Anda di halaman 1dari 12

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1. Metode Penambangan


Metode penambangan secara umum terbagi menjadi dua macam antara
lain tambang terbuka yang biasa disebut tambang permukaan (surface mining)
dan tambang dalam atau juga sering disebut tambang bawah tanah
(underground mining) (Hartman, 1987).
Tambang

terbuka

biasanya

dilakukan

dengan

cara

pengupasan

overburden atau lapisan tanah penutup untuk mendapatkan material yang telah
direncanakan sebagai target produksi. Pada surface mining, semua aktivitasnya
berhubungan langsung dengan udara luar. Sedangkan underground mining
dilakukan tanpa berhubungan langsung dengan udara luar. Kegiatan
penambangannya didahului dengan pembuatan jalan masuk tambang dan juga
membuat sirkulasi udara yang sesuai dengan kebutuhan alat dan kebutuhan
manusia. Dibutuhkan perhitungan penyanggaan yang tepat dalam pembuatan
tambang dalam.
Pemilihan kedua metode tersebut di atas yaitu berdasarkan dari tingkat
teknis yang ada saat ini dan keekonomisan bahan galian tersebut apabila
dilakukan penambangan. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat keekonomisan suatu tambang, salah satunya adalah besarnya biaya
operasi penambangan untuk melakukan kegiatan produksi (Hartman, 1987) .
Pengertian produksi adalah banyaknya material yang dapat dipindahkan
atau digali per satuan waktu. Produktivitas adalah jumlah produksi per alat.
Pada umumnya kapasitas produksi dihitung berdasarkan volume (m3 atau
cuyd), pada batubara kapasitas produksi dinyatakan dalam ton. Kapasitas alat
adalah jumlah material yang dapat diisi, dimuat atau diangkut oleh suatu alat.

III-1

III-2

Pabrik pembuatan alat akan memberikan spesifikasi unit alat termasuk


kapasitas teoritisnya. Kapasitas aktual alat berkaitan erat dengan faktor
pengembangan material atau sering disebut swell factor. Hal ini disebabkan
adanya

penambahan

volume

akibat pemberaian

material

insitu atau

pengurangan volume akibat pemadatan material loose.


Dalam perhitungannya, jumlah material umumnya dinyatakan dalam
volume aslinya di tempat (insitu), walaupun yang diangkut atau dimuat
sebenarnya adalah material lepas (loose). Ada tiga bentuk volume material yang
mempengaruhi perhitungan pemindahannya, yaitu dinyatakan dalam bank
cubic meter (BCM) yaitu volume material sebelum adanya gangguan seperti
kegiatan ripping atau penggaruan, loose cubic meter (LCM) merupakan volume
dari material setelah adanya kegiatan penggalian dan compacted cubic meter
(CCM) adalah volume dari material setelah adanya kegiatan pemadatan.
Densitas merupakan faktor penting yang menentukan berat bahan yang digali
dari alat angkut dengan kapasitas angkut dan kapasitas gali per BCM
(Prodjosamanto, Partanto, 1993).
Menurut (Prodjosamanto, Partanto) banyak faktor yang mempengaruhi
kelancaran dari suatu proses operasi penambangan, yaitu:
1. Kondisi Cuaca
Permasalahan akan cuaca sangat mempengaruhi efisiensi kerja,
baik operator maupun peralatan mekanis yang akan digunakan. Karena
aktivitas pada metode tambang terbuka berhubungan langsung dengan
cuaca. Contohnya pada musim penghujan, jalan utama, pengangkutan,
pemuatan dan sebagainya akan menjadi licin dan lengket sehingga
akan mempengaruhi cycle time alat angkut batubara ataupun material
lainnya. Selain itu, material yang memiliki nilai kohesivitas yang
tinggi seperti clay akan menempel pada bak dump truck sehingga pa
saat dumping, sebagian material akan teringgal dalam bak dan saat
pengisian selanjutnya material yang menempel itu akan terus berada di

III-3

bak hingga terlepas dengan sendirinya. Bila hujan terlalu deras, maka
kegiatan penambangan tidak akan dilakukan.
Pada cuaca panas, alat yang bekerja akan bergerak dengan baik,
karena jalan - jalan pengangkutan yang dilalui tidak licin dan tidak
lengket. Penggalian batubara dan tanah penutup lebih cepat, akan
tetapi jalan - jalan pengangkutan di sekitar lokasi penambangan akan
menjadi berdebu. Bila terlalu berdebu maka akan menghalangi
operator excavator, bulldozer dan dump truck yang sedang beroperasi.
Maka dibutuhkan water tank yang berguna untuk menyiram jalan agar
tidak terlalu banyak menerbangkan debu .
2. Ketersediaan Alat
Kesediaan alat berat yang akan dioperasikan berpengaruh
terhadap kelancaran operasi penambangan yang dilakukan. Untuk
menghindari adanya hambatan operasi yang disebabkan oleh rusaknya
alat, maka alat - alat yang digunakan harus selalu diperiksa agar tidak
mengalami kerusakan pada waktu dioperasikan.
3.

