Anda di halaman 1dari 3

Nickel Laterite

Nikel laterite merupakan sumber bahan tambang yang sangat penting, menyumbang terhadap
40% dari produksi nikel dunia. Endapan nikel laterite terbentuk dari hasil pelapukan yang dalam
dari batuan induk dari jenis ultrabasa. Umumnya terbentuk pada iklim tropis sampai sub-tropis.
Saat ini kebanyakan nikel laterite memang terbentuk di daerah ekuator. Negara penghasil nikel
laterite di dunia diantaranya New Caledonia, Kuba, Philippines, Indonesia, Columbia an
Australia.

Istilah latrite bisa diartikan sebagai endapan yang kaya akan iron-oxide, miskin unsure silica dan
secara intensif ditemukan pada endapan lapukan di iklim tropis (eggleton, 2001). Ada juga yang
mengartikan nikel laterite sebagai endapan lapukan yang mengandung nikel dan secara ekonomis
dapat di tambang.

Batuan induk dari endapan Nikel Laterite adalah batuan ultrabasa; umumnya harzburgite
(peridotite yang kaya akan unsur ortopiroksen), dunite dan jenis peridotite yang lain.

Proses Kimia Pembentukan Nikel

Nikel terbentuk bersama mineral silikat kaya akan unsur Mg (ex;olivin). Olivin adalah jenis
mineral yang tidak stabil selama pelapukan berlangsung. Saprolite adalah produk pelapukan
pertama, meninggalkan sedikitnya 20% fabric dari batuan aslinya (parent rock). Batas antara
batuan dasar, saprolite dan wathering front tidak jelas dan bahkan perubahannya gradasional.
Endapan nikel laterite dicirikan dengan adanya speroidal weathering sepanjang joints dan
fractures ( boulder saprolite). Selama pelapukan berlangsung, Mg larut dan Silika larut bersama
groundwater. Ini menyebabkan fabric dari batuan induknya is totally change. Sebagai hasilnya,
Fe-Oxide mendominasi dengan membentuk lapisan horizontal diatas saprolite yang sekarang kita
kenal sebagai Limonite. Benar bahwa Nikel berasosiasi dengan Fe-Oxide terutama dari jenis
Goethite. Rata-rata nikel berjumlah 1.2 %.

Kondisi Mineralogy

Endapan nikel laterite terbentuk baik pada mineral jenis silicate atau oxide. Kemiripan radius ion
Ni2+ dan Mg2+ memungkinkan substitusi ion diantara keduanya. Umumnya, mineral bijih dari
jenis hidrous silicate seperti talc, smectite, sepiolite, dan chlorite terbentuk selama proses
metamorphisme temperature rendah dan selama proses pelapukan dari batuan induk. Umumnya,
mineral – mineral tersebut mempunyai variasi ratio Mg dan Ni. Mineral garnierite dari jenis
silicate mempunyai ciri poor kristalin, texture afanitik, dan berstuktur seperti serpentinite
(Brindley,1978).

Genesis of Nikel Laterite

1.Composition of the Protolith (source rock)


Umunya Nikel deposit terbentuk pada batuan ultrabasa dengan kandungan Fe di olivine yang
tinggi dan Nikel berkadar antara 0.2% - 0.4% wt. Secara mineralogi nikel laterite dapat dibagi
kedalam tiga kategori (Brand et all.,1998)
a. Hydrous Silicate Deposits
Profil dari type ini dari vertical dari bawah ke atas : Ore horizon pada lapisan saprolite (Mg-Ni
silicate), grade Nikel antara 1.8% - 2.5%. Pada zona ini berkembang box-works (apa tuh..),
veining, relic structure, fracture dan grain boundaries dan dapat terbentuk mineral yang kaya
akan Nikel; Garnierite ( max. Ni 40%). Ni terlarut (leached) dari fase limonite (Fe
Oxyhydroxide) dan terendapkan bersama mineral silicate hydrous atau mensubtitusi unsure Mg
pada serpentinite yang teralterasi (Pelletier,1996). Jadi, meskipun nikel laterite adalah produk
pelapukan, tapi dapat dikatakan juga bahwa proses enrichment supergene sangat penting dalam
pembentukan formasi dan nilai ekonomis dari endapan hydrous silicate ini. Type ini dapat
ditemui dibeberapa tempat seperti di New Caledonia, Indonesia, Philippines.Dominika dan
Columbia.

