Anda di halaman 1dari 7

Novani Rahayu Ramadhanti J.

114190074
PLNB3 (A)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini pembangunan di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Hal ini diiringi dengan semakin meningkatnya perkembangan dan kemajuan di bidang
industri. Perkembangan dan kemajuan di bidang industri tersebut akan memengaruhi
limbah yang dihasilkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas limbah. Limbah yang
dihasilkan oleh industri tersebut ada banyak macam nya, tetapi seluruh bentuk limbah
memiliki resiko sebagai penyebab pencemaran lingkungan, dan saat ini pencemaran
lingkungan banyak yang berakhir dengan kerusakan lingkungan itu menjadi suatu masalah
utama dalam pembangunan, terutama bagi manusia.Salah satu macam limbah yaitu limbah
cair, Limbah ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pencemaran air. Hal
ini merupakan suatu kondisi yang memiliki resiko tinggi, karena pencemaran pada air dapat
menjadi sumber utama terjadinya kontak manusia dengan senyawa beracun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja parameter-parameter yang tecemar akibat adanya limbah tekstil?
2. Bagaimana cara penanganan pencemaran limbah tekstil?
C. Tujuan
1. Mengetahui parameter apa saja yang tercemar akibat adanya limbah tekstil.
2. Mengetahui bagaimana cara penanganan pencemaran limbah tekstil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Limbah padat lebih dikenal dengan sampah,
yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila
ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan
anorganik.
Tekstil adalah bahan yang terbuat dari benang hasil pemintalan serat yang
kemudian ditenun, dirajut, atau dengan cara penyatuan serat berbentuk lembaran
menggunakan atau tanpa bahan perekat yang dipres.
Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian,
proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan,
pencetakan dan proses penyempurnaan. Larutan penghilang kanji biasanya langsung
dibuang dan ini mengandung zat kimia pengkanji pati, PVA, CMC, enzim, dan asam.
Proses-proses tersebut menghasilkan limbah cair dengan volume yang besar, pH bervariasi,
dan beban pencemaran yang tergantung pada proses dan zat kimia yang digunakan.
Pewarnaan dan pembilasan menghasilkan air limbah yang berwarna dan bahan-bahan lain
dari zat warna yang dipakai, seperti fenol dan logam.
Jenis-jenis limbah tekstil yang dihasilkan berupa logam berat terutama As, Cd, Cr,
Pb, Cu, dan Zn. Kemudian hidrokarbon terhalogenasi, pigmen, limbah asam, dan limbah
basa seperti ammonium hidroksida. Limbah buangan industri tekstil yang ada di
lingkungan dapat mencemari perairan dan dapat pula merusak ekosistem perairan. Zat
warna apabila dibuang ke perairan dapat menutupi permukaan badan air sehingga
menghalangi sinar matahari untuk masuk ke dalam perairan. Di samping mempunyai sifat
yang berbahaya bagi makhluk hidup terutama manusia, pencemaran limbah tekstil juga
dapat mengurangi nilai estetika badan air menjadi tidak nyaman untuk dipandang karena
airnya yang berwarna gelap. Nilai estetika suatu badan air juga menurun dengan timbulnya
bau yang tidak sedap karena badan air mempunyai kandungan oksigen yang sangat minim.
Penurunan atau hilangnya nilai estetika suatu badan air kan menurunkan nilai ekonomis
badan air, dan juga akan merugikan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitan
Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan perhitungan data
sekunder serta media literatur.
No Parameter River Wastewater River Wastewater Mixing
Discharge Discharge Quality Quality Concentration
(L/s) (L/s) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
1 BOD 1,4 114 1,41
2 COD 17,6 270 17,6178
3 TSS 7 0,8441 6,9996
4 Total 0,1236 <0,0095 0,1236
Phenol
5 Total 3980 0,28 <0,0048 187,9072 0,0132
Chromium
6 Ammonia 0,0413 <0,0043 0,0413
(NH3 as N)
7 Sulphide <0,0043 52 0,0037
(as S)
B. Data Penelitian

