Anda di halaman 1dari 43

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
ACARA V KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN SILISIKLASTIK

LAPORAN

OLEH :
OKTAVIANUS FHENTRI
F 121 21 038

PALU
2023
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Acara :V Nama : Oktavianus Fhentri
Hari/tanggal : Kamis, 13/04/2023 NIM : F 121 21 038

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

1. No Sampel : 01
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
3. Warna Segar : Cokelat
4. Warna Lapuk : Cokelat Keabuan
5. Tekstur :
• Ukuran butir : 1/2 - 1 mm
• Permeabilitas : Baik
• Kebundaran : Rounded
• Sortasi : Terpilah Baik
• Kemas : Tertutup
6. Struktur : Berlapis
7. Komposisi Mineral
• Fragmen :-
• Matriks : Batupasir Halus
• Semen : Silika
8. Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)
9. Nama Batuan : Batupasir kasar (Wenworth 1922)
10. Genesa : Batupasir kasar bisa terbentuk karena proses
pelapukan fisika dan kimia pada batuan beku atau batuan asalnya, batuan
sedimen dan batuan metamorf. Granit merupakan salah satu jenis batuan beku
yang umum dan menjadi contoh yang bagus dari proses pembentukan pasir.
Proses pelapukan ini dianalisis secara terpisah, namun sebanarnya kedua proses
ini biasanya berjalan beriringan karena keduanya cenderung saling mendukung
dalam proses pelapukan. Pelapukan kimia merupakan faktor penting dalam
pembentukan pasir secara keseluruhan, karena proses ini terjadi secara efisien
di lingkungan yang lembab ataupun panas. Sedangkan pada pelapukan fisika
hanya mendominasi di tempat-tempat yang dingin ataupun kering. Pelapukan
batuan dasar yang membentuk pasir biasanya terjadi di bawah tanah. Tanah
yang menutupi bagian batuan dasar membuat lingkungan sekitar batuan
menjadi lembab, sehingga akan mempercepat proses disintegrasi batuan.
Setelah itu hasil pelapukan tadi mengalami transportasi, pada umumnya media
transportasi pasir merupakan arus sungai. Butiran sedimen pasir kasar yang
diangkut oleh sungai ini pada akhirnya terendapkan di mulut sungai, dimana
kecepatan arus tiba-tiba menurun. Kemudian mengalami proses sedimentasi
yaitu proses pengendapan material karena aliran sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang dibawanya. Semakin kecil ukuran butir maka
transportasi yang dialami semakin jauh dan arus yang membawanya semakin
tidak tenang. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang
berukuran besar akan lebih berat dan terendapkan terlebih dahulu, kemudian
material yang lebih halus dan ringan. Sedimentasi membawa material hasil dari
pengikisan dan pelapukan oleh air atau angin ke suatu wilayah yang kemudian
terendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang terendapkan
lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Selanjutnya batuan sedimen
mengalami diagenesis. Diagenesis secara fisika meliputi bioturbasi dan
kompaksi. Sedangkan secara kimia yaitu sementasi, pelarutan (dissolution),
penggantian (replacement), rekristalisasi dan regenerasi hidrokarbon.
Diagenesis secara kimia disebabkan oleh reaksi kimia dalam batuan oleh
adanya perubahan tekanan dan temperatur. Seperti kebanyakan sedimen yang
terendapkan pada kondisi subaqueously atau di bawah muka air tanah, akan
menyebabkan sedimen jenuh air. Air dapat juga mengandung karbon organik
terlarut. Kandungan organic bersifat reaktif dan dapat menghasilkan reaksi ion
hidrogen dan berkarbonat yang merubah kondisi air pori dan menyebabkan
ketidakstabilan mineral. Selama reaksi kima ini akan menyebabkan presipitasi
pirit dan presipitasi semen karbon. Setelah itu barulah menjadi batupasir kasar.
Batuan ini biasanya digunakan sebagai material pembuatan kaca atau gelas.

Klasifikasi wenworth
Klasifikasi pettijohn

Klasifikasi Sedimentary Rock

ASISTEN PRAKTIKAN

(GLADYS NOVIA ) (OKTAVIANUS FHENTRI)


NIM. F 121 20 037 NIM. F 121 21 038
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Acara :V Nama : Oktavianus Fhentri
Hari/tanggal : Kamis, 13/04/2023 NIM : F 121 21 038