Efisiensi Operator
Efisiensi operator (Operator Efficiency) merupakan faktor
manusia yang menggerakkan alat-alat yang sukar untuk ditentukan
efisiensinya, secara tepat, karena selalu berubah-ubah dari hari ke hari
bahkan dari jam ke jam, tergantung dari keadaan cuaca (alam), kondisi
alat yang dikemudikannya, suasana kerja, ketinggian area kerja, dan
lain-lain. Kadang-kadang suatu perangsang dalam bentuk upah
tambahan (incentive) dapat mempertinggi efisiensi operator.
Sebenarnya efisiensi operator tidak hanya dipengaruhi oleh
kemalasan pekerjaan itu, tetapi juga karena kelambatan-kelambatan
dan hambatan-hambatan yang tak mungkin dihindari, seperti melumasi
kendaraan, mengganti suku cadang yang aus, membersihkan bagian-

III-4

bagian terpenting setelah sekian jam alat dipakai, memindahkan


peralatan ke tempat lain, tidak adanya keseimbangan antara alat-alat
angkut dan alat-alat muat, menunggu suatu peledakan pada daerah
yang akan dilalui, perbaikan jalan, dan lain-lain. Karena hal-hal
tersebut di atas, sangat jarang selama satu jam itu operator benar-benar
bekerja penuh selama 60 menit. Berdasarkan pengalaman, maka bila
operator dapat bekerja selalam 50 menit dalam satu jam, ini berarti
efisiensinya adalah 83%, maka hal itu dianggap baik sekali jika alatnya
menggunakan ban karet.
Jadi dalam menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan harus diingat juga efisiensi pekerjapekerjanya.
4. Keadaan Lapangan
Bentuk topografi suatu daerah yang akan dilakukan suatu
kegiatan pengupasan akan menentukan pada macam atau jenis alat
yang digunakan untuk pengupasan. Alat gali yang digunakan harus
dapat memanfaatkan gaya gravitasi untuk pendorongan material.
Untuk penggunaan wheel loader lebih cocok dan baik jika digunakan
untuk menggali permukaan topografi yang landai dan rata, sedangkan
excavator lebih cocok digunakan pada topografi yang curam ataupun
berjenjang.
5. Efisiensi Kerja
Dalam merencanakan suatu proyek, produktivitas per jam alat
yang diperlukan adalah produktivitas standar dari alat tersebut pada
kondisi ideal dikalikan dengan faktor efisiensi kerja. Efesiensi kerja
tergantung faktor : topografi, keahlian operator, pemilihan standar
pemeliharaan, dan sebagainya yang menyangkut operasi alat.

III-5

Dalam kenyataannya memang sulit menentukan besarnya


efisiensi kerja alat, tetapi dengan dasar pengalaman dapat ditentukan
efisiensi yang mendekati kenyataan.
III.2. Produktivitas Peralatan Mekanis
1. Kemampuan Produktivitas Alat Gali-Muat
Untuk mengetahui produktifitas alat gali-muat, maka perlu dihitung
terlebih dahulu kapasitas (produksi persiklus) dari bucket yaitu dengan
persamaan berikut :
Kb = Kb spek alat x SF x Ff
Sumber : Caterpillar Specification and Aplication Handbook,34th Edition.

Dimana :

Kb = Produksi persiklus (bcm)


SF = Swell Factor
Ff = Faktor koreksi bucket / faktor pengisian (%)

Maka setelah mengetahui kapasitas dari bucket excavator (Kb) tersebut,


kita dapat menghitung dan menentukan besarnya kemampuan produktifitas
dari alat gali-muat (excavator) dengan menggunakan persaman berikut ini :

Q=
Sumber : Caterpillar Specification and Aplication Handbook,34th Edition.

Dimana :

Q
Kb
Eff
Ct

=
=
=
=

Produksi per jam (bcm/jam)


Produksi per siklus (bcm)
Efisiensi kerja
Cycle time (detik)

2. Kemampuan Produktivitas Alat Angkut


Terkait dengan alat angkut dimana produktifitas sangat dipengaruhi oleh
jarak, maka proses penganalisaan terhadap produktivitas hauler akan

III-6

terfokus terhadap pengaruh jarak pengangkutan terhadap produktivitas


hauler. Kita akan menentukan jarak yang tepat pada suatu feet bekerja
dengan produktivitas yang optimal dan pengangkutan itu bergantung untuk
dikerjakan. Jarak juga digunakan sebagai parameter untuk front kerja alat.
Produktifitas alat angkut dapat dirumuskan sebagai berikut :
Q=Cx

x Eff

C = n x Kb spek alat x Ff
Sumber : Caterpiillar Specification and Aplication Handbook,34th Edition.

