Anda di halaman 1dari 21

Group : VI

Kampus : Indralaya
Anggota : Florindo R. Ayomi (03021981520059)
M. Fawwaz Luthfi Ramadhan (03021181520005)

No 1
Batuan Pumice

1. Nama mineral :
a. Feldspar
b. Kuarsa
c. Obsidian
d. Kristobalit
e. Tridimit

2. Sifat fisik dan kimia :


a. Warna : putih ke abu-abuan, kuning, merah
b. ukuran butir : 64mm
c. struktur : massive
d. ciri khas : dapat terapung di air, kedap suara, dan batu apung juga tahan terhadap
api, kondensi, jamur dan panas.
3. Genesa pembentukan :
Pumice terjadi bila magma asam muncul ke permukaan dan bersentuhan dengan udara luas
secara tiba-tiba. Buih gelas alam dengan gas yang terkandung didalamnya mempunyai
kesempatan untuk keluar dan magma membeku dengan tiba-tiba. Pumice umumya
terdapat sebagai fragmen yang terlemparkan pada saat gunung api dengan ukuran dari
kerikil sampai bongkah. Pumice umumnya terdapat sebagai lelehan atau aliran permukaan,
bahan lepas, atau fragmen dalam breksi gunung api. Batu apung dapat pula dibuat dengan
cara memanaskan obsidian, sehingga gasnya keluar. Pemanasan yang dilakukan pada
obsidian dari Krakatau, suhu yang diperlukan untuk megubah obsidian menjadi batu apung
rata-rata 880oC. Berat jenis obsidian yang semula 2,36 turun menjadi 0,416 sesudah
perlakuan tersebut oleh sebab itu mengapung didalam air.

4. Cara penambangan :
Terdapatnya endapan batu apung dilakukan dengan mempelajari struktur geologi sekitar
alur gunung api, antara lain dengan mencari singkapan dengan metoda geolistrik atau
pemboran dan pembuatan beberapa sumur uji. Selanjutnya dibuat peta topografi didaerah
yang diperkirakan terdapat endapan batu apung. Eksplorasi detail bertujuan untuk
mengetahui kualitas dan kuantitas cadangan. Metoda eksplorasi dengan pemboran (bor
tangan/bor mesin) atau pembuatan sumur uji. Pemilahan (sorting) untuk memisahkan batu
apung yang bersih dari batu apung yang banyak pengotornya (imperitis). Hal ini dilakukan
dengan Scalping Screens. Peremukan (Crushing) untuk mereduksi ukuran dengan
menggunakan crusher, hammer mills dan role mills. Sizing untuk memilahkan material
berdasarkan ukuran sesuai dengan permintaan pasar, dilakukan dengan menggunakan
saringan (screen). Pengeringan (drying) jika material dari tambang banyak mengandung air
maka perlu dilakukan pengeringan dengan Rotari Dryer.

5. Tempat terdapat :
Penyebaran batu apung di Indonesia pada umumnya melingkupi daerah Pulau Lombok,
Sukabumi, Serang, dan Pulau Ternate.
6. Kegunaan :
Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai bahan pengisi (filler),
pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator
temperatur tinggi dan lain-lain.

No 2
Batuan Tras

1. Nama mineral :
a. Silika
b. Alumina
c. Kalsium Oksida
d. Hematite

2. Sifat fisik dan kimia :


a. Kadar Air : 1 5,6%
b. Bobot isi
Gembur : 889 -1155 gr/l
Padat : 1177 - 1361 gr/l
c. Kuat tekan : 4,6 - 83,2 kg/cm2
d. Kuat lentur : 1,9 - 25,5 kg/cm2
3. Genesa pembentukan :
Tras pada umumnya terbentuk dari batuan vulkanik yang banyak mengandung feldspar dan
silica, antara lain breksi andesit, granit, rhyolit, yang telah mengalami pelapukan lanjut.
Akibat proses pelapukan feldspar akan berubah menjadi mineral lempung/kaolin dan
senyawa silika amorf. Makin lanjut tingkat kelapukannya makin bagus kualitas tras tersebut.

