Anda di halaman 1dari 27

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK Nama : Muh. Sarjan Djalil


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 17 003
Acara 7 : Klasifikasi Batuan Sedimen

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK


1. No Sampel : 01
2. Warna Segar : Abu – Abu
3. Warna Lapuk : Abu – Abu kecoklatan
4. Tekstur
 Ukuran Butir : < 1/256 mm
 Porositas : Buruk
 Permeabilitas : Buruk
 Kebundaran : Membundar sangat baik
 Sortasi : Baik
 Kemas : Tertutup
5. Struktur : Masif
6. Komposisi Mineral
 Fragmen :-
 Matriks : Lempung
 Semen : Silika
7. Komposisi Kimia : SiO2
8. Jenis Batuan : Klastik
9. Nama Batuan : Batulempung
10. Keterangan : Batulempung terbentuk dari lempung residu dan
lempung letakan (sedimen), lempung residu adalah
sejenis lempung yang terbentuk karena proses
pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan
disekitar batuan induknya kemudian material
lempung mengalami proses diagenesa sehingga
membentuk batulempung. Batu ini merupakan
batulempung berdasarkan klasifikasi Wenworth
(1992) dan, merupakan claystone berdasarkan
klasifikasi Embry & Kovlan (1971).
Klasifikasi Wentworth (1922)

Klasifikasi Picard (1971)


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muh. Sarjan Djalil
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 17 003
Acara 7 : Klasifikasi Batuan Sedimen

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK


1. No Sampel : 02
2. Warna Segar : Abu – abu
3. Warna Lapuk : Abu kehijauan
4. Tekstur
 Ukuran Butir : 1/256 – 1/16 mm
 Porositas : Buruk
 Permeabilitas : Buruk
 Kebundaran : Membundar sedang
 Sortasi : Terpilah Buruk
 Kemas : Tertutup
5. Struktur : Masif
6. Komposisi Mineral
 Fragmen :-
 Matriks : Kuarsa
 Semen : Silika
7. Komposisi Kimia : SiO2
8. Jenis Batuan : Klastik
9. Nama Batuan : Batulanau
10. Keterangan : Batulanau merupakan batuan sedimen, karena batu
ini terbentuk dari litifikashi bahan rombakan batuan
asal atau denudasi. Batuan ini mengalami pelapukan
mekanis, kemudian terosi dan tertranportasi oleh
menjadi material sangat kecil lalu pengendapan,
material sedimen mengalami diagenesa yang dapat
merubah sedimen menjadi keras. Batu ini merupakan
batulanau berdasarkan klasifikasi Wenworth (1992)
dan, merupakan Siltstone berdasarkan klasifikasi
Embry & Kovlan (1971).
Klasifikasi Wentworth (1922)

Klasifikasi Picard (1971)


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muh. Sarjan Djalil
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 17 003
Acara 7 : Klasifikasi Batuan Sedimen

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK


1. No Sampel : 03
2. Warna Segar : Coklat
3. Warna Lapuk : Coklat Kehitaman
4. Tekstur
 Ukuran Butir : 1/4 – 1/8 mm
 Porositas : Baik
 Permeabilitas : Sedang
 Kebundaran : Membundar Baik
 Sortasi : Baik
 Kemas : Tertutup
5. Struktur : Berlapis
6. Komposisi Mineral
 Fragmen :-
 Matriks :-
 Semen : Silika
7. Komposisi Kimia : SiO2
8. Jenis Batuan : Klastik
9. Nama Batuan : Batupasir halus
10. Keterangan : Batupasir halus merupakan jenis batuan sedimen
klastik yang terbentuk akibat proses pelapukan baik
mekanis. Proses erosi dan transportasi atau
pengangkutan material sedimentasi dari sumbernya
melalui beberapa media, yaitu berupa air dan angin
menjadi material kecil kemudian material
terlitifikasi. Batu ini merupakan batupasir halus
berdasarkan klasifikasi Wenworth (1992) dan,
merupakan Sandstone berdasarkan klasifikasi Embry
& Kovlan (1971).
Klasifikasi Wentworth (1922)

Klasifikasi Picard (1971)


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muh. Sarjan Djalil
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 17 003
Acara 7 : Klasifikasi Batuan Sedimen

