Anda di halaman 1dari 6

II.

5 Ganesa Bauksit

II.5.1. Deskripsi Umum Endapan Bauksit Laterit


Bauksit laterit adalah endapan batuan yang berkadar aluminium oksida (Al2O3)
relative tinggi yang ditemukan di Les Baux dekat Avignon, Prancis Selatan (Berthier,
1821). Bauksit laterit endapan batuan berkadar aluminium oksida (Al2O3) relatif tinggi
yang mengalami proses pengayaan karena pelapukan mineral gibsit pada bataun basalt
di Vogelsberg, Jerman (A. Liebrich, 1892).

Dalam perkembangan selanjutnya, bauksit laterit didefinisikan sebagai endapan


residual yang berkadar aluminium relatif tinggi, kadar besi rendah, dan sedikit atau
tidak mengandung kuarsa (SiO2) bebas. Sehingga, bauksit laterit adalah material
heterogen dengan komposisi mineral gibsit (Al(OH)3), boehmit (AlO(OH)), dan
diaspore (AlO(OH)). Sebagian besar bauksit laterit di dunia ditemukan dalam bentuk
gibsit yang merupakan bauksit laterit trihidrat, dan sebagian kecil dalam bentuk
boehmit ataupun diaspore yang disebut juga bauksit laterit monohidrat.

1) Pengertian Bauksit Laterit


Bauksit laterit merupakan laterit berkomposisi aluminium hidroksida yang hampir
murni. Bauksit laterit adalah bijih aluminium, logam yang sangat banyak
digunakan seperti sebagai bahan pembuatan kaleng maupun pesawat terbang.
Aluminium memiliki faktor konsentrasi yang kecil, dengan kata lain sangat umum
dijumpai di alam dan ekonomis. Hasil produksi bauksit laterit kebanyakan diolah
menjadi logam aluminium. Serta dapat juga digunakan untuk keperluan operasi
non-metalurgi, seperti pabrik refractory, ampelas, alumina, dan pabrik semen.

2) Mineral Penyusun Bauksit Laterit


Bauksit laterit memiliki sistem oktahedral yang terdiri dari Al2O3(35-65%),
SiO2(2-10%), Fe2O3(2-20%), TiO2 (1-3%) dan H2O (10-30%). Secara komersial,
bauksit laterit terjadi dalam tiga bentuk, yaitu: a) pissolitic atau oolitic yang
berukuran diameter beberapa sentimeter sebagai amorphous trihydrate, b) sponge
ore (Arkansas) yang berupa sisa dari batuan asal berkomposisi utamagibsit
danbersifatporous, dan c) amorphous atau bijih lempung.

II.5.2. Genesa Bauksit Laterit


1) Host Rock Bauksit Laterit
Bauksit laterit dapat terbentuk dari berbagai macam batuan primer, seperti pada
batuan sedimen kaolinit (kandungan Al 30%-35%), batuan granit (kandungan Al
10%-15%), dan batuan basalt (kandungan Al 10%-15%). Kandungan unsur
aluminium dari batuan asal bisa bermacam-macam bahkan di bawah 15%. Batuan
asal sendiri bukanlah faktor utama dari keterdapatan bauksit laterit karena kontrol
utamanya adalah proses leaching. Salah satu faktor kontrol tersebut adalah
perbandingan antara aluminium dan silika serta kecepatan pelapukan (weathering)
batuan dasar. Selain kandungan aluminium, kandungan besi yang rendah juga
merupakan salah satu faktor penting. Fe dengan kadar tinggi dapat membentuk
formasi laterit ferruginous yang dapat mengurangi zona bauksit laterit.
2) Paragenesa Pembentukan Bauksit Laterit
Bauksit laterit dapat terjadi karena adanya bauksit lateritisasi. Bauksit lateritisasi
ini dikontrol oleh air meteorik atau air hujan, yang dapat menyebabkan terjadinya
pelindian (leaching) silika dan pengayaan aluminium secara kuat. Biasanya,
pelindian silika terjadi saat musim kemarau, dan pengayaan aluminium terjadi di
saat musim penghujan. Oleh karena itulah, sebaran bauksit laterit berada di daerah
yang beriklim subtropis hingga tropis. Bauksit lateritisasi terjadi pada suhu ± 22oC
dengan curah hujan rata-rata 1200 mm (Bardossy dan Aleva, 1990). Paragenesis
mineralogi dari bagian atas profil pelapukan dikontrol oleh kelembaban atmosfer
dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, bauksit lateritisasi juga dikontrol oleh:
porositas efektif yang membuat air mengalir secara bebas, drainase yang tinggi,
relief topografi rendah sampai moderat, adanya vegetasi. Adapun tiga proses
pembentukan bauksit laterit adalah pelapukan dan pelindian secara insitu dari
batuan asal, pengayaan aluminium dari batuan yang terlapukkan oleh air tanah,
erosi dan redepositasi material bauksit laterit. Proses pelapukan dan pelindian
merupakan proses yang umum terjadi dalam pembentukan bauksit laterit.
3) Sub-tipe Endapan Bauksit Laterit
Endapan bauksit laterit dapat dikelompokkan menjadi orthobauksit, metabauksit
dan kriptobauksit ;
1. Orthobauksit
Orthobauksit memiliki profil laterit yang normal yang terbentuk secara kontinu
pada daerah tropis dengan curah hujan lebih dari 1700 mm/tahun, merupakan
hasil evolusi dari protobauksit yang mengandung gibsit, goethit dan hematit.
Orthobauksit berkembang dari batuan asal yang cukup kaya besi yang
didominasi oleh mineral gibsit.
2. Metabauksit
Metabauksit merupakan bauksit laterit yang terjadi secara in situ pada batuan
asal dengan kadar kuarsa rendah. Kandungan besi pada metabauksit lebih
rendah dari orthobauksit. Terbentuk pada dataran tinggi yang luas dan
memungkinkan terjadinya oksidasi secara kuat. Selain itu, perubahan kondisi
dari lembab menuju kering sangat membantu terjadinya formasi metabauksit.
Pada bagian atas profil, goethit dan gibsit melepaskan air dan berubah menjadi
hematit dan boehmit.
3. Kriptobauksit
Kriptobauksit merupakan endapan bauksit laterit yang tertutupi oleh lapisan
lempung tebal. Sangat jarang ditemui di daerah pelapukan tropis serta jarang
juga membentuk endapan yang ekonomis utuk ditambang. Kriptobauksit
dicirikan oleh fase mikro-agregat yang berkomposisi kaolinit yang
mengandung gibsit dan goethit. Kriptobauksit tersebar sangat banyak di daerah
Amazonia. (lihat tabel II.2)
Table II.2
Klasifikasi endapan bauksit laterit
Harder and Greig Hutchison
(1960) Hose (1960) Valeton (1972) Grabb (1973) (1983)