4. Cara penambangan :
Eksploitasi dilakukan dengan cara tambang terbuka, ini dikarenakan estimasi biaya yang
lebih murah. Karena sifat tras yang keras, seperti excavator akan sangat diperlukan. Selain
itu, alat seperti wheel loader dan bulldozer juga diperlukan untuk mengumpulkan dan
memuat material hasil pengerukan excavator ke dalam dump truck untuk dibawa ke lokasi
pengolahan.

5. Tempat terdapat :
Jabar : Cilegon, banten, priangan, cicalengka
Jateng : Gunung slamet, limbangan, comal, tayu, kudus, prambanan,
DIY : Samigaluh desa klepu, ngemplak, plono, suren
Jatim : Gunung welirang, Gunung kelud, Gunung arjuna
Lombok : Batukilang, kesaben bawi, nermada, kopang

6. Kegunaan :
Tras dapat digunakan sebagai bahan bangunan ringan. Bahan tras dapat dibuat untuk batako
sejenis bata dari bahan tras, sebagai pengganti pasir untuk bangunan. Kegunaan tras yang
lain adalah untuk campuran pembuatan Portland Pozzolan Cement (PPC), pembuatan semen
tras kapur, campuran pembuatan beton, campuran plester, dan tanah urug.
No 3
Batuan Toseki

1. Nama mineral :
a. Kuarsa 59 70%
b. Serisit 15 30%
c. Feldspar 1 -3%.

2. Sifat fisik dan kimia :


a. Warna : putih kekuningan dan kecoklatan hingga agak keabu-abuan,
terdapat noda-noda agak merah kecoklatan sebagai hasil pelapukan dari oksida besi.
b. Struktur : Masif, keras dan relatif mudah pecah bila dipalu
c. Menunjukan pola kekar yang sangat intensif
d. Derajat kristalisasi : holohialin
e. Ukuran butir : Berbutir sedang.

3. Genesa pembentukan :
Toseki atau batuan kuarsa serisit terbentuk pada zona ubahan filik, yakni pada suhu 220 0C
pada kondisi pH netral. Endapan toseki biasanya berasosiasi dengan batuan vulkanik yang
berkomposisi asam dan terbentuk sebagai hasil ubahan hidrotermal batuan vulkanik jenis
tufa riolitik atau dasit atau dasitik. Komposisi utama dari toseki adalah mineral kuarsa 59-
70%, serisit 15-30%, kaolinit 7-12%, feldspar 13%.
Berdasarkan atas kandungan mineral utama toseki dibagi menjadi tiga tipe yaitu tipe serisit,
tipe kaolinit, dan tipe feldspar, sedangkan berdasarkan atas kandungan Fe2O3-nya toseki
dikelompokan menjadi 4 kelas yaitu kelas I Fe2O3 (0,4-0,5%); kelas II (0,5-0,7%); kelas III
dengan kandungan Fe2O3 = (0,7-0,9%); kelas IV dengan kandungan TiO2 < 0,004% danMgO
kurang dari 0,1%.

4. Cara penambangan :
Penambangan toseki dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1. Tambang terbuka atau open pit
2. Tambang semprot atau hydraulicking
3. Tambang bawah tanah atau underground mining
Dua cara yang pertama, yang lebih banyak digunakan dibanding cara yang ketiga. Pada
tambang terbuka pada pengupasan tanah penutup dilakukan dengan alat sederhana atau
dengan alat mekanis (bulldozer, scrapper dll). Endapan kaolinnya dapat digali dengan
eksavator antara lain: Backhoe ataupun Shovel, kemudian dimuat ke dalam truk dan
diangkut ke pabrik pengolahan. Pada cara tambang semprot setelah pengupasan tanah
penutup lalu disemprot menggunakan pompa air bertekanan tinggi. Hasil penyemprotan
berbentuk lumpur yaitu campuran kaolin dengan air. Kemudian lumpur tersebut
dipompakan ke tempat pengolahan dengan pipa-pipa.

