Anda di halaman 1dari 6

Tugas praktikum petrografi

“klasifikasi batuan beku intermediet”

Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah praktikum petrografi
Program Studi Sarjana Teknik Gologi
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Oleh:
Kafi akbar
072.16.018

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2020
Abstract

Pendahuluan:  Analisis  tekstur  dan  komposisi  menggunakan  instrumen  MastCam  [1]  dan 
ChemCam  [2,3]  telah  mengidentifikasi  total  53  target  beku  masif  (tidak  berlapis). Ini  berkisar  dari 
target  mafik  di  mana  feldspars  membentuk  kurang  dari  50%  dari  batuan  sampai  sampel  felsic  di 
mana  feldspars  adalah  mineral  dominan. Batuan  ini  telah  digambarkan  sebagai  mengapung  di 
Bradbury  Rise  [4]  dan  sepanjang  melintasi  hingga  sol  800.  Karya  ini  menyajikan  klasifikasi  dari  53 
target  berapi  ini. Sebuah  abstrak  pendamping  [5]  berfokus  lebih  detail  pada  sepuluh  target  paling 
kaya  dan  alkali  feldspar. Metodologi:  Tekstur  telah  dinilai  menggunakan  gambar. Kamera MastCam 
dan  RMI  memungkinkan  perbedaan  distribusi  bentuk  butir. Butiran  terkecil  yang  terlihat  dilihat  oleh 
RMI  mengkoreksi  hingga  95 μm pada 2,4 m atau 140 μm pada 3,6 m. MastCam sangat berguna juga 
untuk  memberikan  gambar  dan konteks warna. Analisis LIBS ChemCam menggunakan jejak analisis 
300-500  μm  untuk  sampel  target  di  beberapa  lokasi  (11520 spektrum diambil pada> 384 poin untuk 
53  target  ini). Analisis  komponen  independen  (ICA)  digunakan  untuk  menilai  heterogenitas  lateral 
antara  titik  yang  berbeda dalam raster pada target batuan yang diberikan, serta variasi kimia dengan 
kedalaman  dalam  urutan  tembakan  [6]. Kuantifikasi  rasio  elemen  kunci  dari  karakteristik  spektral 
target  dilakukan  oleh  analisis  univariat  [7]  yang  memperoleh  estimasi  kuantitatif  dari  area  puncak 
garis  LIBS  yang  dipilih  dengan  baik  menggunakan  target  kalibrasi  di  papan  (CCCT)  [8]. Dengan 
demikian  ChemCam  menawarkan  kesempatan  pertama  untuk  menilai  keanekaragaman  mineralogi 
pada  skala  ukuran  butir  dan,  dari  sini,  keanekaragaman  litologi. Morfologi  dan  tekstur  batuan: 
Sebagian  besar  batuan  mengapung  atau  membentuk  klast  pada  konglomerat  (Gbr.1). Beraneka 
ragam,  warnanya  mulai  dari  abu-abu  gelap  hingga  terang  dengan  banyak  batu  segi  karena  erosi 
angin. Dari  morfologi  dan  teksturnya,  lima  kelompok  telah  diidentifikasi  dengan  jelas  [9]  dan 
dicantumkan  dalam  Tabel  1:  (1)  batuan  aphanitik  /  phaneritik  gelap  dengan  sedikit  mikrolit 
kencang. Beberapa  dari  mereka  mengkilap  tanpa  butiran  penglihatan  dan  dengan  fraktur  konkoid 
(21  batu-Gambar  1a),  (2)  batuan  porfiritik  dengan  fenocryst  euhe-dral  bernada  ringan  (hingga  20 
mm)  yang  dipasang  di  mesostasis  gelap  (9  batu  -Gambar  1b), (3) batu leukokrat tanpa butiran yang 
terlihat,  kadang-kadang  membentuk  atau  membentuk  lempengan  yang  tertutup  oleh  debu  (6  batu 
-Gambar  1c),  (4)  batu  gelap  baik  halus  (<1mm)  atau  berbutir  kasar  (> 1mm)  dengan  jumlah  yang 
sama  dari  crys-tals  equigranular  gelap  dan  terang  (8  batu  -  Gbr.  1d),  (5)  leucocrate  berbutir  kasar 
kasar  (>  4mm)  baik  batu  purba  atau  tebal; nanti  tidak  akan  digunakan  untuk  kimia  mereka  (9  batu 
-Gambar. 1e).
Batuan beku intermediete

