Anda di halaman 1dari 46

II.

DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN


SUPERGEN

 Deposit residu adalah deposit yang tertinggal/sisa, dan ter-


dapat di atas batuan dasar.
 Deposit bijih ini tertinggal sesudah proses pelapukan dan
aksi airtanah berlangsung pada batuan dasar tsb.
 Proses pelapukan yang sangat intensif ini adalah proses pe-
lapukan kimiawi, yang berlangsung pada daerah beriklim
tropis – subtropis, dengan curah hujan yang sangat tinggi.

Geologi Sumberdaya Mineral 1/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Dalam keadaan seperti ini, batuan menjadi lapuk dan meng-


hasilkan tanah yang di dalamnya terkandung material-ma-
terial yang tak-larut ; tanah seperti ini disebut tanah laterit.
 Zat alam yang tak-larut dalam air adalah hidroksida besi
dan aluminium. Oleh karena itu, tanah laterit pada
umumnya mengandung kedua material tsb., yang pada
gilirannya akan menjadi sumber logam yang potensial.

Geologi Sumberdaya Mineral 2/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Namun demikian, kebanyakan laterit-besi, tidak mempunyai


nilai ekonomi yang baik, sehingga sampai saat ini belum
menjadi bahan tambang penghasil besi yang bernilai ekonomi.
 Sebaliknya yang terjadi pada deposit laterit-aluminium (di-
sebut juga deposit bauksit), yang ternyata bernilai ekonomi
tinggi sebagai bahan tambang penghasil logam aluminium.
 Laterit lain yang juga bernilai ekonomi tinggi adalah laterit
nikel.

Geologi Sumberdaya Mineral 3/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

2.1 Deposit residu aluminium (residual deposits of


aluminium)
 Suatu laterit dinamakan laterit bauksit jika material utama-
nya tersusun oleh hidroksida aluminium (AlOH).
 Laterit ini adalah deposit utama yang menghasilkan logam
aluminium, suatu logam yang sangat banyak dimanfaatkan
dan luas penggunaannya. Tidak saja sebagai penghasil lo-
gam, bauksit juga dipakai dalam industri non-metalurgi.

Geologi Sumberdaya Mineral 4/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Dalam industri non-metalurgi, bauksit dipakai untuk mem-


buat refraktori, amplas, bahan kimia alumina, dan dalam
industri semen.
 Dengan demikian, untuk keperluan yang seperti itu, dibu-
tuhkan bauksit yang memenuhi syarat kimia tertentu, agar
bauksit itu bernilai ekonomi tinggi.
 Misalnya untuk refraktori, diperlukan bauksit yang kan-dungan
besinya sangat rendah ; demikian pula dengan kan-dungan
titanium, alkalis-alkalis, dan tanah alkali.
Geologi Sumberdaya Mineral 5/46
II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Dalam manufaktur semen alumina tinggi, bauksit dipakai


sebagai bahan yang menggantikan lempung, atau serpih
dalam semen Portland, yang dicampurkan dengan batu-
gamping. Seperti diketahui, semen alumina tinggi adalah
semen yang tahan terhadap korosi air laut.
 Deposit bauksit sangat rentan terhadap erosi ; oleh karena
itu deposit ini lebih banyak dijumpai pada kala pasca-
Mesozoik. Namun demikian, ada juga yang berumur lebih
tua, yaitu Paleozoik, seperti yang terdapat di C.I.S. (?).
Geologi Sumberdaya Mineral 6/46
II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Pada umumnya deposit bauksit ditambang dengan metode


tambang terbuka.

Bauksit dapat dijumpai dalam 4 tipe deposit, yaitu :


1. Bauksit di ketinggian atau di tanah/dataran tinggi (high
level or upland bauxites).
 Umumnya terdapat di daerah beriklim tropis – subtropis.

Geologi Sumberdaya Mineral 7/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Berupa lapisan yang terletak di atas dan menyelimuti


plato batuan sumber, yaitu batuan volkanik, atau beku
granitik, tebalnya dapat mencapai 30 m, seperti yang di-
temukan di Deccan Traps, India ; di selatan
Queensland ; Ghana, dan di Guinea.

Geologi Sumberdaya Mineral 8/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

2. Bauksit tipe-peneplen di kerendahan (low level peneplain-


type bauxites).
 Terdapat di daerah berpermukaan rendah yang beriklim
tropis, seperti di sepanjang pantai Amerika Selatan,
Australia, dan Malaysia.
 Bertekstur pisolitik, umumnya berkomposisi buhmitan
(boehmitic : mengandung mineral buhmit sebagai mi-
neral utama), dengan ketebalan < 9 m.