5. Tempat terdapat :
Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan
Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.

6. Kegunaan :
Sangat baik digunakan sebagai bahan baku tunggal untuk keramik jenis porselen (glosarium).
No 4
Batuan Obsidian

1. Nama mineral :
a. kuarsa
b. photasium
c. feldspar

2. Sifat fisik dan kimia :


a. warna : hitam pekat, merah tua, abu-abu, kuning dan biru
b. struktur : massive
c. derajat metamorfisme : holohialin
d. ciri khas : Karena mengandung silikon dioksida yang cukup besar,
sehingga batu beku tersebut bersifat keras dan membentuk serpihan-serpihan sudut
tajam

3. Genesa pembentukan :
Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api
bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk
gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang disusun secara
keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
4. Cara penambangan :
Teknik penambangan dilakukan dengan sistem kuari dengan peralatan sederhana. Karena
obsidian merupakan tubuh batuan yang keras, pada tahap awal penambangan untuk
memperoleh blok-blok yang cukup besar dimulai proses peledakan.

5. Tempat terdapat :
Lampung: Pulau Krakatau, Pulau Panjang, Wai Seputih (merupakan singkapan bulat
sepanjang 1 km), Kalimantan: Sampit , Sulawesi Utara: Tataaran, Tomohon Kabupaten
Minahasa.

6. Kegunaan :
Dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pisau, kepala panah, mata tombak, dan pembuatan
perhiasan.

No 5
Batuan Marmer

1. Nama mineral :
a. kalsit
b. kuarsa
c. mika
d. klorit
e. tremolit
f. graphit
g. hematite
2. Sifat fisik dan kimia :
a. warna : bervariasi
b. ukuran butir : coarsed grained
c. struktur : non foliasi
d. derajat metamorfisme : rendah-tinggi
e. ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil,
bereaksi dengan HCl.

3. Genesa pembentukan :
Marmer atau dikenal pula dengan sebutan batu pualam adalah batuan hasil proses
metamorfosis atau malihan dari batuan asalnya yaitu batu kapur atau dolomit. Pengaruh
temperatur dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadinya
kristalisasi kembali pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.
Akibat rekristalisasi tersebut akan menghilangkan struktur asal batuan tersebut, sehingga
membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Pembentukan mineral ini di Indonesia yang
sudah ditemukan adalah sekitar 30 60 juta tahun yang lalu atau berumur Kwarter hingga
Tersier.

4. Cara penambangan :
1. Pembersihan Lokasi
Merupakan serangkaian pekerjaan membersihkan permukaan kerja dari semak-
semak dan batuan-batuan yang ada maupun dari pepohonan dengan
menggunakan tenaga manusia. Sedangkan untuk pembuatan jalan tambang dan
permukaan kerja dengan menggunakan peralatan mekanis excavator yang
berfungsi membersihkan lapangan (tempat kerja) dari batuan yang ada (lapuk),
lapisan tanah penutup, mengisi tempat-tempat yang berlubang yang dianggap
dapat mengganggu aktivitas penambangan nantinya.
2. Pembongkaran
Pembongkaran blok marmer dari batuan induknya dilakukan dengan pemboran
dan pemotongan dengan peralatan Diamond Wire Sawing.
3. Pembuatan blok
Pemotongan dengan menggunakan Diamond Wire Sawing terlebih dahulu harus
dilakukan pemboran horizontal sebagai jalur untuk memasukkan kawat intan (sling)
dengan panjang kawat intan disesuaikan dengan keliling marmer yang akan
dipotong. Pemotongan dengan menggunakan alat ini lebih fleksibel karena bias
dilakukan pemotongan searah dengan arah yang dinginkan dengan jangkauan
kawat yang dapat diatur sesuai dengan keinginan.
4. Pemuatan & Pengangkutan blok
Hasil penambangan marmer yang terlebih dahulu diperkecil sesuai dengan ukuran
blok yang ditentukan oleh pabrik pengolahan kemudian dikumpulkan dan dimuat
ke atas dump truck dengan menggunakan excavator untuk diangkut menuju stock
file yang ada di lokasi pabrik.

