Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam.
Dengan banyaknya sumber daya alam, maka salah satu kekayaan alam yang bisa kita
manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Alga adalah salah satunya, selain dapat di
manfaatkan, alga juga memiliki banyak peranan yang sangat penting khususnya bagi kaum
ilmuan atau peneliti yaitu dapat dijadikan objek penelitian dalam bidang-bidang tertentu.
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan
talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga dikelompokkan dalam
beberapa klasifikasi menurut Harol Blood yaitu Cholorophyta (Green Algae), Phaeophyta
(Brown algae),Rhodopyta (Red algae), Chrysophyta (Gold algae) Bacillariophyta
(Diatom),dan Pyrrophyta yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu alga Uniselluler.
Berikut adalah penjelasan mengenai salah satu jenis alga yaitu Divisi Phaeophyta (Brown
Algae) menyangkut ciri-ciri umum, habitat, struktur tubuh, reproduksi, klasifikasi serta
peranannya dalam kehidupan manusia.
Ganggang dapat hidup di air tawar dan di air laut, tetapi ada pula yang hidup di
tempat-tempat yang lembap, seperti dinding tembok kamar mandi, batu-batuan, atap rumah,
atau kulit-kulit pohon. Ganggang juga memiliki ciri lain yang sama dengan Protista, yaitu
memiliki membran inti, ada yang bersifat uniseluler dan ada yang multiseluler.
Ganggang dapat berbentuk benang, lembaran, atau koloni sel. Reproduksi ganggang
dapat dilakukan secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan dengan cara isogami
dan oogami. Isogami terjadi jika antara sel betina dan sel kelamin jantan mempunyai ukuran
yang sama dan sulit dibedakan. Oogami terjadi jika antara sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dan mudah dibedakan.
B. Rumusan Masalah
a) Menjelaskan tentang kelas kelas dalam chrysophyta?
b) Menjelaskan ?
c) Menjelaskan cirri-ciri umum alga?
BAB II
PEMBAHASAN

kelas 1: Xanthophyceae
Xanthophyceae mempunyai kromatofora yang mengandung klorofil a, klorofil b, beta
karotin dan xantofil . Cadangan makanan biasanya berupa leukusin atau minyak. Tidak
pernah membentuk tepung. Selvegetatif mempunyai dinding dengan 2 bagian yang
overlapping. Susunan tubuhnya unisellulair atau multiseluler. sel vegetative motil dan sel
reproduksi mempunyai dua flagela panjang.
Reproduksi aseksual dengan zoospora atau aplanospora. Pada genus tertentu
menghasilkan statospora, biasanya disebut kista atau statospora.
Reproduksi seksual ditemukan pada beberapa genus. Reproduksi seksual pada
umumnya isogamous tetapi ada satu genus dengan oogamous

A. Habitat dan Penyebarannya


Xantophyceae diperkirakan sekitar 100 genera dengan 600 spesies. xanthophyceae
unisellulair dan koloni sebagai Phytoplankton pada kolam atau danau air tawar, dan sedikit
sekali di laut. Sebagian besar spesies yang habitatnya tanah, tumbuh pada tanah yang
lembab.
Spesies Trabunema tampak hijau cemerlang, tumbuh di air tawar terutama pada awal
tahun, ketika air masih dingin. Mereka dapat berkembang dalam genangan lumpur. Spesies
vaucheria tersebar luas tumbuh dalam tanah basah atau air tawar atau habitat bergaram
seperti lumpur pada rawa-rawa pantai.

