Anda di halaman 1dari 6

Batuan Beku Basa dan Ultrabasa

Muhammad Rafly Wahid


220110500003

ABSTRAK

Batuan merupakan materi alam yang terdiri dari sejumlah mineral, baik yang terkompak maupun
yang tidak, yang merupakan komponen utama kerak bumi dan terbentuk melalui proses alami.
Pada Praktikum kedua ini membahas tentang batuan beku basa dan ultrabasa dengan tujuan dari
praktikum ini yaitu menentukan tekstur batuan, struktur batuan, nama mineral hingga nama
batuan. Pada percobaan praktikum ini, penentuan nama batuan dapat ditentukan dengan
menggunakan klasifikasi Fenton (1940). Pada klasifikasi Fenton, penentuan nama batuan dapat
diidentifikasi dengan melihat warna, komposisi mineral dominannya, tekstur batuannya, serta
kedalaman mineral terbentuk.
Kata kunci : Batuan Beku, Klasifikasi Fenton, Identifikasi Batuan

PENDAHULUAN beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara


1.1 Latar Belakang keduanya terlihat dari ukuran mineral yang
Batuan merupakan materi alam yang terdiri dari menyusun batuan. Batuan beku plutonik
sejumlah mineral, baik yang terkompak umumnya terbentuk dari pendinginan magma
maupun yang tidak, yang merupakan komponen yang lambat, sehingga mineral-mineralnya
utama kerak bumi dan terbentuk melalui proses memiliki ukuran yang relatif besar. Contoh-
alami. Batuan dapat mengandung satu atau contoh batuan beku plutonik meliputi gabro,
lebih mineral dan dapat dikelompokkan diorit, dan granit.
menjadi tiga jenis: batuan beku, sedimen, dan Perbedaan kombinasi hal-hal tersebut pada saat
metamorf. Mineral, di sisi lain, adalah substansi pembekuan magma mengakibatkan
alami yang biasanya padat dan seragam dalam terbentuknya batuan yang memilki tekstur yang
komposisi, terbentuk melalui proses alami berbeda. Batuan beku plutonik umumnya
dengan sifat-sifat fisik dan kimia tertentu, serta terbentuk dari pendinginan magma yang
cenderung memiliki struktur kristal. Suatu lambat, sehingga mineral-mineralnya memiliki
mineral dapat dianggap sebagai mineral sejati ukuran yang relatif besar. Contoh-contoh
jika berbentuk padat, memiliki struktur kristal, batuan beku plutonik meliputi gabro, diorit, dan
terbentuk secara alami, dan memiliki komposisi granit (yang sering digunakan sebagai bahan
kimia yang khas. (Warmada, 2004 dalam Syam, hiasan rumah). Di sisi lain, batuan beku
2020). vulkanik biasanya terbentuk dari pendinginan
Pengetahuan tentang geologi berasal dari magma yang sangat cepat, misalnya akibat
analisis batuan, dimulai dengan pemahaman letusan gunung api, sehingga mineral-
tentang proses pembentukan dan transformasi mineralnya memiliki ukuran yang lebih kecil.
batuan hingga lokasi batuan tersebut tersebar Contoh batuan beku vulkanik termasuk basalt,
mulai dari pegunungan hingga cekungan bawah andesit, dan dasit.
laut. Dengan mengamati berbagai jenis batuan, Batuan beku terjadi karena magma yang cair
kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga mengalami pendinginan dan membeku.
kategori utama: batuan beku, batuan sedimen, Menurut ilmu petrologi, semua bahan beku
dan batuan metamorf (Syam, 2020). berasal dari magma, yang merupakan lelehan
2.1 Tujuan silikat yang cair dan panas. Magma ini berada
Tujuan dari praktikum ini yaitu menentukan di dalam bumi dan naik ke permukaan melalui
tekstur batuan, struktur batuan, nama mineral rekahan dalam kerak bumi yang lemah, seperti
hingga nama batuan. Pada percobaan praktikum daerah patahan. Ketika magma mencapai
ini, penentuan nama batuan dapat ditentukan permukaan sebagai lava melalui pipa gunung
dengan menggunakan klasifikasi Fenton. api, itu disebut batuan beku luar. Namun, ada
Padaklasifikasi Fenton, penentuan nama batuan juga magma yang membeku jauh di dalam bumi
dapat diidentifikasi dengan melihat warna, dan dikenal sebagai batuan beku dalam. Batuan
komposisi mineral dominannya, tekstur beku terdiri dari kristal-kristal mineral dan