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK


1. No Sampel : 04
2. Warna Segar : Coklat
3. Warna Lapuk : Coklat Kekuningan
4. Tekstur
 Ukuran Butir : Kerakal/64-4 mm
 Porositas : Baik
 Permeabilitas : Buruk
 Kebundaran : Menyudut
 Sortasi : Buruk
 Kemas : Terbuka
5. Struktur : Berlapis
6. Komposisi Mineral
 Fragmen : Andesit
 Matriks : Pasir kuarsa
 Semen : Silika ( SiO2 ), Pasir
7. Komposisi Kimia : SiO2
8. Jenis Batuan : Klastik
9. Nama Batuan : Breksi Berangkal (Wenworth,1982)
10. Keterangan : Breksi terbentuk oleh proses pelapukan, erosi,
transportasi dan pengendapan (sedimentasi) dari
batuan yang berumur lebih tua dan terendapkan
dalam cekungan atau lingkungan pengendapan
daratan. jarak transportasi dekat dengan batuan
asalnya dilingkungan daratan. Batu ini juga bias
terbentuk dari proses struktural seperti sesar yang
membentuk breksi sesar. Batu ini merupakan
Berangkal Breksi berdasarkan klasifikasi Wenworth
(1992)
Klasifikasi Wentworth (1922)
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muh. Sarjan Djalil
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 17 003
Acara 7 : Klasifikasi Batuan Sedimen

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK


1. No Sampel : 05
2. Warna Segar : Coklat
3. Warna Lapuk : Coklat Kemerahan
4. Tekstur
 Ukuran Butir : 256 - 64 mm
 Porositas : Baik
 Permeabilitas : Buruk
 Kebundaran : Membulat
 Sortasi : Buruk
 Kemas : Terbuka
5. Struktur : Berlapis
6. Komposisi Mineral
 Fragmen : Basalt
 Matriks : Muskovit
 Semen : Silika ( SiO2 ), Pasir
7. Komposisi Kimia : SiO2
8. Jenis Batuan : Klastik
9. Nama Batuan : Bongkah Konglomerat
10. Keterangan : Konglomerat terbentuk oleh proses pelapukan, erosi,
transportasi, dan pengendapan (sedimentasi) dari
batuan yang berumur lebih tua dan terendapkan
dalam cekungan atau lingkungan pengendapan
daratan. Jarak transportasi dekat dengan batuan
asalnya di lingkungan daratan. Batu ini merupakan
Bongkah Konglomerat berdasarkan klasifikasi
Wenworth (1992)
Klasifikasi Wentworth (1922)
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muh. Sarjan Djalil
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 17 003
Acara 7 : Klasifikasi Batuan Sedimen

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN NONKLASTIK


1. No. Sampel : 06
2. Warna Segar : Hitam
3. Warna Lapuk : Hitam Keabu - abuan
4. Tekstur : Non-klastik
5. Struktur : Berlapis
6. Komposisi Kimia : Karbon (C)
7. Jenis Batuan : Batuan sedimen non-klastik
8. Nama batuan : Batubara muda
9. Kegunaan : Sumber tenaga pembangkit listrik, bahan bakar cair, industri
produksi baja, industri produksi semen, dll
10. Genesa : Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang
mengendap selama berjuta –juta tahun dan mengalami proses
-proses pembatubaraan (coalification) dibawah pengaruh
fisika, kimia, maupun geologi. Batubara ini memiliki warna
segar hitam dan warna lapuk hitam keabuan. Batu ini
bertekstur non-klastik karena butirannya hampir tidak ada
sehingga batubara di golongkan sebagai batuan sedimen non-
klastik. Struktur batuan ini berlapis seperti batuan sedimen
pada umumnya. Batubara bekomposisi kimia yaitu Karbon.
Batubara biasa digunakan sebagai bahan bakar. Batubara ini
merupakan jenis lignitic berdasarkan klasifikasi ASTM
(1984).
Klasifikasi ASTM (1984)
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muh. Sarjan Djalil
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 17 003
Acara 7 : Klasifikasi Batuan Sedimen

