Oleh:
UNIVERSITAS SRIWIJYA
FAKULTAS TEKNIK
2004
PENGGUNAAN RETRIEVABLE GAS LIFT VALVE PADA
LAPANGAN GUNUNG KEMALA PT PERTAMINA
(PERSERO) DAERAH OPERASI HULU SUMATERA BAGIAN
SELATAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmat-Nya maka laporan Kerja Praktek dengan judul “Penggunaan
Retrievable Gas Lift Valve pada PT Pertamina (persero) DOH Sumbagsel" dapat
diselesaikan dengan baik.
1. Bapak Ir. Abu Amat Hak, MSc IE SELAKU Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan.
2. Ir. Muhammad Amin, MS selaku Sekretaris Jurusan Teknik Pertambangan.
3. Ir. Syarbini Husein Alam selaku Koordinator Seminar dan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Pertambangan serta Pembimbing Kerja Praktek
4. Bapak Lukman Akhmadi,ST selaku Pembimbing Kerja Praktek di
Pertamina (persero) DOH Sumbagsel.
5. Bapak Ronaldy Adjie,ST dan Bapak Gunawan, ST selaku Pembimbing
Lapangan.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini masih
banyak kekurangan. Maka dari itu Penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang membangun untuk perbaikan dan kemajuan penulis dimasa yang
akan datang. Penulis semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Palembang, Oktober 2004
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR TABEL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Tujuan dan Manfaat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Batasan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Metodologi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. Sejarah Singkat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Struktur Organisasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Geologi Umum. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Tinjauan Sumur GNK-78 dan GNK-83. . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Tabel
Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu sumur minyak pada awalnya memiliki tekanan reservoir tinggi
yang mendorong minyak naik ke permukaan. Saat tekanan reservoir rendah
(menurun), minyak tidak dapat lagi naik ke permukaan sehingga diperlukan
tenaga pendorong buatan untuk mengangkat minyak tersebut.
Injeksi gas dapat dijadikan sebagai alternative tenaga pendorong
buatan agar minyak naik ke permukaan. Teknik pengangkatan buatan
dengan cara menginjeksikan pada gas annulus untuk memperingan kolom
cairan di dalam tubing sehingga minyak naik ke permukaan disebut Gas
Lift.
PT Pertamina (persero) DOH Sumbagsel menerapkan gas lift sebagai
salah satu cara agar minyak terangkat ke permukaan. Di lapangan gunung
kemala terdapat 24 sumur minyak yang menerapakan teknik gas lift, dua
diantaranya menggunakan retrievable gas lift yang memiliki kemudahan
dalam operasional perawatan.
D. Metodologi
Metode penulisan dilakukan berdasarkan pengamatan di lapangan
dan analisa data selama satu bulan terhitung tanggal 30 september – 30
oktober 2004 di kantor teknik produksi PT Pertamina DOH Sumbagsel
serta diskusi-diskusi baik dengan pembimbing Kerja Praktek maupun
pihak-pihak terkait lainnya di lapangan ataupun di kantor selain studi
literatur yang ada.
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Sejarah Singkat
Cikal bakal PT. Pertamina (Persero) DOH Sumbagsel adalah dengan
berdirinya P.T . Minyak Nasional Rakyat yang didirikan pada tahun 1945
menjadi perusahaan Tambang Minyak Sumatera Utara pada tahun 1954 yang
kemudian didirikan P.T. Permina pada tahun 1957 yang kemudian menjadi
P.N. Permina. Pada tahun1959 N.I.A.M berubah menjadi P.T. Permindo yang
pada tahun 1961 menjadi P.N. Pertamin. Sejak tahun 1967 eksplorasi besar-
besaran di laut dan di darat dilakanakan oleh P.N. Pertamin dan P.N. Permina
dengan kontraktor asing. Tahun 1968 P.N. Permina dan P.N. Pertamin digabung
menjadi P.N. Pertamina yang kemudian merupakan salah satunya perusahaan
minyak nasional dengan PERTAMINA (Perusahaan Tambang Minyak dan Gas
Bumi).
PT. Pertamina (Persero) DOH Sumbagsel merupangan lapangan penghasil
minyak terbesar di Indonesia dalam lingkungan Pertamina dengan luas
wilayah kerja sebesar 15.972 km2 (Gambar 1). Keberadaan minyak di
kawasan Prabumulih ditemukan pada tahun 1870 ketika dilakukan pemetaan
geologi permukaan berupa rembesan minyak pada puncak antiklin Kampung
Minyak yang kemudian pada tahun 1896 di produksi pertama kali oleh
perusahaan minyak.