batuannya. kadang-kadang mengandung gelas. Mineral
TINJAUAN PUSTAKA yang pertama terbentuk biasanya adalah
Batuan beku, atau yang dikenal sebagai batuan mineral berat yang memiliki warna gelap.
igneus, terbentuk dari satu atau lebih mineral Ketika kristalisasi terjadi, susunan magma
dan terjadi akibat proses pendinginan magma. berubah, dan mineral yang telah terbentuk tidak
Berdasarkan karakter teksturnya, batuan beku akan larut kembali. Sebagai hasilnya, jenis
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu batuan
mineral tersebut akan tetap tertahan di dalam kali terkait dengan proses obduksi, yang
magma di bawahnya (nandi, 2010). seringkali menyebabkan perbatasan litologi dan
Batuan diklasifikasikan bedasarkan sifat kimia zona sesar naik. Akibat aktivitas tektonik,
dan komposisi mineralnya, terdapat batuan batuan ultrabasa sering mengalami deformasi,
beku asam, intermediet, basa dan ultrabasa. pengikisan, dan metamorfosis yang dinamis.
Batuan beku Basa adalah Batuan beku basa Sebagai batuan dasar samudra yang umumnya
adalah jenis batuan beku yang memiliki lebih tua, keberadaan batuan ultrabasa
kandungan kimia sekitar 45% hingga 52% SiO2 memberikan petunjuk penting dalam
dalam komposisinya. Mineral-mineral yang pemahaman sejarah geologi suatu wilayah
membentuknya cenderung didominasi oleh (Rahayu, 2019).
mineral-mineral gelap atau mafic. Proses A. Tekstur
pembentukan batuan beku basa dapat terjadi Tekstur merupakan kenampakan fisik atau
karakter fisik dari suatu batuan yang meliputi
baik secara plutonik, yang umumnya terbentuk
hubungan antar-ukuran, bentuk, dan susunan
dari kerak samudra dalam jalur tektonik
butir batuan. Faktor yang paling penting dalam
divergen, maupun secara vulkanik, yang terjadi pembentukan tekstur pada batuan beku adalah
di gunung api atau intrusi dengan ketebalan kecepatan pendinginan magma (cooling rate).
kerak bumi yang relatif tipis. Batuan beku basa Magma merupakan larutan yang kompleks.
cenderung mengandung mineral-mineral seperti Oleh karena terjadi penurunan suhu, perubahan.
olivin, piroksin, hornblende, dan biotite, serta B. Tingkat kristalisasi
plagioklas dengan sedikit kandungan kuarsa. Merupakan tingkat kristalisasi pada batuan pada
Warna umumnya gelap karena dominasi saat terbentuknya. Kristalisasi dibagi menjadi
mineral-mineral gelap, dan butiran batuannya tiga yaitu :
dapat bervariasi dari halus hingga kasar. Dalam a. Holokristalin, yaitu batuan beku yang
bentuk intrusi, batuan beku basa sering hampir seluruhnya disusun oleh Kristal.
ditemukan dalam bentuk dike, sill, dan lelehan. b. Hipokristalin, yaitu batuan beku yang
Proses intrusi ini terkait dengan sifat-sifat tersusun oleh kristal dan gelas.
batuan yang memiliki kekentalan yang rendah, c. Holohialin, yaitu batuan beku yang hampir
sehingga mampu masuk ke dalam celah-celah seluruhnya tersusun oleh gelas.
sempit atau membentuk lelehan yang meluas di C. Granularitas
permukaan batuan tersebut (Rahayu, 2019). Merupakan besar butir batuan beku, terbagi
Batuan beku Ultrabasa adalah Batuan beku menjadi : a.
ultrabasa adalah jenis batuan beku yang a. Faneritik, yaitu batuan beku yang hampir
memiliki kandungan kimia kurang dari 45% seluruhnya tersusun oleh mineral-mineral
SiO2 dari komposisinya. Mayoritas mineral yang berukuran kasar.
yang membentuknya adalah mineral-mineral b. Porfiritik, yaitu batuan beku yang tersusun
berat yang mengandung unsur-unsur seperti Fe atas fenokris yang tertanam pada massa
(besi) dan Mg (magnesium), yang disebut dasar baik itu massa dasar kaca atau massa
mineral ultramafik. Pembentukan batuan beku dasar kristal. Terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
ultrabasa hanya terjadi secara plutonik karena • Faneroporiritk : fanokris yang terdapat
berasal dari magma induk yang berasal dari pada massa kristal yang faneritik.