B. Susunan Tubuh
Type Primitive Xantophyreae terwakili dalam Flagellata seperti Chloromeson yang
sebanding dengan susunan tubuh Alga Orchromonas(Chrysophyceae). Dari flagellata
unisellulair(monad) seperti di atas, variasi tipe unisellulair lain mungkin dibentuk, dan juga
anggota multisellulair. Berikut susunan tubuh xantophyceae yang ditemukan.
I. sel tunggal berflagel
Hanya sekitar tujuh genera dari spesies Xantophyceae berbentuk flagellata unisellulair
dan jarang ditemukan. Contoh Choloromeson, dimana sampai sekarang hanya Pascher yang
menemukan yaitu terdapat di kolam air payau dipantai Baltik Jerman, selnya telanjang dan
dapat membentuk pseudopodia
2. Amoeboid
Sel Alga Xantophyceae pada tipe ini adalah telanjang dan mempunyai Pseudopodia,
yang digunakan untuk mengambil partikel padat. Rhizochloris salah satu organisme dan
dapat memangsa bakteri atau alga kecil seperti Diatom melalui pseudopodia yang besar
3. Coccoid
Tipe ini selnya tidak motil dan tidak berflagella. Dalam beberapa kasus kelompok-
kelompok dari sel bergabung bersama membentuk koloni sebagian besar xanthophyceae
adalah coccoid berikut beberapa contoh.
Chloridelta, adalah unisellulair berbentuk bulat, berkembang biak dengan membentuk
autopsora Spesiesnya menyerupai Chlorella(divisi Chlorophyta)
Botrydiopsis, juga unisellulair, menghasilkan sel-sel yang besar dan bulat, dengan
diameter 50 Hm bila tumbuh dengan baik, sel multinukleat dan mengandung bebrapa
ktoropas Reproduksi dengan aplanospora dan zoospora. Ditemukan diair tawar dan di atas
tanah.
Sel dari Characiopsis ramping dan bertangkai, seperti halnya pada Botrydiopsis,
reproduksinya membentuk aplanospora dan zoopsora. Terdapat persamaan antara
Characiopsis dengan alga hijau genus Characium, tetapi mereka dapat dibedakan dengan
melalui pewarnaan(staining) sel dengan iodin. Characiopsis seperti halnya Xanrophyceae
yang lain tidak mengandung tepung, tentu saja. tidak berwarna biru setelah ditambah iodin.
Contoh yang lain dari tipe coccoid yaitu ophicyrium. Alga ini selnya memanjang dan
silinder, yang mana seringkali cenderung menyerang dengan tentakel Selama pembelahan
bagian dinding sel atas membuka(seperti halnya tutup) kemudian melepaskan zoospora.
Zoospora menempel pada dinding sel induk dan disini tumbuh menjadi sel ophicytum baru,
kemudian membentuk koloni sekitar 15 spesies ophiocytium berasal dari air tawar.
4. Palmelloid(tetraspora)
Sel tidak berflagel dan letaknya tertanam dalam pembungkus dari musilage(lendir),
kemudian membentuk koloni. Contoh Gloeocholaris yang mana selnya menyatu dalam
koloni bergelatin Koloni tersebut dapat berbentuk bola atau elip. Alga tersebut berkembang
biak dengan membentuk zoospora dan dapat menghasilkan statospora
5. Filamen
Pada tipe ini sel menyatu dalam flamen bercabang atau tak bercabang Diantara bentuk
flamen tak bercabang yang biasanya ditemukan di air tawar adalah genus
Tribonema.Dindingnya disusun oleh unit berbentuk H yang overlap dibagian tengah sel.
susunan ini menjadi jelas ketika filamen terpisah setelah mati atau patah Terdapat sekitar 25
spesies Tribonema, beberapa diantaranya menyebar luas air tawar yang dingin serta kaya
nutrien. Contoh lain dari tipe Fulamentous adalah Heterodendron dengan filamen bercabang
dan menghasilkan zoospora. Reproduksi aseksual melalui fragmentasi filamen zoospora,
atau dengan aplanospora. Reproduksi seksual isogamous.
6. Sifoneus
Alga ini berbentuk tabung bercabang tidak mempunyai dinding melintang, protoplasnya
mengandung banyak inti.
a) Botrydium
Merupakan alga berbentuk sifoneus multinukleat. Selnya terdiri dari 1) Bagian yang
membumbung ke udara yaitu vesikel berbentuk bundar atau bercabang, berukuran sebesar
kepala jarum, mengandung kromatofora dan berinti banyak; 2) Bagian yang masuk ke tanah
yaitu rhizoid, bercabang. tanpa kromatofora dan berinti banyak. Vesikel biasanya
memanjang bila tumbuh di tempat yang teduh dan berbentuk bulat bila tumbuh di tempat
yang cukup sinar. Kromatofora berbentuk cakram, bentukan seperti pirenoid sering
ditemukan pada sel yag muda tetapi tidak pemah.ditemukan tepung pada proto plas Cadangan
makanan berupa minyak atau leukosin. Protoplas pada vesikel dapat membentuk zoospora
yang dilepas ketika lingkungan tergenang air. Bila lingkungan mengering protoplas tertarik
ke thizoid kemudian membentuk spora(aplanospora). Reproduksi seksual melalui isogami
atau anisogami. Zigot berkembang menjadi tanaman batu. Sel gamet yang tidak bersatu
akan berkembang secara partenogenesis menjadi individu baru
b) Vaucheria
Viracheria adalah contoh kedua tipe siloneus dari xanthophyceae. Bentuknya seperti
tabung, reproduksi aseksual dengan zoospora, filamen bercabang dengan lapisan parietal
tipis pada sitoplasma, banyak kloroplas dan inti. Bagian Pusat tabung ditempati oleh vacoula.
Pada beberapa spesies reproduksi aseksual melalui synzoospora, yang ditafsirkan
sebagai zoospora yang menyatu dan terdapat ujung filame. Synzoospura mempunyai
beberapa pasang flagella ramping yang tidak sama panjang, bertipe wiplash. Synzoospora
yang terlepas dan berenang kemudian membentuk filamen yang baru
Reproduksi seksual melalui oogami. Oogoniumi berisi satu sel telur yang siap untuk
fertilasi. Anrheredium terdapat pada cabang yang lain menghasilkan sejumlah Spermataadid
Masing-masing spermatozoid mempunyai sepasang flagella yang heterokont, dan berisi
seperangkat organel seperti nukleus, mitol badan gi yang terikat bersama dalam milaotubul
Pada bagian anteteot sperma terdapat probosis Susunan Spermatocout Vaucheria menyerupai
spermatozoid yang dihasilkan oleh alpa coklat(fucus)
Spermatozoid berenang menuju ooganium dan satu diantaranya membuahi sel telur.
Setelah pembuahan zigot dikelilitgi oleh dinding yang tebal lemudian menjadi hypnozygote.
Hypnozygote tidak segera berkecambah tetapi melalui fase dorman sebelum tumbuh menjadi
Vaucheria baru
C. Susunan Sel
1. Dinding sel
Dinding sel pada dua genus Wanthophyceae yaitu Tribunema Aeguale dan Vaucheria
disusun oleh selulose. Pada Vaucheria sp. Selulosa menyusun 90% dinding sca, sisanya
disusun oleh g(uronic acids).
Beberapa organisme dari kelas ini mempunyai dinding yang disusun oleh dua bagian
yang overlap(tumpang tindih) seperti cawan petri. Dua bagian dari dinding tersebut tidak
dapat dilihat dengan mikroskop cahaya, keca kecuali sel yang diperlakukan dengan reagen
tertentu seperti potasiunn hydroxidie. Contoh pada dinding ophiocytium maius yang
berbentuk tubular. Dinding sel disusun oleh dua bagian yaitu tutup tabung bawah. Selama
sel tumbuh, dan bertambah panjang, tabung bawah memanjang, tetapi bagian tutup
ukurannya tetap. Pada bagian yang overlap terdapat celah dimana kondisi demikian jelas
tidak menguntungkan bagi kehidupannya kehidupan sel. Lapisan materi intercalary berfungsi
sebagai semen yang merekatkan bagian futup dan bagian tubular pada dinding. Genera
bentuk filamen seperti Tribonema mempunyai dinding yang disusun oleh lembaran berbentuk
H
2.kloroplas dan cadangan makanan.
Kloroplas dikelilingi oleh dua membran. Membran tersebut terhubung dengan
pembungkus inti. Klorofil aterdapat dapat dalam kloroplasdengan sebagian besar karotinoid
seperti diadino xanthin, heteroranthin, dan vaucheriaxanthin Klorofil c sering ditemukan
pada Vaucheria geminata. Mannitol dan glukosa tertimbun dalam plastisida selama
fotosintesis