Dimana :

Q = Produksi per jam (bcm/jam)


C = Produksi per siklus (bcm)
Ct = Cycle time (detik)
Eff = Efisiensi kerja
n

= Jumlah pengisian alat muat ke alat angkut

Kb = Kapasitas bucket alat angkut


Ff = Faktor koreksi bucket
III.3. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah faktor mempengaruhi
kondisi kerja ketika pengamatan dilakukan (Prodjosamanto, Partanto, 1993).
1. Faktor material
Lapisan tanah penutup (overburden) adalah semua lapisan tanah/batuan
yang berada di atas dan langsung menutupi lapisan bahan galian berharga
sehingga perlu disingkirkan terlebih dahulu sebelum dapat menggali bahan
galian berharga tersebut. Lapisan tanah penutup (overburden) yang dapat
ditemui umumnya dikelompokkan menjadi beberapa sifat yaitu:
a.

Material yang sangat mudah digali (sangat lunak)

III-7

i. material yang mengandung sedikit air, misalnya pasir, tanah biasa,


kerikil, campuran pasir dengan tanah biasa (Prodjosamanto,
Partanto, 1993).
ii. material yang banyak mengandung air, misalnya pasir lempungan,
lempung pasiran, lumpur dan pasir yang banyak mengandung air
(Prodjosamanto, Partanto, 1993).
b.

Material yang lebih keras (lunak)


Misalnya tanah biasa yang bercampur kerikil, pasir yang bercampur
dengan kerikil, pasir yang kasar (Prodjosamanto, Partanto, 1993).

c.

Material yang setengah keras (sedang)


Misalnya batubara, shale (clay yang sudah mulai kompak), batuan
kerikil yang mengalami sedimentasi dan pengompakan, batuan beku
yang sudah mulai lapuk, dan batuan - batuan beku yang mengalami
banyak rekahan (Prodjosamanto, Partanto, 1993).

d.

Material yang keras


Misalnya sandstone, limestone, slate, vulcanic tuff, batuan beku yang
mulai lapuk, mineral - mineral penyusun batuan yang telah mengalami
sementasi dan pengompakan (Prodjosamanto, Partanto, 1993).

e.

Material sangat keras


Misalnya batuan-batuan beku dan batuan - batuan metamorf, contohnya
granit, andesit, slate, kwarsit dan sebagainya (Prodjosamanto, Partanto,
1993)..
Keadaan material yang akan digali sangat mempengaruhi suatu proses

penambangan. Misalnya material tanah penutup dijumpai dalam bentuk


lapisan tanah pucuk (top soil) yang mengandung humus, tanah penutup
lunak, dan tanah penutup keras. Jenis material tersebut akan menentukan
besarnya produksi alat dan cara pengoperasiannya. Bentuk lapisan tanah
penutup, ukuran ketebalan dan luasnya akan menentukan volume
keseluruhan sehingga dengan faktor pengembangan tertentu dapat digunakan

III-8

untuk mencari dan menentukan lokasi penampungan material hasil


penggalian.
Pembongkaran batuan melalui penggaruan (ripping) dan pemboran
untuk peledakan dipengaruhi oleh sifat - sifat teknis dari material (batuan)
tersebut di antaranya :
a.

Berat jenis (density)


Berat jenis yaitu berat dari suatu bahan atau material berbanding volume
dari material tersebut. Terdiri dari densitas insitu dan densitas loose.
Berat Bahan
Density Insitu

(ton/m3)

=
Volume Insitu
Berat Bahan

(ton/m3)

Density Loose =
Volume Loose
b.

Faktor Pengembangan Material


Pengembangan (swell) adalah presentase pemberaian volume material
dari volume asli yang dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah
material yang harus dipindahkan dari kedudukan aslinya. Material di
lapangan jika digali akan mengalami pengembangan. Perkembangan
volume sebelum digali dan volume setelah digali diartikan sebagai
faktor pengembangan. Faktor pengembangan juga dapat diketahui dari
perbandingan densitas material lepas dan densitas material insitunya.
Densitas adalah berat per unit volume dari suatu material. Material
mempunyai densitas yang berbeda karena dipengaruhi sifat - sifat
fisiknya.
Vinsitu
Swell Factor

x 100 %
Vloose
Dloose

Swell Factor

x 100 %

III-9

Dinsitu
Dimana :
Vinsitu = Volume material dalam keadaan asli di alam (bcm)
Vloose = Volume material dalam keadaan lepas (lcm)
D loose = Densitas dalam keadaan lepas (lb/cuyd atau ton/m3)
D insitu = Densitas dalam keadaan asli di alam (lb/cuyd atau ton/m3)
2.

