Anda di halaman 1dari 18

Termodinamika

Diagram Kesetimbangan

Renanda Sevirajati
270110120115

Fakultas Teknik Geologi


Universitas Padjadjaran
2015
Termodinamika Diagram Kesetimbangan

Pendahuluan
Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah,

terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya

tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis. Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan

bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur

didalamnya.

Adapun proses pembentukan mineral antara lain sebagai berikut:

1. Akibat Kristalisasi Magma

Magma dapat diartikan sebagai leburan silikat yang mengandung berbagai macam

unsur kimia, baik unsur logam, semi logam bukan logam ataupun unsur-unsur pembentuk

gas (volatil). Magma terdapat pada lingkungan suhu dan tekanan tinggi, dan diperkirakan

terdapat pada kedalaman 40 kilometer atau lebih dibawah permukaan bumi.

Magma bersifat mobile dan salah satu nya mobilitasnya adalh berupa instrusi yang

menuju kepermukan bumi dan masuk kedalam retakan batuan yang ada di kulit bumi.

Dalam perjalannyanya, instrusi magma yang mengalami penuruan suhu maupun tekanan

yang mengakibatkan terjadinya kristalisasi mineral silikat.

Endapan galian yang terbentuk bersama-sama dengan batuan di sekelilingnya

disebut sebagai endapan bahan galian singenetik dan endapan yang terbentuk sesudah

terjadinya batuan disebut sebagai epigenetik.

Pada tahap awal pengkristalan, ada 3 pristiwa yang mungkin terjadi:

a. Dissiminasi (penghamburan)

Sebagai penghamburan mineral dalam batuan beku ysng mengkristal pada temapat

dalam dan bila yang terhambur tadi bermuai, maka sebagai satu kesatuan, batuan

dapat dianggap sebagai mineral bahan galian.

Universitas Padjadjaran 2015 1


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

b. Sugresi (pemisahan)

Istilah yang dipakai pada endapan mineral bahan galian yang mengkristal terlebih

dahulu. Pada saat magma mulai mengkristal kemudian terpisah dari magma

tersebut karena sifat fisik yang berbeda, misalnya karena berat jenis yang berbeda.

c. Injeksi

Sesudah terjadinya pemisahan, kemudian diikuti dengan injeksi sehingga

pengumpulan bahan galian berpindah ketempat lain, bahkan pada tempat terbentuk

semula.

Pada tahap akhir pengkristalan yang terjadi ada 2 kemungkinan.

a. immisibilitas cairan

terjadi selagi proses pembekuan berjalan, atau terjadi pemisahan itu sebagai akibat

secara langsung dua atau lebih cairan yang tidak dapat bersatu, seperti minyak dan

air.

b. Injeksi pada tahap akhir pembekuan dapat terjadi

Maka ada dua kemungkinan yang terjadi

- mineral itu bisa dipindahkan

- mineral itu tidak bisa dipindahkan

2. Sublimasi

Pengendapan langsung dari uap atau gas. Pembentukan bahan galian ini

merupakan proses yang kecil bila dibandingkan dengan proses lainnya. Letak prinsip

proses tersebut adalah pada penuruanan suhu dan tekanan. Terjadinya endapan

ini karena bereaksinya dua atau lebih gas-gas.

3. Metasomatisme kontak

Universitas Padjadjaran 2015 2


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

Intrusi magma yng telah menjadi padat mempunyai sisa magma berupa cairan

atau gas yang mempunyai suhu tinggi. Bila bersentuhan dengan dinding atau celah

batuan lainnya dapat mengadakan reaksi yang menghasilkan mineral baru.

Disini terdapat perbedaannya dengan metasomatisme sentuh yaitu pada

metasomatisme kontak hanya satu yang memegang peranan, sedangkan pada

metasomatisme sentuh terdapat penambahan tekanan pada sisa cairan yang mengadakan

reaksi dan menghasilkan mineral baru.