D. Perkembangbiakan
1. Secara aseksual
a. vegetatif yaitu dengan fragmentasi Alga yang koloninya berbentuk illamen
seringkali mengadakan perkembangbiakan dengan fragmentasi yaitu koloni patah menjadi
dua bagian.
b. Zoospora dibentuk oleh sebagian besar genera dari xanthophyceae mempunyai
dua flagel yang tidak sama panjang. Pada bagian depan adalah flagellum tinsel yang
mempunyai panjang 4 sampai 6 kali flagelum wiplash yang ada pada bagian posteur.
Zoosporanya telanjang dan berbentuk seperti buah pear, yang akan menghasilkan 1-16
zoospora. Basal bodi bergerak ke salah satu kuoroplas i awal pembelahan dan menghasilkan
calon flagella dalam rogenesis. Satu sampai 16 zoospora dihasilkan akan dilepaskan melalui
pemutusan dinding sporangial yang overlap. zoospora mempunyai las yang besar dan
mempunyai pienoid Nukleus memanjang serta mempunyai satu atau dua kontraktil vacoule
c. Aplanospora Keseluruhan protoplas dapat menghasilkan satu aplamospora atau
terbagi menjadi beberapa bagian, masing-masing akan menjadi aplonospora. Dalam
beberapa kasus kondisi lingkungan menentukan apakah alga akan membentuk zoospora atau
aplanospora, bila tumbuh dibawah permukaan air akan menghasilkan zoospora, tetapi bila
tumbuh pada tanah yang basah menghasilkan aplanospora. Aplanospora melepaskan diri dari
sel induk kemudian tumbuh menjadi ganggang baru atau aplanospora dapat memunculkan
zoospora. yang selanjutnya akan berkembang menjadi ganggang baru.
d. Statospora Beberapa Xanthophyceae diketahui membentuk spora secara endogen
dalam protoplas yang disebut statospora.
e. Akinet Sel vegetative da berubah menjadi akinet, yaitu spora istirahat yang pat
berdinding tebal mengandung banyak cadangan makanan Akinet pada umumnya ditemukan
pada Xanthophyceae bentuk filame.
Secara Seksual
Reproduksi seksual ditemukan pada tiga genera Botrdium Tribonema dan Vaucheria
Pada Tribonema teriadi penyatuan antara sel gamut yang immobil dan sol gamur yang mobil.
Pada Botrydium penyatuan sel gamut secara lsogamous atau Anisogamous. sedang
reproduksi seksual pada Vaucheria teriadi secara oogamous. Untuk waktu yang cukup lama
posisi measus dalam siklus hidup Vaucheria tidak diketahui tetapi dianggap pembelahan
reduksi terjadi selama perkecambahan dari zygote. Baru-baru ini fakta yang ada
menunjukkan bahwa meiosis mendahului pembentukan gamet. Siklus hidupnya diplontik.
siklus hidup diplontik dengan pembelahan meiosis juga terjadi pada kelas Bacillariaphyceac.
Sekitar 50 spesies Vaucheria telah diketahui diantaranya ada yang hidup di lumpur
rawa-rawa bergaram, tanah basah atau di air tawar. Vaucheria menyerupai alga hijau
Dichotomosi phon(devisi Chlorophyta)

E. Klasifikasi

Xanthophyceae dibagi menjadi lima ordo yaitu:


Ordo 1: Heterochloridales: sel-sel vegetative mempunyai flagella atau amoeboid
Ordo 2: Heterogloeales: susunan tubuh palmelloid(koloni dengan bnetuk yang tidak past
dengan sel-sel vegetativ immobil yang dapat berubah menjadi sel-sel motil
Ordo 3: Mischococcales: susunan tubuh nonfilamentous dengan sel vegetatif menjadi dapat
menghasilkan zoospora melalui differinsiasi sel induk
Ordo 4: Tribonemateles: susunan tubuh filamentous, sel selnya tidak coenocytic
Ordo 5: Vaucheriales: Alga Multinukleat Coenocytic
Kelas 2 : Chrysophyceae
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil.Tubuh ada yang bersel
satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura.Genus-genus yang
mempunyai peranan penting ialah Coccolith sp., Synura sp., Chrysamoeba. Genus Coccolith
berukuran sangat kecil (0,5 mm), berdinding kapur, dan dapat ditemukan sebagai tanah
kokolit yang tebal pada dasar laut yang tidak begitu dalam, sebagai makanan ikan tidak
begitu penting.
Genus Synura merupakan koloni kecil yang terdiri dari sel-sel yang berflagel. Genus
Chrysamoeba, bentuknya seperti Amoeba yang mempunyai sedikit klorofil dan hidup seperti
Amoeba biasa, dapat mengambil makanan seperti Rhizopoda, tetapi cara hidupnya seperti
spesies-spesies yang holofitik, jadi menurut sistematika tetap suatu saprofitik tipe dari
Chrysophyceae.
A. Susunan Tubuh
Chrysophyceae memiliki jenis yang bermacam-macam, namun susunan tubuh dari alga yang
satu ini terbagi menjadi beberapa bagian , yakni :
i. Berbentuk sel tunggal
Contohnya : Ochromonas,
Sel tubuhnya berbentuk bola yang dilengkapi dengan 2 flagel sebagai alat gerak. Kedua flagel
tersebut tidak sama panjang. Di dalam sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting,
seperti kloroplas yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma, dan nukleus.
ii. Berbentuk Koloni
Contonya : Synura,
Koloninya berbentuk bola atau elip.Koloni terdiri atas banyak sel berbentuk buah pear,
berdekatan pada bagian postereor. Masing-masing sel memiliki dua kloroplas dan dua flagela
yang tidak sama panjang (heterokon) sel ditutupi oleh sisik yang terbuat dari silika dan
everlap satu dengan yang lain seperti genteng atap
iii. Amoeboid
Contohnya : genus Rhizochrysis
Sel telanjang memiliki pseudopodia yang besar atau biasa disebut dengan
rhizopodia.Pseudopodia dignakan untuk mengambil makanan padat.
iv. Palmelloid (tetrasporal)
Sel-sel tertanam dalam pembungkus dari lendir (musilage), berbentuk koloni dan mirip alga
hijau tetraspora.
v. Coccoid
Alga ini nonmotil atau tidak memiliki flagel, masing-masing sel dikelilingi oleh dinding sel.
Kadang-kadang sel menyatu dalam koloni.Selnya bundar atau oval.
vi. Filamentous (trichal)
Sel-selnya menyatu dalam filamen bercabang atau tidak bercabang.
vii. Thalloid
Sel-selnya menyatu dalam jaringan parenchymatis.Masing-masing mampu memunculkan
zoospora, dengan single flagellum yan besar.
B. Susunan Sel
Umumnya ganggang ini tidak memiliki dinding sel. Bila mempunyai dinding sel,
biasanya terdiri dari lorika atau bisa juga tersusun dari lempengan silicon atau bisa juga dari
cakram kalsium karbonat. Ganggang jenis ini mempunyai alat gerak yang berupa flagella
yang tidak sama jumlahnya tiap marga. Di antara anggota Chrysophyceae banyak yang
mempunyai dua tipe flagel, yaitu tipe wiphlas dan tinsel. Pada beberapa spesies, seperti
Ochromonas memiliki 2 flagella yang tidak sama ukuran daan susunannya. Flagellum yang
lebih panjang menuju ke depan selama berenang disebut tinsel atau pleuronematic.
Sebaliknya, flagellum tipe whiplas yang mengarah ke belakang, pendek dan tumpul, tampak
halus dan besar. Rambut flagellum (mastigonem) pada flagellum pleuronematik (tinsel)
masing-masing terdiri dari tiga bagian yaitu ; dasar (pangkal), tangkai tubular, dan tiga ujung
rambut.
Di dalam salah satu kloroplas yang posisinya dekat dengan pangkal flagellum terdapat
bintik mata.Bintik mata (stigma) ini termasuk organella yang tanggap terhadap cahaya, terdiri
atas kumpulan butiran-butiran lemak yang berwarna merah karena pigmen karotenoid.
Terdapat satu atau dua vakuola kontraktil dalam sel. Masing-masing vakuola kotraktil
terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut dengan interval yang teratur, mengeluarkan isinya
dari sel. Fungsi utama dari vakuola kontraktil ii adalan sebagai osmoregulator, yakni menaga
sel agar tidak pecah dengan cara mengeluarkan air berlebih dan materi berlebih yang tidak
diperlukan oleh tubuh sel.
Algae jenis ini mempunyai pigmen keemasan yang sering disebut dengan karoten,
klorofil a, b, dan c, beta karoten, xantofil berupa lutein, dindinoxantin, fukoxantin, dan
dinixantin. Cadangan makanan berupa chrysolaminarin (leukosin), a-1,3 ditemukan di
dalam vakuola khusus yang terdapat dalam vakuola khusus yang terdapat pada bagian
posterior sel. Cadangan makanan ang lain adalah berupa lemak.
Ada berbagai cara chrysophyceae untuk memperoleh nutrisi, yaitu : fotoautotrop, sapotrof,
dan fagotrof.