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

1. No Sampel : 02
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
3. Warna Segar : Abu-Abu Gelap
4. Warna Lapuk : Abu-abu
5. Tekstur :
• Ukuran butir : 1/256 mm
• Permeabilitas : Baik
• Kebundaran : Rounded
• Sortasi : Terpilah Baik
• Kemas : Tertutup
6. Struktur : Berlapis
7. Komposisi Material
• Fragmen :-
• Matriks :-
• Semen : Silika
8. Komposisi Kimia : Silika (SiO2)
9. Nama Batuan : Batulanau (Wenworth 1922)
10. Genesa : Batulanau adalah batuan yang terbentuk dari
2 jenis batulempung yaitu lempung residu dan lempung sedimen. Proses
pertama batulempung terbentuk dari proses pelapukan batuan beku. Setelah
melewati proses pelapukan, Material lempung melalui proses yang disebut
transported clay atau transportasi material lempung. Awalnya partikel-partikel
hasil pemecahan terbawa bersama air secara keseluruhan menuju lingkungan
pengendapan. Kecepatan arus akan mempengaruhi ukuran partikel yang
dibawa, Semakin kecil ukuran butir maka transportasi yang dialami semakin
jauh dan arus yang membawanya semakin tidak tenang. Selama proses
transportasi, Batulempung tercampur dengan mineral halus diantaranya
merupakan oksida besi, kuarsa dan bahan organisme lainnya. Kemudian
mengalami proses sedimentasi yaitu proses pengendapan material karena aliran
sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga
angkut semakin berkurang, maka material yang berukuran besar akan lebih
berat dan terendapkan terlebih dahulu kemudian material yang lebih halus dan
ringan. Sedimentasi membawa material hasil dari pengikisan dan pelapukan
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Acara :V Nama : Oktavianus Fhentri
Hari/tanggal : Kamis, 13/04/2023 NIM : F 121 21 038

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

1. No Sampel : 03
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
3. Warna Segar : Cokelat
4. Warna Lapuk : Cokelat Keabuan
5. Tekstur :
• Ukuran butir : 2 - 256 mm
• Permeabilitas : Baik
• Kebundaran : Rounded
• Sortasi : Terpilah Buruk
• Kemas : Terbuka
6. Struktur : Berlapis
7. Komposisi Material
• Fragmen : Diorite Porfiri
• Matriks : Batupasir Kasar
• Semen : Silika
8. Komposisi Kimia : Silika (SiO2)
9. Nama Batuan : Konglomerat (Wenworth 1922)
10. Genesa : Batu Konglomerat terbentuk di mulai dari
fragmen-fragmen batuan asal yang berupa batuan beku, batuan sedimen dan
batuan metamorf (Semua Jenis batuan) yang ukuran diameternya lebih besar
dari 2 mm. Kemudian mengalami transportasi yaitu proses dimana material-
material ini terbawa dan terendapkan oleh adanya media air dan angin.
Dibutuhkan air yang memiliki arus yang kuat untuk mengangkut partikel
fragmen sebesar ini. Selanjutnya material fragmen tadi mengalami proses
sedimentasi yang di endapkan oleh air. Dalam proses transportasi ini kemudian
membawa pasir dan kerikil kemudian menumpuknya kemudian
terendapkan. Kemudian pasir dan tanah liat yang ada di dekat endapan itu
masuk dan memenuhi ruangan yang terdapat di sekiar endapan. Selanjutnya
mengalami proses diagenesis. Proses diagenesis meliputi proses fisika dan
kimia. Diagenesis secara fisika meliputi bioturbasi dan kompaksi sedangkan
diagenesis secara kimia disebabkan oleh reaksi kimia dalam batuan oleh
adanya perubahan tekanan dan temperatur. Terakhir, sedimen kimiawi
mengikat batuan tersebut, sehingga membuat batu utuh yaitu Batu
Konglomerat. Batuan ini biasanya digunakan sebagai bahan bangunan.

Klasifikasi wenworth
Klasifikasi pettijohn

Klasifikasi Sedimentary Rock


ASISTEN PRAKTIKAN

(GLADYS NOVIA ) (OKTAVIANUS FHENTRI)


NIM. F 121 20 037 NIM. F 121 21 038

PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Acara :V Nama : Oktavianus Fhentri
Hari/tanggal : Kamis, 13/04/2023 NIM : F 121 21 038

