Anda di halaman 1dari 10

DIAGENESA DALAM BATUPASIR

Mayoritas batupasir dalam batuan pembawa batubara yang utama yaitu sub-greywackes,
dengan suatu minoritas, kadang-kadang suatu minoritas kwarsit substansiil, subquartzites
atau sub-arkoses. Mereka tersusun dari sangat halus hingga sangat kasar, tetapi dengan
proporsi utama yang bagus hingga berbutir sedang ( Skala Wentworth).
Pada umumnya kwarsa dan fragmen rijang menyudut dan agak menyudut (sub-angular),
dengan detrital berupa mica-muscovite dan suatu minoritas biotite dan tidak jarang, mika
sekunder yang relatif besar. Pecahan Tanah liat ada dimana mana, sering ada pengotor
besi dan pada umumnya dengan kristal sempurna : kadang-kadang khlorit berperan
sebagai bagian dalam matriks, seperti halnya kalsit, yang mana pada umumnya hadir
dengan jumlah kecil. Zircon yang tersebar dan Leucoxene sering berada di antara
pecahan yang kecil tersebut. Mineral berat secara keseluruhan tidak mempunyai arti yang
besar, meskipun demikian beberapa garnet mungkin memperlihatkan karatak (korosi)
secara luas. Detrital kumpulan limonite sering pada umumnya dalam ukuran secara
hidrostatis setara dengan kwarsa [itu]. Debris carbon dalam semua stage/tingkat, dari
penurunan dan pengawetan sangat sering. Pyrite pada umumnya ditemukan di antara
unsur diagenesa.
Angularitas (tingkat penyudutan) butiran pasir pada umumnya bervariasi berkebalikan
dengan ukurannya, meskipun [demikian] beberapa derajat tingkat karatan (korosi)
mungkin menutupi bentuk asli dari detritus. Dalam butiran batupasir berukuran sedang
hingga kasar banyak butir yang menunjukkan tanda-tanda dari suturing dan
microstylolitisasi yang bagus dan ini pada umumnya paling jelas pada batupasir quartz.
Itu tidaklah biasa ditemani oleh pemfasetan sekunder dari kwarsa yang lain di dalam
batupasir, dimana ruang intergranular bebas tersedia. Bersama-sama dengan ukuran
(grade) yang baik ini berkombinasi membentuk suturing, microstylolitisasi dan
pemfasetan sekunder adalah karakteristik batupasir tersebut yang ditemukan secara
empiris untuk menjadi pembentuk batuan yang baik. Yang niscaya faktor seperti itu
faktor adalah kritis dalam produksi suatu benda yang tahan terhadap pelapukan dan
batuan klastik dengan porositas yang rendah.
Sebagai pembanding, penambahan substansial terhadap matriks kumpulan kaolin,
dickite dari jenis mineral lempung manapun, didalam pasir yang mana jika tidak disemen
dengan baik, tetapi dengan jelas mula-mula sangat porous, menghasilkan batupasir
dengan jenis yang sangat berbeda. Aluminium Silikat telah diperkenalkan baik sebagai
lumpur sepanjang tahap pengendapan material clastic atau dalam evolusi selama stage
akhir dari diagenesis, dari penghancuran feldspar. Dalam kasus manapun mereka
mengkristal, mungkin lebih dari sekali, untuk mengisi semua ruang yang tersedia antar
butiran detrital, apakah yang paling akhir terfacetkan, tidak termodifikasi atau berkarat.
Tidak seperti biasanya mineral tanah liat ini adalah dari suatu tingkat kemurnian yang
tinggi: mereka juga siap untuk hancur dari rouleaux yang dibangun dengan baik menjadi
pecahan fragmen yang berbeda.
Batupasir dari jenis ini, meskipun terlalu porous untuk kepuasan batuan bangunan,
mungkin akan lebih berharga untuk menggerinda. Kelemahan yang dihasilkan oleh
mineral tanah liat tidak hanya dalam kerusakan awal mereka karena pelapukan atau
karena abrasi tetapi, dengan sementasi silika secara sebagian dan suturing pada butiran
pasir, juga secara efektif memelihara permukaan yang kasar. Corak ini, umum untuk
beberapa batupasir Tyneside sepanjang yang lainnya, pada masa yang lalu ditentukan
secara empiris lebih dari 300 tahun yang lalu, dan mempunyai dampak ekonomi yang
cukup lumayan. Hal ini telah direkam seperti itu.
'Suatu komoditas yang dimiliki sungai bringeth forth adalah batu asah, yang mana
disampaikan pada kebanyakan bagian dunia, menurut pepatah [itu] "Orang Skotlandia,
tikus, dan batu asah Newcastle yang mungkin kamu temukan diseluruh di dunia ini"'
(Gray 1649).
Batuan dengan kandungan silika yang tinggi di antara lapisan pembawa batubara adalah
sangat penting. Beberapa, dari kelimpahan di bagian akar/bawah atau asosiasi mereka
dengan lapisan batubara, yang dengan jelas diakibatkan oleh pelarutan, baik secara
organis, secara biokimia atau dikendalikan secara pedologis. Sebagai tambahan ada
batupasir dengan kandungan silika yang tinggi, lain dari perakaran ganisters, asal mana
diragukan. Ini meliputi jenis tersebut, sepanjang dikenali secara industri sebagai calliard,
galliard, flint putih dan crowstone, di antara banyak yang lainnya. Seperti Stanningley
Atau Batuan 32-Yard (Ukuran terendah dari batubara) dari Guiseley, dekat Leeds,
dengan SiO2 berkisar antara 98,.72 hingga 99,26%, (Thomas, Hallimond Dan Radley
1920): dan Moor Grit (Rangkaian Deltaic Pertengahan Jurassic), yang merupakan bagian
dari North Ease Yorkshire mempunyai Kandungan SiO2 97,16% hingga 98,15%. Yang
terakhir mempunyai bagian yang bernilai tinggi yang terjadi pada bagian kecil yang
berukuran hingga 4 mile, menutupi batupasir silikaan bulles (?) yang lebih berkelanjutan.
Batuan tersebut karang adalah yang paling terbaik dalam pengenalannya/ dalam
pendiskripsiannya sebagai orthoquartzites. Mereka terjadi pada unit yang pada umumnya
mempunyai ketebalan diatas 20 kaki dan dari struktur pengendapan mereka dan asosiasi
lapangan pada umumnya ditentukan sebagai sedimen paralic yang diendapkan pada
daerah dangkal; mereka lewat secara menyamping dan/atau dengan tegak lurus
kuranglebih kedalam fasies silikaan. Kandungan silika asli mereka diperbesar oleh semen
silika sekunder, tetapi pemelihara yang paling murni dari butiran detritus kuarsa mungkin
dalam kaitannya dengan satu atau lebih penyebab yang berikut:
a) dengan asal-usul dari suatu sedimen induk dengan kandungan silika yang tinggi,
b) dengan penyortiran selektif selama pengangkutan yang terjadi oleh air dari suatu
kandungan sungai yang normal ,
c) dengan pelarutan setelah pengendapan, juga,
subaerial di bawah kontrol pedologis atau
subaqueous, di bawah rawa atau danau dan
interstratal, di bawah suatu batuan penutup.