C. Reproduksi
I. Reproduksi seksual
Beberapa anggota crhysophyceae seperti dinobryon, menunjukkan isogami.Selama
reproduksi seksual dua sel vegetatif berfungsi sebagai gamet dan menyatu.Pada spesies
tertentu flagella antereor kedua sel saling melingkari satu dengan yang lainnya, kemudian sel
meninggalkan mangkuknya dan menyatu (hologami).Zigot kemudian membentuk kista.
Pada chrysophyceae bentuk koloni synura petersenii, gamet jantan ditarik oleh
hormon yang disekresikan oleh betina, secara morfologi sel jantan dan betina sama tetapi
berbeda pada sel vegetatifnya. Gamet jantan meninggalkan koloni induk, berenang menuju
gamet betina yang berada pada koloni betina kemudian menyatu hasil penyatuan antara
gamet jantan dan gamet betina adalah kista zigot yang memounyai silika.Perkecambahan
kista diikuti meiosis.Siklus hidup haplontik.

II. Reproduksi aseksual


Pada spesies yang soliter, seperti pada chrysomonadalis, melakukan reproduksi aseksual
dengan melakukan pembelahan sel secara longitudinal yang menghasilkan 2 sel
anak.Sedangkan pada chrysomonadalis yang koloni, dengan pembentukan koloni baru
melalui lepasnya satu protoplas yang kemudian berkembang menjedi koloni baru.
Pada chrysococcales dan chrysotrichales reprouksinya melalui zoospora uniflagella atau
zoospora biflagella yang tak sama panjang.
Terdapat pula pada jenis chrysophyceae yang lain dengan membentuk statospora atau spora
istirahat. Statospora ada yang bebentuk bola, ellip atau oval dengan permukaan luar halus
atau dengan berbagi ornamen seperti duri,kutil atau lengan. Statospora memiliki lubang
dengan kerah yang tertutup sumbat.
Di dalam kista terdapat inti, kloroplas dan cadangan makan melimpah.Setela masa dormansi,
kista melepaskan isinya dan membentuk satu sampai beberapa flagella.

D. Klasifikasi
Chrysophyceae dibedakan menjadi empat ordo yaitu :
Ordo 1 : Ochromonadales , mempuyi flagella yang tidak sama panjang terdapat pada bagian
antereor sel
Ordo2 :Chromulinales , satu flagellum, flagellum kedua mengalami reduksi mnjai pendek.
Ordo 3: Pedinellales, satu flagellum
Ordo 4: Dictyochales , sel dilindungi dinding yang terbuat dari silika.

F. Peranan Chrysophyceae
Beberapa keuntungan yang dapat dihasilkan dari alga jenis ini diantaranya adalah :

a) Sebagai bahan penggosok, contohnya diatomie


b) Sebagai isolasi dinamit
c) Sebagai campuran semen
d) Penyerap nitrogliserin pada bahan peledak
e) Bahan alat penyadap suara
f) Bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam
Selain berguna bagi kehidupan manusia tapi bukan berarti semuanya menguntungkan,
kehadiran mikroalga dalam habitat air dapat mencemari air tersebut. Selain akan
mengakibatkan timbulnya kotoran juga dapat menurunkan kualitas air. Hal ini disebabkan
karena:

Alga dapat menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak


Alga dapat menurunkan PH
Menyebabkan warna dan kekeuhan
Beberepa jenis alga dapat mengeluarkan racun
Dapat mengeluarka lender yang mengakibatkan waterbloom
Ganggang keemasan sering disebut ganggang kersik karena mengandung silikat. Ganggang
jenis ini tidak begitu membahayakan karena tidak menghasilkan racun akan tetapi ganggang
ini dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Selain itu juga menyebabkan kekeruhan pada
air.
Susunan sel
1.flagela dan bintik mata
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga
(struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang
flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan pantonematik (tinsei).
Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan
ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba, memiliki 1
flagel. Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau
biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta
yang paling tinggi yaitu heterokontois.Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan
berbentuk koloni.Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku
seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.

2) Vakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak
dekat dasar dari flagel.Vakuola kontraktil dapat dilihat pada sel hidup dengan menggunakan
mikroskop cahaya.Masing-masing vakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut
dengan interfal yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. vakuola kontraktil yang terdapat
pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.Hal ini disebabkan
konsentrasi sitoplasma lebih tinggi disbanding air sekitarnya. Sel mengambil air melewati
plasmalemma yang semi permeable.Air yang berlebih di dalam sel dikeluarkan oleh vakuola
kontraktil berfungsi menjaga agar sel tidak pecah.

3) Badan Golgi

Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi adalah organela yang
terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari
tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung. Vesikel berisi zat yang disekresikan dari sel.
Pada tumbuhan,materi dinding sel atau unsur penyusun membrane sering kali disekresikan
oleh badan golgi.

4) Nukleus

Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang mana berhubungan
dengan pembungkus inti.