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

1. No Sampel : 04
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
3. Warna Segar : Cokelat
4. Warna Lapuk : Cokelat Keabuan
5. Tekstur :
• Ukuran butir : 1 - 1/2 mm
• Permeabilitas : Baik
• Kebundaran : Rounded
• Sortasi : Terpilah Baik
• Kemas : Tertutup
6. Struktur : Berlapis
7. Komposisi Mineral
• Fragmen :-
• Matriks : Batupasir Halus
• Semen : Silika
8. Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)
9. Nama Batuan : Batupasir sedang (Wenworth 1922)
10. Genesa : Batupasir sedang bisa terbentuk karena proses
pelapukan fisika dan kimia pada batuan beku atau batuan asalnya, batuan
sedimen dan batuan metamorf. Granit merupakan salah satu jenis batuan beku
yang umum dan menjadi contoh yang bagus dari proses pembentukan pasir.
Proses pelapukan ini dianalisis secara terpisah, namun sebanarnya kedua proses
ini biasanya berjalan beriringan karena keduanya cenderung saling mendukung
dalam proses pelapukan. Pelapukan kimia merupakan faktor penting dalam
pembentukan pasir secara keseluruhan, karena proses ini terjadi secara efisien
di lingkungan yang lembab ataupun panas. Sedangkan pada pelapukan fisika
hanya mendominasi di tempat-tempat yang dingin ataupun kering. Pelapukan
batuan dasar yang membentuk pasir biasanya terjadi di bawah tanah. Tanah
yang menutupi bagian batuan dasar membuat lingkungan sekitar batuan
menjadi lembab, sehingga akan mempercepat proses disintegrasi batuan.
Setelah itu hasil pelapukan tadi mengalami transportasi, pada umumnya media
transportasi pasir merupakan arus sungai. Butiran sedimen pasir sedang yang
diangkut oleh sungai ini pada akhirnya terendapkan di mulut sungai, dimana
kecepatan arus tiba-tiba menurun. Kemudian mengalami proses sedimentasi
yaitu proses pengendapan material karena aliran sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang dibawanya. Semakin kecil ukuran butir maka
transportasi yang dialami semakin jauh dan arus yang membawanya semakin
tidak tenang. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang
berukuran besar akan lebih berat dan terendapkan terlebih dahulu, kemudian
material yang lebih halus dan ringan. Sedimentasi membawa material hasil dari
pengikisan dan pelapukan oleh air atau angin ke suatu wilayah yang kemudian
terendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang terendapkan
lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Selanjutnya batuan sedimen
mengalami diagenesis. Diagenesis secara fisika meliputi bioturbasi dan
kompaksi. Sedangkan secara kimia yaitu sementasi, pelarutan (dissolution),
penggantian (replacement), rekristalisasi dan regenerasi hidrokarbon.
Diagenesis secara kimia disebabkan oleh reaksi kimia dalam batuan oleh
adanya perubahan tekanan dan temperatur. Seperti kebanyakan sedimen yang
terendapkan pada kondisi subaqueously atau di bawah muka air tanah, akan
menyebabkan sedimen jenuh air. Air dapat juga mengandung karbon organik
terlarut. Kandungan organic bersifat reaktif dan dapat menghasilkan reaksi ion
hidrogen dan berkarbonat yang merubah kondisi air pori dan menyebabkan
ketidakstabilan mineral. Selama reaksi kima ini akan menyebabkan presipitasi
pirit dan presipitasi semen karbon. Setelah itu barulah menjadi batupasir
sedang. Batuan ini biasanya digunakan sebagai material pembuatan kaca atau
gelas.

Klasifikasi wenworth
Klasifikasi pettijohn

Klasifikasi Sedimentary Rock


ASISTEN PRAKTIKAN

(GLADYS NOVIA ) (OKTAVIANUS FHENTRI)


NIM. F 121 20 037 NIM. F 121 21 038

PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Acara :V Nama : Oktavianus Fhentri
Hari/tanggal : Kamis, 13/04/2023 NIM : F 121 21 038

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

1. No Sampel : 05
2. Jenis Batuan : Batuan sedimen klastik
3. Warna Segar : Abu-Abu Kecoklatan
4. Warna Lapuk : Abu-Abu
5. Tekstur :
• Ukuran butir : 2 - 256 mm
• Permeabilitas : Baik
• Kebundaran : Sub-Rounded
• Sortasi : Terpilah Buruk
• Kemas : Terbuka
6. Struktur : Berlapis
7. Komposisi Material
• Fragmen : Gabro
• Matriks : Batupasir kasar
• Semen : Silika
8. Komposisi Kimia : Silika (SiO2)
9. Nama Batuan : Konglomerat (Wenworth 1922)
10. Genesa : Batu Konglomerat terbentuk di mulai dari
fragmen-fragmen batuan asal yang berupa batuan beku, batuan sedimen dan
batuan metamorf (Semua Jenis batuan) yang ukuran diameternya lebih besar
dari 2 mm. Kemudian mengalami transportasi yaitu proses dimana material-
material ini terbawa dan terendapkan oleh adanya media air dan angin.
Dibutuhkan air yang memiliki arus yang kuat untuk mengangkut partikel
fragmen sebesar ini. Selanjutnya material fragmen tadi mengalami proses
sedimentasi yang di endapkan oleh air. Dalam proses transportasi ini kemudian
membawa pasir dan kerikil kemudian menumpuknya kemudian
terendapkan. Kemudian pasir dan tanah liat yang ada di dekat endapan itu
masuk dan memenuhi ruangan yang terdapat di sekiar endapan. Selanjutnya
mengalami proses diagenesis. Proses diagenesis meliputi proses fisika dan
kimia. Diagenesis secara fisika meliputi bioturbasi dan kompaksi sedangkan
diagenesis secara kimia disebabkan oleh reaksi kimia dalam batuan oleh
adanya perubahan tekanan dan temperatur. Terakhir, sedimen kimiawi
mengikat batuan tersebut, sehingga membuat batu utuh yaitu Batu
Konglomerat. Batuan ini biasanya digunakan sebagai bahan bangunan.
Klasifikasi wenworth
Klasifikasi pettijohn