Qs = 3,98 m3/s = 3980 L/s


Ql = 0,28 L/s

1. BOD
3980 × 1,4 + 0,28 × 144
CC =
3980 + 0,28
= 1,41 mg/L
1,41 − 3
Eff = × 100%
1,41
= - 112,77 %
2. COD
3980 × 17,6 + 0,28 × 270
CC =
3980 + 0,28
= 17,6178 mg/L
17,6178 − 25
Eff = × 100%
17,6178
= - 41,902 %
3. TSS
3980 × 7 + 0,28 × 0,8441
CC =
3980 + 0,28
= 6,9996 mg/L
6,9996 − 50
Eff = × 100%
6,9996
= - 614,327 %
4. Total Phenol
3980 × 0,1236 + 0,28 × 0
CC =
3980 + 0,28
= 0,1236
0,1236 − 0,005
Eff = × 100%
0,1236
= 95,955 %
5. Total Chromium
3980 × 0 + 0,28 × 187,9072
CC =
3980 + 0,28
= 0,0132
0,0132 − 0,05
Eff = × 100%
0,0132
= - 278,789 %
6. Ammonium
3980 × 0,0413 + 0,28 × 0
CC =
3980 + 0,28
= 0,0413
0,0413 − 0,2
Eff = × 100%
0,0413
= - 384,262 %
7. Sulphide (S)
3980 × 0 + 0,28 × 52
CC =
2980 + 0,28
= 0,0037
0,0037 − 0,3
Eff = × 100%
0,0037
= - 8008,109 %

C Baku
Parameter campuran mutu % reduksi Keterangan
(mg/l) (mg/l)
Tidak perlu
BOD 1,41 3 - 112,766
diolah
Tidak perlu
COD 17,6178 25 -41,902
diolah
Tidak perlu
TSS 6,9996 50 -614,327
diolah
Total
0,1236 0,005 95,955 perlu diolah
Phenol
Total Tidak perlu
0,0132 0,05 -278,789
Chromium diolah
Ammonia Tidak perlu
0,0413 0,2 -384,262
(NH3 as N) diolah
Sulphide Tidak perlu
0,0037 0,3 -8008,109
(as S) diolah
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan perhitungan data sekunder yang telah diberikan bahwa terdapat
parameter yang masih perlu dioleh atau dalam kata lain tercemar oleh limbah tekstil, yaitu
total phenol, dimana baku mutu yang telah ditetapkan adalah sebesar 0,005 mg/l tetapi
yang dihasilkan adalah sebesar 0,1236 mg/l. Sedangkan untuk parameter lain masih aman
atau dibawah baku mutu atau tidak perlu diolah, diantarnya adalah BOD sebesar 1,41 mg/l
dengan baku mutu sebesar 3; COD sebesar 17, 6178 mg/l dengan baku mutu sebesar 25
mg/l; TSS sebesar 7 mg/l dengan baku mutu sebesar 50 mg/l; total chromium sebesar
0,0132 mg/l dengan baku mutu sebesar 0,05 mg/l; ammonia sebesar 0,0413 mg/l dengan
baku mutu sebesar 0,2 mg/l; dan yang terakhir adalah sulphide sebesar 0,0037 mg/l dengan
baku mutu sebesar 0,3 mg/l.
Upaya penanganan yang dapat dilakukan untuk memperkecil beban pencemaran
adalah dengan program pengelolaan air yang efektif dalam pabrik, penggantian dan
pengurangan pemakaian zat kimia, zat pewarna yang sedang dipakai akan menentukan sifat
dan kadar limbah proses pewarnaan. Pewarna dengan dasar pelarut harus diganti pewarna
dengan dasar air untuk mengurangi banyaknya fenol dalam limbah. Kemudian dengan
pengolahan limbah cair apabila limbah pabrik mengandung zat warna, karena aliran limbah
dari proses pencelupan harus dipisahkan dan diolah sendiri. Jika pabrik menggunakan
pewarna secara terbatas dan menggunakan pewarna tanpa krom atau logam lain, maka
gabungan limbah sering diolah dengan pengolahan biologi saja, seperti laguna aerob, parit
oksidasi dan lumpur aktif. Untuk memperoleh BOD, COD, TSS, warna dan parameter lain
dengan kadar yang sangat rendah dapat digunakan pengolahan yang lebih unggul, yaitu
dengan menggunakan karbon aktif, saringan pasir, penukar ion, dan penjernihan kimia.
Limbah lain yang dihasilkan adalah sisa kain, sisa minyak, dan lateks. Alternatif
pemanfaatan sisa kain adalah dapat digunakan sebagai bahan tas kain yang terdiri dari
potongan kain-kain yang tidak terpakai, dapat juga digunakan sebagai isi bantal dan boneka
sebagai pengganti dakron, keset, dan dapat pula digunakan sebagai bahan pembuat celana
pendek.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitan tentang pengolahan limbah pabrik tekstil maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Parameter yang tercemar atau perlu diolah adalah total phenol dengan angka 0,1236
mg/l dimana baku mutu yang telah ditetapkan adalah 0,005 mg/l.
2. Upaya yang dapat dilakukan untuk penangan parameter yang melebihi baku mutu
tersebut adalah dengan mengganti pewarna yang berdasar pelarut dengan pewarna yang
berdasar air.
B. Saran
Sebelum membuang air limbah industri tekstil ada baiknya diolah terlebih dahulu
agar tidak mencemari suatu badan air dari segi parameter apapun.

Anda mungkin juga menyukai