Geologi Sumberdaya Mineral 9/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Lapisan deposit peneplen terletak di atas batuan induk-


nya, tetapi dipisahkan oleh lapisan lempung kaolinitan,
dan sering berasosiasi dengan horison bauksit rombakan
(detrital bauxite) yang merupakan produk aktivitas
marin, atau fluvial.

Geologi Sumberdaya Mineral 10/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

3. Bauksit karst.
 Terdapat sebagai lapisan yang terhampar di atas
permu-kaan batugamping, atau batudolo karst yang
tidak rata.
 Ke dalam deposit ini termasuk juga deposit yang diketa-
hui berumur tua, yaitu dari Devon – Miosen Tengah,
yang ditemukan di daerah Mediteranian utara.
 Deposit besar lain yang berumur Tersier, dijumpai di
Jamaika dan Hispaniola.
Geologi Sumberdaya Mineral 11/46
II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

4. Bauksit sedimen atau terangkut.


 Terbentuk karena erosi terhadap deposit bauksit yang
sudah ada, yang kemudian diendapkan kembali.

Geologi Sumberdaya Mineral 12/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

2.2 Deposit residu nikel (residual deposits of nickel)


 Terbentuk karena pelapukan tropis terhadap batuan
yang kaya dengan unsur Ni yang sedikit, yaitu peridotit
dan serpentinit, yang hanya mengandung Ni sebesar
0,25%.

Geologi Sumberdaya Mineral 13/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Selama kedua batuan tsb mengalami lateritisasi, nikel


berubah menjadi larutan, yang kemudian dengan cepat
mengendapkan kembali mineral oksida besi dalam
laterit, atau sebagai garnierit [(Ni,Mg)3Si2O5(OH)4] dan
mineral filosilikat nikeliferus yang lain, di dalam batuan
lapuk yang berada di bawah lapisan laterit.

Geologi Sumberdaya Mineral 14/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Selain nikel, kobalt dapat pula terkonsentrasi dalam


bentuk wad.
 Suatu deposit dapat bernilai ekonomi jika mengandung
kadar Ni + Co berkisar dari 1 – 3%.

Geologi Sumberdaya Mineral 15/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

Di bawah ini akan diuraikan tentang deposit nikel yang


terdapat di New Caledonia, salah satu cebakan deposit nikel
terbesar di dunia. Seperti diketahui, hampir pada sebagian
besar daerah New Caledonia terhampar batuan ultrabasa, yang
kebanyakan telah terserpentinisasi kuat. Gambar 9 memper-
lihatkan gambaran mineralisasi nikel pada suatu lingkungan
yang khas, dan yang lebih rinci lagi terlihat pada Gambar 10.

Geologi Sumberdaya Mineral 16/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

Gambar 9. Profil diagramatik peridotit yang memperlihatkan perkembangan


deposit residu nikel di daerah New Caledonia

Gambar 9 memperlihatkan stratigrafi deposit residu nikel, dimulai dari bawah ke


atas, adalah : satuan peridotit terserpentinisasi sebagian, zona garnierit, laterit
nikeliferus berkadar rendah, dan terakhir adalah lapisan ferricrete, yang merupakan
permukaan peneplen Miosen. Di sebelah kiri bukit datar ditemu-kan laterit terangkut
yang tersebar hingga ke laguna.

Geologi Sumberdaya Mineral 17/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

Gambar 9. Profil diagramatik peridotit yang memperlihatkan perkembangan


deposit residu nikel di daerah New Caledonia

Catatan :
Ferricrete adalah lapisan endapan permukaan yang tersusun oleh konglo-
merat, kerikil, dan pasir, yang terakumulasi oleh oksida besi, hasil kerja
dari larutan perkolasi terhadap garam-garam besi.

Geologi Sumberdaya Mineral 18/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

Gambar 9. Profil diagramatik peridotit yang memperlihatkan perkembangan


deposit residu nikel di daerah New Caledonia

Dari penampang tsb. dapat diketahui bahwa bijih nikel ditemukan pada 3
lapisan batuan, yaitu pada zona garnierit, laterit-nikel, dan dalam endapan
laterit terangkut (laterit hasil erosi terhadap laterit yang sudah terbentuk,
yang kemudian diendapkan kembali).

Geologi Sumberdaya Mineral 19/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

Gambar 10.
Penampang yang memotong
deposit nikeliferus di New
Caledonia

Dari gambar yang lebih detil


ini tampak bahwa bijih nikel
terdapat pada dua la-pisan
batuan, yaitu pada zona
lapukan batuan (pada zona
altered and partially altered
peridotite with garnierite
concentration), dan zona laterit
porian (porous laterites) – yang
terletak di atas zona lapukan
batuan.