Klasifikasi Sedimentary Rock

ASISTEN PRAKTIKAN

(GLADYS NOVIA ) (OKTAVIANUS FHENTRI)


NIM. F 121 20 037 NIM. F 121 21 038
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Acara :V Nama : Oktavianus Fhentri
Hari/tanggal : Kamis, 13/04/2023 NIM : F 121 21 038

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

1. No Sampel : 06
2. Jenis Batuan : Batuan SSedimen Klastik
3. Warna Segar : Cokelat
4. Warna Lapuk : Cokelat Keabuan
5. Tekstur :
• Ukuran butir : 1/2 - 1 mm
• Permeabilitas : Baik
• Kebundaran : Rounded
• Sortasi : Terpilah Baik
• Kemas : Tertutup
6. Struktur : Berlapis
7. Komposisi Mineral
• Fragmen :-
• Matriks : Batupasir Sedang
• Semen : Silika
8. Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)
9. Nama Batuan : Batupasir kasar (Wenworth 1922)
10. Genesa : Batupasir kasar bisa terbentuk karena proses
pelapukan fisika dan kimia pada batuan beku atau batuan asalnya, batuan
sedimen dan batuan metamorf. Granit merupakan salah satu jenis batuan beku
yang umum dan menjadi contoh yang bagus dari proses pembentukan pasir.
Proses pelapukan ini dianalisis secara terpisah, namun sebanarnya kedua proses
ini biasanya berjalan beriringan karena keduanya cenderung saling mendukung
dalam proses pelapukan. Pelapukan kimia merupakan faktor penting dalam
pembentukan pasir secara keseluruhan, karena proses ini terjadi secara efisien
di lingkungan yang lembab ataupun panas. Sedangkan pada pelapukan fisika
hanya mendominasi di tempat-tempat yang dingin ataupun kering. Pelapukan
batuan dasar yang membentuk pasir biasanya terjadi di bawah tanah. Tanah
yang menutupi bagian batuan dasar membuat lingkungan sekitar batuan
menjadi lembab, sehingga akan mempercepat proses disintegrasi batuan.
Setelah itu hasil pelapukan tadi mengalami transportasi, pada umumnya media
transportasi pasir merupakan arus sungai. Butiran sedimen pasir kasar yang
diangkut oleh sungai ini pada akhirnya terendapkan di mulut sungai, dimana
kecepatan arus tiba-tiba menurun. Kemudian mengalami proses sedimentasi
yaitu proses pengendapan material karena aliran sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang dibawanya. Semakin kecil ukuran butir maka
transportasi yang dialami semakin jauh dan arus yang membawanya semakin
tidak tenang. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang
berukuran besar akan lebih berat dan terendapkan terlebih dahulu, kemudian
material yang lebih halus dan ringan. Sedimentasi membawa material hasil dari
pengikisan dan pelapukan oleh air atau angin ke suatu wilayah yang kemudian
terendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang terendapkan
lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Selanjutnya batuan sedimen
mengalami diagenesis. Diagenesis secara fisika meliputi bioturbasi dan
kompaksi. Sedangkan secara kimia yaitu sementasi, pelarutan (dissolution),
penggantian (replacement), rekristalisasi dan regenerasi hidrokarbon.
Diagenesis secara kimia disebabkan oleh reaksi kimia dalam batuan oleh
adanya perubahan tekanan dan temperatur. Seperti kebanyakan sedimen yang
terendapkan pada kondisi subaqueously atau di bawah muka air tanah, akan
menyebabkan sedimen jenuh air. Air dapat juga mengandung karbon organik
terlarut. Kandungan organic bersifat reaktif dan dapat menghasilkan reaksi ion
hidrogen dan berkarbonat yang merubah kondisi air pori dan menyebabkan
ketidakstabilan mineral. Selama reaksi kima ini akan menyebabkan presipitasi
pirit dan presipitasi semen karbon. Setelah itu barulah menjadi batupasir kasar.
Batuan ini biasanya digunakan sebagai material pembuatan kaca atau gelas.

