktif akan memancarkan radiasi dimana intensitasnya akan
diterima oleh detektor dan dicatat di permukaan. Di dalam detector sinar gamma tidak dapat
diukur secara langsung tetapi melalui prosesionisasi/disintegrasi yaitu proses pelepasan
elektron-elektron dari atom yang sebelumnya netral, dimana pelepasan elektron ini akan
menimbulkan arus listrik yang dideteksi oleh alat. Seperti yang disebutkan diatas bahwa
gamma ray log mengukur radiasi gamma yang dihasilkan oleh unsur-unsur radio aktif seperti
Uranium, Thorium, Potassium dan Radium. Dengan demikian besaran gamma ray log yang
terdapat didalam rekaman merupakan jumlah total dari radiasi yang dihasilkan oleh semua
unsur radioaktif yang ada di dalam batuan. Untuk memisahkan jenis-jenis bahan radioaktif
yang berpengaruh pada bacaan gamma ray dilakukan gamma ray spectroscopy.

Karena pada hakikatnya besarnya energi dan intensitas setiap material radioaktif
tersebut berbeda-beda. Spectroscopy ini penting dilakukan ketika kita berhadapan dengan
batuan non-shale yang memungkinkan untuk memiliki unsur radioaktif, seperti mineralisasi
uranium pada sandstone, potassium feldsfar atau uranium yang mungkin terdapat pada coal
dan dolomite. Gamma ray log memiliki satuan API (American Petroleum Institute), dimana
tipikal kisaran API biasanya berkisar antara 0 s/d 150. Walaupun terdapat juga suatu kasus
dengan nilai gamma ray sampai 200 API untuk jenis organic rich shale.

14
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, Log Gamma ray harus dikombinasikan dengan
data lainnya seperti Log spontaneous dan Log resistivitas. Dalam perekaman data Gamma ray,
lapisan batupasir akan ditunjukkan oleh relatif API rendah sedangkan lapisan Serpih akan
ditunjukan dengan API tinggi. Oleh karena gamma ray selalu lebih besar sengan penunjukan
grafik ke kanan, maka grafik kurva yang menunjukan ke kanan ini mengartikan penyerpihan
dari pada kurva yang ke kiri. Gamma Ray mengukur radioaktifitas natural di dalam batuan.
Elemen radioaktif utama adalah Potassium (K), Thorium (Th), dan Uranium (U). Potassium
dan Thorium biasanya ditemukan di shale dan Uranium biasanya berasal dari sumber radioaktif
yang lain.

Gamma Ray digunakan untuk Mengidentifikasi zona permeable Elemen radioaktif


memiliki kecenderungan terkonsentrasi di dalam shale yang memiliki sifat impermeable dan
radioaktif yang lebih sedikit berada di batuan karbonat dan batuan pasir. Korelasi kedalaman
,Gamma Ray digunakan untuk mengkorelasi kedalaman di dalam sumur yang sama untuk
cased-hole atau open hole logging. Identifikasi Lithologi, Dengan menggunakan gamma ray,
lithologi yang bisa dibedakan adalah shale atau bukan shale. Gamma Ray (GR) akan tinggu di
dalam shale sedangkan di reservoir minyak seperti sandstone dan limestone, GR akan terbaca
rendah karena leven radioaktif yang rendah. Dolomite dan conglomerates akan mamiliki
bacaan radioaktif yang rendah sampai sedang. Kandungan serpih (shale) pada suatu lapisan
batuan khususnya lapisan batubara dapat diketahui dengan menggunakan gamma ray log,
sebab kurva gamma ray tidak dipengaruhi oleh jenis kandungan maupun kekompakan batuan.
Sehingga besar kecilnya intensitas radioaktif yang diterima oleh detektor mencerminkan besar
kecilnya kandungan shale/clay yang ada dalam suatu lapisan batuan.

. Dengan asumsi bahwa selama lapisan batuan tidak mengandung mineral lain yang
bersifat radioaktif selain shale/clay. Gamma ray log memiliki beberapa respon empiris non
linier yang sebaik respon linier. Respon non linier didasarkan pada area geografi dan umur
formasi batuan. Semua hubungan non linier lebih diharapkan menghasilkan sebuah nilai
volume shale yang lebih rendah daripada hasil dari persamaan linier.