5) Kloroplas

Perkembangbiakan dilakukan secara:


Vegetatif dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi. Fragmentasi ada 2 macam,
yaitu:
Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih.Sel tunggal melepaskan diri dari koloni
kemudian membentuk koloni yang baru.
Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak memiliki flagel) dan
statospora.Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada chrysophyta,
khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae dengan bentuk sporis dan bulat.Dinding spora
bersilia, tersusun oleh dua bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pora
yang ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin.
Beberapa spesies bentuk statosporanya bermacam-macam, yaitu: Ada yang berdinding halus,
Berornamen dan Berdiri, ketiga bentuk tersebut dapat diketemukan pada genus yang
nonmotil, contoh: chysomonadales.
Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase istirahat, yaitu flagel
tertarik kedalam dan membentuk bagian yang sporik atau bulat, selanjutnya flagel mengalami
deferensiasi internal dari protoplasma yang sporik.Yang terpisah hanya bagian membrane
plasma dari bagian poroferi protoplasma asli. Kemudian sekresi dari dinding antara dua
membrane plasma yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk
lubang atau pori.
Bersel satu, contohnya Ochromonas
Klasifikasi :
Synura (berbentuk koloni).
Klasifikasi:
Divisi : Chrysophyta
Class : Chrysophyceae
Ordo : Synurales
Family : Synuraceae
Genus : Synura
Species : Synura sp
Kelas 3: bacillariophyta
Bacillariophyta atau diatom merupakan tumbuhan bersel satu walaupun beberapa diantaranya
ada yangberbentuk koloni. Alga ditemukan hampir disetiap lingkungan perairan, sebagai
penyusunplankton atau penyusun perifiton. Sebagai perifiton, diatom mempunyai
kemampuan melekat pada permukaan substrat lebih baikdari pada mikroalga lainyya. Alga
ini dapat hidup secara fotoautrotrof, heterotrof, atau fotosintetik simbiosis.
Karakteristik diatom yaitu selnya terbuat dari silica dan mempunyai susunan khusus yaitu
terdiri dari dua katub yang tumpang tindih menyerupai wadah dan tutupnya, yang disebut
dengan frustul. Kloroplas mengandung klorofil a, C1 dan C2 dengan mayoritas karotenoid
(fukosantin) yang menyebabkan warna coklat keemasan

A. Habitat dan Distribusi

Diatom berkembang biak terutama dengan pembelahan sel, jenis reproduksi aseksual.
Belahan tumpang tindih frustules terpisah, dan masing-masing mengeluarkan sebuah,
half.diatoms baru yang lebih kecil juga dapat mengembangkan sel reproduction.some telur,
lain mengembangkan sperm.fertilization flagellated maka hasil dalam pengembangan tahap
resisten dikenal sebagai auxospores.
Kondisi lingkungan yang kondusif, seperti nutrisi yang memadai dan suhu, memicu
periode reproduksi yang cepat disebut blooms.this adalah fenomena umum yang juga terjadi
pada mekar algae.during lainnya, diatom yang paling mendapatkan semakin kecil, sebagian
karena mereka menggunakan sampai silika terlarut dalam air dan sebagian karena frustule
kecil menjadi satu lebih besar dalam banyak ukuran cell.Full baru dapat kembali oleh
perkembangan auxospores. Para auxospores akhirnya menimbulkan sel-sel yang lebih besar
yang menampilkan karakteristik frustule dari spesies.(Peter castro dan Michael E. Huber,
1949).
Dengan cara pembelahan sel tersebut, maka makin lama makin banyak jumlahnya sel-sel
anakan yang ukurannya semakin mengecil. Pembelahan ini terus berlanjut sehingga sel hasil
pembelahan akan mempunyai ukuran yang semakin mengecil. Apabila sudah sampai pada
batas terkecil ukuran sel, pembelahan terhenti sebentar dan sel akan dan sel akan keluar dari
cangkangnya. Isi sel tanpa cangkang itu akan membesar hingga ukurannyasama dengan
induknya yang semula. Setelah itu barulah mereka memebentuk cangkang yang baru.Isi sel
yang keluar dari cangkangnya itu kita namakan Auksospora
Selain dengan pembelahan sel, Diatomae juga dapat membentuk mikrospora dan spora
istirahat. Akan tetapi peranan kedua macam spora tersebut dalam cara perkembanganbiakan
mereka masih belum kita ketahui dengan jelas. Jadi tidak merupakan cara
perkembangbiakannya yang utama. Dan memeang hanya kadang-kadang saja kita
menjumpainya

B. Susunan Tubuh.

Susunan tubuh diatom biasanya uniselluler dan mikroskopis, walaupun diantaranya ada yang
berbentuk koloni. Struktur selnya berbeda dengan jenis alga yang lain. Bentuk sel diatom
bermacam macam dengan bentuk dasar bilateral simitris (pennales) dan radial (centrales).
Beberapa tampak seperti perahu, sedang yang lain seperti balok, cakram, atau segitiga.

C. Susunan Sel
Terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang dinamakan
hipoteka dan bagian tutup (epiteka) dan sabuk (singulum). Frustula ini tersusun oleh zat
pektin yang dilapisi silikon. Epiteka dan Hipoteka tersusun oleh valve atas dan valve
bawah. Valve tersusun dari : rafe, stria, nodulus pusat dan nodulus kutub. Pennales pinna
berarti sirip, strianya tersusun menyirip, banyak ditemukan di air tawar. Centrales, central
berarti pusat, strianya tersusun memusat, banyak ditemukan di air laut. Setiap sel
mengandung satu nukleus dengan satu atau beberapa plastid yang berbentuk pita atau
cakram, berisi pigmen cokelat keemasan yang melimpah. Zat makanan berupa tetes-tetes
minyak. Bentuk sel diatom memanjang, dilapisi oleh dinding sel (cangkang) yang terdiri
dari dua belahan yang saling menutupi. Dinding sel ini terbuat dari lapisan pektin dan
silika. Apabila diatom mati, tersisa cangkang silika yang tembus cahaya. Cangkang pada
diatom dilengkapi dengan lubang kecil yang memungkinkan sel berhubungan dengan
lingkungan air.
D. Gerak
Diatom pennate bergerak secara spontan. Diatom centrik tidak mempunyai kemampuan
bergerak sendiri. Gerak diatom biasanya melalui serangkaina hentakan. Gerakan diatom
yaitu meluncur pada substrat meninggalkan lendir.
E. Perkembangbiakan
1. Pembelahan sel