Klasifikasi wenworth
Klasifikasi pettijohn

Klasifikasi Sedimentary Rock

ASISTEN PRAKTIKAN

(GLADYS NOVIA ) (OKTAVIANUS FHENTRI)


NIM. F 121 20 037 NIM. F 121 21 038

PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Acara :V Nama : Oktavianus Fhentri
Hari/tanggal : Kamis, 13/04/2023 NIM : F 121 21 038

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

1. No Sampel : 07
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
3. Warna Segar : Abu-Abu
4. Warna Lapuk : Abu-Abu Kecoklatan
5. Tekstur :
• Ukuran butir : 2 - 256 mm
• Permeabilitas : Baik
• Kebundaran : Rounded
• Sortasi : Terpilah Buruk
• Kemas : Terbuka
6. Struktur : Berlapis
7. Komposisi Material
• Fragmen : Diorite, Andesit dan Granit
• Matriks : Batupasir Kasar
• Semen : Silika
8. Komposisi Kimia : Silika (SiO2)
9. Nama Batuan : Konglomerat (Wenworth 1922)
10. Genesa : Batu Konglomerat terbentuk di mulai dari
fragmen-fragmen batuan asal yang berupa batuan beku, batuan sedimen dan
batuan metamorf (Semua Jenis batuan) yang ukuran diameternya lebih besar
dari 2 mm. Kemudian mengalami transportasi yaitu proses dimana material-
material ini terbawa dan terendapkan oleh adanya media air dan angin.
Dibutuhkan air yang memiliki arus yang kuat untuk mengangkut partikel
fragmen sebesar ini. Selanjutnya material fragmen tadi mengalami proses
sedimentasi yang di endapkan oleh air. Dalam proses transportasi ini kemudian
membawa pasir dan kerikil kemudian menumpuknya kemudian
terendapkan. Kemudian pasir dan tanah liat yang ada di dekat endapan itu
masuk dan memenuhi ruangan yang terdapat di sekiar endapan. Selanjutnya
mengalami proses diagenesis. Proses diagenesis meliputi proses fisika dan
kimia. Diagenesis secara fisika meliputi bioturbasi dan kompaksi sedangkan
diagenesis secara kimia disebabkan oleh reaksi kimia dalam batuan oleh
adanya perubahan tekanan dan temperatur. Terakhir, sedimen kimiawi
mengikat batuan tersebut, sehingga membuat batu utuh yaitu Batu
Konglomerat. Batuan ini biasanya digunakan sebagai bahan bangunan.

Klasifikasi wenworth
Klasifikasi pettijohn

Klasifikasi Sedimentary Rock


ASISTEN PRAKTIKAN

(GLADYS NOVIA ) (OKTAVIANUS FHENTRI)


NIM. F 121 20 037 NIM. F 121 21 038

PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Acara :V Nama : Oktavianus Fhentri
Hari/tanggal : Kamis, 13/04/2023 NIM : F 121 21 038

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

1. No Sampel : 08
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
3. Warna Segar : Abu-Abu Kecoklatan
4. Warna Lapuk : Cokelat
5. Tekstur :
• Ukuran butir : 1/2 - 1 mm
• Permeabilitas : Baik
• Kebundaran : Rounded
• Sortasi : Terpilah Baik
• Kemas : Tertutup
6. Struktur : Berlapis
7. Komposisi Mineral
• Fragmen :-
• Matriks : Batupasir Sedang
• Semen : Silika
8. Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)
9. Nama Batuan : Batupasir kasar (Wenworth 1922)
10. Genesa : Batupasir kasar bisa terbentuk karena proses
pelapukan fisika dan kimia pada batuan beku atau batuan asalnya, batuan
sedimen dan batuan metamorf. Granit merupakan salah satu jenis batuan beku
yang umum dan menjadi contoh yang bagus dari proses pembentukan pasir.
Proses pelapukan ini dianalisis secara terpisah, namun sebanarnya kedua proses
ini biasanya berjalan beriringan karena keduanya cenderung saling mendukung
dalam proses pelapukan. Pelapukan kimia merupakan faktor penting dalam
pembentukan pasir secara keseluruhan, karena proses ini terjadi secara efisien
di lingkungan yang lembab ataupun panas. Sedangkan pada pelapukan fisika
hanya mendominasi di tempat-tempat yang dingin ataupun kering. Pelapukan
batuan dasar yang membentuk pasir biasanya terjadi di bawah tanah. Tanah
yang menutupi bagian batuan dasar membuat lingkungan sekitar batuan
menjadi lembab, sehingga akan mempercepat proses disintegrasi batuan.
Setelah itu hasil pelapukan tadi mengalami transportasi, pada umumnya media
transportasi pasir merupakan arus sungai. Butiran sedimen pasir kasar yang
diangkut oleh sungai ini pada akhirnya terendapkan di mulut sungai, dimana
kecepatan arus tiba-tiba menurun. Kemudian mengalami proses sedimentasi
yaitu proses pengendapan material karena aliran sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang dibawanya. Semakin kecil ukuran butir maka
transportasi yang dialami semakin jauh dan arus yang membawanya semakin
tidak tenang. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang
berukuran besar akan lebih berat dan terendapkan terlebih dahulu, kemudian
material yang lebih halus dan ringan. Sedimentasi membawa material hasil dari
pengikisan dan pelapukan oleh air atau angin ke suatu wilayah yang kemudian
terendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang terendapkan
lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Selanjutnya batuan sedimen
mengalami diagenesis. Diagenesis secara fisika meliputi bioturbasi dan
kompaksi. Sedangkan secara kimia yaitu sementasi, pelarutan (dissolution),
penggantian (replacement), rekristalisasi dan regenerasi hidrokarbon.
Diagenesis secara kimia disebabkan oleh reaksi kimia dalam batuan oleh
adanya perubahan tekanan dan temperatur. Seperti kebanyakan sedimen yang
terendapkan pada kondisi subaqueously atau di bawah muka air tanah, akan
menyebabkan sedimen jenuh air. Air dapat juga mengandung karbon organik
terlarut. Kandungan organic bersifat reaktif dan dapat menghasilkan reaksi ion
hidrogen dan berkarbonat yang merubah kondisi air pori dan menyebabkan
ketidakstabilan mineral. Selama reaksi kima ini akan menyebabkan presipitasi
pirit dan presipitasi semen karbon. Setelah itu barulah menjadi batupasir kasar.
Batuan ini biasanya digunakan sebagai material pembuatan kaca atau gelas.