Geologi Sumberdaya Mineral 20/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

Gambar 10.
Penampang yang memotong
deposit nikeliferus di New
Caledonia

Dalam penambangan-
nya, material-material tam-
bang akan berupa campuran
antara kedua zona batuan
tsb di atas (campuran antara
“zona porous laterites” dan
“altered and partially altered
peridotite with garnierite
concentration”).
Geologi Sumberdaya Mineral 21/46
II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN
Gambar 10.
Penampang yang memotong
deposit nikeliferus di New
Caledonia
Nikel pada deposit ini da-
pat dijumpai dalam beberapa
massa yang berbeda, seperti
berbentuk urat-urat, urat-urat
halus, atau kantong-kantong
yang kaya garnierit, yang
terdapat dalam blok-blok
batuan ultrabasa yang belum
sempurna terlapuk-kan, dan
dapat menerus ke dalam
celah-celah batuan peridotit
segar di bagian bawah.
Geologi Sumberdaya Mineral 22/46
II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

Gambar 10.
Penampang yang memotong
deposit nikeliferus di New
Caledonia

Pada zona oksida besi


nodular dapat ditemukan se-
jumlah kantong-kantong
wad berisi kobalt yang
sangat berarti.

Geologi Sumberdaya Mineral 23/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

2.3 Pengayaan supergen (supergene enrichment)


Istilah pengayaan supergen lebih umum berkaitan de-ngan
pengayaan deposit sulfida, namun saat ini penggunaan-nya
telah diperluas dengan memasukkan proses yang sama ter-
hadap bijih oksida atau karbonat dan batuannya, sehingga
menghasilkan bijih besi dan mangan.

Geologi Sumberdaya Mineral 24/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

Dalam pengayaan supergen sulfida, metal-metal dibawa ke


bawah hingga mencapai zona bijih hipogen (zona bijih pri-
mer), yang kemudian mengendap dan mengaya di sana ;
sedangkan dalam kasus bijih besi dan mangan yang terutama
terdapat sebagai material-material geng, akan bergerak men-
jauh/keluar dengan meninggalkan deposit metal yang murni.

Geologi Sumberdaya Mineral 25/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

2.3.1 Pengayaan sulfida supergen (supergene sulphide


enrichment)
 Dalam kasus ini, air permukaan masuk dan meresap ke dalam
singkapan tubuh bijih sulfida, mengoksidasi mineral-mineral
bijih dan menjadikannya larutan, yang kemudian melarutkan
mineral-mineral lain.
 Pirit, mineral yang sangat umum terdapat dalam tubuh bijih
sul-fida, akan teroksidasi dan terurai, menghasilkan hidroksida
besi (limonit) dan asam sulfat, melalui reaksi kimia sbb.:
Geologi Sumberdaya Mineral 26/46
II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

2FeS2 + 15O + 8H2O + CO2  2Fe(OH)3 + 4H2SO4 + H2CO3


dan
2CuFeS2 + 17O + 6H2O + CO2  2Fe(OH)3 + 2CuSO4 + 2H2SO4
+ H2CO3

Selanjutnya, proses pengayaan sulfida supergen akan


dijelaskan sbb. (perhatikan Gambar 11 berikut ini) :

Geologi Sumberdaya Mineral 27/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Tubuh bijih sulfida/urat


sulfida yang tersingkap di
permukaan akan teroksidasi
akibat kerja oksigen dan air
permukaan.
 Proses oksidasi berlangsung
pada zona antara permukaan
– muka airtanah, karena pada
Gambar 11. Sketsa diagramatik zona- zona ini sirkulasi oksigen dan
zona ubahan pada suatu tubuh bijih
airtanah sangat aktif.
sulfida atau urat sulfida
Geologi Sumberdaya Mineral 28/46
II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Hal pertama yang terjadi ada-


lah pelindian terhadap mineral-
mineral sulfida bijih berkadar
rendah, yang menghasilkan la-
rutan sulfat-logam.
 Akibat pelindian, singkapan urat
tidak mengandung sulfida lagi,
dan tersisalah suatu massa
cekung yang berupa kuarsa
Gambar 11. Sketsa diagramatik zona- berkarat  gosan atau tudung
zona ubahan pada suatu tubuh bijih
sulfida atau urat sulfida besi.
Geologi Sumberdaya Mineral 29/46
II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Larutan sulfat-sulfat logam