Batuan beku intermediate adalah batuan yang mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
warnanya agak gelap. Terbentuk langsung dari pembekuan magma dimana proses pembekuan
berada di daerah pipa gunung api, tidak jauh dibawah permukaan bumi. Komposisi dan
presentase secara umum dari mineral pembentuk batuannya adalah plagiokls, mineral mafis,
juga mengandung SiO2. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silica antara 52%-66
%.Contohnya Andesit dan Syenit.
Batuan beku di Indonesia
Batuan beku di Indonesia didominasi oleh batuan beku Granitoid ,karena tatanan
tektoniknya yang berada pada zona subduksi. Tatanan tektonik ini menyebabkan magma
berdiferensiasi sehingga berkom posisi sebagai intermediate dan asam.Namun bukan berarti
batuan beku basaltic tidak ada, kebanyakan batuan beku basaltic sudah terubah oleh proses
metamorfisme sehingga menjadi tidak dominan.

Batuan Beku Pulau Jawa​


a. Pembentukan Pulau Jawa
Batuan dasar(Basement) di Pulau Jawa terbentuk antara tahun 70-35 juta tahun
sebelum masehi. Batuan dasar tersebut tersusun oleh batuan malihan (matamorfik), serta
batuan beku. Batuan dasar di Jawa barat lebih tua jika dibandingkan dengan batuan di Jawa
Tengah dan Jawa timur karena basement (batuan dasar) di Jawa Timur tebentuk pada
tahap-tahap akhir setelah ditubruk lempeng Australia dan numpuk-numpuk membentuk
basement di Jawa Timur.

Pada 20 juta tahun sebelum masehi, zona tubrukan lempeng Australia dengan lempeng
Asia terkunci dan menyebabkan menunjamnya lempeng Australia dibawah lempeng Asia.
Penunjaman ini berlangsung hingga sekarang dan menyebabkan munculnya gunung-gunung api
disebelah barat Pulau Sumatra dan juga sebelah selatan Pulau Jawa. Padasaat itu Jawa Tengah
dan Jawa Timur berupa lautan, jika dilihat di selatan Pulau Jawa banyak dijumpai gunung
gamping. Gamping itu dulunya adalah terumbu karang yang hidup dan berada di laut.
Dengan begitu dapat diketahui bahwa pegunungan selatan Jawa, termasuk batu gamping di
Wonosari itu, dahulunya adalah berupa lautan.
Pulau Jawa pada umumnya memiliki batuan berumur Tersier dan Pratersier, batuan
pratersier tersingkap di Luh Ulo, yaitu berupa batuan basaltic: Gabro, diabas, serpentinit dan
peridotit. Selain itu juga terdapat intrusi granitoid yang mendorong munculnya batuan dengan
komposisii ntermediet yaitu andesit tua. Penjelasan lebih lanjut mengenai batuan-batuan
pembentuk pulau jawa adalah sebagai berikut :
1. BASALTIK
Gabro :
Batuan Gabbro berwarna gelap, mempunyai bentuk ukuran butir serabut dari proses
intrusive dan merupakan batuan beku akibat proses plutonic sepertigranit, hanyasaja batuan
gabbro mempunyai kandungan silica yang lebih rendah dan tidakm engandung mineral kuarsa,
alkali feldspar dan hanya mengandung mineral plagioklas yang sering dijumpai berwarna gelap
dengan kandungan kalsium yang tinggi. Mineral mineral gelap lainnya yang sering terdapat
pada batuan ini adalah amphibole, pyroxene dan kadang kadang juga biotite, olivine,
magnetite, ilmenitedan apatite. Proses erupsi yang dialami gabbro sama seperti dengan yang
dialami batuan Basalt. Mineral-mineral utama pembentuk batuan Gabbro adalah hornblende,
magnetite dan mineral mineral terang dari plagioklas. Gabbro adalah nama sebuah kota di
Tuscany, Italia.