Klasifikasi wenworth
Klasifikasi pettijohn

Klasifikasi Sedimentary Rock


ASISTEN PRAKTIKAN

(GLADYS NOVIA ) (OKTAVIANUS FHENTRI)


NIM. F 121 20 037 NIM. F 121 21 038
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Acara :V Nama : Oktavianus Fhentri
Hari/tanggal : Kamis, 13/04/2023 NIM : F 121 21 038

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

1. No Sampel : 09
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
3. Warna Segar : Abu-Abu
4. Warna Lapuk : Abu-Abu Kecoklatan
5. Tekstur :
• Ukuran butir : 2 - 256 mm
• Permeabilitas : Baik
• Kebundaran : Rounded
• Sortasi : Terpilah Buruk
• Kemas : Terbuka
6. Struktur : Berlapis
7. Komposisi Material
• Fragmen : Andesit
• Matriks : Batupasir Kasar
• Semen : Silika
8. Komposisi Kimia : Silika (SiO2)
9. Nama Batuan : Konglomerat (Wenworth 1922)
10. Genesa : Batu Konglomerat terbentuk di mulai dari
fragmen-fragmen batuan asal yang berupa batuan beku, batuan sedimen dan
batuan metamorf (Semua Jenis batuan) yang ukuran diameternya lebih besar
dari 2 mm. Kemudian mengalami transportasi yaitu proses dimana material-
material ini terbawa dan terendapkan oleh adanya media air dan angin.
Dibutuhkan air yang memiliki arus yang kuat untuk mengangkut partikel
fragmen sebesar ini. Selanjutnya material fragmen tadi mengalami proses
sedimentasi yang di endapkan oleh air. Dalam proses transportasi ini kemudian
membawa pasir dan kerikil kemudian menumpuknya kemudian
terendapkan. Kemudian pasir dan tanah liat yang ada di dekat endapan itu
masuk dan memenuhi ruangan yang terdapat di sekiar endapan. Selanjutnya
mengalami proses diagenesis. Proses diagenesis meliputi proses fisika dan
kimia. Diagenesis secara fisika meliputi bioturbasi dan kompaksi sedangkan
diagenesis secara kimia disebabkan oleh reaksi kimia dalam batuan oleh
adanya perubahan tekanan dan temperatur. Terakhir, sedimen kimiawi
mengikat batuan tersebut, sehingga membuat batu utuh yaitu Batu
Konglomerat. Batuan ini biasanya digunakan sebagai bahan bangunan.
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Acara :V Nama : Oktavianus Fhentri
Hari/tanggal : Kamis, 13/04/2023 NIM : F 121 21 038