4. Proses hidrothermal

Hasil akhir dari proses pembekuan magma yang mengadakan instrusi adalah

cairan sisa magma yang juga masih mengandung konsentrasi logam yang terdapat dalam

magma dan tidak ikut dalam proses pembekuan sebelumnya. Cairan ini dinamakan cairan

hydrothermal yang membawa logam ke tempat pengendapan baru.

a. cairan hydrothermal, pengertian awalnya cairan dari magma

b. Perk (1964) mengembangkan pengertian cairan tersebut tidak harus berasal dari

magma, dengan syarat: 1, suhu tinggi, 2. Memiliki daya melarutkan mineral, 3,

tekanan tinggi. Membagi 3 cairan hydrothermal, yaitu:

- hypothermal (300-500 C)

- mesothermal (150-300 C, dangkal)

- epithermal (50-150 C, dangkal)

Di alam proses hidrotermal dapat dibedakan menjadi 2

a. Deposit pengisian celah

Dimana cairan hidrotermal akan mulai mengendapkan mineral bila telah mencapai

tempat yang menguntungkan, dalam hal ini adalah berupa celah, rongga atau retakan

yang terdapat dalam batuan.

b. Dengan reaksi kimia

Universitas Padjadjaran 2015 3


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

Merupakan proses pengendapan bahan galian yang bersifat epigentik

(mineralnya sukar membeku). Disamoing itu juga merupakan proses pengendapan

bahan galain yang paling utama dn dominan dalam pengendapan bahan galian

hipotermal dan isothermal

Pergantian metasomatik dapat terjadi setempat atau meluas dengan cara

perluasannya ada 3 kemungkinan

- pengembangan massif.cairan yang melalui retakan itu mula-mula mengganti

dinding celah disekelilingnya, kemudian meluas kebagian luar, dinamakan

pengembangan massif.

- pengembangan terhambur:

- pertumbuhan inti ganda

5. Proses sedimentasi

Proses sedimantasi perlu dibedakan dengan evaporasi karena adanya perbedaan

mekanisme, dimana pada proses sedimentasi, pengendapan mineral terjadi akibat proses

kimiawi, organik dan fisik.

Sedangkan pada evaporasi endapan terjadi karena mineral terlarut dalam air.

Kemudian akan tinggal sebagai bahan padat setelah terjadinya evaporasi. Endapan yang

terjadi akibat sedimentasi yang penting adalah endapan besi, mangan, tembaga, uranium,

posfat, belerang dan lempung.

Batuan beku umumnya sumber bahan galian setelah melalui proses pelapukan

kimia atau fisik, dimana proses pelarutan oleh air merupakan salah satu hasil pelapukan

kimia yang sangat berperanan di dalam pengendapan mineral besi, mangan, tembaga dan

posfat.

Air hujan pada umumnya banyak mengandung asam karbonat (H2SO3) sangat

efektif melarutkan mineral besi, mangan dan fosfor

Universitas Padjadjaran 2015 4


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

6. Konsentrasi mekanik dan residual

Proses yang menyebabkan terjadinya pengenapan ini adalah proses alami yaitu

berupa pemisahan antara mineral ringan oleh air yang mengalir atau angin. Endapan

bahan yang dihasilkan adalah hasil atau pengaruh dari pelapukan dimana pada daerah

beriklim kering proses desenterasi lebih dominan, sebaliknya di daerah tropic proses

dekomposisi yang lebih dominan.

Batuan dan mineral yang tidak dapat bertahan dalam lingkungan pelapukan akan

mengalami dekomposisi. Bahagian yang tidak lapuk akan tertinggal dan bahagian yang

larut akan terbawa bersama air. Larutan akan mengalami pengendapan bila keadaan

memungkinkan dan terbentuk mineral baru yang dapat mempunyai arti sebagai mineral

bahan galian. Endapan yang terjadi disebut dengan placer deposit.

7. Oksidasi dan pengkayaan sulfida sufergen

Bila suatu endapan bahan galian tersingkap oleh kegiatan erosi setelah terkena

pelapukan, terutama endapan yang mengandung mineral sulfide. Mineral tersebut akan

mengalami oksidasi dan pelarutan oleh air hujan. Larutan yang berasal dari mineral

banyak mengandung asam sulfat (H2SO4) dan kemudiabn bertindak sebagai pelarut aktif

terhadap mineral lainnya. Dengan kata lain mineral bijih akan teroksidisir dan banyak

diantaranya yang terdiri bersama air yang merembes ke lapisan bawah hingga mencapai

air tanah sampai pada batas kedalaman yang dapat dijangkau oleh pengaruh oksidasi.