terus bergerak ke bawah, ke-
cuali sulfat-besi yang karena
teroksidasi terjadilah presipi-
tasi oksida ferik yang me-
nempel pada urat ( kuarsa
berkarat).
Gambar 11. Sketsa diagramatik zona-
zona ubahan pada suatu tubuh bijih
sulfida atau urat sulfida
Geologi Sumberdaya Mineral 30/46
II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Larutan sulfat-logam terus bergerak


ke bawah, namun sebelum menem-
bus muka airtanah, reaksinya dengan
karbon dioksida, atau dengan batuan
karbonat (yang berurat sulfida), me-
nyebabkan presipitasi tembaga seba-
gai malakhit dan azurit, seng seba-gai
smitsonit, dan timbal sebagai serusit ;
serta beberapa mineral lain, yaitu :
kuprit, tembaga nativ, hemi-morfit,
Gambar 11. Sketsa diagramatik zona-
zona ubahan pada suatu tubuh bijih anglesit, dan khrisokola
sulfida atau urat sulfida
Geologi Sumberdaya Mineral 31/46
II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Dengan cara inilah


logam-logam terkon-
sentrasi membentuk
deposit kaya-bijih. Zona
ini disebut zona penga-
yaan oksidasi.
Gambar 11. Sketsa diagramatik zona-
zona ubahan pada suatu tubuh bijih
sulfida atau urat sulfida
Geologi Sumberdaya Mineral 32/46
II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Dengan berlanjutnya larutan


sulfat-logam bergerak terus
ke bawah, melewati muka air-
tanah dan masuk ke dalam
zona airtanah, terjadilah
peru-bahan suasana – yaitu
dari oksidasi menjadi reduksi.
Hal ini disebabkan oleh
Gambar 11. Sketsa diagramatik zona- airtanah yang pada umumnya
zona ubahan pada suatu tubuh bijih
sulfida atau urat sulfida keku-rangan oksigen.

Geologi Sumberdaya Mineral 33/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Dalam suasana reduksi ini


terbentuklah pengayaan se-
kunder tipe kedua, yang di-
kontrol oleh perbedaan afini-
tas logam-logam sulfida.

Gambar 11. Sketsa diagramatik zona-


zona ubahan pada suatu tubuh bijih
sulfida atau urat sulfida
Geologi Sumberdaya Mineral 34/46
II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Tembaga berdaya afinitas yang kuat


terhadap sulfur, dan hal ini ditunjuk-
kan oleh larutan pembawa-tembaga
yang bereaksi dengan pirit dan kalko-
pirit yang masih terdapat dalam bijih
sulfida primer berkadar rendah,
menghasilkan kovelit dan khalkosit ;
terjadilah sulfida sekunder yang sa-
ngat kaya akan tembaga. Dan zona
ini disebut zona pengayaan sulfida
sekunder, yang terletak di atas tubuh
Gambar 11. Sketsa diagramatik zona-
zona ubahan pada suatu tubuh bijih mineralisasi primer (zona sulfida
sulfida atau urat sulfida primer).

Geologi Sumberdaya Mineral 35/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Pada zona pengayaan sulfida


sekunder berlangsung reaksi
kimia yang akan menghasil-
kan kovelit, anglesit, dan
khalkosit, dengan reaksi sbb.:
 Reaksi kimia yang terjadi :
PbS + CuSO4  CuS + PbSO4
(kovelit + anglesit),
5FeS2 + 14CuSO4 + 12H2O 
7Cu2S + 5FeSO4 + 12H2SO4
(khalkosit),
CuFeS2 + CuSO4  2CuS +
Gambar 11. Sketsa diagramatik zona-
zona ubahan pada suatu tubuh bijih FeSO4 (kovelit).
sulfida atau urat sulfida
Geologi Sumberdaya Mineral 36/46
II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Pada proses pengayaan sul-


fida supergen, peranan muka
airtanah sangatlah besar dan
penting dalam menghasilkan
deposit bijih yang besar. Jika
permukaannya konstan saja,
maka proses tidak akan ber-
jalan. Proses akan berjalan
dengan baik jika secara per-
lahan muka airtanah berubah
menjadi semakin dalam aki-
bat erosi, atau karena aktifi-
Gambar 11. Sketsa diagramatik zona-
tas tektonik.
zona ubahan pada suatu tubuh bijih
sulfida atau urat sulfida
Geologi Sumberdaya Mineral 37/46
II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Pengayaan supergen menjadi


sangat penting dalam per-
kembangan suatu deposit
tembaga porfiri. Salah satu
contoh adalah tubuh bijih di
distrik Miami, Arizona (Gam-
bar 12).
 Di daerah ini dijumpai bijih
Gambar 12. Penampang melintang yang primer yang berkembang di
melalui tubuh bijih di Miami, Arizona, sepanjang zona kontak gra-
memperlihatkan hubungan antara tubuh
nit-sekis, dengan mineral bi-
bijih berkadar rendah dan yang berkadar
tinggi, serta posisi zona pengayaan jih yang terutama berkem-
supergen (zona kandungan Cu > 2%) bang di dalam sekis.
relatif terhadap muka airtanah