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

1. No Sampel : 10
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
3. Warna Segar : Abu-Abu Kecoklatan
4. Warna Lapuk : Cokelat
5. Tekstur :
• Ukuran butir : 1/2 - 1 mm
• Permeabilitas : Baik
• Kebundaran : Rounded
• Sortasi : Terpilah Baik
• Kemas : Tertutup
6. Struktur : Berlapis
7. Komposisi Mineral
• Fragmen :-
• Matriks : Batupasir Sedang
• Semen : Silika
8. Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)
9. Nama Batuan : Batupasir kasar (Wenworth 1922)
10. Genesa : Batupasir kasar bisa terbentuk karena proses
pelapukan fisika dan kimia pada batuan beku atau batuan asalnya, batuan
sedimen dan batuan metamorf. Granit merupakan salah satu jenis batuan beku
yang umum dan menjadi contoh yang bagus dari proses pembentukan pasir.
Proses pelapukan ini dianalisis secara terpisah, namun sebanarnya kedua proses
ini biasanya berjalan beriringan karena keduanya cenderung saling mendukung
dalam proses pelapukan. Pelapukan kimia merupakan faktor penting dalam
pembentukan pasir secara keseluruhan, karena proses ini terjadi secara efisien
di lingkungan yang lembab ataupun panas. Sedangkan pada pelapukan fisika
hanya mendominasi di tempat-tempat yang dingin ataupun kering. Pelapukan
batuan dasar yang membentuk pasir biasanya terjadi di bawah tanah. Tanah
yang menutupi bagian batuan dasar membuat lingkungan sekitar batuan
menjadi lembab, sehingga akan mempercepat proses disintegrasi batuan.
Setelah itu hasil pelapukan tadi mengalami transportasi, pada umumnya media
transportasi pasir merupakan arus sungai. Butiran sedimen pasir kasar yang
diangkut oleh sungai ini pada akhirnya terendapkan di mulut sungai, dimana
kecepatan arus tiba-tiba menurun. Kemudian mengalami proses sedimentasi
yaitu proses pengendapan material karena aliran sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang dibawanya. Semakin kecil ukuran butir maka
transportasi yang dialami semakin jauh dan arus yang membawanya semakin
tidak tenang. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang
berukuran besar akan lebih berat dan terendapkan terlebih dahulu, kemudian
material yang lebih halus dan ringan. Sedimentasi membawa material hasil dari
pengikisan dan pelapukan oleh air atau angin ke suatu wilayah yang kemudian
terendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang terendapkan
lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Selanjutnya batuan sedimen
mengalami diagenesis. Diagenesis secara fisika meliputi bioturbasi dan
kompaksi. Sedangkan secara kimia yaitu sementasi, pelarutan (dissolution),
penggantian (replacement), rekristalisasi dan regenerasi hidrokarbon.
Diagenesis secara kimia disebabkan oleh reaksi kimia dalam batuan oleh
adanya perubahan tekanan dan temperatur. Seperti kebanyakan sedimen yang
terendapkan pada kondisi subaqueously atau di bawah muka air tanah, akan
menyebabkan sedimen jenuh air. Air dapat juga mengandung karbon organik
terlarut. Kandungan organic bersifat reaktif dan dapat menghasilkan reaksi ion
hidrogen dan berkarbonat yang merubah kondisi air pori dan menyebabkan
ketidakstabilan mineral. Selama reaksi kima ini akan menyebabkan presipitasi
pirit dan presipitasi semen karbon. Setelah itu barulah menjadi batupasir kasar.
Batuan ini biasanya digunakan sebagai material pembuatan kaca atau gelas.

Klasifikasi wenworth
Klasifikasi pettijohn

Klasifikasi Sedimentary Rock

ASISTEN PRAKTIKAN

(GLADYS NOVIA ) (OKTAVIANUS


FHENTRI)
NIM. F 121 20 037 NIM. F 121 21 038
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Acara :V Nama : Oktavianus Fhentri
Hari/tanggal : Kamis, 13/04/2023 NIM : F 121 21 038
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

1. No Sampel : 11
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
3. Warna Segar : Abu-Abu
4. Warna Lapuk : Abu-Abu Kecoklatan
5. Tekstur :
• Ukuran butir : 2 - 256 mm
• Permeabilitas : Baik
• Kebundaran : Rounded
• Sortasi : Terpilah Buruk
• Kemas : Terbuka
6. Struktur : Berlapis
7. Komposisi Material
• Fragmen : Andesit, Granit, dan Diorite
• Matriks : Batupasir Kasar
• Semen : Silika
8. Komposisi Kimia : Silika (SiO2)
9. Nama Batuan : Konglomerat (Wenworth 1922)
10. Genesa : Batu Konglomerat terbentuk di mulai
dari fragmen-fragmen batuan asal yang berupa batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf (Semua Jenis batuan) yang ukuran
diameternya lebih besar dari 2 mm. Kemudian mengalami transportasi
yaitu proses dimana material-material ini terbawa dan terendapkan oleh
adanya media air dan angin. Dibutuhkan air yang memiliki arus yang kuat
untuk mengangkut partikel fragmen sebesar ini. Selanjutnya material
fragmen tadi mengalami proses sedimentasi yang di endapkan oleh air.
Dalam proses transportasi ini kemudian membawa pasir dan kerikil
kemudian menumpuknya kemudian terendapkan. Kemudian pasir dan
tanah liat yang ada di dekat endapan itu masuk dan memenuhi ruangan
yang terdapat di sekiar endapan. Selanjutnya mengalami proses diagenesis.
Proses diagenesis meliputi proses fisika dan kimia. Diagenesis secara
fisika meliputi bioturbasi dan kompaksi sedangkan diagenesis secara kimia
disebabkan oleh reaksi kimia dalam batuan oleh adanya perubahan tekanan
dan temperatur. Terakhir, sedimen kimiawi mengikat batuan tersebut,
sehingga membuat batu utuh yaitu Batu Konglomerat. Batuan ini biasanya
digunakan sebagai bahan bangunan.