5. Tempat terdapat :
Citatah di Jawa Barat oleh PT. Kurnia, PT. Bakri Prima Moramo telah meeksploitasi tahap uji
coba di Kecamatan Moramo Kendari, Kec, Wolo, Kecamatan Kasusua, dam Pulau Kbaena
Buton.

6. Kegunaan :
Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua penampilan
yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk pembuatan
tempat mandi, meja-meja toilt, lanati, dinding dan sebagainya, sedangka tipe staturio sering
dipakai untuk seni pahat dan patung.

No 6
Batuan Perlit
1. Nama mineral :
a. Kuarsa
b. Feldspar

2. Sifat fisik dan kimia :


a. Warna : abu-abu kehijaun sampai abu-abu kehitaman
b. ciri khas : apabila dipanaskan akan mengembang antara 4 hingga 20 kali, serta
batuan ini tahan terhadap api.

3. Genesa pembentukan :
Perlit terbentuk karena pembekuan magma asam yang tibi-tiba dengan tekanan yang tinggi
dengan suasana basah. Komposisi utama adalah mineral silikat berbutir sangat halus,
terbangun oleh steroida-steroida kecil, ringan. Warnanya abu-abu muda hingga abu-abu
kehitaman. Perlit terdapat pada hasil letusan atau lelehan dibagian bawah atau tengah. Hal
ini di interpretasikan bahwa terjadinya perlit disebabkan oleh proses pertilisasi selama atau
pada waktu pembekuan. Proses tersebut berlangsung pada temperatur tertentu yang
disebabkan oleh berat lapisan diatasnya. Selama pertilisasi berlangsung terjadi penambahan
air yang berasal dari batuan sekitarnya atau post magmatic hydration. Pecahan-pecahan
perlit berbentuk kulit bawang (union skin fracture), mungkin disebabkan oleh gaya tarikan
(strain) pada waktu proses pendinginan.

4. Cara penambangan :
Dilakukan dengan sistem tambang terbuka. Karna perlit merupakan bahan galian lunak,
penambangan dilakukan dengan alat sederhana Secara umum, penambangan perlit
dilakukan secara tambang terbuka. Peralatan yang digunakan dapat yang sederhana hingga
mekanis, tergantung kepada kapasitas produksi (skala menengah ke atas), penggalian perlit
dengan cara pemboran. Tahap penambangan perlit terdiri atas : Pengupasan tanah penutup,
penggalian perlit, manual atau dengan pemboran dan peledakan, pemuatan, pengangkutan.
Produk tambang perlit berukuran 20 - 30 cm, atau sesuai dengan mesin peremuk utama
yang digunakan.
5. Tempat terdapat :
Pansurnapitu, Sumatra Utara dan Bukit sikaping, Sumatera Barat.

6. Kegunaan :
Manfaat dari perlit dan adalah sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan,
plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter, bahan
pembawa (media) dan campuran makanan ternak.

No 7
Batuan Onik

1. Nama mineral :
a. Kalsit
b. Dolomite
c. Kuarsa

2. Sifat fisik dan kimia :


a. Warna : hitam putih dan merah putih
b. Kekerasan :7

3. Genesa pembentukan :
Oniks terjadi pada rongga atau tekanan batu gamping yang berasal dari larutan kalsium
karbonat baik yang terjadi pada temperatur panas atau dingin. Bila oniks ini terkena proses
metamorfose maka akan terbentuk oniks marmer. Seperti marmer, oniks tidak tahan
terhadap larutan asam oleh sebab itu disarankan jangan sampai terkena air hujan.
4. Cara penambangan :
Tujuan utama penambangan onik adalah memperoleh block sebesar-besarnya. Cara
penambangan dapat dilakukan dengan alat sederhana atau dengan gergaji yang diawali
dengan pembuatan lubang. Metode penambangan dengan system kuari berjenjang akan
mencegah kerusakan. Oniks digergaji/digerenda sesuai dengan peruntukannya. Karna
sifatnya yang tembus pandang dan berwarna putih kekuningan.

