Anda di halaman 1dari 7

SEDIMENTOLOGI

“BATUAN CARBONAT MUDSTONE & CRYSTALLINE”

Dosen Pengampu:
Ir. Oman Abdurahman, M.T.
Fiati Nurmaya, S.T., M.T.

DISUSUN OLEH:

1. Akbar Tri Widodo


2. Fadly Febio Samana
3. Hafids Nur Albani
4. Indira Fitria Kholby
5. Nizar Qotadah Fauzan
6. Ratu Fahriyyah Kamilah

POLITENIK ENERGI DAN PERTAMBANGAN BANDUNG

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN


SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2022
1. Mudstone

Pada mudstone, kenampakan butiran kurang dari 10% karna terisi lebih banyak lumpur,
lumpur disini sebagai matriks batuan. Lumpur tersebut berukuran lempung dan karbonat ukuran
lanau halus. Komponen asli tidak terikat selama deposisi. Tekstur deposisi dapat dikenali.

2. Crystaline

Pada Crystaline, Tekstur deposisi tidak dapat dikenali. Terdiri dari kristal hasil pelarutan. Batuan
jenis ini merupakan batuan yang tersusun dari kandungan kristal-kristal karbonat tanpa adanya
akumulasi dari lumpur maupun fragmen-fragmen sedimen.

KOMPOSISI:

1. Sparit (semen)

Dalam klasifikasi Dunham (1962) ada istilah sparit (semen) yang berasal dari
presipitasi kimia yang dipengaruhi waktu pembentukan. Sparit ini hadir setelah proses
butiran terendapkan. Bila kehadiran spartit memiliki selang waktu, maka butiran akan
ikut tersolusi sehingga dapat mengisi grain. Peristiwa ini disebut post early diagenesis.
2. Mikrit
Mikrit (massa dasar batuan) merupakan massa berbutir lebih halus dari material
tempat dimana kristal atau klas yang lebih besar tertanam. Matriks dimaksudkan di sini
adalah butir-butir karbonat yang mengisis rongga dan terbentuk pada waktu
pengendapan/sedimentasi. Biasanya halus sekali dan bentuk kristalnya tak dapat
diidentifikasi, di bawah mikroskop hampir opak.

3. Fragmen pembentuk

Fragmen pembentuk batugamping / dolomit dapat berupa

1. Kerangka (Sketel) : dapat berupa koral, algae, bryzoa,dll


2. Klastik/fragmenter:
 Bioklastik(sebutkan jenis fosilnya: foraminifera, pecahan koral, kerang
ganggang, dsb)
 Klastik non fragmen (oolite, ovoid, lump, dsb)
3. Afanitik (Kristal halus)
4. Kristal kasar:
 Rhombis: rhombohedral yang sempurna denga besar butir sedang
sampai kasar
 Subkrosik: hampir mirip rhombis, tetapi lebih halus dan bentuk kristal
kurang sempurna
 Mikrosukrosik: seperti gula pasir, tetapi lebih halus lagi, sangat mudah
diremas, biasanya dolomitan
Deskripsi Batuan Carbonat
 Warna
Warna normal adalah kelabu, putih, coklat. Sedangkan warna yang kurang biasa
adalah: merah, jingga, hijau, ungu, dan hitam. Juga perlu diperiksa apakah ada warna
loreng (mottling), bertitik-titik (speckling), berjalur-jalur (banding).
Warna loreng dan bertitik-titik yang merah dan jingga biasanya terdapat pada
batugamping di atas atau dekat suatu pengangkatan. Warna jingga, hijay danm merah
sering berhubungan dengan pelapukan permukaan, ketidakselarasan, atau oksidasi
bawah permukaan karena airtanah.
 Besar Butir
Hanya berlaku untuk batugamping kristalin (halus-kasar). Skala Wenthwort juga
dipakai di sini, dengan catatan, untuk ukuran lanau disebut “micrograined” dan untuk
ukuran yang lebih halus dari 0,0004 mm disebut “kriptograined”.
 Pemilahan
Hanya berlaku untuk batugamping klastik. Istilah yang digunakan sama dengan
istilah pemilahan pada deskripsi batuan detritus.
 Kemas
Dalam hal pemerian kemas batuan karbonat, yang perlu diamati adalah hubungan
antara matriks dan butiran, serta proporsi butiran/matriks (Dunham, 1961).
a. Butiran didukung lumpur (grain mud supported)
1. MUDSTONEN, jika butiran < 10%
2. WACKESTONE, jika butiran > 10%
b. Butiran didukung sendiri (grain sef supported)
3. PACKSTONE, jika ada matriks
4. GRAINSTONE, jika tidak ada matriks
c. Butiran diikat pada waktu pengendapan
5. BOUNDSTONE
 Porositas
Dalam batuan karbonat, porositas perlu diperinci jenisnya, apakah primer atau
sekunder. Istilah-istilah yang biasa digunakan :
o Pint point porosity: biasanya terdapat pada tekstur oolit (oolite), subkristalin
(subcrystalline), dan rainy
o Interstitial porosity: pada batuan karbonat dengan tekstur sukrosik, pseudooolitik-
intergranular, pada tekstur oolit, klastik
o Vuggy: rongga kecil pada tekstur rhombik atau fragmental
o Tabular : ronga-rongga seperti tabung
o Cavernous: rongg-rongga seperti gua
o Fracture : retak
 Struktur
Struktur perlapisan sering muncul, juga graded dan silang-siur.
 Kekompakan
Pakai istilah dapat diremas, padat, kompak, getas, dll
Foto Singkapan Atau Hand Specimen (Contoh Segenggaman Tangan) dan
Foto Sayatan Tipis
Mudstone:

Crystalline:

KEGUNAAN
A Bahan penstabil jalan raya
Selain menggunakan semen ataupun pasir, dalam pembuatan jalan raya kita juga
memerlukan batu gamping sebagai penstabilnya. Ini bertujuan agar fondasi jalan raya
kuat dan kokoh, bila terkena air hujan, maka jalan raya yang telah dibuat tidak mudah
rusak ataupun retak. Dengan menggunakan batu gamping, maka jalan raya tidak banyak
mengalami penyusutan saat malam hari ataupun pemuaian berlebih disaat siang hari,
sehingga jalan raya akan awet dan bertahan lama.
B. Penjernih air
Pada beberapa industri yang membutuhkan air jernih ataupun jika anda melihat kolam
renang yang keruh, biasanya orang akan menggunakan batu gamping sebagai campuran
untuk menjernihkan air yang keruh tersebut. Sebelumnya untuk membuat penjernih air,
batu gamping akan dicampur dengan soda abu berlebih dahulu dan berulah bisa
digunakan untuk menjernihkan air. Proses ini biasanya disebut sebagai proses kapur soda,
ini karena dalam prosesnya soda abu dicampur dengan batugamping yang mengandung
kapur.
C. Sebagai pengatur PH tanah
Untuk mengatur PH tanah, jika tanah dirasa memiliki PH rendah, maka untuk menaikan
PHnya bisa menambahkan sedikit batugamping yang telah dihancurkan terlebih dahulu
pada tanah. Batugamping dapat dapat digunakan sebagai bahan pengkapuran untuk
menetralisir keasaman tanah.
D. Sebagai pupuk
Batugamping sangat berguna dalam industri pertanian, yaitu dengan menaburkannya
pada tanah, maka kandungan kalsium pada tanah akan meningkat dan ini juga merupakan
salah satu pupuk alami untuk membuat tanaman subur.
E. Bahan keramik
Pemakaian batugamping dalam industri keramik berfungsi sebagai imbuh untuk
menurunkan suhu leleh, sehingga pemuaian masa setelah dibakar sesuai dengan
pemuaian glasir. Dengan demikian glasir tidak lepas atau retak. Jenis dan jumlah
pengotor yang terdapat dalam batugamping merupakan faktor penentu sebagai bahan
beku keramik.
F. Industri kaca
Pemanfaatan batugamping dalam industri kaca adalah sebagai bahan tabahan. Jenis
batugamping yang digunakan adalah jenis batugamping dolomitan dengan kadar : (SiO2
0,96 %), (Fe2O3 0,04 %), (Al2O3 0,14 %), (MgO 0,15 %), (CaO 55,8 %). Dolomit dan
batugamping dolomitan digunakan dalam pembuatan gelas, botol, dan kaca lembaran.
Bahan ini memberi pengaruh yang sangat baik pada gelas, antara lain mempermudah
campuran gelas mudah melebur, mencegah devritrifikasi dan memperpanjang jarak kerja
(working range) pada peleburan gelas.
G. Bahan baku semen
Semen merupakan salah satu bahan bangunan yang dibuat dari batu kapur. Batukapur dan
tanah liat merupakan bahan utama pembuatan semen. Semen sediri merupakan sendiri
merupakan bahan baku utama dalam proses pembangunan, baik rumah maupun gedung
pencakar langit lainnya.
H. Industri bata silika
Untuk pembuatan bata silika, batugamping yang diperlukan adalah : (Fe2O3 + Al2O3
0,14 1,5 %), (MgO 4,5 %), (CaO >90 %), (CO2 5 %).
I. Pembuatan karbid
Bahan utama pembuatan karbid adalah kabur tohor (60 %), kokas, antrasit, dan
petroleumcoke (carbon black).
J. Peleburan dan pemurnian baja
Dalam peleburan dan pemurnian baja atau logam lainnya batu gamping/dolomit berfungsi
sebagai imbuh pada tanur tinggi. Bijih besi mengandung silika dan alumina sebagai unsur
tambahan. Dalam proses peleburan unsur-unsur tersebut bersenyawa dengan bahan
pengimbuh berupa terak cair (seng) yang mengapung di atas lelehan besi, sehingga
mudah dipisahkan. Di samping itu CaO dalam batugamping harus berkadar tinggi, sarang
dan keras. Hal itu diperlukan untuk mengikat gas-gas seperti SiO2 dan H2S.
K. Pembuatan soda abu
Untuk pembuatan soda abu diperlukan batugamping 1 - 1,25 ton melalui proses amonia
soda.
L Bahan pemutih dalam industri kertas, pulp, dan karet
Untuk keperluan ini batugamping harus mempunyai hablur murni (hampir CaCO3) yang
digerus sangat halus. Biasanya berasal dari batugamping yang lunak, berwarna putih
yang berasal dari cangkang kerang dan jasad renik yang terdiri dari kapus (CaCO3)
sebagai hasil sampingan pembuangan dasar magnesium karbonat 325 mesh, mempunyai
daya serap terhadap minyak, warna putih, dan PH > 7,8. Bahan pemutih ini dipakai untuk
pemutih pulp, pengisi, pelapis(coating) dan pengkilap.

Anda mungkin juga menyukai