Anda di halaman 1dari 11

A.

JUDUL
IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian batuan sedimen dan batuan sedimen klastik
2. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan proses pembentukan batuan sedimen
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi batuan sedimen
4. Mahasiswa dapat mengetahui tekstur, struktur dan komposisi batuan sedimen
5. Mahasiswa dapat menganalisis contoh batuan sedimen

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Batu konglomerat
2. Batu lempung
3. Batu lanau
4. Batu pasir
5. Batu kalkarenit
6. Skala garis
7. HCL
8. Komparator batuan
9. Pulpen biru
10. Pensil
11. Penghapus
12. Buku
13. Handphone
14. Laptop

BAHAN
1. Lembar Cover
2. Lembar instrumen
3. Kertas HVS
4. Kertas print gambar
5. Kuota
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari endapan berbagai bahan yang
terbawa oleh angin atau air. Batuan sedimen ini terbentuk dengan proses pertama tentunya
adalah pecahnya atau terabrasinya batuan sumber yang kemudian hasil
pecahannyatertransportasi dan mengendap di suatu area tertentu.
Seorang ahli, Hutton pada tahun 1875 menyatakan bahwasannya batuan sedimen
merupakan batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai suatu material lepas,
yang kemudian terangkut ke lokasi pengendapan oleh es, air dan, angin, serta longsoran
gravitasi, gerakan tanah atau juga tanah longsor.
Pengertian lain dari batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi
material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia
maupunorganisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang
kemudian mengalami pembatuan ( Pettijohn, 1975 ).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian batuan
sedimen ialah batuan hasil endapan dari akumulasi material lepas yang terbawa oleh air,
es, dan angin, serta longsoran gravitasi, gerakan tanah.

2. Proses Pembentukan Batuan Sedimen


Proses pembentukan batuan sedimen melibatkan empat proses utama diantaranya,
1. Pelapukan Pemecahan
Pemecahan batu, tanah, mineral, serta bahan kayu dan buatan melalui kontak dengan
atmosfer bumi, perairan, dan organisme. Pelapukan terjadi di tempat asal dengan
sedikit atau tanpa gerakan. Pelapukan melibatkan pergerakan batuan dan mineral oleh
agen seperti air, es, salju, angin, ombak, dan gravitasi untuk diangkut dan disimpan di
lokasi lain. Terdapat tiga klasifikasi penting dari proses pelapukan diantaranya,
a. Pelapukan fisika, merupakan proses pelapukan yang melibatkan kontak langsung
dengan kondisi atmosfer, seperti panas, udara, es, dan tekanan.
b. Pelapukan kimia, merupakan pelapukan akibat langsung dari bahan kimia
atmosfer atau bahan kimia yang diproduksi secara biologis.
c. Pelapukan biologi, merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup
dan disebabkan oleh proses organisme, tumbuhan, dan manusia.
2. Transportasi
Proses pengangkutan material dari tempat asal ke tempat penyimpanan. Proses ini
memerlukan agen transportasi berupa gravitasi, angin, gletser, dan udara.
3. Pengendapan
Pengendapan adalah proses geologi ketika sedimen yang dihasilkan dari proses
pelapukan atau tanah dan batuan ditambahkan ke suatu lahan dataran lebih rendah
yang ditransportasikan oleh angin, gletser, udara, dan gravitasi.
4. Pemadatan dan Penyemenan
Pemadatan terjadi ketika sedimen terkubur dalam-dalam, sehingga menempatkan
mereka di bawah tekanan karena berat lapisan yang ada di atasnya. Sementara itu,
penyemanan adalah mineral baru yang menempel pada butiran layaknya semen
mengikat butiran pasir pada bahan bangunan.

