Anda di halaman 1dari 6

1

1. Dasar Teori
Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silikat cair liat, pijar,
bersifat mudah bergerak yang kita kenal dengan nama magma. Penggolongan batuan beku
dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu:
1. Berdasarkan genetik batuan
2. Berdasarkan senyawa kimia yang terkandung
3. Berdasarkan susunan mineraloginya.
Batuan Beku dapat dibagi menjad i:
A. Batuan Beku Ekstrusif
Batuan beku sebagai hasil pembekuan magma yang keluar di atas permukaan bumi baik
di darat maupun di bawah muka air laut. Pada saat mengalir di permukaan massa tersebut
membeku relatif cepat dengan melepaskan kandungan gasnya. Oleh karena itu sering
memperlihatkan struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler). Magma yang keluar
di permukaan atau lava setidaknya ada 2 jenis: Lava Aa dan Lava Pahoehoe. Lava Aa
terbentuk dari massa yang kental sedangkan lava Pahoehoe terbentuk oleh massa yang
encer.
B. Batuan Beku Intrusif
Batuan hasil pembekuan magma di bawah permukaan bumi. Ukuran mineralnya kasar,
> 1 mm atau 5 mm. Magma yang mengintrusi di kerak pada kedalaman yang dangkal (<1
km) sering disebut sebagai intrusi hipabasal. Sedangkan istilah pluton digunakan untuk
tubuh intrusi yang lebih besar dan lebih dalam.
1. Berbentuk tidak teratur dengan dinding yang curam dan tidak diketahui batas
bawahnya. Yang memiliki penyebaran > 100 km2 disebut batolith, yang kurang dari
100 km2 dikenal dengan stock sedangkan yang lebih kecil dan relatif membulat
disebut boss. Ketiganya merupakan peristilahan dalam batuan plutonik.
2. Intrusi berbentuk tabular yang memotong struktur setempat (diskordan) disebut
dyke/korok sedangkan yang konkordan mengikuti bidang perlapisan disebut sill atau
lacholit kalau cembung ke atas, sedangkan jika cembung ke bawah pada bagian
atasnya disebut sebagai lopolith.
3. Intrusi berdimensi kecil dan membulat sering dikenal dengan intrusi silinder atau
pipa.

2
1.1 Magma

Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah bersifat
mobile, bersuhu antara 900 ° - 1200 °C atau lebih dan berasal dari kerak bumi bagian
bawah atau selubung bumi bagian atas (F.F. Grouts, 1947; Tumer dan verhogen 1960, H.
Williams, 1962). Dalam Dally (1933), Winkler (1957), Vide W. T. Huang (1962),
berpendapat bahwa magma asli (primer) bersifat basa yang selanjutnya akan mengalami
proses diferensiasi menjadi magma yang bersifat lain.

Komposisi kimiawi magma dari contoh batuan-batuan beku terdiri dari :

a. Senyawa-senyawa yang bersifat non-volatil dan merupakan senyawa oksida dalam


magma. Jumlahnya sekitar 99% dari seluruh isi magma, sehingga merupakan mayor
element, terdiri dari SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, CaO, Na2O, K2 O, TiO2,
P2O5.

b. Senyawa volatil yang banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari fraksi-fraksi
gas CH4, CO2, HCl, H2S, SO2 dsb.

c. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element) dan merupakan minor
element seperti Rb, Ba, Sr, Ni, Li, Cr, S dan Pb.

1.2 Evolusi Magma


Magma dapat berubah menjadi magma yang besifat lain oleh prosesproses sebagai
berikut:

a. Hibridasi, merupakan pembentukan magma baru karena pencampuran dua magma


yang berlainan jenisnya.
b. Sinteksis, merupakan pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan
batuan samping.
c. Anateksis, merupakan proses pambentukan magma dari peleburan batuan pada
kedalaman yang sangat besar.

Dari magma dengan kondisi tertentu ini selanjutnya mengalami differensiasi magma.
Differensiasi magma ini meliputi semua proses yang mengubah magma dari keadaan awal
yang homogen dalam skala besar menjadi massa batuan beku dengan komposisi yang
bervariasi.

3
Proses diferensisai magma meliputi:

a. Fractional Crystallization

b. Crystal Settling/Gravitational Settling

c. Liquid Immisibility

d. Crystal Flotation.

e. Vesiculation

f. Diffusion

Gambar 1.2 Proses Difrensiasi Magma

4
Gambar 2. Tata cara pendeskripsian batuan beku

5
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM SUMBER DAYA MINERAL
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2024

DESKRIPSI BATUAN
Sketsa Batuan Foto Batuan
Handsample
Biotite
Feldspar
Quartz Epidote
Hornblend

Magnetite
2cm Perbesaran Loupe 10x
Chlorite

Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediet

Warna : Warna Segar, Abu-abu kehijauan


Warna Lapuk, Coklat kemerahan
Struktur : Masif

Tekstur : Derajat Kristalisasi : Holokristalin


Granularitas : Fanerik Sedang ( 1-5 millimeter)
Bentuk Kristal : Euhedral
Hubungan antar kristal : Equigranular

Komposisi : Mineral Primer : Plagioklas 38%, Hornblend 37%, Biotit 12%, Kuarsa 3%
Mineral Sekunder : Epidot ubahan dari plagioklas, Klorit ubahan dari mineral mafik
Mineral Tambahan : Magnetite 10%
Petrogenesa : Batuan ini terbentuk di dalam permukaan bumi di cirikan dengan kristal yang terbentuk secara sempurna (Euhedral),
dan memiliki komposisi intermediet (plagioklas,hornblend,biotit,dan sedikit kuarsa), juga di temukan adanya
mineral magnetite sebagai mineral tambahan dalam pembekuan magma, pada saat batuan ini sudah terbentuk ada
secondary proses yang mempengaruhi batuan ini sehingga di temukan mineral-mineral ubahan berupa epidote hasil
ubahan dari plagioklas dan klorit ubahan dari mineral mafik, di duga proses kedua yang mempengaruhi batuan ini
adalah proses hidrotermal

Nama Batuan : Diorit ( Batuan Beku Intermediate)

Nilai Nama : Tim Asisten Petrologi 23.1 Paraf


: 2024
100
Nim
Pertemuan ke & Acara : 1 (Asistensi)
Hari/ Tanggal : Minggu 10 Maret 2024 Tim Asisten Petrologi

Anda mungkin juga menyukai