Muara Enim Co. pada tahun 1901 kegiatan perminyakan bergeser ke suban jeriji
sampai Pertang Dunia 1.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Pertamina (Persero) DOH Sumbagsel terdiri
dari tiga belas manager yang memimpin setiap divisi, dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
General Manager
keuangan umum
C. Geologi Umum
Pertamina Prabumulih terletak pada cekungan Sumatera Selatan. Cekunagn
Sumatera Selatan ini terbagi menjadi tiga cekungan, yaitu:
1. Cekungan Jambi atau Palembang Utara yang menjorok ke Selatan
2. Cekungan Palembang Tengah
3. Cekungan Palembang Selatan atau Kompleks Palembang Selatan (KPS)
Lapangan Gunung Kemala (GNK) termasuk dalam cekungan Sumatera
Selatan yang terletak + 18 km sebelah barat laut kota Prabumulih, berbentuk
antiklin yang berkembang disepanjang sesar geser Lematang-Limau dengan arah
barat laut/barat tenggara/timur.
Hidrokarbon pada lapangan ini dihasilkan melalui reservoir batu pasir
Formasi Talang Akar (TAF). Reservoir produktif umumnya berkembang sebagai
clean sand-shally sand. Minyak yang dihasilkan dari TAF pada sekitar 16
lapisan batu pasir potensial.
Stratigrafi Gunung Kemala secara umum dari tua ke muda:
1. Basement (BSM)
Berumur pratersier tersusun atas batuan granit-granodiorit,bewarna merah
muda, kristalin, mineral: kuarsa, ortoklas, plagioklas,hornblende,dan mika.
2. Formasi Lahat (LHF)
Tersusun tas batuan vulkanik tufaan (putih-hijau muda, kristalin, lithic grain
sebagai fragmen) dibagian atas dan siltstone grewacke dibagian bawah,
selang seling batu lempung. Formasi ini diendapkan pada eligosen.
3. Formasi Talang Akar (TAF)
Terdiri atas selang seling batu pasir dan batu lempung dengan sisipan batu
garam. TAF diendapkan pada eligosen akhir- miosen awal bagian bawah di
lingkungan transisi.
4. Formasi Baturaja (BRF)
Tersusun atas batu gamping, dibeberapa tempat berkembang sebagai
karbonat buid up. Pada bagian bawah tersusun atas bioklastik wackstone
yang bersifat relative tight, sedangkan bagian atas tersusun atas batu
gamping chalky dengan plentik dan lentik foram. BRF diendapkan selaras di
atas TAF pada miosen awal bagian bawah di lingkungan laut dangkal.
5. Formasi Gumai (GUF)
Berdasarkan ciri litologinya formasi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu:
bagian atas didominasi oleh satu lanau dengan sisipan serpih dan batu
lempung, sedangkan bagian bawah didominasi oleh serpih dengan sisipan
batu pasir, batu lanau, napal dan batu gamping. GUF diendapkan selaras
diatas BRF pada miosen awal bagian tengah-miosen tengah bagian bawah.
6. Formasi Air Benakat
Secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bagian atas
didominasi oleh batu lempung sisipan batu pasir dan batu lanau, sedangkan
bagian bawah didominasi oleh perlapisan batu pasir, batu lanau, dengan
sisipan serpih dan batu lempung. ABH diendapkan selaras diatas GUF pada
miosen tengah bagian bawah dilingkungan neritic tepi-litoral.
7. Formsi Muara Enim (MEF)
Tersusun tas perlapisan batubara,batu lempung, dengan sisipan batu pasir
dan batu lanau. MEF diendapkan selaras diatas ABF pada miosen akhir
dilingkungan litoral-barat (deltaic)
8. Formasi Kasai (KAF)
Tersusun atas batu pasir dan batu lempung serta bersifat tufaan. KAF
diendapkan tidak selaras di atas MEF setelah periode tektonik plio-
pleistosen.
D. Tinjauan Sumur GNK-78 dan GNK-83
Sumur GNK-78 dan GNK-83 merupakan dua diantara sumur minyak
dilapanagn Gunung Kemala yang diproduksi dengan menggunakan
retrievable gas lift. Sumur GNK-78 dibor pertama kali pada tanggal 10 juni
1998 dengan kedalaman akhir 2236 m, produksi minyakpada tanggal 30
september 2004 sebesar 51 bbl, produksi gas 1,75 mmscf,kadar air 15%.