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN NONKLASTIK


1. No. Sampel : 07
2. Warna Segar : Putih
3. Warna Lapuk : Putih keabuan
4. Tekstur : Non-klastik
5. Struktur : Tidak berlapis
6. Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)
7. Jenis Batuan : Batuan sedimen non-klastik
8. Nama batuan : Batugamping
9. Kegunaan : Bahan pemutih dalam pembuatan soda abu, penetral
keasaman tanah, bahan pupuk, dll.
10. Genesa : Batu gamping sebagian besar terbentuk secara organik yang
berasal dari pengendapan cangkang atau rumah kerang dan
siput, foraminifera, atau ganggang berasal dari kerangka
binatang koral / kerang. Batu gamping ini memiliki warna
segar putih dan warna lapuk putih kekunigan. Batu ini
bertekstur non-klastik karena butirannya hampir tidak ada
sehingga batubara di golongkan sebagai batuan sedimen non-
klastik. Struktur batuan ini tidak berlapis. Batu gamping
bekomposisi kimia yaitu Kalsium karbonat (CaCO3). Batu
gamping biasa digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk
dan bahan pemutih dalam pembuatan soda abu. Batugamping
ini merupakan batugamping mudstone berdasarkan
klasifikasi Dunham (1992) dan, merupakan batugamping
Floatstone berdasarkan klasifikasi Embry & Kovlan (1971).
Klasifikasi Dunham (1962)

Klasifikasi Embry & Kovlan (1971)


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muh. Sarjan Djalil
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 17 003
Acara 7 : Klasifikasi Batuan Sedimen

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN NONKLASTIK


1. No. Sampel : 08
2. Warna Segar : Putih
3. Warna Lapuk : putih kekuningan
4. Tekstur : Non-klastik
5. Struktur : Tidak berlapis
6. Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)
7. Jenis Batuan : Batuan sedimen non-klastik
8. Nama batuan : Batu gamping
9. Kegunaan : Bahan pemutih dalam pembuatan soda abu, penetral keasa-
man tanah, bahan pupuk, dll.
10. Genesa : Batu gamping sebagian besar terbentuk secara organik yang
berasal dari pengendapan cangkang atau rumah kerang dan
siput, foraminifera, atau ganggang berasal dari kerangka
binatang koral / kerang. Batu gamping ini memiliki warna
segar putih dan warna lapuk putih kekunigan. Batu ini
bertekstur non-klastik karena butirannya hampir tidak ada
sehingga batubara di golongkan sebagai batuan sedimen non-
klastik. Struktur batuan ini tidak berlapis. Batu gamping
bekomposisi kimia yaitu Kalsium karbonat (CaCO3). Batu
gamping biasa digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk
dan bahan pemutih dalam pembuatan soda abu. Batugamping
ini merupakan batugamping Wackstone berdasarkan
klasifikasi Dunham (1992) dan, merupakan batugamping
Rudstone berdasarkan klasifikasi Embry & Kovlan (1971).
Klasifikasi Dunham (1962)

Klasifikasi Embry & Kovlan (1971)


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muh. Sarjan Djalil
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 17 003
Acara 7 : Klasifikasi Batuan Sedimen

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN NONKLASTIK


1. No. Sampel : 09
2. Warna Segar : Merah
3. Warna Lapuk : Merah Kecoklatan
4. Tekstur : Non-klastik
5. Struktur : Tidak berlapis
6. Komposisi Kimia : SiO2
7. Jenis Batuan : Batuan sedimen non-klastik
8. Nama batuan : Batu Rijang (Boggs, 1987)
9. Kegunaan : Kepala kapak, pisau, dan mata panah
10. Genesa : Rijang dapat terbentuk ketika mikrokristal silikon dioksida
(SiO2) tumbuh dalam sedimen lunak yang akan menjadi batu
kapur. Dalam sedimen tersebut, jumlah yang sangat besar dari
mikrokristal silikon dioksida akan tumbuh menjadi nodul
yang berbentuk tidak teratur atau konkresi silika terlarut
terangkut oleh air ke sebuah lingkungan pengendapan.
Jika nodul-nodul atau konkresi tersebut bergabung dalam
jumlah yang besar maka akan membentuk lapisan rijang
dalam suatu massa sedimen. Rijang yang terbentuk dengan
cara seperti ini biasa disebut sebagai batuan sedimen kimia.
Beberapa silikon dioksida dalam rijang diperkirakan
memiliki asal biologis. dibeberapa tempat baik itu di
lingkungan "laut dalam" maupun "laut dangkal", dimana di
lingkungan tersebut terdapat diatom dan radiolaria yang
hidup di air. Organisme ini memiliki cangkang kaca silika
yang licin (glassy silica skeleton).
Klasifikasi Boggs (1992)
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muh. Sarjan Djalil
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 17 003
Acara 7 : Klasifikasi Batuan Sedimen