Bagian yang teroksidir (tercuci) disebut dengan zone oksidasi. Larutan yang merembes

ke bawah bila telah mencapai air tanah akan mengendapkan kandungan logam sbg

mineral sulfide sekunder. Daerah ini dinamakan daerah pengkayaan sulfide supergen.

Bagian deposit bijih di sebelah bawah yang tidak terkena pengaruh oksidasi dan masih

utuh disebut one primer (one hipogen)

8. Mineral organik

Universitas Padjadjaran 2015 5


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

Mineral organik berasal dari organism. Mineral organik biasanya adalah minyak

bumi, batu bara, dan gas.

TERMODINAMIKA

Termodinamika adalah teori yang menjelaskan hubungan antara panas dan energy, dan

konversi keduanya dimana dapat menjelaskan mineral serta kumpulan mineral yang stabil pada

kondisi tertentu.

Termodinamika tidak hanya memberikan gambaran prediksi mineral apa yang akan

terbentuk pada kondisi tertentu, tetapi juga memberikan gambaran bagaimana cara mengetahui

kondisi pembentukkan batuan melalui analisis kumpulan mineral dan komposisi mineral yang

ada.

Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat sifat fisik seragam, yang

terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas. Pemahaman perilaku fasa mulai

berkembang dengan adanya aturan fasa Gibbs (Gf). Jumlah Gf menggambarkan jumlah

energy yang dilepas atau dibutuhkan ketika suatu fasa terbentuk dari fasa lain. Kita dapat

menghitung energy bebas Gibbs untuk seluruh reaksi (Grxn) dengan menjumlahkan energy

pada sebelah kanan (produk) dari reaksi dan mensubstraksi energy pada bagian kiri (reaktan).

Apabila hasil kalkulasi menunjukkan Grxn < 0, maka reaksi berlangsung di kanan, dan

apabila Grxn > 0, maka reaksi berlangsung di kiri.

Nilai Gf dari mineral bervariasi tergantung pada perubahan tekanan (P), temperature

(T) dan komposisi mineral (X). Akibatnya Grxn pada setiap reaksi akan berubah-ubah dengan

P, T, dan X, dimana akan bernilai positif pada P-T-X tertentu dan negative disisi lain. Kita

dapat mengeplotkan reaksi pada diagram fasa.

Universitas Padjadjaran 2015 6


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

Persamaan Gibbs

Energi Gibbs-Duhem.

Energi bebas (G) merupakan energi dalam suatu sistem yang tersedia untuk melakukan

pekerjaan (potensial kimia). Sebelumnya kita ketahui bahwa energi bebas Gibbs merupakan

gabungan hukum termodinamika I dan II.

G = U + PV TS

Gibbs (1873) menunjukkan bagaimana untuk memasukkan kontribusi materi

ditambahkan ke persamaan mendasar dengan memperkenalkan konsep potensial kimia p, dari

spesies i dan menulis persamaan mendasar untuk energi internal dari suatu sistem PV

melibatkan pekerjaan dan perubahan dalam jumlah n.

Maka di dalam termodinamika yang persamaan Gibbs-Duhem menggambarkan

hubungan antara perubahan dalam potensial kimia untuk komponen dalam sebuah system

termodinamika.

Dimana I adalah angka dari jenis perbedaan. Persamaan ini benar-benar mendefinisikan potensi

kimia i dari jenisnya. Dan dimana 1 adalah mol komponen , peningkatan kenaikan potensial

kimia untuk komponen ini, yang entropi, pada temperatur absolut, volume dan dalam

tekanan. Hukum ini dinamai Josiah Gibbs dan Pierre Duhem.