Terbentuk oleh keturunan tidak dapat untuk dihancurkan, walaupun tidak ada
sumber yang sama merupakan suatu kenyataan, hal ini tidak bisa dilewatkan bahwa
boulder kuarsit yang dengan jelas diperoleh direkam dari batubara berasal/mempunya
komposisi serupa dan mungkin telah diperoleh dari sumber yang umum.
Penyortiran selektif selama pengangkutan dengan media air, meskipun demikian
efektif dalam mengubah komposisi mineral suatu sedimen, tidaklah dikenal untuk
menyebabkan perubahan yang drastis seperti itu sebagaimana disini perlu dalam
perubahan suatu sub-greywacke atau jenis campuran untuk menjadi orthoquartzite,
bahkan setelah allowance (pelonggaran) terjadi saat pelapukan selama pengangkutan.
Hal itu nampak paling mungkin bahwa pelarutan meninggalkan agen yang efektif.
Ini didukung oleh ketidakhadiran dari struktur pengendapan yang baik yang akan
mungkin jika sekitar 20% atau lebih banyak batuan telah dipindahkan. Ketidakhadiran
segala bukti rootlet didalam urutan yang mana seperti corak (kenampakan) yang relatif
berlimpah-limpah memberikan keraguan pada kemungkinan pelarutan secara subaerial.
Subaerial dan tentu saja pelarutan suaqueous dibawah kondisi asam akan menghancurkan
silikat, menghapuskan tekstur batuan yang lebih bagus dan pada waktu yang sama
membuat tempat itu tersedia dengan silika sekunder untuk sementasi. Kemungkinan
solusi interstratal, yang telah dengan jelas diperlihatkandalam beberapa Mineral berat
Jurassic ( Smithson 1942), harus diperlakukan sebagai suatu agen yang mungkin
mengendalikanproses diagenesa seperti pengembangan yang ekstrim tersebut.