Klasifikasi wenworth
Klasifikasi pettijohn

Klasifikasi Sedimentary Rock

ASISTEN PRAKTIKAN

(GLADYS NOVIA ) (OKTAVIANUS FHENTRI)


NIM. F 121 20 037 NIM. F 121 21 038
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Acara :V Nama : Oktavianus Fhentri
Hari/tanggal : Kamis, 13/04/2023 NIM : F 121 21 038

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

1. No Sampel : 12
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
3. Warna Segar : Abu-Abu Kecoklatan
4. Warna Lapuk : Cokelat
5. Tekstur :
• Ukuran butir : 1/2 - 1 mm
• Permeabilitas : Baik
• Kebundaran : Rounded
• Sortasi : Terpilah Baik
• Kemas : Tertutup
6. Struktur : Berlapis
7. Komposisi Mineral
• Fragmen :-
• Matriks : Batupasir Sedang
• Semen : Silika
8. Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)
9. Nama Batuan : Batupasir kasar (Wenworth 1922)
10. Genesa : Batupasir kasar bisa terbentuk karena proses
pelapukan fisika dan kimia pada batuan beku atau batuan asalnya, batuan
sedimen dan batuan metamorf. Granit merupakan salah satu jenis batuan beku
yang umum dan menjadi contoh yang bagus dari proses pembentukan pasir.
Proses pelapukan ini dianalisis secara terpisah, namun sebanarnya kedua proses
ini biasanya berjalan beriringan karena keduanya cenderung saling mendukung
dalam proses pelapukan. Pelapukan kimia merupakan faktor penting dalam
pembentukan pasir secara keseluruhan, karena proses ini terjadi secara efisien
di lingkungan yang lembab ataupun panas. Sedangkan pada pelapukan fisika
hanya mendominasi di tempat-tempat yang dingin ataupun kering. Pelapukan
batuan dasar yang membentuk pasir biasanya terjadi di bawah tanah. Tanah
yang menutupi bagian batuan dasar membuat lingkungan sekitar batuan
menjadi lembab, sehingga akan mempercepat proses disintegrasi batuan.
Setelah itu hasil pelapukan tadi mengalami transportasi, pada umumnya media
transportasi pasir merupakan arus sungai. Butiran sedimen pasir kasar yang
diangkut oleh sungai ini pada akhirnya terendapkan di mulut sungai, dimana
kecepatan arus tiba-tiba menurun. Kemudian mengalami proses sedimentasi
yaitu proses pengendapan material karena aliran sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang dibawanya. Semakin kecil ukuran butir maka
transportasi yang dialami semakin jauh dan arus yang membawanya semakin
tidak tenang. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang
berukuran besar akan lebih berat dan terendapkan terlebih dahulu, kemudian
material yang lebih halus dan ringan. Sedimentasi membawa material hasil dari
pengikisan dan pelapukan oleh air atau angin ke suatu wilayah yang kemudian
terendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang terendapkan
lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Selanjutnya batuan sedimen
mengalami diagenesis. Diagenesis secara fisika meliputi bioturbasi dan
kompaksi. Sedangkan secara kimia yaitu sementasi, pelarutan (dissolution),
penggantian (replacement), rekristalisasi dan regenerasi hidrokarbon.
Diagenesis secara kimia disebabkan oleh reaksi kimia dalam batuan oleh
adanya perubahan tekanan dan temperatur. Seperti kebanyakan sedimen yang
terendapkan pada kondisi subaqueously atau di bawah muka air tanah, akan
menyebabkan sedimen jenuh air. Air dapat juga mengandung karbon organik
terlarut. Kandungan organic bersifat reaktif dan dapat menghasilkan reaksi ion
hidrogen dan berkarbonat yang merubah kondisi air pori dan menyebabkan
ketidakstabilan mineral. Selama reaksi kima ini akan menyebabkan presipitasi
pirit dan presipitasi semen karbon. Setelah itu barulah menjadi batupasir kasar.
Batuan ini biasanya digunakan sebagai material pembuatan kaca atau gelas.

Klasifikasi wenworth
Klasifikasi pettijohn

Klasifikasi Sedimentary Rock

ASISTEN PRAKTIKAN

(GLADYS NOVIA ) (OKTAVIANUS FHENTRI)


NIM. F 121 20 037 NIM. F 121 21 038

Anda mungkin juga menyukai