PENDAHULUAN
dari penentuan ultimate pit slope adalah cadangan yang terambil (mineable
reserve) menjadi terbatas, dan apabila disinergikan dengan harga bauksit dan
biaya penambangan per satuan berat diharapkan didapatkan cadangan yang
optimal, baik dikaji dari segi teknik maupun segi ekonomi.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam Tugas besar ( Mineralisasi : Endapan Bauksit Laterit ) ini adalah :
1. Memaparkan apa hubungan pergerakan lempeng dengan terbentuknya
endapan bauksit laterit.
2. Mempelajari dan memahami mengenai permodelan pembentukan dari
Bauksit laterit.
3. Untuk memahami mengenai ganesa pembentukan dari bauksit laterit.
1.3 Manfaat
Tugas besar ( Mineralisasi : Endapan Bauksit Laterit ) ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui hubungan pergerakan lempeng dengan terbentuknya
endapan bauksit laterit.
2. Dapat mengerti permodelan pembentukan dari bauksit laterit.
3. Dapat mengetahui lebih jelas mengenai genesa pembentukan bauksit
laterit.
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1. Profil Dinding Testpit, a. Contoh gossan ,b. dan c. Contoh bauksit
Text
Saprolit yaitu zona dimana mengandung bauksit laterit yang sangat tinggi
kadar aluminiumnya, sehingga penambangan bauksit dilakukan pada zona ini
yang mana ketebalannya berkisar 2-8 m.
Pembentukan ketebalan bauksit ini sangat tergantung kepada morfologi
dimana penebalan pada bagian miring dengan kelerengan 25o, sedangkan pada
lembah dan puncak bukit mengalami penipisan.
Selain itu, pengayaan unsur lainnya yang terikat bauksit adalah R-Si.
Unsur ini merupakan unsur terpisah dari Si yang terbentuk pada laterit bauksit,
serta usnsur yang dipertimbangkan dalam penambangan bauksit. Hal ini
disebabkan karena untuk menguraikan senyawa bauksit nantinya, perlunya
penambahan NaOH untuk mendapatkan bauksit murni. Proses pengayaan dan
pengendapan laterit bauksit paling baik pada topografi miring yang mana proses
mobilitas unsur yang rendah, karena pada bagian puncak cenderung untuk
mengalirkan hasil erosi dan respirasi air meteorik. Sedangkan pada bagian
lembah, lebih banyak membentuk endapan laterit Fe seperti hematit dan limonit
sebagai hasil akumulasi material sedimen serta peresapan larutan. Kehadiran
kekar ataupun rekahan akan mempercepat proses respirasi dan penghancuran
batuan sehingga mempengaruhi pembentukan zona deposit.
Faktor yang terlibat dalam mempengaruhi ketebalan lapisan saprolit diantaranya :
2.3.1
2.3.2
10
11
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Bauksit terbentuk dengan kadar aluminium ( Al ) yang tinggi , kadar besi
( Fe ) yang rendah serta sedikit mengandung kuarsa ( SiO2 ). Faktor yang terlibat
dalam mempengaruhi ketebalan lapisan saprolit ( bijih bauksit ) yaitu waktu dan
perubahan iklim, vegetasi dan proses pelapukan, muka air tanah dan morfologi.
2. Di indonesia terdapat banyak kerak yang tidak stabil sehingga mempermudah
proses laterisasi ( pelapukan ) dalam pembentukan bauksit laterit
3. Bauksit dengan kadar yang tinggi terdapat pada zona Saprolit dan pada zona
gossan keterdapatan bauksit masih sedikit dibadingkan pada zona saprolit yang
dominan lebih banyak.
4. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penambangan endapan bauksit
adalah menggunakan metoda tambang terbuka (surface mining) sebab kita dapat
ketahui bahwa endapan bauksit berada di permukaan dengan over burden yang
tidak terlalu dalam pengupasannya
5. Beberapa manfaat yang dihasilkan dari bauksit laterit antara lain : Bahan utama
pembuatan wajan, Pembuatan lapisan luar panci, bahan paling luar pada kaleng
makanan, Pembuatan badan pesawat terbang, Pembuatan atap sebuah pabrik atau
rumah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Clay symposium, 1952. Problem of Clay and Laterit Genesis. New York : The
America Institute of Mining and Metallurgical Engineers.
Dhadar, J.R., 1983. Eksplorasi Endapan Bahan Galian. Bandung: G.S.B Bandung
Dominique L. Butty and Claude A. Chapallaz. 1984. Bauxite Genesis. Senior
Geologists, Billiton International Metals B.V. Leidschendam, The Netherlands.
Chapter 7.
Guilbert, J.M. dan Park, C.F. Jr., 1986, The Geology of Ore Deposits.
W.H.Freeman and Company: New York.
Koesoemadinata, R.P. Geologi Eksplorasi. Bandung: ITB
Suwarna (GRDC) dan R.P. Langford (AGSO). 1993. Peta Geologi Regional
Lembar Singkawang skala 1 : 250.000. Bandung : Directorate General of Geology
and Development Center.
Priyadi bambang. 2009. PPT Chapter 4 GKExp Unsoed 2010 Weathering.
Bandung : Institut Teknologi Bandung (Tidak dipublikasikan : Materi Kuliah).
Priyadi bambang. 2009. PPT Chapter 5 GKExp Unsoed 2010 Soil Formation.
Bandung : Institut Teknologi Bandung (Tidak dipublikasikan : Materi Kuliah)
ANTAM Unit Geomin, 2012. Laporan Tahunan Site Landak. Pontianak
(unpublished)
R. Anand, R. J. Gilkes, G. I. D. Roach. 1991. Geochemical and Mineralogical
Characteristics Of Bauxites, Darling Range, Western Australia. Applied
Geochemistry. Vol. 6. pp. 233-248.
14