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN NONKLASTIK


1. No. Sampel : 10
2. Warna Segar : Hitam
3. Warna Lapuk : Hitam Kecoklatan
4. Tekstur : Non-klastik
5. Struktur : Tidak Berlapis
6. Komposisi Kimia : Karbon (C)
7. Jenis Batuan : Batuan sedimen non-klastik
8. Nama batuan : Batubara
9. Kegunaan : Bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap
10. Genesa : Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba
sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini.
Beberapa di antaranya tegolong kubah gambut yang
terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah
sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini
terbentuk pada kondisi di mana mineral-mineral anorganik
yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan
membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur
rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum
dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu
bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur
tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada
lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan
daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah
timur Sumatra dan sebagian besar Kalimantan. Batubara
antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam
berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98%
unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%
berdasarkan klasifikasi ASTM (1984).
Klasifikasi ASTM (1984)
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muh. Sarjan Djalil
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 17 003
Acara 7 : Klasifikasi Batuan Sedimen

1.1 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini, adalah agar mahasiswa dapat menamakan jenis batuan
sedimen berdasarkan klasifikasi batuan sedimen.

1.2 Dasar Teori


Batuan sedimen adalah batuan batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organism,
yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami
pembatuan ( Pettijohn, 1975).

Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan antara
beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus
sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk ke dalam batuan
sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil
kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat di kerak
bumi. Dari jumlah 5% ini, batulempung adalah 80%, batupasir 5% dan batugamping kira-
kira 80% ( Pettijohn, 1975).

Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat dibedakan
menjadi 2 macam :

1. Batuan Sedimen Klastik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran
batuan lain. Kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya mengalami
diagenesa.
2. Batuan Sedimen Non Klastik, yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses
transportasi. Pembentukannya adalah kimiawi dan organism.

Sifat-sifat utama batuan sedimen :


Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses
sedimentasi. Sifat klastik yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas, terutama
pada golongan detritus. Sifat jejak adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil). Jika
bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnnya : gypsum, kalsit, dolomite, dan rijang.

Klasifikasi Batuan Sedimen

1. Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan sedimen
dapat digolongkan atas 5 bagian. :
a. Sedimen aquatic, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.
Contoh : gosong pasir, flood plain, delta, dll.
b. Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin.
Contoh : tanah loss, sand dunes.
c. Sedimen Glasial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser.
Contoh : morena, drumlin.
2. Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan), batuan sedimen dibagi
menjadi 3, yaitu :
a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut.
Contoh : batugamping, dolomite, napal, dsb.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat.
Contoh : endapan sungai (alluvium), endapan danau, talus, kolovium, endapan
gurun (aeolis), dsb.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukannya terletak antara darat dan laut.
Contoh : endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).
3. Penggolongan batuan sedimen yang didasarkan pada cara pengendapannya, dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Sedimen Klastik
Kata klastik berasal dari bahasa Yunani yaitu klatos yang artinya pecahan.
Batuan sedimen klastika yaitu batuan sedimen yang terdiri dari kelompok batuan.
Bahan asal dari batuan-batuan tersebut (fragmen-fragmennya) terlepas dari
batuan induknya karena pengaruh dari batuan mekanis (misalnya benturan,
retakan). Fragmen-fragmen yang telah mengendap di suatu tempat, mengalami
sementasi dan kompaksi sehingga terikat satu sama lain, mengeras, dan
membentuk batuan baru seperti: konglomerat, breksi, batupasir, batulempung,
dsb.
b. Sedimen Kimia
Yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan kemudian diendapkan secara kimiawi
di tempat lain. Bahan asal batuan sedimen kimiawi adalah uraian hasil pelapukan
batuan beku yang larut dalam air. Kebanyakan terjadi karena pengikisanair yang
kaya akan garam (evaporit) dan konsentrasi-konsentrasi pengendapan.
Umumnya batuan sedimen kimiawi tersusun atas garam-garam yang larut dalam
air laut. Contoh batuan sedimen kimiawi adalah oolit dan batugamping.
c. Sedimen Organik
Batuan sedimen organic/orgasen, yaitu batuan sedimen yang dibentuk atau
diendapkan oleh organisme.

Klasifikasi Wentworth (1922)


Klasifikasi Picard (1971)

Klasifikasi Embry & Kovlan (1971)


Klasifikasi Boggs (1992)

Klasifikasi Dunham (1962)


Klasifikasi Folk (1959)

Klasifikasi ASTM (1984)

Anda mungkin juga menyukai