5. Tempat terdapat :
Jawa Barat : Ciniru, Kab. Kuningan
Jawa Tengah : Daerah Wonosari
Jawa Timur : Desa Jari, Kec. Bubulan, Kab. Bojonegoro; P. Bawean Kec.
Sangkapura, Kab. Gresik; Petiken, Kab. Mojokerto

6. Kegunaan :
Untuk hiasan/ornament, dibentuk sebagai asbak, vas, lampu duduk/gantung atau bentukan
dekorasi lainya

No 8
Batuan Tanah Diatome

1. Nama mineral :
a. Silika
b. Alumina
c. Besi oksida
d. Magnesium
e. Sodium
f. Titanium oksida
g. Fosfat
h. Kalsium oksida

2. Sifat fisik dan kimia :


Sifat porous, permeabel, ringan, mudah pecah, dan abrasif, densitas ruah 0,5 1 ton/m3,
berat jenis, 2 2,3, porositas < 90%, dan kandungan 1,7 30 juta/cm3, dengan ukuran
0,001 0,4 mm. Sebagian diatomit berwarna putih atau abu-abu, akan tetapi ada juga yang
berwarna kuning, coklat, merah muda, hitam, dan hijau, yang tergantung dari unsur
pengotornya.

3. Genesa pembentukan :
Tanah diatomae merupakan salah satu adsorben yang berasal dari batuan sedimen silica
yang berasal dari timbunan fosil tumbuhan alga uniseluler diatom (Bacillariophyceae),
dimana jaringan batangnya terdiri dari SiO2. Tumbuhan alga ini kebanyakan hidup di air
tawar dan air laut. Diatomae earth atau tanah diatomae merupakan peristiwa yang terjadi
apabilanya ada penumpukan cangkang diatom yang telah mati, protoplasma. Sel dan pectin
dari dinding selnya terdekomposisi dan terpisah dari lapisan silica. Karena cangkang tersebut
mengandung silica, cangkang ini akan tetap utuh walaupun tertimbun selama berabad-abad.
Selanjutnya silica mengendap didasar air dan menjadi tanah diatome.

4. Cara penambangan :
Diatomae diperoleh dari penambangan quarry mining yang dilakukan sortasi khususnya
dipisahkan dari batuan yang lain dan dari bahan organik. Sesudahnya lalu digiling dan dihisap
untuk mendapatkan ukuran butir yang halus atau diayak dengan ukuran yang dikehendaki.

5. Tempat terdapat :
Jawa Barat : Cicurug, Bogor, Darma, Kuningan, Cianjur Selatan; Cineam; Tasikmalaya;
Nanggung, Bogor; Kec.Pagelaran, Cianjur.
Jawa Tengah : Mendawa, Kec. Bumiayu; Brebes; Desa Pingit, Temanggung; Sangiran. Solo;
Sumberlawang, Solo; Wadaslintang, Wonosobo; Wonosegoro, Boyolali.
Daerah Istimewa Yogyakarta : Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta
Jawa Timur : Kabuh, Jombang.

6. Kegunaan :
a. Bahan Bangunan
b. Bahan Isolator/peredam panas
c. Bahan Penyaring/ Filter
d. Bahan Pemutih
e. Bahan Keramik
f. Bahan Penggosok logam

No 9
Batuan Slate

1. Nama mineral :
a. Quartz
b. Muscovite
c. Illite

2. Sifat fisik dan kimia :


a. Warna : Abu-abu, hitam, hijau, merah
b. Ukuran butir : Very fine grained
c. Struktur : Foliated (Slaty Cleavage)
d. Derajat metamorfisme : Rendah
e. Ciri khas : Mudah membelah menjadi lembaran tipis

3. Genesa pembentukan :
Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen
Shale atau Mudstone (batu lempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki
struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine
grained).