Sumur GN-83 dibor pertama kali pada tanggal 9 januari 2004 dengan
kedalaman akhir 2802 m. produksi minyak pada tanggal 30 september 2004
sebesar 39,84 bbl, produksi gas 0,32 mmscf dan kadar air 92%. Lokasi
lapangan Gunung Kemala (Gambar 3)
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
E. Macam Katup
Katup pada gas lift dibedakan menjadi:
1. Conventional gas lift valve, dimana katup dipasang pada bagian luar dari
mandrel yang disambung dengan tubing sehingga penggantian katup harus
mencabut tubing (Gambar 5).
GAMBAR 5
PENAMPANG CONVENTIONAL GAS LIFT VALVE
2. Retrievable gas lift valve, dimana katup dipasang di dalam mandrel yang
disebut Side Pocket Mandrel. Penggantian katup menggunakan wire line
tanpa mencabut tubing (Gambar 6).
GAMBAR 6
TABEL I
SPESIFIKASI KATUP GAS LIFT CAMCO
Ukuran TEF
Tipe Ab Ap
Port Ap/Ab 1-Ap/Ab Ap/Ab
Katup (Sq.in.) (Sq.in.)
I.D. (in.) (1-Ap/Ab )
J50,JR50 3/32
0,0077 0,06 0,94 0,07
JP50 1/8
0,01333 0,11 0,89 0,12
5/32
0,0204 0,17 0,83 0,21
0,12 13/64
0,0340 0,28 0,72 0,39
11/32
0,0955 0,80 0,20 4,00
AK, AKR 1/8
0,0133 0,043 0,957 0,045
BK, BKF 3/16
0,0291 0,094 0,906 0,104
BKR, BP ¼
0,0511 0,164 0,836 0,196
J40, J41 0,31 9/32
0,0643 0,207 0,793 0,261
JR40, PK 5/16
0,0792 0,255 0,745 0,342
3/8
0,1134 0,365 0,635 0,575
CP, J20 3/16
0,0291 0,038 0,962 0,040
JR20, R20 ¼
0,0511 0,067 0,933 0,072
R21, R25 5/16
0,0792 0,104 0,896 0,116
R28, R29 0,77 3/8
0,1134 0,148 0,852 0,174
7/16
0,1538 0,201 0,799 0,252
½
0,2002 0,262 0,738 0,355
Keterangan:
2. Otis spreadmaster
Berdasarkan harga hubungan antara daerahbellow dengan daerah
seat (R) maka spesifikasi katup gas lift (Tabel II)
TABEL II
SPESIFIKASI KATUP GAS LIFT OTIS SPREADMASTER
Sebelum perencanaan instalasi gas lift kontinyu data yang perlu disediakan
adalah:
1. Kedalaman sumur
2. Ukuran tubing dan casing
3. Tekanan kepala sumur
4. Laju produksi yang diinginkan
5. Kadar air
6. Spesifik gravity gas injeksi
7. Tekanan alir dasar sumur
8. Temperature dasar sumur dan gradient geothermal
9. Temperature alir permukaan
10. API gravity minyak
11. Berat jenis air
12. Berat jenis gas
13. Tekanan static
14. Tekanan kick off
15. Gardien killing fluid
BAB IV
PEMBAHASAN
Sumur produksi pada suatu saat tidak mampu lagi mengangkat fluida yang
ada didalamnya akibat penurunan tekanan reservoir. Untuk dapat terus
mengangkat fluida keprmukaan maka digunakan teknik artificial lift, salah
satunya adalah gas lift dengan menginjeksiakan gas pada annulus sehingga gas
dapat memperingan dan mendorong kolom cairan yang terdapat di dalam tubing
akibatnya fluida akan naik ke permukaan.
PT. Pertamina DOH Sumbagsel menerapkan gas lift sebagai salah satu
artificial lifting utuk mengangkat fluida ke permukaan. Saat ini ada 24 sumur
yang menerapkan teknik gas lift berlokasi di Lapangan Gunung Kemala.
Sebanyak 22sumur minyak menggunakan pengangkatan secara conventional gas
lift valve dimana katup terletak pada sisi luar mandrel berbentuk silinder yang
dihubungkan dengan tubing menjadi satu rangkaian.
A. Kesimpulan