KONKRESI
Suatu yang lebih umum dikenal dan tentu saja merupakan ungkapan yang biasa dari
perubahan diagenesa terakhir ditemukan berupa konkresi, yang ada dimana mana
sepanjang mayoritas urutan (lapisan) pembawa batubara. Memperoleh seperti apa yang
mereka lakukan merupakan suatu istilah regional yang luas, bagian dari sesuatu yang
mempunyai sifat keras seperti tanah, mereka telah dianggap sebagai suatu yang memiliki
arti yang penting secara geologi dalam lingkup yang kecil. Dalam kenyatannya mereka
menyajikan bukti berharga mengenai konstitusi asli dari sedimen dan penyebaran
kembali yang berikutnya dimana unsur sudah mengalaminya.
Didalam sedimen pembawa batubara, konkresi secara dominan baik calcitic maupun
sideritic, dengan konkresi ankerite menyokong hanya sebagian fraksi kecil. Meskipun
demikian bentuk ankerite meliputi konkresi yang paling besar dalam batuan pembawa
batubara yang diketahui oleh penulis. Ini adalah bi-convex dalam bentuknya, dan terjadi
dengan berlimpah-limpah di atas Band Marine Mansfield dengan diameter perindividu
mencapai 10 kaki. Dalam konkresi secara keseluruhan hanya sekitar 10 hingga 75%
individu terbentuk atas karbonat, sisanya secara mineralogi serupa dengan sedimen
penutup-lempung, lanau atau pasir. Lagipula, karbonat dalam konkresi manapun jarang
murni, siderite sebagai contoh pada umumnya membawa CaCO3 Dan MgCO3 dalam
larutan padat.
Secara umum dengan mereka dari lain kelompok batuan, konkresi dalam batuan
pembawa batubara bervariasi dalam ukuran dan volume, beberapa totalnya mencapai
beberapa kubik feet; dalam bentuk mereka juga bervariasi dari bentuk bola yang rata atau
bentuk tidak beraturan. Walaupun konkresi yang terisolasi mungkin terjadi, mereka pada
umumnya ditemukan pada alas suatu lapisan, individu konkresi dipisahkan oleh jarak
hingga beberapa kaki; dalam batupasir separasi horisontal mungkin mencapai sepuluh
kaki. Dalam batuan yang masif, yang utama tanpa ada struktur, seperti batulempung atau
batupasir masif, konkresi nampak tanpa struktur, tetapi didalam sedimen yang mana
dalam tubuh mereka memiliki struktur, dan khususnya, crossbedding laminasi dan
convolut , bukti dari corak ini tanpa terkecuali terpelihara dalam konkresi tersebut. Itu
tentu saja tidak seperti biasanya struktur seperti itu, secara umum dengan fosil, harus
lebih terjaga dengan baik dalam konkresi dibanding dalam batuan penutup. Dimana
kehadiran, jarak antara bidang perlapisan memperlihatkan dengan tekanan yang secara
relatif lebih besar dalam sedimen yang bersebelahan dibandingkan dengan apa yang ada
dalam konkresi tersebut. Ini adalah yang paling efektif dalam sedimen klastik berbutir
halus, jika tekanan 1/ 7 dan 1/ 9 dari ketebalan asli telah dihitung (Tomkeieff 1927).
Tekanan batupasir hingga setengah adalah jarang: mungkin saja hanya 80 hingga 90%,
dari ketebalan yang asli. Niscaya kompaksi yang berbeda seperti itu dari sedimen
penutup dalam tingkat yang terakhirnya mengakibatkan slickenside pada permukaan
konkresi.
Evolusi konkresi dalam pengukuran batubara telah diselidiki secara detil oleh
Tomkeieff (1927) dan urutan [yang] ia tetapkan berlaku bagi pembentukan konkresi
dilain kumpulan batuan yang serupa. Tomkeieff berasumsi bahwa hydrosols oksida Si,
Al, Fe Dan Ca, yang dilindungi oleh koloid organik stabil, disebarkan dalam ruang yang
intergranular dalam sedimen yang tidak terkonsolidasi. Koloid yang disebarkan ini
berkumpul menjadi suatu unit berbentuk bulat yang besar, yang melewati suatu
penghapusan tahap sol tahap dan `pengaturan' dari tahap gel kedalam bentuk konkresi
yang masih baru.
Setelah awal crystallisasi, bagaimanapun, pertumbuhan kriptokristalin dirasakan
harus telah diembangkan dengan penambahan pada suatu langkah awal langkah
diagenesa secara relatif, [yang] tidak harus berasal dari pusat 'gel' dan mungkin di sekitar
permukaannya. Ini memperlihatkan suatu yang utama dan kelanjutan migrasi dari
konstituen yang relevan melalui interstitial air connate dari sedimen yang tidak
terkonsolidasi kepada konkresi, sekali ketika nucleus telah dibentuk. Pertumbuhan
kumpulan kristal akan kemudian berlanjut sampai unsur yang dihamburkan habis, atau
nucleus lainnya telah dibentuk, atau suatu perubahan kimia utama mengambil
tempat/menggantinya.
Penekanan besar kadang-kadang diletakkan diatas formasi dari konkresi yang melingkupi
sebuah organisme. Hal itu membuktikan bahwa dalam pembusukan jaringan lembut dari
binatang, seperti bivalve (kerang berkulit ganda), amoniak akan meningkat dengan
timbulnya/mengendapnya CaCO3 sebagai berikut:

2NH4 OH + Ca(HCO3 ) 2 = (NH4 ) 2 CO 3 + CaCO 3 + H2O


Pengaruh bakteri denitrifikasi sangat jelas oleh karena mempunyai arti penting yang
besar dalam produksi amoniak dalam sedimen tersebut . Bagaimanapun, didalam suatu
lapisan yang mana kaya baik dalam konkresi dan dalam fosilnya, banyak fosil ditemukan
diluar individu konkresi. Kecuali seperti dimana kulit kerang yang telah mati bebas dari
penghancuran jaringan ketika diletakkan pada permukaan pengendapan, dan oleh karena
itu tidak menghasilkan amoniak, ketidakhadiran dari lapisan konkresi yang menutup
sukar untuk dijelaskan. Yang dominan dari pembentukan konkresi dalam lapisan-lapisan
yang diikuti perlapisan dari sedimen, mencakup beberapa fosil dan tidak termasuk yang
lainnya, menyatakan bahwa permulaan konkresi dikendalikan oleh ambang permukaan
yang secara fisik-kimia telah kitis dan tidak disebabkan oleh penyebaran fauna. Jika suatu
permukaan bertepatan dengan suatu fosil, bagian dari fosil mungkin bertindak sebagai
suatu benih, yang terutama sekali jika permukaan tersebut membawa kulit kerang
karbonat. Jika tidak maka akan kehilangan keuntungan-keuntungan dari
pemeliharaan/penjagaan konkresi, dan tekanan dan solusi parsial atau bahkan kehancuran
akan terjadi.

Dengan jelas suatu fosil tumbuhan tidak akan menghasilkan volume amoniak yang besar
apapun pada penghancurannya/pembusukannya . Meski demikian oleh karena
mekanisme konvensional ini ddapat berlaku kepada konkresi pembawa tanaman dan oleh
karena bagi batuan pembawa batubara secara umum.

Sumber tercepat bagai karbonat radikal dalam konkresi, ketika dipisahkan dari metal
besi, tidaklah secara pasti diketahui. Dengan jelas beberapa sumber adalah mungkin.
Beberapa pecahan karbonat kecil didalam batuan pembawa batubara secara nyata detrital,
tetapi ini, sekalipun jika dikerahkan tetap tidaklah signifikan secara kuantitatif. Dengan
cara yang sama karbonat dari fauna asal (pribumi) dan bikarbonat di (dalam) solusi dalam
sungai yang mengalir ke dataran Piedmont yang luas dan menjerat interstitial antara butir
mineral yang disimpan mempunyai arti penting yang secara kwantitatif kecil/sedikit
mengenai hal ini. Dengan arti yang jauh lebih besar, bagaimanapun, adalah
jumlah yang substansiil dari CO2 yang dikembangkan sejak developed
devolatilisasi batubara dan semakin menghamburkan debris karbonat.
Kontribusinya kepada diagenesis batuan pembawa batubara mungkin terlihat
dalam konkresi karbonat yang bersebelahan dan terutama sekali di atas lapisan
batubara individu [itu]. [Yang] niscaya produk formasi batubara tidaklah terbatas
kepada lapisan batubara itu sendiri.
Penting untuk menekankan bahwa kemunculan kebanyakan konkresi karbonat di
lapangan adalah menipu. Batas yang jelas dengan batuan asal, biasanya suatu permukaan
yang masih baru jika tidak retak secara nyata, semata-mata disebabkan oleh kerusakan
karena iklim, seperti perluasan diferensial sebagai akibat ketika formasi limonit
membentuk konkresi siderite, atau penyudutan karena pembekuan (frost wedging) pada
serpih mengitari konkresi kalsit. Pada batuan segar, seperti terlihat terutama dari inti
lubang-bor, kontak antara konkresi dan batuan asal biasanya tak tentu dan mungkin
meluas diatas suatu zone dengan lebar 3 hingga 5 mm (Gambar. 6). Dalam konkresi
siderit yang mengandung sedikit limonit, sebagai contoh, penurunan siderite secara
berangsur-angsur dalam rhombohedral siderit dari garis tepi konkresi secara khas
dihapuskan. Distribusi seperti lebih lanjut dititik beratkan pada penecontemporaneous
alamiah dari kumpulan karbonat.
Tahap akhir dalam penyesuaian dari konkresi pada batuan induk adalah ke menuju
recrystallisasi dan lithifikasi karbonat tersebut. Dengan perubahan dari sol ke tahap yang
lebih kaku, ketika mineral tidak mempunyai bentuk kemungkinan terbentuk, kerugian
dalam volume akan dihasilkan. Konkresi melakukan penyesuaian terhadap dirinya sendiri
secara internal oleh karena pembentukan permukaan yang sudah ditentukan dari
kumpulan karbonat dan ini menyebabkan gangguan internal dengan septariate fissuring.
Ini tidak perlu memerlukan suatu pengeringan yang lengkap dari konkresi tersebut.
Seperti penyusutan syneritic retakan kemungkinan terbentuk dibawah air dalam
kehadiran elektrolit (Richardson 1916-18) dan merupakan suatu indikasi dari bentuk asli
suatu 'gel'. Hal itu penting dimana septariate dan konkresi non-septariate pada umumnya
ditemukan dalam lapisan yang berbeda dan tidak berada dalam satu lapisan. Dari
distribusi ini mungkin saja disimpulkan bahwa rangkaian kumpulan kristal yang berupa
sol-gel tidak mempunyai bentuk (amorphous) tidaklah selalu sama dalam pembentukan
konkresi dan kadang-kadang dilanjutkan dengan suatu awal crystallisasi dan stabilisasi
unsur konkresi yang utama, yang mungkin disebabkan oleh suatu crystallisasi internal
awal. Crystallisasi yang diselesaikan dalam konkresi pada umumnya dengan
pengembangan suatu tekstur berbutir halus, meskipun demikian dalam batupasir, suatu
tekstur sparry yang kasar adalah umum dengan beberapa pertumbuhan poikilitik.
Dengan pembentukan retakan syeresis suatu konsentrasi mineral lebih lanjut terjadi.
Tidak hanya suatu sparry kalsit kasar dan beberapa ankerite emplaced dalam retakan
septariate, tetapi juga sejumlah deretan mineral dari variasi paragenesa. Pyrite sering dan
sering juga mengisi celah itu. Sulfida lainnya meliputi blenda, yang pada umumnya
terjadi sebagai kumpulan kristal dan jarang, seperti di Middle Coal Measure di
Wakefield, sebagai splendent octahedra, mengkristal dalam matriks kaolin; galena, yang
mana kurang melimpah dalam sedimen pembawa batubara secara keseluruhan dan
millerite dan chalcocite terdapat dalam pengurangan jumlah.
Tentang kaolin mineral tanah liat (Tomkieff 1927) dan dickite belum terselesaikan dan
tentang derajat tinggi kemurnian. Jika hadir dalam sejumlah kecil mereka menduduki
paling dalam dan yang paling dangkal dari suatu retakan septiarate. Jika lebih berlimpah-
limpah mereka pada umumnya baik dan bahkan mengkristal dengan kasar/buruk dengan
rouleaux yang dibangun dengan baik. Kalsit adalah septariate mineral septariate yang
paling umum, tidak berwarna atau bernoda gelap kecoklatan: barit dan terutama sekali
collophanite dan francolite, terjadi tetapi jarang, seperti di Upper Coal Measures di
Castleford. Tidak ada urutan tunggal dari pengkristalan mineral septariate. Banyak
kenampakan tergantung pada ketersediaan secara lokal dari unsur tersebut. Arti penting
mereka, bagaimanapun, terdapat fakta bahwa mereka adalah suatu indikasi tingkat
migrasi mineral selama tahap ini dari diagenesa yang terakhir, yang mana melalui
mikroskop terlihat hanya ketika ruang kosong telah tersedia untuk kristalisasi.
Gambar. 6. Konkresi Siderit dalam hubungan dengan suatu batupasir lanauan
interlaminasi yang mempelihatkan compaki yang relatif dari sedimen yang bersebelahan,
ini merupakan jalan pintas secara berangsur-angsur menuju kepada konkresi dan
penyusutan berikutnya dalam konkresi. Middle Coal Measures, Lubang bor Wellbridge ,
Yorkshire, Kedalaman 2026 kaki.