Diabase
Batuan Diabas ini terbentuk dari magma yang menerobos hingga dekat ke permukaan.
Ciri-ciri dari Diabas:
• Batuan beku berwarna abu-abu
• Berbutir sedang
• Mineral piroksendan plagioklas berbentuk seperti jarum yang saling bersilangan

Serpentinit :
Batuan Serpentinit merupakan batuan metamorf yang terbentuk dari mineral serpentin
akibat perubahan basalt dasar laut yang bertekanan tinggi pada temperature rendah. Mineral
serpentin tergolong dalam kelas mineral Silikat yaitu Phyllosilicates. Batuan Serpentinit sering
digunakan untuk batu hias dan dipakai untuk industri mineral. Batuan ini banyak ditemukan di
Negara Swedia, Italia, Rusia, di wilayah California, dan pertambangan Norberg.

Peridotit :
Peridotit adalah batuan beku ultra basa Plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan
magma berkomposisi Ultra basa pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi.merupakan
Suatu batuan ultramafic yang memiliki butiran kasar dengan suatu tenunan crystallkine,
merupakan karakteristik dari kerak samudra bagian bawah dan pembentukan jenis batuan
dengan prinsip the upper mantel. Mineral penyusun Peridotite sebagian besar terdiri olivine
dan pyroxene.

2. INTERMEDIET
Andesittua :
Formasi Andesit Tua tersusun oleh breksi andesit, tuf, tuflapili, konglomerat, dan sisi
panaliran lava andesit. Komposisi lava terutama terdiri dari andesit hiper tendan andesit
augit–hornblende.
Tuff :Merupakan batuan piroklastik yang terbentuk dari material vulkanik klastik
yang dihasilkan dari serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung
api. Yang memiliki ukuran butir Debu halus–kasar(<0,04 mm). Biasanya dapat
dijumpai efek bakar yang merupakan cirri dari batuan piroklastik.
Tuff Lapili : Piroklastik yang berukuran kacang sampai buah kenari (2 sampai 64
mm). Mereka sering terlihat seperti abu. Padaletusan yang kaya air, abu menjadi
tambah basah membentuk bidang-bidang yang bulat.

Konglomerat:
Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang
berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari
2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batu pasir dan diperkuat &
dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk
menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada system sungai dan pantai.

Batuan Beku Daerah Papua


Papua: batuan beku pada daerah ini berupa plutonic granitic rock yang terdapat pada
daerah kepala burung. Batuan beku pada daerah ini berumur Late Permian dan Early Triassic.
(Hamilton, 1979) diantaranya adalah granit, diorit, granodiorit, syenodiorit, danmonzonit.
Selain itu juga terdapat batuan basaltik hasil dari prose’s magmatisme kerak samudera
pasifik berupa basalt dan gabbro di utara papua. Penjelasan lebih lanjut tentang batuan beku di
daerah Papua adalah sebagai berikut :

1.ASAM
Granit :
Granit adalah batuan beku plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma
berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi. Umumnya bersifat massif
dan keras, berteksrur porfiritik, terdiri atas mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, dan
hornblende. Berwarna abu-abu berbintik hijau dan hitam, kehijau-hijauan dan
kemerah-merahan.merupakan batuan beku dalam yang mempunyai kristal-kristal kasar.

Diorit :
Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang Terbentuk dari hasil
peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone. Biasanya diproduksi
pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran (subduction
sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar
berupa batholiths (banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada
permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar andesite.

Granodiorit :
Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan untuk pengeras jalan,
pondasi, dan lain-lain. Granodiorit banyak terdapat di alam dalam bentukbatolit, stock, sill
danretas.

2. BASALTIK
Basalt :
Basalt adalah batuan beku vulkanik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma
berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Umumnya bersifat massif dan
keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan
mineral hitam

Gabro :
Gabro adalah batuan beku dalam, umumnya berwarna hitam,
mineralnya berbutir
kasar hingga sedang, berat jenisnya 2,9-3,21.Komposisi dan persentase mineral pembentuknya
adalah :Plagioklas ( labradorit atau bitownit) 70 – 45 %, mineral mafis 25 – 50
%.

Anda mungkin juga menyukai