asthenosfer (Rahayu, 2019). • Porfiroafanitik : Fenokris yang terdapat
Mineral-mineral yang umumnya terdapat dalam dalam massa dasar kristal yang afanitik
batuan beku ultrabasa meliputi olivin, piroksin, c. Afanitik, yaitu batuan beku yanghampir
hornblende, biotit, dengan sedikit plagioklas. seluruhnya tersusun oleh mineral
Batuan beku ultrabasa jarang mengandung berukuran halus. (Tim Asisten, 2024).
kuarsa. Struktur batuan ini umumnya afanitik D. Fabrik
karena terbentuk secara plutonik. Karena Fabrik adalah hubungan antara kristal-kristal
mengandung mineral-mineral ferromagnesium, atau susunan antara kristal-kristal yang satu
batuan ini memiliki warna yang sangat gelap dengan lainnya.
atau hitam. Batuan ultrabasa rentan terhadap a. Bentuk Kristal
pelapukan oleh air hujan karena sensitif 1. Euhedral, yaitu bentuk kristal yang
terhadap kondisi asam, mirip dengan batu sempurna.
gamping (Rahayu, 2019). 2. Subhedral, yaitu bentuk kristal yang
Bentuk dan keberadaan batuan ultrabasa sering kurang sempurna.
3. Anhedral, yaitu bentuk kristal yang HASIL DAN PEMBAHASAN
tidak sempurna. (Tim Asisten, 2024).
E. Relasi
Merupakan keseragaman antar butir yang satu
dengan yang lainnya. Relasi dibedakan menjadi
2 jenis yaitu :
1. Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun
batuannya hampir sama. Kenampakan ini
disebabkan oleh
2. Inequigranular, yaitu ukuran butir dalam
Peraga dengan nomor 34 dalam keadaan lapuk
mengenali batuan beku, satu hal yang
coklat kehitaman dan dalam keadaan segar
cukup berperan ialah struktur.
bewarna abu-abu gelap, putih. Untuk teksturnya
A. Struktur merupakan kenampakan batuan
dalam kristanilitas merupakan holokristal in,
yang menjelaskan proses dan tempat
dalam granulitas merupakan faneritik. Untuk
terbentuknya batuan. Beberapa
fabrik pada bentuknya merupakan subhedral-
kenampakan struktur secara petrografi
anhedral, pada relasi merupakan equigranular.
antara lain:
Untuk struktunya merupakan masif.
1 Masif, menunjukkan susunan yang kompak
Berdasarkan ciri fisik di atas, menurut
dan padat dari mineral- mineral dalam
klasifikasi Fenton (1940) batuan ini bernama
batuan dan tidak ditemukan adanya pori.
gabro. Dalam pembentukannya gabro termasuk
2 Vesicle,memperlihatkan adanya lubang
dalam batuan plutonik.
menyudut sebagai akibat pelepasan gas
pada saat terbentuk.
3 Scoria, memperlihatkan pori yang banyak
dan tidak teratur dalam masa dasar gelas.
4 Amigdaloidal, memperlihatkan adanya
lubang yang telah terisi ileh mineral
sekunder.
5 Xenolith, yaitu struktur yang
memperlihatkan adanya batuan asing
dalam suatu batuan.
6 Pillow, yaitu kenampakan spheroidal tipis Peraga dengan nomor 23 dalam keadaan warna
tak menerus atau pengumpulan dari segar abu-abu kehitaman dan dalam keadaan
ellipsoidal-elipsoidal seperti bantal. (Tim lapuk bewarna coklat, putih kekuningan. Untuk
Asisten 2024). teksturnya dalam kristanilitas merupakan
holokristalin, dalam granulitas merupakan
METODE PENELITIAN faneritik. Untuk fabrik pada bentuknya
Tempat dilaksanakannya praktikum di Jurusan merupakan euhedral-subhedral, pada relasi
Geografi Universtas Negeri Makassar. Waktu merupakan equigranular. Untuk struktunya
Pelaksanaan 17 maret 2024, jam 11.00 WIB. merupakan masif. Berdasarkan ciri fisik di atas,
Alat yang digunakan adalah berupa kaca menurut klasifikasi Fenton (1940) batuan ini
pembesar (luope) dan sebagai objek kajian ialah bernama peridotit. Dalam pembentukannya
batuan beku basa dan ultrabasa. gabro termasuk dalam batuan plutonik.
Dimulai dengan pengenalan batuan basa dan
ultrabasa. Pengamatan awal dilakukan dengan
menggunakan indera untuk mengidentifikasi
ciri-ciri fisik kasar seperti warna, tekstur, dan
struktur batuan. Setelah itu, pengamatan lebih
detail dilakukan dengan loupe untuk
menganalisis mineral-mineral utama serta
tekstur batuan seperti ukuran butiran, bentuk
kristal, dan hubungan antar mineral.