Prinsip pengukuran gamma ray log adalah pere kaman radioaktivitas alami bumi.
Radioaktivitas gamma ray berasal dari unsur-unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu
Uranium – U, Thorium – Th, dan Potasium – K, yang secara continue memancarkan sinar
gamma dalam bentuk pulsa – pulsa energi radiasi tinggi. Sinar Gamma ini mampu menembus
batuan dan dideteksi oleh sensor sinar gamma yang umumnya berupa detektor sintilasi. Setiap
GR yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter yang direkam
adalah jumlah dari pulsa yang tercatat per satuan waktu (sering disebut cacah GR). Log density
merupakan suatu tipe log porositas yang mengukur densitas electron suatu formasi. Prinsip
kerja log density yaitu suatu sumber radioaktif dari alat pengukur di pancarkan sinar gamma
dengan intensitas energi tertentu menembus formasi/batuan. Batuan terbentuk dari butiran
mineral, mineral tersusun dari atom-atom yang terdiri dari proton dan elektron

15
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan satu mengenai pengenalan alat-alat dapat dapat ditarik


beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1 Borehole Environtment yaitu merupakan suatu gambaran dimana lumpur

memasukki lubang bor dan terbentuknya mud cake pada zona permeable.

2. Prinsip dasar log gamma ray yaitu melakukan pengukuran tangka


radioaktivitas alami bumi, yang digunakan untuk menentukan sand atau shale yang terdapat
pada formasi.

3. Logging merupakan metode yang dilakukan untuk memperoleh data


rekaman sumur pemboran yang lebih detil yang digambarkan dalam bentuk kurva-kurva dari
nilai parameter petrofisika.

4. . Log Porositas terdiri dari Log Density, Log Neutron, dan Log Sonic.

5. Flushed Zone, merupakan zona yang terdekat dengan lubang bor, pada
zona ini fluida pemboran menginvasi keseluruhan dari zona ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Sitaresmi:Ratnayu.2019. Diktat Petunjuk Praktikum Penilaian Formasi.

Jakarta: Universitas Trisakti

2. Nugrahanti, Asri, dan Sumantari, R., 2014, Penilaian Formasi 1, Jakarta: Univesitas
Trisakti

3. . https://www.academia.edu/8262073/Teori_Dasar_Logging_Geofisika_

( Diakses pada 27 maret 2022)

4. https://media.neliti.com/media/publications/170837-ID-analisis-penentuan-
zona-produktif-dan-pe.pdf

( Diakses pada 27 maret 2022)

5. https://core.ac.uk/download/pdf/77623171.pdf

(Diakses pada 27 maret 2022 )

17
LAMPIRAN A

TUGAS INTERNET

18
NATURAL GAMMA RAY LOG

Prinsip pengukuran gamma ray log adalah pere kaman radioaktivitas alami bumi.
Radioaktivitas gamma ray berasal dari unsur-unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu
Uranium – U, Thorium – Th, dan Potasium – K, yang secara continue memancarkan sinar
gamma dalam bentuk pulsa – pulsa energi radiasi tinggi. Sinar Gamma ini mampu menembus
batuan dan dideteksi oleh sensor sinar gamma yang umumnya berupa detektor sintilasi. Setiap
GR yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter yang direkam
adalah jumlah dari pulsa yang tercatat per satuan waktu (sering disebut cacah GR).

Log density merupakan suatu tipe log porositas yang mengukur densitas electron suatu
formasi. Prinsip kerja log density yaitu suatu sumber radioaktif dari alat pengukur di pancarkan
sinar gamma dengan intensitas energi tertentu menembus formasi/batuan. Batuan terbentuk
dari butiran mineral, mineral tersusun dari atom-atom yang terdiri dari proton dan elektron.
Partikel sinar gamma bertumbukan dengan elektronelektron dalam batuan. Akibat tumbukan
ini sinar gamma akan mengalami pengurangan energi (loose energy). Energi yang kembali
sesudah mengalami benturan akan diterima oleh detektor yang berjarak tertentu dengan
sumbernya. Kandungan komponen kuarsa, seperti kuarsa yang berbutir halus dapat
memberikan efek yang sangat besar dalam pembacaan density log. Hal tersebut dapat
menyebabkan porositas semu batubara akan menurun sedangkan Semakin lemahnya energi
yang kembali menunjukkan semakin banyaknya elektronelektron dalam batuan, yang berarti
semakin banyak/padat butiran/mine.

