(2 SKS)
Jadwal:
Jumat, 14.00 – 15.40 R. C302
Aturan Kuliah
Tidak boleh memakai sandal
HP harus dimatikan atau dalam mode silent
selama kuliah
Prosentasi kehadiran >70%
Perkuliahan:
2 jam : kuliah
Ada tugas-tugas
Presentasi
Ujian:
UTS
UAS
PENDAHULUAN
a. Bijih native: logam dalam bijih berada dalam bentuk unsur seperti
emas (Au) dan tembaga (Cu)
“Laterite” (Latin; brick rock), pertama kali istilah ini digunakan pada tahun
1807 oleh Major Francis Hamilton Buchanan untuk tanah yang berwarna
musim.
termasuk ore Alumina (bauxite) dan juga sebagai indikasi adanya sumber Ni,
1. Geologi
Inti bumi diperkirakan terdiri atas besi dengan kandungan nikel sekitar 7%.
Zone di antara kerak bumi dan inti bumi, yaitu yang disebut mantel (mantle)
2. Ni/Co Laterite
Adapun proses awal yang dialami oleh batuan induk ini adalah “Proses
terjadi pada masa akhir pembekuan magma telah mengubah batuan beku
sebagai berikut :
Serpentin :
Unsur Ni tidak terdapat pada proses ini karena hanya sebagai “impurities”
pelapukan yang bercirikan adanya akumulasi dari Oksida Besi dan Alumina,
sedangkan Silica dan komponen lain mengalami “Leaching”. proses kimia dan
fisika dari udara, air dan pergantian panas dingin yang bekerja continyu,
Laterite.
. Genesa Endapan Nickel Laterite (lanj)
Pada pelapukan kimia khususnya, air merupakan pelarut supergen yang baik,
disebabkan karena struktur molekul “Dipol”. Air tanah yang akan Co2 berasal
Dari Air tanah kaya akan CO2 berasal dari udara dan pembusukan tumbuh-
Pada batuan Ultrabasa, menghasilkan Fe, Mg, Nikel yang larut, Silica
cukup netral akibat adanya reaksi air tanah dengan batuan, maka ada
Crysopras.
. Skema Pembentukan Nikel Laterit (Darijanto, 1988)
. Profil Laterit Pada Batuan Ultramafik
. Profil Laterit Pada Batuan Ultramafik
Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pembentukan Nikel
a. Batuan Asal
Dalam hal ini yang bertindak sebagai batuan asal adalah batuan
Ultrabasa, karena :
yang lainnya
mengakibatkan :
Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pembentukan Nikel
C. Reagan-reagan Kimia dan Vegetasi (Lanj)
Penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti
lingkungan yang baik akan terdapat endapan bijih Nikel lebih tebal
dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi
Penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti
lingkungan yang baik akan terdapat endapan bijih Nikel lebih tebal
dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi
sekali sehingga penetrasi air sangat sulit. Maka dengan adanya rekahan
rekahan pada batuan akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti
daerah yang curam, secara teoritis jumlah air yang meluncur “run off” lebih
banyak daripada air yang meresap. Hal ini dapat menyebabkan pelapukan
g. Penyebaran Endapannya
Pada dasarnya penyebaran endapan Nikel ini dapat mengikuti prinsip prinsip
area penyelidikan, penentuan pola sumur uji dan cara pengambilan contoh
Ø : Halus – sedang
Diskripsi umum
Ø : Halus – sedang
Diskripsi umum
Cenderung homogen
Mineral utama (mayor mineral) pada zone ini, Geotit (FeOH) dan mineral
Diskripsi umum
Minor mineral zona ini, adalah mineral-mineral oksida seperti MnOx, AlOx,
Gradasi ke arah zona Saprolite dapat dilihat dari perubahan warna menjadi
Ø : Sedang – kasar
Diskripsi umum
Cenderung heterogen
Semakin ke arah bawah terlihat adanya gradasi ukuran butir menjadi lebih
kasar
Karakteristik Umum Zona Laterit
c. Zona Saprolit (Lanj)
Diskripsi umum
Mineral tambahan (minor mineral) pada zona ini adalah lempung (clay)
dan mineral oksida seperti Geotit, MnOx, Magnetit, Cromite dan Chrysotile
minerals).
Diskripsi umum
Mineral tambahan (minor mineral) pada zona ini adalah lempung (clay)
dan mineral oksida seperti Geotit, MnOx, Magnetit, Cromite dan Chrysotile
minerals).
asal
Kekerasan : Keras
Ø : Kasar
Diskripsi umum
Pada bagian atas sering dijumpai zona fracturing yang terisi oleh mineral