hipokristalin, dalam granulitas merupakan


Porfiroanafitik. Untuk fabrik pada bentuknya
merupakan anhedral-subhedral, pada relasi
merupakan ineguigranular. Untuk struktunya Peraga dengan nomor 14 dalam keadaan warna
merupakan masif. Berdasarkan ciri fisik di atas, segar abu-abu kehitaman dan dalam keadaan
menurut klasifikasi Fenton (1940) batuan ini lapuk bewarna abu-abu kecoklatan. Untuk
bernama Basalt Porfiri. Dalam pembentukannya teksturnya dalam kristanilitas merupakan
gabro termasuk dalam batuan vulkanik.

Peraga dengan nomor 48 dalam keadaan lapuk


coklat kekuningan dan dalam keadaan segar
bewarna abu-abu kehitaman. Untuk teksturnya
dalam kristanilitas merupakan holokristal in,
dalam granulitas merupakan faneritik. Untuk
fabrik pada bentuknya merupakan euhedral,
pada relasi merupakan equigranular. Untuk
struktunya merupakan masif. Berdasarkan ciri
fisik di atas, menurut klasifikasi Fenton (1940)
batuan ini bernama gabro. Dalam
pembentukannya gabro termasuk dalam batuan
plutonik.

Peraga dengan nomor 22 dalam keadaan segar


warna hitam dan dalam keadaan lapuk bewarna
coklat. Untuk teksturnya dalam kristanilitas
merupakan holokristalin, dalam granulitas
merupakan faneritik. Untuk fabrik pada
bentuknya merupakan euhedral-subhedral, pada
relasi merupakan equigranular. Untuk
struktunya merupakan masif. Berdasarkan ciri
fisik di atas, menurut klasifikasi Fenton (1940)
batuan ini bernama peridotit. Dalam
pembentukannya gabro termasuk dalam batuan
plutonik

Anda mungkin juga menyukai