Menurunkan persamaan Gibbs-Duhem dari persamaan termodinamika dasar sangat

mudah. Pada diferensial total dari energi bebas Gibbs dalam hal variabel alami adalah

Universitas Padjadjaran 2015 7


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

Dengan substitusi dua dari hubungan Maxwell dan definisi potensial kimia, ini berubah

menjadi:

Seperti ditunjukkan dalam artikel energi bebas Gibbs, potensial kimia hanyalah nama

lain untuk molar parsial (atau hanya sebagian, tergantung pada satuan N) Gibbs energi bebas,

sehingga

Diferensial total dari ungkapan ini

Mengurangkan dua ekspresi bagi diferensial total dari energi bebas Gibbs Gibbs-

memberikan hubungan Duhem:

Definisi dari potensi termodinamika dapat dibedakan dan bersama dengan hukum

pertama dan kedua termodinamika, satu set persamaan diferensial yang dikenal sebagai

persamaan fundamental mengikuti oleh hukum pertama termodinamika, setiap perbedaan

perubahan energi internal U dari sebuah sistem dapat ditulis sebagai jumlah panas yang

Universitas Padjadjaran 2015 8


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

mengalir ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan oleh sistem pada lingkungan, bersama

dengan perubahan akibat penambahan baru partikel ke sistem:

dimana Q adalah sangat kecil aliran panas ke dalam sistem, dan W adalah kerja

yang sangat kecil yang dilakukan oleh sistem, i adalah potensial kimia dari jenis partikel i

dan N i adalah jumlah i jenis partikel. (Perhatikan bahwa baik Q maupun W diferensial.

Kecil perubahan dalam variabel-variabel ini karenanya diwakili dengan daripada d.) Oleh

hukum kedua termodinamika, kita dapat menyatakan perubahan energi internal dalam hal

fungsi negara dan perbedaan mereka.

di mana,

T adalah temperatur, S adalah entropi, p adalah tekanan, dan V adalah volume dan kesetaraan

berlaku untuk proses reversibel.

Ini menyebabkan diferensial standar bentuk energi internal dalam kasus perubahan reversibel:

Teori Aturan Fasa Gibbs

Pada tahun 1876, Gibbs menurunkan hubungan sederhana antara jumlah fasa

setimbang, jumlah komponen, dan jumlah besaran intensif bebas yang dapat melukiskan

keadaan sistem secara lengkap. Menurut Gibbs,

Universitas Padjadjaran 2015 9


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

c p

dimana = derajat kebebasan

c = jumlah komponen

p = jumlah fasa

= jumlah besaran intensif yang mempengaruhi sistem (P, T)

Pemodelan termodinamika dari suatu reaksi yang diaplikasikan dalam suatu diagram

fasa didasari oleh geotermometer dan geobarometer. Metode geotermobarometer ini umumnya

digunakan untuk identifikasi batuan metamorf. Geotermometer dan geobarometer

(didefinisikan sebagai geotermobarometer) merupakan hasil kalkulasi tekanan dan temperature

metamorfik dari kesetimbangan yang bergantung pada tekanan dan temperature pada keadaan

konstan. Geotermometer pada reaksi menunjukkan sensitivitas temperature yang tinggi (S,

H besar) dan sensitivitas tekanan yang rendah (V kecil). Geobarometer pada reaksi

menunjukkan sensitivitas tekanan yang signifikan (V besar) dan sensitivitas temperature yang

kecil (S, H kecil). Biasanya, geotermobarometer digunakan hanya untuk menjelaskan reaksi

padat-padat sehingga hasilnya tekanan parsial dari fluida.

Metode dasar dari geotermobarometer adalah lurus. Jumlah dari H, S, Cp, dan V

diketahui dari kalibrasi ekspresimen atau tabel termodinamika. Nilai dari kesetimbangan

konstan diukur untuk sampel dengan mendeterminasi komposisi dari mineral menggunakan

instrument analisis seperti microprobe elektron dengan resolusi spasial 1m. dengan data ini

garis kesetimbangan konstan dapat digambarkan pada diagram P-T dan dapat disimpulkan

bahwa sampel sudah pasti setimbang disalah satu titik disepanjang garis. Jika dua

kesetimbangan dapat dievaluasi maka dua garis dari kesetimbangan konstan dapat digambar

Universitas Padjadjaran 2015 10


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

pada diagram P-T dan perpotongan antara kedua garis ini mendefinisikan keadaan tekanan dan

temperature yang unik.

