Anda di halaman 1dari 8

Tujuan dan Pengertian Pemetaan Geologi

Pemetaan dan penyelidikan geologi dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai data dan
informasi geologi permukaan mencakup: sebaran batuan/litologi, morfologi, struktur geologi
serta bahan galian. Hasil pemetaan dan penyelidikan diharapkan dapat berguna sebagai data
dasar dalam menunjang perencanaan kegiatan eksplorasi lanjutan. Ruang lingkup cakupan
aktivitas meliputi: perencanaan, pekerjaan lapangan, analisis dan evaluasi data, dan
penyusunan laporan.

Pemetaan adalah suatu proses pencarian dan pengumpulan data dengan metode pengukuran,
perhitungan maupun penggambaran sehingga diperoleh data yang cukup untuk dituangkan
dalam bentuk peta. Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam
bidang datar dengan skala tertentu. Peta geologi adalah peta yang memberikan gambaran
mengenai seluruh penyebaran dan susunan dari lapisan-lapisan batuan dengan memakai
warna atau simbol, yang dapat memberikan pencerminan dalam tiga dimensi mengenai
susunan batuan dibawah permukaan

1.    Pengertian Eksplorasi

Mc. Kinstry H . E : Suatu kegiatan yg meliputi keseluruhan urutan pekerjaan mulai dari
pencarian suatu prospek ( reconnaissance ) sampai evaluasi dari prospek tsb dan
memperluas lokasi lain disekitar daerah yg telah dilakukan kegiatan penambangan.
Alan M. Bateman : Suatu kegiatan yg bertujuan akhirnya adalah penemuan kondisi geologi
berupa endapan mineral yg bernilai ekonomis.
 Peel dan W.  C. Petters : Eksplorasi merupakan kegiatan yg dilakukan setelah prospeksi
atau setelah endapan bahan galian tsb ditemukan dan bertujuan utk mengetahui ukuran,
bentuk kedudukan, sifat dan nilai dari endapan bahan galian tsb.

2.    Tahap Eksplorasi

2.A. Tahap Persiapan

1. Penentuan Tujuan :
·      Eksplorasi pendahuluan/prospeksi atau eksplorasi detil
·      Endapan bahan galian/ endapan bijih yang dicari
·      Untuk inventarisasi, konstruksi, penambangan atau maksud lain
2. Meneliti literatur :
·      Peta dan citra yang tersedia : peta dasar, peta geologi, peta topografi, foto udara, citra
satelit
·      Analisis regional dalam bentuk sejarah, struktur/tektonik dan morfologi
·      Laporan penyelidikan terdahulu
·      Teori-teori dan metoda-metoda lapangan yang ada
·      Keadaan geografi
·      Social budaya, adat
·      Hukum
3. Metode Eksplorasi
a. Cara tidak langsung
·      Foto udara dan citra satelit
·      Geofisika : Magnetik, gravitasi, seismik (refraksi/refleksi), listrik (polarisasi Induksi/IP,
potensial diri / SP, Geolistrik, Telluric Current, Electromagnetik)
·      Geokimia : Bedrock, soil, air, vegetasi, stream sedimen
b. Cara langsung
·      Permukaan : pemetaan langsung, penyelidikan singkapan (outcrop), penjajakan float
(tracing float), pembuatan parit uji (trenching), pembuatan sumur uji (test pitting)
·      Bawah tanah : Pemboran inti (drilling), adit test dan shaft shingking (pembuatan shaft).
 4.   Peralatan
Tergantung pada metode yg dipilih berdasarkan pertimbangan alat yg tersedia, keadaan
lapangan, biaya dan waktu
5.   Anggota tim
Terdiri : geologist, gheophysist, geochemist, operator alat
 6.    Biaya
 7.    Waktu
 8.    Perbekalan : peta dasar, alat ukur, alat kerja, perlengkapan geofisika, perlengkapan
sampling, palu, altimeter, peralatan pemboran, kompas, meteran, alat tulis, alat komunikasi,
obat-obatan.
 9.  Jalur eksplorasi

10.  Perijinan

2.B. Tahap Kerja Lapangan

1.    Observasi lapangan


Bertujuan mendapatkan gambaran praktis mengenai kondisi dan keadaan lapangan.
2.    Pemetaan
Bermanfaat untuk mengetahui topografi setempat, situasi bentangan, kemiringan lereng
awal, perhitungan cadangan.
3.    Pengambilan conto, disesuaikan dengan tujuan eksplorasi
4.  Pengambilan data geologi: strike/dip, ketebalan, jenis batuan, kekar/sesar/lipatan, posisi
atau koordinat.
5.    Preparasi conto
 Pengambilan Conto
Suatu proses pengambilan sejumlah kecil dari populasi (gas, cairan, padatan, tumbuhan)
yang mewakili sifat fisik dan kimia secara keseluruhan populasi tersebut.
Pengambilan conto perlu dilakukan karena bahan galian mempunyai sifat fisik dan kimia
tertentu, mempunyai mineral penyusun bermacam-macam, komposisi dan kadar yang tidak
sama.
Tujuan :
Menentukan ada tidaknya endapan bahan galian atau menentukan bentuk, kadar dan
kedudukan di permukaan bumi.
Komponen Utama:
1.    Komponen static : komponen yang berhubungan dengan angka dari suatu pengambilan
conto dan individu masanya.
2.    Komponen Geologi : berhubungan dengan orientasi dan jumlah pengambilan conto.
3.    Komponen fisik :
Proses fisik pada pengambilan conto, preparasi conto, instrumen dan metode yg digunakan.
Sifat fisik dari populasi yg akan diambil contonya.
 4.  Komponen Kimia : berhubungan dengan proses kimia pada pengujian akhir suatu conto.