Surface blanket Bauxites formed on High-level or Lateritic


deposits peneplains Bauxites overlying igncous upland bauxites crusts
and metamorphic rocks :
i. slope type ii. Plateau
type onbasic ignecous
Interlayered beds rocks iii. Plateau type on
Bauxites formed on Low-level
or Lenses in variable rock types Karsa
volcanis domes or penerplain-type
stratigraphic bauxites
plateaux bauxites
sequences

Pocket deposits in Bauxites formed on


Sedimentary
limestone, clays or limestones or karstic
Bauxites on sedimentary bauxites
igncous rocks plateaux
rocks : i. on clastic
sediments ii. On carbonate
rocks iii. On phosphate
Sedimentary rocks
Detrical bauxites
reworked bauxites

Sumber: Ore Deposit Geology and its Influence on Mineral Exploration (Richard, 1986)

Pembagian sederhana dari Grubb didasarkan pada ketinggian topografi dari deposit
yang terbentuk. Hutchison menggabungkan dua kelas dari klasifikasi Grubb ke dalam
satu kelas yang diberi nama lateritic crust. Pembahasan mineralogi dan geokimiadari
bauksit laterit dapat ditemukan dalam penjelasan dari Maynard (1983) yaitu sebagai
berikut,
1) High level or upland bauksit
Bauksit ini biasanya terjadi pada batuan beku atau vulkanik yang membentuk
lapisan tebal dengan ketebalan mencapai 30 m. Lapisan ini menutup zona plato di
daerah iklim tropis dan subtropis. Contoh dari bauksit jenis ini adalah di Deccan
traps (India), Quessland, Ghana, dan Guinea. Bauksit jenis ini memiliki
kenampakan yang berpori dan rapuh menunjukkan tekstur 14
batuan asal dan didominasi oleh gibbsitic. Pembentukan bauksit laterit sebagian
besar dikontrol oleh pola kekar pada batuan asal.
2) Low level peneplain-type bauksit
Bauksit jenis ini biasanya terjadi pada level yang rendah disepanjang garis pantai
tropis, misalnya di daerah Amerika Selatan, Australia dan Malaysia. Mereka
dibedakan oleh perkembangan dari tekstur pisolitic dan mempunyai komposisi
boehmitic. Deposit yang bertipe peneplain biasanya mempunyai ketebalan kurang
dari 9m dan biasanya dipisahkan oleh kaolinitic underclay dari batuan asalnya.
Mereka biasanya sering berasosiasi dengan detrital bauksit horizon yang diproduksi
oleh aktivitas sungai dan laut.
3) Karst bauksit
Jenis ini termasuk jenis bauksit laterit yang tertua yang pernah diketahui.
Ditemukan di daerah Mediterania, Jamaika, dan Hispaniola. Bauksit laterit jenis ini
berada pada permukaan karst batu gamping dan dolomit yang tidak teratur. Tekstur
karst bauksit laterit cukup bervariasi.
4) Transported or sedimentary bauksit
Bauksit jenis ini merupakan kelas yang kecil dari bauksit laterit non residual yang
dibentuk oleh erosi dan redeposit dari material bauksit.

II.5.3 Bentuk Endapan Bauksit Laterit


Bauksit laterit merupakan endapan sekunder berupa residual. Bauksit laterit mengganti
dan terakumulasi di atas batuan asalnya yang telah terlapukkan. Oleh karena itu,
endapan bauksit laterit terakumulasi relatif datar sesuai dengan relief batuan asalnya
yang berupa permukaan datar pada saat sebelum terjadi proses pelapukan dan leaching.
Dataran tinggi bauksit laterit yang ditemukan sekarang merupakan sisa dari permukaan
datar pada masa lampau yang memiliki kemiringan 1𝑜 - 5𝑜 , sehingga secara regional
paleo-surface yang sama mungkin terbentuk pada ketinggian yang berbeda.

II.5.4 Zona Endapan Bauksit Laterit


Endapan bauksit laterit dapat dibagi menjadi beberapa zona lapisan. Yaitu tanah
penutup, pisolitic, nodular ironstone dan zona lempung. Kadar alumina terbanyak
berada pada zona pisolitic yang kadar aluminanya di atas 45%. Zona pisolitic inilah
yang nantinya akan ditambang. Zona lain yang memiliki kadar alumina rendah akan
dibuang dan menjadi overburden dan waste. (lihat gambar II.8)
Sumber : Maynard (1983)
Gambar II.8
Zona Horizon atau Lapisan Endapan Bauksit laterit

Anda mungkin juga menyukai