Hubungan Dengan Pembentukan Batuan Metamorf

Metamorfime adalah proses perubahan struktur dan mineralogi batuan yang

berlangsung pada fasa padat, yang terlihat pada kondisi fisika dan kimia yang berbeda dengan

batuan sebelumnya. Perubahan yang berlangsung di dalam proses pelapukan dan diagenesa

tidak termamsuk dalam metamorfisme. Daerah metamorfisme berada pada akhir proses

diagenesis dan permulaan proses melting batuan menjadi magma.

Proses metamorfisme terjadi diatas temperature proses pelapukan sehingga

menyebabkan rekristalisai mineral penyusun batuan. Selama metamorfisme, batuan dalam

keadaan padat, sebab jika terjadi leburan (melting) maka akan membentuk magma.

Metamorfisme disebabkan oleh perubahan temperature, tekanan dan lingkungan kimia.

Metamorfisme menyebabkan perubahan stabilitas kimia dan fisika dari batuan asal membentuk

kestabilan yang baru, sehingga batuan yang dihasilkan (batuan metamorf) membentuk struktur

batuan dan mineral yang baru.

Metamofisme merupakan kelanjutan dari proses diagenesis jika terjadi pada batuan

metamorf. Sebagai contoh, alterasi peat menjadi antrasit dan selanjutnya menjadi grafit,

merupakan proses metamorfisme. Beberapa batuan sediment tufaceous, sebagian atau

seluruhnya merupakan rekristalisasi membentuk mineral zeolit, dimana lapisan lava flow

sangat sedikit mengalami alterasi. Sehingga temperatur dan tekanan metamorfisme tidak dapat

ditentukan dengan pasti, karena sangat tergantung pada komposisi mineral dan fabric dari

batuan asal. Batuan yang mempunyai komposisi kimia yang sama, seperti granit dan rhyolite

menghasilkan reaksi yang sangat berbeda karena pebedaan ukuran mineral, permeabilitas yang

tinggi dan luasnya permukaan yang dapat bereaksi dengan fluida.Metamorfisme dapat

Universitas Padjadjaran 2015 11


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

dipahami berdasarkan prinsip dasar termodinamika dan kinetic tetapi variasinya sangat besar

yang meliputi tipe batuan dan lingkungan, sehingga sulit diprediksikan.

Faktor panas, tekanan dan aktivitas fluida kimia merupakan tiga factor utama dalam

proses metamorfisme. Panas dihasilkan dari peningkatan temperature dengan bertambahnya

kedalaman dan pengaruh dari magma. Tekanan dihasilkan dari dua, yaitu : hidrosratis atau

tekanan yang seragam, merubah volume. Kedua adalah tekanan yang searah atau shear, yang

menyebabkan perubahan bentuk dan distortion. Perbedaan dalam batuan atau tekanan fluida

menyebabkan perbedaan metamorfsme dalam sistem geokimia yang sama. Batuan permeable

dan allow fluida dapat membuat fluida bermigrasi pada tekanan yang rendah.

Metamorfisme merupakan proses isokimia, dimana komposisi kimia konstan selama

proses metamorfisme atau tidak terjadi penambahan unsure-unsur kimia dan berjalan tanpa

melalui fasa cair. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam metamorfisme adalah :

1. Panas, yang dihasilkan oleh kenaikan temperature dan bertambahnya kedalaman.

2. Tekanan, berasal dari letak kedalaman di dalam bumi dan pergerakan kerak atau

pergeseran. Tekanan terbagi 2, yaitu : a] tekanan hidrostatik, dan 2] uniform pressure.