Di dalam sementasi batupasir perkembangan konkresi karbonat dalam batupasir bukanlah


tanpa arti penting. Seperti Konkresi mungkin mengandung hingga 70% karbonat, sisanya
berupa menjadi butiran detritus asli atau awal mineral awal diagenesa seperti pyrite.
Tentang detritus, kwarsa khususnya pada umumnya menunjukkan karatan/korosi secara
luas, banyak butiran digergaji dan beberapa dikurangi hingga tinggal jejaknya saja.
Silika dipindahkan dari pertumbuhan konkresi selama karatan ini ditumpuk bukan
sebagai kulit rijang, tetapi disebarkan dalam ruang yang intergranular hingga mengkristal
sebagai secondary facet pada sebelum terjadinya butiran kuarsa. Lebar dari zona tersebut,
mungkin mencapai beberapa feet (kaki), bervariasi dalam ukuran konkresi dan jumlah
silika yang tersedia. Hal ini dikenali dengan derajat tingkat pemfasetan yang lebih besar
pada butir kwarsa, corak yang semakin berkurang dari konkresi tersebut. Dalam kata-kata
West Riding quarryman `Batu baik yang mengikuti kuda yang merah' - kuda merah'
menjadi salah satu dari istilah yang diberikan kepada yang konkresi itu yang menjadi
coklat pada perkembangan goethite selama kerusakan karena iklim. Tidak semua
konkresi, bagaimanapun, dikelilingi oleh suatu zona dari pemfasetan sekunder, dari yang
mungkin disimpulkan bahwa dalam beberapa hal silika yang dipindahkan mungkin
disebarkan dengan sangat luas sampai melingkupi batupasir yang tidak cukup besar dapat
dinilai mempengaruhi dapat terdeteksi. Secara jelas pH dari interstitial liquors, dihasilkan
dari air connte yang terjebak dalam sedimen, merupakan titik kritis dari crystallisasi atau
penyebaran lebih lanjut dari perpindahan silika.
Konkresi dalan batupasir bukanlah semua dari satu bahan kimia atau jenis mineralogi.
Walaupun pecahan insoluble (tidak dapat larut) dari konkresi secara jelas mula-mula
serupa dengan detrital mineral yang bersebelahan dari batupasir, sekarang kurang lebih
dimodifikasi, karbonat menunjukkan beberapa variasi ( Tabel I).
Walaupun bentuk dari dua analisa tidak dapat dibandingkan dengan tepat, penting bahwa
dalam semua tiga batuan unsur yang dapat larut total sekitar 40%. Ini membuktikan untuk
mendekati rata-rata. Konkresi lainnya dari batupasir dari Millstone Grit Series Yorkshire
mencakup pecahan yang dapat larut mereka antara 70,8 hingga 12%. Hal itu telah jelas,
lagipula, bahwa diagenesa karbonat dalam konkresi mencakup dari kalsit, dengan hanya
sedikit per sepuluh dari magnesium oksida dan besi oksida dalam larutan padat, melalui
dolomit mengandung besi ke ankerite. Konkresi Siderite terdapat di batupasir, meskipun
demikian mereka sangat sedikit berlimpah. Dengan kata lain konkresi karbonat dalam
batupasir tidak berbeda menurut mutu dari mereka yang yang lebih akrab dengan
konkresi dalam serpih, meskipun demikian menurut banyaknya siderite nampak lebih
jarang.

Anda mungkin juga menyukai