Faktor Pengisian Bucket


Faktor isi (fill factor) adalah presentase volume yang sesuai atau
sesungguhnya dapat diisikan ke dalam bak truk dibandingkan dengan
kapasitas teoritisnya. Suatu bak truck yang mempunyai faktor isi 87%,
artinya 13% volume bak itu tidak dapat diisi. Mangkuk (bucket) dari
excavator memiliki faktor isi lebih dari 100% karena dapat diisi munjung
(heaped).
Vn
Ff

=
Vs

Keterangan :
Ff = Faktor isian
Vn = Kapasitas nyata mangkuk alat gali - muat (m3)
Vs = Kapasitas baku mangkuk alat gali - muat, (m3)
Faktor - faktor yang mempengaruhi pengisian mangkuk adalah:
a.

Kandungan air, dimana semakin besar kandungan air maka


faktor pengisian semakin kecil, karena terjadi pengurangan volume
material.

b.

Ukuran material, semakin besar ukuran material maka faktor


pengisian akan semakin kecil.

III-10

c.

Keterampilan dan kemampuan operator, dimana operator


yang berpengalaman dan terampil dapat memperbesar faktor
pengisian mangkuk (Prodjosamanto, Partanto, 1993).

3.

Waktu edar (cycle time)


Waktu edar (cycle time) adalah waktu yang diperlukan alat mulai dari
aktivitas pengisian atau pemuatan (loading), pengangkutan (hauling) untuk
truck dan sejenisnya atau swing untuk backhoe dan shovel, pengosongan
(dumping), kembali kosong dan mempersiapkan posisi (manuver) untuk
diisi atau dimuat. Di samping aktivitas - aktivitas tersebut terdapat pula
waktu menunggu (delay time) bila terjadi antrian untuk mengisi atau
memuat. Komponen waktu edar (cycle time) untuk alat dorong, misalnya
bulldozer adalah waktu dorong material sampai jarak tertentu, waktu
kembali mundur, manuver, maupun siap dorong kembali.
Waktu edar (cycle time) terdiri dari dua jenis, yaitu waktu tetap
(fixed time) dan waktu variable (variable time). Jadi waktu edar total
adalah penjumlahan waktu tetap dan waktu variabel. Yang termasuk
dalam waktu tetap adalah waktu pengisian atau pemuatan termasuk
manuver dan menunggu, waktu pengosongan muatan, waktu
membelok dan mengganti gigi dan percepatan, sedangkan waktu
variabel adalah waktu mengangkut muatan dan kembali kosong.
a. Waktu edar alat gali - muat
Waktu edar alat gali muat dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ctgm = Tg + Tsi + Tt + Tsk
Keterangan :
Ctgm

= waktu edar alat gali-muat (s)

Tg

= waktu menggali material (s)

Tsi

= waktu putar dengan bucket terisi/swing isi (s)

Tt

= waktu menumpahkan muatan (s)

III-11

Tsk

= waktu putar dengan bucket kosong/swing kosong (s)

b. Waktu edar alat angkut


Waktu edar alat angkut dapat dirumuskan sebagai berikut :
Cta = Tl + Tai + Tmd + Td + Tkk + Wt + Tml
Keterangan :
Cta

= waktu edar alat angkut (menit)

Tl

= waktu diisi muatan/loading (s)

Tai

= waktu mengangkut muatan/angkut isi (s)

Tmd

= waktu mengambil posisi penumpahan (s)

Td

= waktu pengosongan muatan/dumping (s)

Tkk

= waktu kembali kosong/kembali kosong (s)

Twt

= waktu antrian (s)

Tml

= waktu mengambil posisi pengisian/manuver loading (s)

III.4. Faktor Keselarasan Kerja


Match factor merupakan factor keselarasan kerja antara alat gali muat
dengan alat angkut (Hartman, 1992). Match factor dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:
Fk

n x Nh x Cl
Nl x Ch

Dimana :
Fk

= Faktor keselarasan (Match factor)

Nh

= jumlah dump truck

= Jumlah pengisian bucket

Cl

= waktu edar excavator

Nl

= jumlah excavator

Ch

= waktu edar dump truck

III-12

Harga match factor adalah :


FK < 1 (ada waktu tunggu untuk alat gali muat)
artinya alat gali - muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut
bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali - muat
karena menunggu alat angkut yang belum datang.
FK = 1 (tidak ada waktu tunggu untuk alat gali muat dan alat angkut)
artinya alat gali - muat dan angkut bekerja 100%, sehingga tidak
terjadi waktu tunggu dari alat tersebut.
FK > 1 (ada waktu tunggu untuk alat angkut)
artinya alat gali-muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja
kurang dari 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.

Anda mungkin juga menyukai