Geologi Sumberdaya Mineral 38/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Dalam batuan yang belum-


kaya bijih ini, terdapat pirit,
khalkopirit, dan molibdenit,
dengan kandungan Cu = 1%.
Pengayaan supergen men-
Gambar 12. Penampang melintang yang jadikan kadar Cu meningkat
melalui tubuh bijih di Miami, Arizona, menjadi 5%.
memperlihatkan hubungan antara tubuh
bijih berkadar rendah dan yang berkadar
tinggi, serta posisi zona pengayaan
supergen (zona kandungan Cu > 2%)
relatif terhadap muka airtanah

Geologi Sumberdaya Mineral 39/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

2.3.2 Pengayaan supergen banded iron formation


(supergene enrichment of banded iron formation)
 Kebanyakan cadangan besi dunia bersumber dari tubuh
bijih formasi besi berlapis (B.I.F.) yang mengalami
pengayaan se-cara alami.
 Dengan keluarnya silika dari B.I.F. menyebabkan
kandungan besi meningkat 2 – 3 kali dari keadaan awal.

Geologi Sumberdaya Mineral 40/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Hal ini diperlihatkan oleh deposit bijih besi di Brookman Iron


Formation, Hamersley Basin, Australia barat, yang mengan-
dung besi dari 20 – 35%.
 Juga pada tubuh bijih di Mount Tom Price, yang meningkat
menjadi bijih hematit berwarna biru kegelapan – abu-abu,
dengan kadar Fe berkisar dari 64 – 66%.
 Sebagai agen yang berperan dalam peningkatan kadar Fe
adalah muka airtanah yang terus menurun.

Geologi Sumberdaya Mineral 41/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

 Bagaimana peranan airtanah dalam pengayaan besi, berikut


penjelasannya dengan mengambil contoh pada tubuh bijih
di Cerro Bolivar, Venezuela, yang merupakan daerah ber-
iklim tropis dan berelif tinggi (Gambar 13).

Geologi Sumberdaya Mineral 42/46


Gambar 13. Penampang melintang yang memotong tubuh bijih besi di Cerro Bolivar,
Venezuela

Seperti telah disebutkan, tubuh bijih di Cerro Bolivar, Venezuela, berada pada
daerah beriklim tropis dengan relif yang tinggi (berbukit-bukit), di mana airtanahnya
muncul sebagai mata air di lembah-lembahnya. Air tsb membawa kandungan silika
sebesar 10,5 ppm dan besi 0,05 ppm, dengan pH rata-rata 6,1.
Geologi Sumberdaya Mineral 43/46
Gambar 13. Penampang melintang yang memotong tubuh bijih besi di Cerro Bolivar,
Venezuela

Dari angka tsb tampak dengan jelas bahwa pengeluaran silika 200 kali lebih tinggi
daripada besi, yang berarti selama silika keluar, sementara besi akan tertinggal di
belakang. Silika yang keluar dari tubuh bijih akan meninggalkan rongga-rongga,
yang kemudian diisi oleh mineral besi, umumnya hematit.

Geologi Sumberdaya Mineral 44/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

Selain di Cerro Bolivar, deposit bijih yang setipe ditemu-kan


juga di daerah Carajas, Brazil, dengan cadangan berjumlah
1.251 Mt bijih, kandungan Fe rata-rata 66,13%, kadar SiO 2
hanya 1%, dan P = 0,038%.

Geologi Sumberdaya Mineral 45/46


II. DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN
SUPERGEN

2.3.3 Pengayaan supergen deposit mangan (supergene


enrichment of manganese deposits)
Proses pelapukan yang dalam, mirip dengan laterisasi,
dapat menghasilkan deposit mangan berkadar tinggi. Deposit
besar seperti ini dijumpai di Postmasburg, Afrika Selatan ;
Groote Eylandt, Australia ; di Gabon, India, Brazil, dan Ghana.

Geologi Sumberdaya Mineral 46/46

Anda mungkin juga menyukai