b. Clay Silicate Deposits


Pada jenis endapan ini, Si hanya sebagian terlarut oleh melalui groundwater. Si yang tersisa akan
bergabung dengan Fe,Ni,dan Al untuk membentuk mineral lempung (clay minerals) seperti Ni-
rich Notronite pada bagian tengah profil saprolite (see profile). Ni-rich serpentine juga dapat di
replace oleh smectite atau kuarsa jika profile deposit ini tetap kontak dalam waktu lama dengan
groundwater. Ni grade pada endapan ini lebih rendah dari Hydrosilicate deposit (1.2%;Brand et
all,1998).

c. Oxide Deposits
Type terakhir adalah Oxide. Profile bawah menunjukkan Protolith dari jenis harzburgitic
peridotites (mostly mineral olivine,serpentine, piroksen), sangat rentan terhadap pelapukan
terutama di daerah tropis. Diatasnya terbentuk saprolite dan mendekati permukaan terbentuk
limonite dan ferricrete (dipermukaan) ( see profile). Pada tipe deposit oxide ini, Nikel berasosiasi
dengan Goethite (FeOOH) dan Mn Oxide.

Sebagai tambahan, Nikel laterite sangat jarang atau tidak sama sekali terbentuk pada batuan
carbonate mengandung mineral talc.

Tektonik Setting

Nikel laterite berkembang di kompleks Ophiolite pada rentang waktu Phanerozoic, terutama
Cretaseous-Miosen. Ophiolite ini telah mengalami fault dan joint sebagai efek dari tectonic uplift
yang dapat memicu intensitas pelapukan dan perubahan pada water table level. Deposit Nikel
lainnya ditemukan pada Archean Craton yang tergolong stabil berasosiasi dengan layer mafic
complexes and komatiite (Butt,1975). Semakin banyak zona shear dan steep fault ( normal??),
semakin tinggi pula tingkat enrichment proses untuk menghasilkan grade Nikel yang tinggi.
Sebaliknya, zona thrust fault berasosiasi dengan emplacement kompleks ophiolite dan bersama
dengan greenstone membentuk zona serpentine milonite atau talc-carbonates-altered ultramafic
rocks. Komposisi seperti itu tidak memungkinkan terbentuknya Nikel pada endapan residu
(regolith/lapukan).

Kondisi Topografi dan Morfologi


Dua faktor tersebut sangat penting dalam endapan nikel laterit karena kaitannya dengan posisi
water table, stuktur dan drainage. Zona enrichment nikel laterite berada di topografi bagian atas
(upper hill slope,crest, plateau, atau terrace). Kondisi water table pada zona ini dangkal,apalagi
ditambah dengan adanya zona patahan n shear or joint. In consequence, akan mempercepat
proses palarutan kimia (leaching processes) yang pada akhirnya akan terbentuk endapan saprolite
mengandung nikel yang cukup tebal. Kondisi seperti ini dapat dijumpai di beberapa tempat
sepeti Indonesia,New Caledonia, Ural (Russia) dan Columbia. Sebaliknya, pada topografi yang
rendah, water table yang dalam akan menghambat proses pelarutan unsur – unsur dari batuan
induk (baca:enrichment proses).

Iklim
Tempat – tempat yang beriklim tropis seperti Indonesia, Columbia memungkinkan untuk
terjadinya endapan Nikel laterite. Kondisi curah hujan yang tinggi,temperatur yang hangat
ditambah dengan aktivitas biogenic akan mempercepat proses pelapukan kimia, dimana Nikel
laterite bisa mudah terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai