2.1.8 Hotspot
Hotspot adalah lokasi di permukaan bumi tempat kolom magma stasioner,
yang berasal jauh dari dalam mantel (mantle plume), yang telah perlahan-lahan naik
ke permukaan dan membentuk gunung berapi. Karena mantle plume rupanya tetap
stasioner (walaupun beberapa bukti menunjukan bahwa mereka mungkin tidak)
dalam mantel sementara piring bergerak ke atasnya, hotspot yang dihasilkan
meninggalkan jejak gunung berapi yang semakin punah dan semakin tua disebut
aseismic ridges yang merekam pergerakan lempeng (Noor, 2014)
2.1.9 Mid Oceanic Ridge
Mid Oceanic Ridges adalah fitur tektonik yang paling menonjol di Bumi.
Jikatidak ditutupi dengan air, pegunungan akan terlihat dari Bulan. Mid
oceanic ridges pada dasarnya adalah rekahan besar yang pecah, fitur besar yang
umumnya lebih lebarnya 1.500 km (lebar dari negara bagian Texas), dengan puncak
naik 3 km di atas dasar laut di sekitarnya.
Sebutan mid oceanic ridge adalah istilah umum untuk sistem gunung bawah
laut yang terdiri dari berbagai pegunungan, biasanya memiliki lembah yang dikenal
sebagai keretakan berjalan sepanjang tulangnya, dibentuk oleh lempeng tektonik.
Pegununggan ini berupa rangkaian pegunungan memanjang di dasar samudra dengan
puncak hingga mencapai 3000 m diatas langit samudra. Lebar mencapai 2000-2400
km dengan puncak tertinggi terletak pada kedalaman 1500-2000 m (Coleman, 1977)
2.1.10 Ocean Plate Stratigraphy
Kerak samudera terdiri dari empat lapisan utama: (1) sedimen laut dalam,(2)
basal bantal, (3) sheeted dikes, dan (4) gabro. Meskipun kerak samudera jauh lebih
sulit dipelajari daripada kerak benua karena terletak jauh di bawah lautan,
penyelidikan seismik dasar laut memungkinkan ahli geologi untuk memahami
struktur internal dan komposisi kerak samudera. Pemahaman ini sangat ditingkatkan
dengan studi langsung dari dasar lautdi zona fraktur, dengan studi lapangan fragmen
kerak samudera yang ditusukkan ke benua (ophiolites), dan oleh studi Islandia,
bagian aktif dari oceanic ridges. Untungnya, banyak fragmen kerak samudera kuno,
dengan empat lapisannya didorong di benua. Di sini, ahli geologi dapat mempelajari
struktur kerak bumi dan jenis batuan, mendapatkan informasi yang diperlukan untuk
menafsirkan sifat dan asallapisan seismik yang dijelaskan di atas. Fragmen-fragmen
kerak samudera purba ini adalah dikenal sebagai ophiolites (secara harfiah "snake
rock") karena beberapa kesamaan dengan batuwarna dan tekstur kulit ular.
2.2.8 Dunit
bawah permukaan bumi sehingga tidak memiliki massa dasar gelas. Warna
hijau tua gelap yang dimiliki batuan ini diakibatkan dari pembentukannya
yang sangat dalam dengan kandungan silika yang sangat sedikit sekali dan
tersusun oleh mineral mafik seperti olivin dan piroksen, hal itu membuat
batuan ini tergolong kedalam batuan beku plutonik ultra basa.
Peridotit memiliki fungsi sebagai bahan bangunan yaitu untuk
pembuatan lantai ataupun ornamen dinding yang mengandung estetika tinggi.
Peridotit juga memiliki tingkat kekerasan dan daya tahan yang cukup tinggi
sehingga dapat dijadikan perhiasan. Batuan ini biasanya dapat ditemukan di
Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Tengah.
2.2.10 Gabbro
komposisi plagioklas yang kaya akan kalsium dan piroksen dengan sedikit
kandungan olivine dan amphibole.
Batuan gabbro merupakan batuan beku basa plutonik dimana
pembekuannya terjadi di dalam permukaan bumi (intrusive). Terbentuk dari
proses pembekuan magma pada suhu sekitar 1100oC – 900oC yang terbentuk
jauh di dalam kulit bumi, gabbro terbentuk di kerak samudera pada
kedalaman yang cukup dalam dengan kecepatan pendingin yang relatif
lambat. Gabbro mempunyai komposisi kimia basa yaitu karena kandungan
silica tersusun sebesar 45% - 52%. Batuan ini umumnya mempunyai tekstur
rata-rata equigranular, memiliki ukuran butir yang relatif seragam karena
mineraknya terbentuk di awal (masih di dalam permukaan bumi). Gabbro
umumnya bersifat massif karena magma pembentuknya tidak menunjukkan
adanya jejak aliran, gas yang keluar, atau tidak menunjukkan fragmen batuan
lain yang tertanam di tubuhnya.
Pengolahan dan pemanfaatan gabbro serupa dengan pengolahan dan
pemanfaatan granit. Karena gabbro mempunyai warna yang relatif lebih
gelap dibandingkan dengan granit, apabila akan dipergunakan untuk lantai
atau ornamen dinding, sebaiknya dipasang ditempat yang terang agar
menimbulkan kesan estetika tinggi. Keterdapatan batuan gabbro antara lain di
Kabupaten Manufahi, Daerah Hilimahu, Laelo, Manatuto ; Kalimantan
Tengah: Daerah Tengkiling ssebelah barat Palangkaraya (Sukandarrumidi,
2009).
2.2.11 Basalt
2.2.12 Diabas
DAFTAR PUSTAKA
Coleman Robert G. 1977. Ophiolites, Ancuent Oceanic. Springer verlag Berlin,
New York
Danisworo. 2014. Minerologi dan Petrologi. Yogyakarta: UPN “Veteran”
Yogyakarta
Irawan, Bambang, dkk. 2019. Lingkungan Abiotik. Jilid 2. Airlangga University
Monica, Price. 2005. Rock and Minerals. New York : Simon and schuter’s.inc.
Noor, Djauhari. 2014. Penghantar Geologi. Bogor: Graha Ilmu
Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Indistri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Pellant, Chris. 1992. Rocks and Minerals. Dorling Kindersley Publishing