Reproduksi aseksual melalui pembelahan sel yaitu dari satu sel menjadi 2 (dua) sel anak.
Peristiwa dengan pertambahan volume frustule yang mengakatup(valve) terpisah. Segera setelah
itu diikuti pembelahan inti secara mitosis dengan benang spindel paralel pada axis yang memastikan
protoplas membelah secara longitudinal. Pembelahan protoplas sepanjang garis median yang
terjadi setelah pembelahan inti menghasilkan dua protoplas anak. Setiap protoplas anak
mendapatkan separuh dinding dari sel(katup) dari induk pada satu sisi dan membran plasma pada
sisi yang lain. Segera setelah itu dibentuk separuh dinding(katup) dibagian luar protoplas, dinding
yang baru terbentuk cocok dengan bagian sebelah dalam dinding asal.

Jadi, dalam reproduksi aseksual melalui permbelahan sen katup(valve) pada sel induk akan
menjadi epiteka pada sel anak, dimana masing masing sel anak membentuk hipoteka baru. Sebagai
hasil pembelahan sel satu sel anak ukurannya sama dengan sel induk, sedang sel anak yang lain
ukurannya lebih kecil. Setelah terjadi pembelahan berulang kali ukuran diatom menjadi berkurang.
Sel yangminimum akan mati selanjutnya proses ini ditandai dengan ukurannya ajaan sel atau
auxospora untuk mengembalikan ukuran aslinya.

2. Pembentukan Auxospota

Sampai dengan tahun 1907 pembentukan a dianggap sebagai reproduksi aseksual. Tetapi baru-
baru ini studi menunjukkan bahwa auxospora adalah hasil proses seks. Auxospora kemungkinan
terbentuk melalui autogamous, isogamous, anisogamous atau oogamous. Pembentukan auxospora
berbeda pada ordo Pennales dan ordo Centrales.

a Pembentukan auxospora pada ordo Pennales ada beberapa cara

bentukan euxospora tunggal melalui konyugasi dua sel Dua sel melakukani
konyugasi yang tertutup oleh pembungkus gelatin. Inti diploid membelah menjadi empat inti
haploid melului proses meiosis. Dari keempat inti tersebut hanya satu yang berfungsi, sedang yang
tiga mengalami degenerasi. Protopas yang mempunyai satu inti tersebut aktif s bagai gamet. Dua
gamet yang berasal dari dua sel menyatu kemudian membentuk zigot Zigot(diploid) mengalami
periode istirahat, kemudian zigot memanjang membentuk auxospora
Pembentukan dua auxospora melalui konyugasi dua sel Dua sel diatom saling
mendekat berdampingan berada dalam pembungkus gelatin. Inti diploid pada setiap sel konyugasi
membelah secara reduksi menghasilkan 4(empat) inti. Pada setiap sel dua intinya hancur. Dua
gamet dibentuk oleh sel yang ukurannya tidak sama(pembagian protoplas yang tidak sama pada
protoplas induk). Dua sel gamet(berasal dari satu sell kemungkinan menyatu dengan garnet dari sel
lain. Penyatuan teriadi pada pertengahan antara frustul induk Kedua zigot memanjang menjadi
auxospora
Pembentukan auxospora melalui partenogenesis.

Tipe ini jarang terjadi. Dua diatom dikelilingi oleh lendir. Inti masing- masing sel mengalami
pembelahan mitosis. Semua inti kecuali satu melebur, berarti protoplas mempunyai satu inti
diploid yang fungsional. Protoplas ini lepas dan-aktif sebagai auxospora. Akhirnya terbentuk dua
auxospora dari pasangan sel yang tidak mengalami konyugasi.

Pembentukan auxospora melalui autogami. Terjadi melalui berbagai cara.

Inti diploid diatom membelah secara meiosis menjadi(empat Nukleus mengalami degenerasi
hanya tinggal 2 masing mempunyai satu inti fungsional dan satu inti mengalami degenerasi.

Penyatuan dua gamet (autogami) menghasilkan zigot. Setelah periode istirahat zigot membesar dan
aktif sebagai auxospora yang kemudian membentuk katup yang overlaping.

b. Pembentukan auxospora pada ordo Centrales

Pembentukan auxospora ditemukan pada sebagian besar Centrales. Pada beberapa spesies
auxospora dibentuk melalui autogami dan yang lain melalui oogami.