tekanan ini menyebabkan perubahan bentuk

3. Fluida kimia aktif, yang tidak menyebabkan penambahan atau pengurangan material.

Termodinamika Metamorfisme

Kestabilan mineral sangat dipengaruhi oleh kondisi tekanan, temperatur dan

lingkungan kimiawi. Suatu mineral dalam batuan terbentuk pada lingkungan kimiawi yang

sama dengan mineral lain pada tingkat kestabilan yang sama, untuk pembentukan batuan

metamorf. Tingkat kestabilan pembentukan mineral dikontrol oleh faktor termodinamika dan

kinetik, yang terdiri dari 3, yaitu:


Universitas Padjadjaran 2015 12
Termodinamika Diagram Kesetimbangan

Stabil, jika energi bebas sangat rendah dan tidak dapat berubah

Metastabil, satu atau lebih energi bebas minimum dalam system, perubahannya sangat

lambat

Instabil, jika lingkungan tidak mendukung terjadinya pembentukan kristal

Termodinamika dalam metamorfisme digambarkan oleh transformasi dari asosiasi

mineral A + B + C + ... menjadi asosiasi mineral yang lain L + M + N + ..., berdasarkan pada

persamaan di bawah ini :

A+B+C+ = L+M+N+

Jika perubahan mineral membentuk jaringan energi bebas L+M+N+ ...maka A+B+C+

... akan lebih kecil atau berkurang karena energi bebas akan manjadi negatif. Kondisi tersebut

dapat digambarkan oleh persamaan di bawah ini :

G = (GL + GM + GN ) (GA + GB + GC ) < 0

Meskipun pada umumnya perubahan energi bebas tidak berlangsung dengan segera, hal

ini dapat dijelaskan oleh hukum kedua termodinamika, sebagai berikut:

G = H - T S

H = Enthalpy atau panas reaksi

S = perubahan entropy

Reaksi-reaksi dalam pembentukan batuan metamorf :

1. Reaksi solidsolid, reaksi terjadi tanpa penambahan volatile

2. reaksi dehidrasi-hidrasi, menyangkut pembebasan H2O dengan bertambahnya

temperature pada batuan atau hidrasi pada batuan oleh penambahan panas.

3. Reaksi dekarbonisasi, pembebasan CO2

Universitas Padjadjaran 2015 13


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

4. reaksi oksidasi-reduksi, yaitu pelepasan oksigen oleh produksi volatile CO tau CO2 dari

pengurangan karbon.

Reaksi padat-padat

Pada reaksi ini, hanya fasa padat yang berperan baik reaktan maupun produk, dengan

tidak adanya perubahan menjadi fasa fluid yang ditunjukkan pada reaksi kimia. Biasanya rekasi

ini digambarkan sebagai garis lurus dalam diagram tekanan-temperatur. Hal ini dijelaskan

dalam persamaan Clausius-Clapeyron.

Dimana S adalah perubahan entropi pada reaksi (S = Sproduk - Sreaktan); dan

V adalah perubahan volume pada reaksi (V = Vproduk - Vreaktan)

Secara umum, baik entropi maupun volume dari fasa akan bervariasi seiring dengan

kondisi temperature dan tekanan. Saat temperature naik, baik entropi maupun volume akan

bertambah. Baik entropi maupun volume akan menurun seiring dengan bertambahnya tekanan.

Sebagai tambahan, perubahan colume dan entropi pada temperature dan tekanan tertentu

sangan kecil. Meningkatnya temperature pada reaksi padat-padat ini merupakan bentuk

penyeimbangan sebagai efek dari kenaikan tekanan.

Aturan Fasa

Aturan ini merupakan ekspresi dari jumlah variable dan persamaan yang dapat

digunakan untuk menggambarkan sistem dalam keadaan setimbang. Jumlah variabel adalah

jumlah komponen kimia pada sistem dengan variabel tambahan berupa temperatur dan

tekanan. Angka pada fasa tersebut bergantung dari variasi atau tingkat kebebasan dari suatu

sistem. Secara umum bentuk dari aturan ini yaitu:

Universitas Padjadjaran 2015 14


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

F= C+2P

Dengan

F = jumlah atau derajat kebebasan atau variasi dari sistem

C = jumlah komponen

P = jumlah fasa dalam kesetimbangan

Contoh dari reaksi padat-padat ini salah satunya adalah reaksi kimia dan peranannya

dalam menjelaskan kondisi metamorfisme yaitu komponen sistem Al2SiO5. Polimorf Al2SiO5

yaitu kyanite, andalusite, dan silimanite yang memliki komposisi kimia yang sama namun

berbeda strukturnya, biasanya hadir pada sedimen pelitik yang termetamorfisme, dan karena

komposisi kimia yang relative simpel dari sistem mineral ini, polimorf Al2SiO5 ditetapkan

sebagai salah satu dari poin penting dalam menjelaskan petrogenesa kuantitatif untuk petrologi

batuan metamorf.

Lihat pada bagian stabilitas kyanite. Karena kyanite merupakan satu-satunya fasa yg

muncul, P=1, F = 2 pada titik ini, karena satu dapat merubah temperatur dan tekanan oleh

sejumlah kecil tanpa mempengaruhi jumlah fasa yang hadir. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa area kestabilas kyanite pada diagram fasa ini adalah divarian (variasi F=2)

Universitas Padjadjaran 2015 15


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

Pada fasa batas antara kyanite dan silimanite, titik pada batas jumlah fasa P=2. Dengan

emnggunakan aturan fasa kita akan mendaptkan F=1, dengan demikian hanya ada satu variabel.

Jika kita merubah tekanan, temperatur juga akan berubah dalam upayanya untuk membuat

kedua fasa tetap stabil. Kumpulan fasa dapat dikatakan univariat, dan batas-batas garis fasa

univariat atau kurva dalam kasus yang lebih umum.

Pada titik dimana ketiga garis unvariat berpotongan, ketiga fasa kyanite, andalusite, dan

sillimanite mengalami kesetimbangan. Maka P=3 dan F=0. Tidak ada derajat kebebasan

diartikan bahwa segala perubahan tekanan dan temperatur akan menghasilkan perubahan

jumlah fasa. Ketiga kumpulan fasa pada satu sistem komponen ini disebut sebagai invarian.

Pada reaksi padat-padat andalusite kyanite, nilai dP/dT adalah positif. Sebagaimana

kita ketahui bahwa produk dari kyanite, muncul pada keadaan temperatur rendah pada batas

reaksi dan memiliki entropi yang rendah membuah S negatif. Kenaikan tekanan

menyebabkan adanya penurunan volume, sehingga kyanite memiliki volume yang lebih rendah

daripada andalusit maka V negatif. Dengan keadaan S dan V negatif, kemiringan batas

kurva dP/dT positif.

Pada reaksi kyanite silimanite, produk silimanite hadir pada keadaan temperatur

tinggi pada batas reaksi, maka Skyanite < Ssilimanite, sehingga S positif. Karena kyanite

hadir pada keadaan tekanan tinggi pada batas kurva, dengan Vkyanite < Vsillimanite maka V

juga positif, sehingga dP/dT positif.

Perlu dicatat bahwa batas reaksi untuk andalusite sillimanite memiliki kemiringan

negatif pada diagram. Sillimaite sebagai produk dari reaksi memiliki volume yang lebih kecil

dibandingkan andalusit selaku reaktan, sehingga S positif dan dP/dT negatif.

Universitas Padjadjaran 2015 16


Termodinamika Diagram Kesetimbangan

Daftar Pustaka
http://www.tulane.edu/~sanelson/eens211/mineral_stability.htm

http://serc.carleton.edu/research_education/equilibria/classicalthermobarometry.html

http://serc.carleton.edu/research_education/equilibria/activitymodels.html

http://www.tulane.edu/~sanelson/eens212/thermodynamics&metamorphism.htm

http://darkwing.uoregon.edu/~cashman/GEO311/311pages/L15_metamorphic%20rocks.htm

http://www.minsocam.org/ammin/AM69/AM69_298.pdf

https://www.esci.umn.edu/orgs/whitney/Al2SiO5_deform.htm

http://www.people.fas.harvard.edu/~langmuir/Papers/Langmuir,%20Thermo,%2081.pdf

Universitas Padjadjaran 2015 17

Anda mungkin juga menyukai