BAB IV
BATUAN SEDIMEN KLASTIK
4.1 Dasar Teori
4.1.1 Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat litifikasi bahan
rombakan batuan asal maupun hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil
kegiatan organisme. Dibandingkan dengan batuan beku, batuan sedimen hanya
merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya merupakan 5% dari
seluruh batuan-batuan yang terdapat di kerak bumi. Dari jumlah 5% ini, batu
lempeng adalah 80%, batu pasir 5%, dan batu gamping kira-kira 80%. Kenampakan
yang paling menonjol dari jenis batuan sedimen adalah perlapisan, struktur internal
dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak kristalin, mengandung fosil dan
masih banyak lagi. Batuan sedimen kristalin, umumnya monnomieralik dan
tergolong ke dalam batuan sedimen non klastik seperti rijang, kalsit, gypsum, dan
lain sebagainya.
6.1.2 Penggolongan dan Penamaan
Berbagai pengolongan dan penanaman batuan sedimen telah dikemukakan
oleh para ahli, baik berdasarkan genetis maupun deskriptif. Secara genetis
disimpulkan dua golongan (Pettijhon, 1975 dan W. T, Huang, 1962 dalam
Suharwanto, 2018).
a. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik adalah batua sedimen yang terbentuk dari
pengendapan kembali detritus atau batuan asal. Batuan asal dapat berupa
batuann beku, metamorf, dan sedimen. Fragmentasi batuan asal tersebut
dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi) maupun kimiawi
(dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan
pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mengalami
diagenesa, yakni proses perubahan – perubahan yang berlangsung pada
temperature rendah didalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Ini
merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras.
1. Kompaksi sedimen
Yakni termampatkannya butir sedimmen satu terhadap yang lain
akibat tekanan dari beban di atasnya. Disini volume sedimen
berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang lainnya
menjadi rapat.
2. Sementasi
Yakni turunnya material – material di ruang antar butir sedimen dan
secara kimiawi mengikat butir – butir sedimen satu dengan yang lain.
Sementasi makin efektif bila derajat kelulusan larutan (permeabilitas
relative) pada ruang antar butir makin besar. Berkristalisasi yakni
pengkristalan kembali suatu larutan kimia yan berasal dari pelarutan
material sedimen selama diagenesa atau jauh sebelumnya.
Rekristalisai sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.
3. Autogenesis
Yakni terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesis, sehingga
mineral baru tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen.
Mineral autogenik ini yang umum diketahui sebagai karbonat, silika,
klorit, dan lainnya.
4. Metasomatisme
Yakni pergantian mineral sedimen oleh berbagai mineral autogenik,
tanpa mengurangi volume asal. Contohnya dolomitasi sehingga dapat
merusak bentuk suatu batuan karbonat atau fosil.
b. Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga
dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi
langsung atau reaksi organik.
4.1.3 Klasifikasi Porositas
c. Pelapukan biologi
Proses hancurnya batuan karena kegiatan makhluk hidup. Biasanya
disertai oleh pelapukan kimia. Contohnya, batu yang hancur karena
ditumbuhi oleh lumut, dan tanaman lain, atau batu berlubang karena
dilubangi oleh semut.
4.1.5 Aquifer, Aquitar, Aquiklud, Aquifluk
1. Akuifer (lapisan pembawa air atau lapisan permeable)
Adalah lapisan pembawa air, lapisan batuan ini mempunyai susunan
sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air yang cukup
berarti di bawah kondisi lapang. Batuan dari akuifer ini bersifat permeable,
contah batuan permeable adalah pasir, kerikil, batu pasir yang retak-retak
batu gamping yang berlubang-lubang.
2. Akuiklud (lapisan kedap air atau lapisan impermeable)
Adalah lapisan batuan yang jenuh (dapat menyimpan air) tetapi tidak dapat
meloloskan air dalam jumlah yang berarti. Contoh lempung, shale, tuf halus,
silt dan berbagai batuan yang berstruktur lempung.
3. Akuifug (lapisan kebal air)
Adalah lapisan batuan yang tidak dapat menyimpan air, dan meloloskan air.
Contoh granit dan batuan yang kompak dan padat
4. Akuitar
Adalah lapisan atau formasi batuan yang dapat menyimpan air tetapi hanya
dapat meloloskan air dalam jumlah yang yang terbatas. Misalnya, tampak
adanya rembesan atau kebocoran. Akuitar terletak di antara akuifer dengan
akuiklud.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Konglomerat
4.2.3 Batulanau
pengisi berkualitas rendah ketika bahan yang berkualitas tinggi tidak tersedia,
biasanya digunakan pada industry migas.
4.2.4 Batupasir
merupakan batuan yang berasal dari magma yang membeku pada suhu 600 oC –
900oC. Memiliki semen karbonat karena proses pembentukannya di bawah laut.
Disamping itu, kemungkinan juga mengendap di daerah yang banyak batu kapur.
Batu kapur larut dan bergabung dengan batupasir, sehingga batupasir berbuih saat
ditetesi HCl.
Batupasir memiliki banyak kegunaan dan manfaat. Kegunaan batupasir
banyak dimanfaatkan sebagai bahan industry konstruksi sebagai batu tembok,
batupasir hasil galian dapat dimanfaatkan juga sebagai material dalam pembuatan
gelas atau kaca. Batupasir digunakan sebagai bahan industri keramik atau industri
cat. Persebaaran batupasir di Indonesia terdapat di Jambi, Bengkulu, Riau, Sumatera
Selatan, Rembang, NTT, NTB, Kalimantan, dan Papua (Sukandarrumidi, 2009).
Kegunaan lain batupasir adalah sebagai aquifer air tanah. Aquifer adalah batuan yang
dapat menyimpan dan menyalurkan air tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Huang, Walter T. 1962. Petrology. San Fransisco: McGraw-Hill Inc
Mottana, Annibale dkk. 1988. Rocks and Minerals. New York: Simon & Schuter’s
Inc
Pellant, Christ. 1992. Rocks and Mineral. London: Dorling
Kindersley.
Suharwanto. 2018. Petunjuk Praktikum Mineralogi Petrologi. Yogyakarta: Lab.
Mineralogi Petrologi
Sukandarrumidi. 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press