3. Pengertian Batuan Sedimen Klastik


Kata ‘klastik’ merupakan bahasa Yunani yang mempunyai arti ‘jatuh’. Menurut
Pettjohn (1975), batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari
pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal yang berupa batuan metamorf,
batuan beku, atau batuan sedimen itu sendiri. Pengertian lain dari batuan sedimen klastik
adalah jenis batuan sedimen (batuan endapan) yang dihasilkan dari proses sedimentasi
batuan beku atau material padat lain yang mengalami pelapukan mekanik.
Batuan sedimen klastik juga dapat diartikan sebagai batuan yang diperoleh dari
perubahan ukuran atau hancurnya batu besar menjadi batu kecil secara mekanik sehingga
sifat kimiawi batu tersebut masih sama dengan batuan asalnya.

4. Struktur Batuan Sedimen Klastik


Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses
sedimentasi. Struktur sedimen menurut Pettijohn (1975) mempunyai tiga bagian yaitu:
• Struktur Sedimen Primer
Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses sedimentasi
dapat merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti perlapisan,
gelembur gelombang, perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun, dan lain-
lain. Struktur primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan dan
ketika batuan beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang terlihat.
Struktur primer ini penting sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal suatu
batuan yang tersingkap,terutama dalam batuan sedimen.
• Struktur Sedimen Sekunder
Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimentasi, sebelum, atau pada waktu
diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan
dasar, lereng dan lingkungan organisnya. Antara lain, beban, rekah kerut, jejak
binatang.
• Struktur Sedimen Organik
Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau
binatang lainnya. Antara lain, kerangka, laminasi pertumbuhan.
Struktur batuan sedimen yang penting antara lain struktur perlapisan, dimana
struktur ini merupakan sifat utama dari batuan sedimen klastik yang menghasilkan
bidang-bidang sejajar sebagai hasil proses pengendapan.

5. Tekstur Batuan Sedimen Klastik


Menurut Pettijohn (1975) tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan
dengan ukuran dan bentuk butir serta susunannya. Secara umum tekstur batuan sedimen
mencerminkan proses-proses yang terjadi pada saat pengendapan. Tekstur batuan sedimen
klastik meliputi:
a. Ukuran Butir
Ukuran butir batuan sedimen klastik umumnya mengikuti Skala Wentworth.
Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara megaskopik. Ukuran
butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan tangan masih terasa ada
butir seperti pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa sangat halus
dan lembut di tangan, tidak terasa ada gesekan butiran seperti pada lanau, dan bila
diberi air akan terasa sangat licin.

b. Sortasi
Pemilahan atau sortasi adalah keseragaman ukuran besar butir-butir batuan
endapan/sedimen. Dalam pemilahan dipergunakan pengelompokan sebagai berikut :
• Terpilah Baik (Well Sorted), kenampakan ini diperlihatkan oleh ukuran besar butir
yang seragam pada semua komponen batuan sedimen.
• Terpilah Buruk (Poorly Sorted), kenampakan pada batuan sedimen yang memiliki
besar butir yang beragam dimulai dari lempung hingga kerikil atau bahkan
bongkah.
• Selain dua pengelompokkan tersebut adakalanya seorang peneliti menggunakan
pemilahan sedang untuk mewakili kenampakan yang agak seragam.

c. Derajat Kebundaran
Kebundaran adalah nilai atau meruncingnya bagian tepi butiran pada batuan
sedimen klastik sedang sampai kasar. Kebundaran dibagi menjadi :

• Membundar Sempurna (Well Rounded), hampir semua permukaan cembung


(equidimensional).
• Membundar (Membulat), pada umumnya memiliki permukaan bundar, ujung
ujung dan tepu cekungan.
• Agak Membundar (Subrounded), permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung
yang membundar.
• Agak Menyudut (Sub Angular), permukaan datar dengan ujung-ujung yang tajam.
• Menyudut (Angular), permukaan kasar dengan ujung-ujung butir runcing dan
tajam.

d. Kemas
Kemas/fabric berkaitan dengan susunan butiran dalam batuan serta
hubungannya dengan matrik. Jumlah matriks secara langsung berpengaruh terhadap
tingkat kerapatan antar butir.
• Kemas terbuka : kerapatan antar butiran kecil/renggang, butiran tidak saling
bersentuhan/mengambang dlm massa dasar.
• Kemas tertutup : kerapatan antar butiran besar/rapat.