Gamma ray log memiliki beberapa respon empiris non linier yang sebaik respon linier.
Respon non linier didasarkan pada area geografi dan umur formasi batuan. Semua hubungan
non linier lebih diharapkan menghasilkan sebuah nilai volume shale yang lebih rendah daripada
hasil dari persamaan linier. Karena daerah penelitian berada pada batuan zaman tersier. Prinsip
dasar log gamma ray itu bisa dijelaskan seperti halnya logging yang lain yakni pengukuran log
gamma ray dilakukan dengan menurunkan instrument log gamma ray ke dalam lubang bor dan
merekam radiasi sinar gamma untuk setiap interval tertentu. Umumnya interval perekaman
gamma sebesar 0.5 feet. Dikarenakan sinar gamma bisa menembus logam dan semen, maka
logging gamma ray bisa dilakukan di lubang bor yang sudah dipasang casing ataupun sudah
dilakukan cementing. Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma karena casing dan semen, akan
tetapi energinya masih cukup kuat untuk mengukur sifat radiasi gamma di dalam formasi
batuan di sampingnya. Seperti yang disebutkan di atas bahwa gammar ray log mengukur radiasi
gamma yang dihasilkan oleh unsur-unsur radio aktif seperti Uranium, Potassium Thorium dan
Radium.

19
LAMPIRAN B
HASIL PENGAMATAN

20
Seperti yang disebutkan di atas bahwa gammar ray log mengukur radiasi gamma yang
dihasilkan oleh unsur-unsur radio aktif seperti Uranium, Potassium Thorium dan Radium.

Prinsip dasar log gamma ray itu bisa dijelaskan seperti halnya logging yang lain yakni
pengukuran log gamma ray dilakukan dengan menurunkan instrument log gamma ray ke dalam
lubang bor dan merekam radiasi sinar gamma untuk setiap interval tertentu. Umumnya interval
perekaman gamma sebesar 0.5 feet.

Dikarenakan sinar gamma bisa menembus logam dan semen, maka logging gamma
ray bisa dilakukan di lubang bor yang sudah dipasang casing ataupun sudah dilakukan
cementing. Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma karena casing dan semen, akan tetapi
energinya masih cukup kuat untuk mengukur sifat radiasi gamma di dalam formasi batuan di
sampingnya.

Seperti yang disebutkan di atas bahwa gammar ray log mengukur radiasi gamma yang
dihasilkan oleh unsur-unsur radio aktif seperti Uranium, Potassium Thorium dan Radium.
Dengan demikian besaran log gamma ray yang terdapat didalam rekaman merupakan jumlah
total dari radiasi yang dihasilkan oleh semua unsur radioaktif yang ada di dalam batuan. Untuk
memisahkan jenis-jenis bahan radioaktif yang berpengaruh di dalam bacaan gamma ray
dilakukan gamma ray spectroscopy.

Unsur radioaktif di umumnya banyak terbisa di dalam shale dan sedikit sekali terbisa
dalam sandstone, dolomite, limestone coal, gypsum, dan lain-lain. Oleh karena itu shale akan
memberikan respons gamma ray yang sangat penting dibandingkan dengan batuan lainnya.
Dalam prakteknya bekerja di cekungan dengan lingkungan pengendapan fluvio-deltaic maka
umumnya terbisa sistem perlapisannya terdiri dari sandstone atau shale (sand-shale interbeds).
Oleh sebab tu log gamma ray ini akan sangat membantu dalam proses evaluasi formasi.

Interpretasi Litologi digunakan untuk mendapatkan hasil yang tepat dan akurat. Log
Gamma ray harus dikombinasikan dengan data lainnya seperti Log resistivitas dan Log
spontaneous. Dalam perekaman data Gamma ray, lapisan batupasir akan ditunjukkan oleh
relatif API rendah sedangkan lapisan Serpih akan ditunjukan dengan API tinggi. Oleh karena
gamma ray selalu lebih besar sengan penunjukan grafik ke kanan, oleh sebab itu grafik kurva
yang menunjukan ke kanan ini mengartikan penyerpihan dari di kurva yang ke kiri.

21

Anda mungkin juga menyukai