4. Cara penambangan :
Cara penambangan dengan alat sederhana seperti linggis.

5. Tempat terdapat :
Merata di Indonesia, umumnya di Aceh dan Sumatera Barat.

6. Kegunaan :
Batu sabak atau batu slate banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Slate terbagi
menjadi beberapa lapisan tipis dengan permukaan yang halus dengan warna yang
tergantung pada kandungan mineralnya. Slate telah digunakan dalam konstruksi selama
ratusan tahun dalam aplikasi yang beragam sebagai atap untuk paving, dan Walling untuk
dekorasi taman. Slate juga dapat di manfaatkan sebagai batu asahan.

No 10
Batuan Granit
1. Nama mineral :
a. Kuarsa 30%
b. Piroksin 20%
c. Plagioklas 25%
d. Biotit 10%
e. Hornblende 15%

2. Sifat fisik dan kimia :


a. Warna Batuan : Putih Kecokelatan
b. Struktur Batuan : Masif
c. Tekstur
Derajat Kristalisasi :Holokristalin
Granularitas : Fanerik Afanitik
Bentuk Kristal : Anhedral Subhedral
Relasi : Inequigranular
Jenis Batuan : Batuan Beku Asam

3. Genesa pembentukan :
Granit terbentuk di daerah kontinen atau benua sebagai batuan beku intrusif. Ukuran butir
kristal mineral penyusunnya yang berukuran kasar menunjukkan granit terbentuk melalui
proses pembekuan magma yang sangat lambat. Granit terbentuk karena pembekuan magma
yang terjadi jauh di dalam bumi sehingga ganesa batuan ini adalah batuan beku intrusif
dalam. Dijumpainya granit di permukaan bumi sekarang menunjukkan bahwa kerak bumi
telah mengalami erosi sangat dalam.

4. Cara penambangan :
Teknik penambangan granit atau granodiorit dilakukan seperti pada penambangan andesit.
Mempertimbangkan warna dan tekstur granit atau granodiorit lebih indah disbanding
dengan andesit, penambangan dalam bentuk balok untuk selanjutnya dipotong atau
digrenda dengan ukuran tertentu, kemuduan dipoles sangat dianjurkan. Sisa hasil
pemotongan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan teraso.
5. Tempat terdapat :
Bangka Belitung

6. Kegunaan :
Granit sering digunakan untuk pondasi galangan kapal, dermaga, pengeras jalan dan bahan
bangunan lainnya. Granit banyak digunakan untuk menunjang pembangunan teknik sipil
yang memerlukan kondisi masif. Granit dapat dipoles untuk lantai dan dekorasi. Granit
mempunyai variasi warna yang indah.

No 11
Batuan Granodiorit

1. Nama mineral :
a. Kuarsa 20%
b. Feldspar plagioklas 65% - 90%

2. Sifat fisik dan kimia :


a. Struktur : Massive
b. Tekstur
Derajat kristalisasi : holokristalin
Ukuran Kristal : faneritik
Bentuk Kristal : euhedral
Ukuran butir : equigranular
c. Warna batuan : putih kecoklatan
3. Genesa pembentukan :
Granodiorit terjadi dari proses pembekuan magma bersifat asam, sedangkan bentuk
instrusinya berupa sill, korok atau batholi, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit terdapat di Kecamatan Bajo dan
Kecamatan Latimojong. Cadangan terkira mencapai jutaan ton. Kegunaan granit umumnya
sebagai bahan bangunan dan batu hias (ornament stone).

4. Cara penambangan:
Tahapan eksplorasi pada kegiatan penambangan batuan ini umumnya tanpa melakukan
pengeboran, seperti eksplorasi pada bahan galian golongan C pada umumnya, dan hanya
membuat peta topografi dan membuat sumur uji untuk mengetahui ketebalan overburden.
Bila dilihat dari jenis batuan dan tempat terbentuknya maka sisitim penambangan yang
digunakan yaitu tambang terbuka dengan metode Quarry mine. Dan penambangan dibuat
dalam bentuk blok kemudian dipotong/digerenda dengan ukuran yang diinginkan.