6. Komposisi Batuan Sedimen


a. Fragmen
Fragmen adalah bagian butiran yang berukuran lebih besar, yang berupa pecahan
batuan, mineral, cangkang fosil, ataupun zat organik.
b. Matrik
Matriks adalah butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan terletak
diantaranya sebagai massa dasar dan mengisi sela-sela diantara fragmen, serta
diendapkan bersama fragmen. Matrik dapat berupa pecahan batuan, mineral atau fosil.
c. Semen
Semen adalah material pengisi serta rongga pengikat antar butir sedimen, dapat
berbentuk amorf atau kristalin. Semen terdiri dari material halus yang menjadi
pengikat antar butiran dan mengisi rongga pori yang diendapkan setelah fragmen dan
matriks. Semen dapat berupa kalsit, silika, oksida besi ataupun sulfat. Bahan semen
yang lazim adalah:
• Semen karbonat seperti kalsit dan dolomit
• Semen silika seperti kalsedon dan kuarsa
• Semen oksida besi seperti limonit, hematit, dan sideri

7. Skala Wentworth
Ukuran butir sedimen merupakan hal yang sangat penting dan mendasar karena
ukuran butir sedimen menceritakan banyak hal mengenai tingkat erosi provenance,
mekanisme transportasi, energi pengendapan dan hal-hal lain yang tentunya sangat
penting dalam interpretasi. Dan perlu diketahui bahwa sedimen yang ada di permukaan
bumi adalah sedimen-sedimen dengan ukuran yang bermacam-macam dan sangatlah lebar
rentang dari ukuran tersebut walaupun sebenarnya batuan sedimen di permukaan bumi
didominasi oleh sedimen berukuran pasir (Boggs, 1995).
Untuk itu diperlukan suatu standar logaritmic ataupun geometri untuk ukuran butir
sedimen tersebut. Udden (1898) kemudian membuat skala ukuran butir sedimen yang
kemudian dimodifikasi oleh Wentworth pada tahun 1922 yang kemudian dikenal sebagai
skala ukuran butir Udden-Wentworth (1922) dengan rentang skala <1/256 mm hingga
>1/256 mm dan terbagi menjadi kelompok besar yaitu clay, silt, sand, dan gravel.
Skala Wentworth (oleh Uden Wentworth tahun 1922) digunakan dalam
pengklasifikasian batuan sedimen khususnya batuan sedimen klastik berdasarkan ukuran
butir-butir penyusun batuan.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
praktikum Geologi Dasar.
2. Mahasiswa mendengarkan dan memahami penjelasan dari asisten praktikum Geologi
Dasar.
3. Mahasiswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh asisten praktikum Geologi
Dasar.
4. Mahasiswa menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti kepada asisten praktikum Geologi
Dasar.
5. Mahasiswa mengidentifikasi batuan sedimen yang telah disediakan.
6. Mahasiswa menganalisis batuan sedimen berdasarkan jenis, struktur, tekstur, dan
komposisi batuan.
7. Mahasiswa mengambil contoh gambar batuan dan menggambarkannya pada lembar
instrumen.
8. Mahasiswa mengisi lembar instrumen berdasarkan hasil analisis.
9. Mahasiswa mengumpulkan lembar instrumen kepada asisten praktikum Geologi Dasar.
10. Mahasiswa mencari referensi bacaan dari berbagai sumber untuk penyusunan laporan
praktikum.
11. Mahasiswa menyusun laporan praktikum.
12. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum tepat waktu.
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
(Terlampir pada lembar instrumen)
G. KESIMPULAN
Pengertian batuan sedimen ialah batuan hasil endapan dari akumulasi material lepas
yang terbawa oleh air, es, dan angin, serta longsoran gravitasi, gerakan tanah. Proses
pembentukan batuan sedimen melibatkan empat proses utama, yaitu pelapukan, transportasi,
pengendapan, dan pemadatan. Pengertian dari batuan sedimen klastik adalah jenis batuan
sedimen (batuan endapan) yang dihasilkan dari proses sedimentasi batuan beku atau material
padat lain yang mengalami pelapukan mekanik.
Terdapat 3 batuan sedimen klastik yang dianalisis pada praktikum kali ini. Yang
pertama ialah batu pasir. Tekstur batu pasir dilihat dari ukuran butirnya ialah 1/16 mm –
1/256 mm. Dilihat dari sortasinya, batu pasir memiliki sortasi yang sangat baik. Selanjutnya
dilihat dari kebundarannya maka termasuk kedalam jenis membundar. Serta kemas yang
tertutup. Untuk komposisi mineralnya yang pertama dari fragmennya yaitu silt dengan
rentang ukuran 1/16 – 1/256. Matrik berupa silt. Sedangkan semen berupa karnonat (CaCo3).
Genesa dari batu pasir ialah terbentuk dari butiran-butiran yang terbawa air, seperti
pergerakan ombak di pantai dan saluran air sungai.
Batuan sedimen klastik selanjutnya ialah batu lanau. Memiliki ukuran butir 1/16 –
1/256 mm. Sortasinya sangat baik dengan kebundaran nenyudut dan kemas tertutup.
Komposisi mineral terdapat fragmen dengan jenis lanau, silt (1/16 – 1/256). Begitupun
dengan matrik berupa lanau (silt). Dan semen dengan jenis silika (SiO2). Genesa batu lanau
ialah terbentuk saat air, angin, ataupun endapan es yang membawa material lanau lalu
terakumulasi menjadi batuan.
Dan batuan yang terakhir ialah batu konglomerat. Untuk tekstur batuan, memiliki
ukuran butir sebesar 64mm – 4mm, sortasi sangat baik, dengan jenis kebundaran yaitu
membundar tanggung, dan kemas yang tertutup. Untuk komposisi mineralnya, terdapat
fragmen berjenis pasir dan kerikil, matrik berjenis pasir, dan semen dengan jenis karbonat
(CaCo3). Genesa batu konglomerat ialah pembentukan fragmen dari proses sedimentasi
bahan yang berbutir kasar. Terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran
lebih besar dari 2mm yang berada di tengah-tengah semen yang tersusun oleh batu pasir dan
diperkuat serta dipadatkan lagi oleh kerikil.
DAFTAR PUSTAKA