A. Metode pengambilan conto


1.    Channel sampling : cara konvensional yg dilakukan pada sumur uji, drift, dan cross cut
2.    Chip sampling : pengambilan conto pada batuan yg tersingkap
3.    Broken ore sampling : pengambilan conto pd sekumpulan batuan yg telah terpisah dr batuan
induknya secara manual/mekanis
4.    Grab sampling : sama dengan broken ore tetapi dilakukan apabila broken ore telah diluar
stope/ di atas alat angkut.
5.    Core sampling dan cutting
      B. Pola Pengambilan Conto
1.      Bujur sangkar
2.      Empat persegi panjang
3.      Segitiga

C. Konsep Daerah Pengaruh

Hanya untuk conto berupa material dan batuan (air, gas dan tanaman tidak berlaku).
Penarikan garis batas pada prinsipnya garis tersebut memotong sama panjang secara tegak
lurus terhadap garis antara 2 ttitik pengambilan conto. Daerah pengaruh dibatasi oleh garis
yg terletak di antara 2 titik pengambilan conto dan garis penghubung antara 2 titik
pengambilan conto. Artinya bahwa titik potong tersebut tidak melebihi garis penghubung
antara 2 titik pengambilan conto.
Jika hal ini terjadi maka titik potong tersebut tidak digunakan sebagai batas tetapi garis
penghubung antara 2 titik pengambilan conto yg digunakan sebagai batas.
Daerah pengaruh conto berbentuk ttk berpedoman pada grs berat yaitu garis tegak lurus yg
membagi 2 dgn jarak yg sama antara 2 ttk terdekat.

D. Peralatan Pengambilan conto


1.    Rotary drilling : auger drill, conventional auger drill, dry stick auger drill, conventional rotary
drill
2.    Percussion drill (bor tumbuk)
3.    Diamond drill
4.    Bangka bor

2.C. Tahap Pengolahan Data


Data hasil pengukuran dapat segera dilakukan pengolahan di lapangan atau langsung
dikirim ke kantor. Macam – macam lab. yang digunakan adalah : Lab. krismin, petrologi,
mektan, mekbat, PBG, kimia, batubara, X- ray fluorescence, X-ray diffraction. Studio yang
digunakan: Penginderaan jauh, pemetaan, geofisika, dll.

2.D. Tahap Pelaporan


Pembuatan laporan setelah pengolahan data dan analisis selesai dilaksanakan, tahap ini
mengacu secara umum pada SNI 13-6606-2001 tentang Tata Cara Pelaporan Eksplorasi
Bahan Galian:
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Lokasi Eksplorasi
1.4. Keadaan Lingkungan
1.5. Waktu
1.6. Pelaksana dan Peralatan
1.7. Penyelidikan Terdahulu
1.8. Geologi Regional
BAB 2. METODOLOGI EKSPLORASI    
2.1. Persiapan
2.2. Eksplorasi Geologi
2.3. Eksplorasi Geokimia
2.4. Eksplorasi Geofisika
2.5. Metode Pemercontoan
2.6. Pengukuran Topografi
2.7. Penyelidikan Lain
2.8. Pengelolaan Perconto
2.9. Analisis Perconto di Laboratorium
2.10. Pengolahan Data
BAB 3. HASIL EKSPLORASI
            3.1. Geologi
            3.2. Geokimia
            3.3. Geofisika
            3.4. Sumur uji, Parit Uji, Pengeboran
            3.5. Endapan Bahan Galian
3.6. Estimasi Sumber Daya Bahan Galian
3.7. Tipe Bahan Galian Lain dan Mineral Ikutan
3.8. Rencana Penanganan Bahan Galian Lain dan Mineral Ikutan
BAB 4. KESIMPULAN
INFORMASI PENDUKUNG

Pemetaan Geologi/Alterasi
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi geologi permukaan dan
menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran
mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala
struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain
pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan tanda-tanda mineralisasi
yang berupa alterasi mineral.

contoh peta geologi (formasi batuan)

Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada informasi-informasi
pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta tersebut mewakili intensitas dan
kerapatan data singkapan yang diperoleh yang diperoleh. Tingkat ketelitian peta geologi ini juga
dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi yang dilakukan. Pada tahap eksplorasi awal, skala peta 1 :
25.000 mungkin sudah cukup memadai, namun pada tahap prospeksi s/d penemuan, skala peta
geologi sebaiknya 1 : 10.000 s/d 1 : 2.500.

Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasi singkapan) dapat dilakukan dengan
menggunakan palu dan kompas geologi, serta penentuan posisi melalui orientasi lapangan atau
dengan cara tali-kompas.

Namun dalam tahapan eksplorasi lanjut s/d detail, pengamatan singkapan dapat diperluas dengan
menggunakan metode-metode lain seperti uji sumur, uji parit, maupun bor tangan atau auger,
sedangkan penentuan posisi dilakukan dengan menggunakan alat ukur permukaan seperti pemetaan
dengan plane table atau dengan teodolit.

Singkapan

Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui pengamatan


(deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh
batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan akibat adanya erosi (pengikisan)
lapisan tanah penutupnya.

Contoh singkapan untuk batubara

Singkapan-singkapan tersebut dapat ditemukan (dicari) pada bagian-bagian permukaan yang


diperkirakan mempunyai tingkat erosi/pengikisan yang tinggi, seperti :

1. Pada puncak-puncak bukit, dimana pengikisan berlangsung intensif.


2. Pada aliran sungai, dimana arus sungai mengikis lapisan tanah penutup.
3. Pada dinding lembah, dimana tanah dapat dikikis oleh air limpasan.
4. Pada bukaan-bukaan akibat aktivitas manusia, seperti tebing jalan, sumur penduduk, atau
pada parit-parit jalan, tambang yang sudah ada.

Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan pada suatu singkapan antara lain :

1. Pengukuran jurus dan kemiringan (strike & dip) lapisan yang tersingkap.
2. Pengukuran dan pengamatan struktur-struktur geologi (minor atau major) yang ada.
3. Pemerian (deskripsi) singkapan, meliputi kenampakan megaskopis, sifat-sifat fisik, tekstur,
mineral-mineral utama/sedikit/aksesoris, fragmen-fragmen, serta dimensi endapan.   
Lintasan (traverse)

Dalam melakukan pemetaan geologi yang sistematis, dibutuhkan lintasan-lintasan pengamatan yang
dapat mencakup seluruh daerah pemetaan. Perencanaan lintasan tersebut sebaiknya dilakukan
setelah gambaran umum seperti kondisi geologi regional dan geomorfologi daerah diketahui, agar
lintasan yang direncanakan tersebut efektif dan representatif.

Pada prinsipnya, lintasan-lintasan yang dibuat pada aliran-aliran sungai atau jalur-jalur kikisan yang
memotong arah umum perlapisan, dengan tujuan dapat memperoleh variasi litologi (batuan).
Kadang-kadang juga diperlukan lintasan-lintasan yang searah dengan jurus umum perlapisan dengan
tujuan dapat mengetahui kemenerusan lapisan. Secara umum lintasan (traverse) pemetaan ada 2
(dua), yaitu lintasan terbuka dan lintasan tertutup. Lintasan terbuka mempunyai titik awal dan titik
akhir yang tidak sama, sedangkan lintasan tertutup bersifat loop (titik awal dan titik akhir sama).

Namun yang perlu (penting) diperhatikan, informasi-informasi yang diperoleh dari lintasan-lintasan
yang dibuat dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan korelasi (interpretasi) batas satuan-
satuan litologi.

Selain itu, ada juga metode pemetaan yang dikenal sebagai lintasan kompas dan pengukuran
penampang stratigrafi. Lintasan kompas (measured section atau tali kompas) dilakukan dengan
tujuan membuat penampang (topografi dan litologi) di sepanjang lintasan. Sedangkan pengukuran
penampang stratigrafi dilakukan untuk mengetahui ketebalan, struktur perlapisan, variasi satuan
litologi, atau mineralisasi dengan detail (rinci). Umumnya pengukuran penampang stratigrafi
dilakukan pada salah satu lintasan kompas yang dianggap paling lengkap memuat informasi litologi
keseluruhan wilayah.

Interpretasi dan informasi data   

Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan pemetaan geologi/alterasi
antara lain :

1. Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara).


2. Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara.
3. Penyebaran dan pola alterasi yang ada.
4. Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau formasi).  
5. Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah.
6. Informasi-informasi pendukung lainnya seperti geomorfologi, kondisi geoteknik dan 
hidrologi.
7. Bangunan-bangunan, dll.

   Sedangkan dalam melakukan interpretasi tersebut, beberapa kaidah dasar geologi perlu
diperhatikan, antara lain :

1. Efek fisiografis ; berhubungan dengan topografi dan morfologi.


2. Zona-zona mineralogis ; berhubungan dengan batas zona endapan/bijih, zona pelapukan,
dan zona (penyebaran) alterasi.
3. Aspek stratigrafi dan litologi ; berhubungan dengan perlapisan batuan, zona-zona intrusi,
dan proses sedimentasi.
4. Aspek struktur ; berhubungan dengan ketidak selarasan, patahan, lipatan, zona kekar,
kelurusan-kelurusan, dll.
    Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui (diperkirakan).


2. Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan.
3. Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan) dapat dihindarkan
(efisiensi).
4. Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui dengan pasti. 
  menunjukkan hasil interpretasi pemetaan geologi berupa peta dan penampang geologi dari data
pengamatan singkapan di lapangan

Anda mungkin juga menyukai