5. Tempat terdapat:
Tersebar di Bukit Barisan, Sumatera.

6. Kegunaan:
Granodiorit paling sering digunakan sebagai bahan untuk membangun jalan raya.
Granodiorit juga digunakan untuk material konstruksi, terutama untuk muka bangunan,
trotoar, dan batuan ornamen.

No 12
Batuan Andesit
1. Nama mineral :
a. Kuarsa 40%
b. Piroksen 25%
c. Hornblende 15%
d. Biotit 15%
e. Mineral lain 5%

2. Sifat fisik dan kimia :


a. Warna Batuan : Coklat Keabu-abuan dan Coklat
b. Struktur Batuan : Masif
c. Tekstur
Derajat Kristalisasi : Holokristalin
Granularitas : Afanitik
Bentuk Kristal : Euhedral Subhedral
Relasi : Equigranular
d. Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediet

3. Genesa pembentukan :
Andesite berasal dari Magma yang biasanya meletus dari stratovolcanoes pada lahar tebal
yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat mencapai beberapa kilometer.
Magma Andesite dapat juga menghasilkan letusan seperti bahan peledak yang kuat yang
kemudian membentuk arus pyroclastic dan surges dan suatu kolom letusan yang sangat
besar. Andesites terbentuk pada temperatur antara 900 dan 1,100 derajat Celsius. Di dalam
andesite terdapat sekitar 52 dan 63 persen kandungan silika ( Sio2). Mineral-mineral
penyusun Andesite yang utama terdiri dari plagioclase feldspar dan juga terdapat mineral
pyroxene ( clinopyroxene dan orthopyroxene) dan hornblende dalam jumlah yang kecil.

4. Cara penambangan:
Pemboran, kegiatan ini dilakukan untuk pengecekan secara rinci data endapan bagi
keperluan perhitungan cadangan. Metode penambangan yang biasa diterapkan terhadap
andesit adalah tambang terbuka (quarry). Bentuk topografi bahan galian umumnya
berbentuk bukit, dan penambangan dimulai dari puncak bukit (top hill type) ke arah bawah
(top down) secara bertahap membentuk jenjang (bench).
Pembongkaran (lossening), pekerjaan ini dimaksudkan untuk membongkar andesit dari
batuan induknya sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
Untuk melaksanakan pekerjaan ini dilakukan dengan cara pemboran dan peledakan. Dalam
kegiatan pemboran perlu ditentukan geometri lubang tembak yang meliputi burden,
kedalaman, pemampat, subdrilling dan spasi. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan
pemboran adalah crawler rock drill (CRD) dan kompresor. Sedangkan untuk kegiatan
peledakan digunakan bahan peledak ANFO/ damotin. Dalam kegiatan peledakan ini, untuk
mendapatkan ukuran produk yang diinginkan ditentukan melalui perubahan spasi lubang
ledak; makin rapat ukuran semakin kecil ukuran produknya.
Peremukan, kegiatan pengolahan andesit adalah mereduksi ukuran yang sesuai dengan
berbagai kebutuhan. Untuk kegiatan ini dilaksanakan melalui unit peremukan (crushing
plant).

5. Tempat terdapat :
Sebaran batuan ini banyak dijumpai di daerah kaki perbukitan maupun lembah-lembah
sungai. Keterdapatanya batuan ini terdapat hampir disemua tempat di Indonesia, terutama
di Indonesia bagian timur.

6. Kegunaan :
Dimanfaatkan sebagai bahan batu belah untuk bahan konstruksi (bangunan dan jalan),
bangunan perumahan, alas jalan, sebagai agregat, pondasi , batu hias dan lain-lainnya.
Andesit juga dapat dijadikan sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll). Batuan
ini sangat potensial untuk dikembangkan ke arah eksploitasi (penambangan) secara skala
besar.

Anda mungkin juga menyukai