Hasria., Arifudin Idrus., I Wayan Warmada. 2022. “Protolit Batuan Metamorf di Pegunungan
Rumbia Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia”. Jurnal Geologi
dan Sumberdaya Mineral, Vol. 23. Hal: 25-33

Kencana, Wahyu Satria. 2013. “Struktur Sedimen Menurut Para Ahli”.


https://www.scribd.com/doc/148172250/Struktur-Sedimen-Menurut-Para-Ahli. (Diakses
pada 17 Oktober pukul 20.00 WIB).

Kurniawan, Adi. 2015. “Pengertian dan Tekstur Batuan Sedimen Klastik”.


https://www.scribd.com/doc/265753909/Pengertian-Dan-Tekstur-Batuan-Sedimen-
Klastik. (Diakses pada 17 Oktober 2022 pukul 19.00 WIB).

Ramdani, Dani. 2022. “Batuan Sedimen: Pengertian, Proses Pembentukan, Jenis, dan
Manfaatnya”. https://www.sosial79.com/2022/01/batuan-sedimen-pengertian-
proses.html?m=1. (Diakses pada 17 Oktober 2022 pukul 17.00 WIB).

Soetoto. 2013. Geologi Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Zuhdi, Muhammad. 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi. Mataram: Penerbit Duta Pustaka Ilmu

Anda mungkin juga menyukai