1) Pembentukan auxospora melalui autogami


Ditemukan pada Cyclotella Meneghiniana. Epiteka dan hipoteka terpisah, segera setelah
itu inti diploid membelah menjadi 4 inti haploid. Dua diantaranya mengalami degenerasi
sehingga tinggal 2 unit dan meyatu membentuk kembali inti diploid. Peristiwa ini dikenal
dengan autogami. Protoplas dengan inti diploid lepas dan berfungsi sebagai auxospora
serta menghasilkan dinding yang overlaping.
2) Pembentukan auxospora melalui oogami
Protoplas pada sel diatom membelah berulang kali dan akhirnya membentuk 4-128
protoplas anak yang berukuran kecil, haploid dan uninukleat. Pembelahan pertama
terjadi secara meiosis. Dengan satu atau dua flagel yang muncul dari pritoplas amnak.
Struktur ini disebut gamet jantan. Sel yang menghasilkan gamet jantan adalah
antheredium. Sel diatom yang menghasilkan telur adalah oogonium. Inti yang diploid
menghasilkan 4 inti haploid melalui proses meiosis. Dari keempat inti tersebut, tiga
mengalami degenerasi hanya tinggal satu, sebagai sel telur. Satu sel gamet jantan masuk
kedalam oogonium dan menyatu dengan telur membentuk zigot. Zigot membesar
kemudian tumbuh menjadi auxospora. Biasanya menghasilkan dinding yang overlaping.
Hal ini dapat dilihat pada Buddulphia dan Melosira.
3) Statospora
Spora berdinding tebal (juga disebut kista atau endospora atau statospora) dibentuk di
dalam frustul pada diatom sentrik.

F. Fosil Diatom
Setelah sel diatom mati frustulnya biasanya larut, tetapi pada lingkungan tertentu
frustul tetap utuh dan mengendap di dasar perairan sebagai fosil diatom (diatomacceous
earth) atau (kieselguhr).
Fosil diatom dapat ditemukan diberbagai belahan dunia di dasar bagian lingkungan
akuatik baik air tawar maupun air laut. Fosil diatom dari spesies laut yang terbesar
terdapat di USA yaitu di Lompoc, California, yang terbentang bermil-kil dengan ketebalan
sekitar 200 meter. Fosil diatom yang lebih tebal ditemukan di ladang minyak Santa Maria
California. Fosil diatom juga didapatoan di danau Florida melalui pemngerukan dengan
pompa hisap.
Industri menggunakan fosil diatom secara bervariasi. Salah satunya digunakan sebagai
bahan penggosok pada pasta gigi dan pemoles logam. Fosil diatom juga digunakan
sebagai absorbent liquid nitroglycerin untuk membuat dinamit. Disamping itu juga
digunakan dalam filtrasi liquid khususnya penyuingan gula.
Diatom dapat hidup di air laut, payau bahkan ait tawar. Karena perbedaan tempat
hidup tersebut fosil diatom dapat digunakan untuk menentukan apakah sedimen berasal
dari laut atau tidak.
Analisi sedimen yang terdiri dari sisa diatom dapat memberikan informasi tentang
kondisi lingkungan masa lalu. Metode ini telah dipakai untuk mengetahui bagaimana
karakteristik yang telah berubah periode Quartener khususnya dalam hubungannya
dengan manusia, eutrofikasi dan acidifikasi atau merekontruksi ulang iklim masa lalu atau
kondisi masa lalu dilaut.
Fosil diatom yang paling tua berasal dari awal periode cretaceus (120 juta tahun lalu)
yaiutu dari kelompok diatom centrik yang hidup dilaut. Lautan pertama yang memiliki
kelompok diatom pennate tampak pada akhir cretaceus (70 juta tahun lalu). Diatom air
tawar yang hidup [ada awal periode tersier (60 juta tahun lalu) yaitu dari kelompok
diatom pennate.

G. Kalsifikasi
Bacillariophyceae dapat dibagi menjadi 2 ordo yaitu:
Ordo 1 Centrales: ornamentasi tipe radial atau genoid mempunyai beberapa kloroplas.
Tidak mempunyai rafe, membentuk spora istirahat, spermatozoa motil dengan flagelium
tunggal tipe tinsel, reproduksi seksual dengan Oogamous.
Ordo 2 Pennales: ornamentasi tipe pennate atau trelisoid, dengan satu atau dua
kloroplas; kemungkinan mempunyai rafe, sprematozoa tidak mempunyai flagel, seksual
reproduksi dengan konjugasi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

1. Ciri umum dari Chrysophyta adalah berwarna keemasan karena kloroplasnya mengandung
pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan klorofil.
2. Struktur sel dari Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel, isi selnya terdiri dari
Xantophyceae, Chrysophyceae, Bacillariophyceae. Kloroplas pada Chrysophyta berwarna
coklat keemasan, Ribosom, alat gerak berupa flagel, vakuola kontraktil, badan golgi, dan
nukleus.
3. Habitat dari Chrysophyta adalah ditempat-tempat yang basah, air laut, air tawar dan di tanah
yang lembab.
4. Reproduksi dari Chrysophyta terjadi secara generatif (seksual) dengan konjugasi, isogami,
anisogami, dan oogami. Dan vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel, fragmentasi,
pemisahan koloni, dan pembentukan spora.
5. Kelas-kelas yang termasuk dalam Chrysophyta, kelas alga hijau-kuning (Xanthophyceae),
kelas alga coklat-keemasan (Chrysophyceae), kelas diatom (Bacillariophyceae).
6. Manfaat dari Chrysophyta sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat
dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan
piringan hitam.
DAFTAR RUJUKAN

M Susriati, P I Triastono, Saptari Murni.2007. Buku Ajar Botani Tumbuhan Bertalus

Alga. Malang. Universitas Negeri Malang

Gerung, S Grevo, Tampubolon Agrialin, Wagey Billy.2013. Biodiversitas Alga Makro di


Lagun
Pulau Pasige Kecamtan Tagulandang Kabupaten Sitaro. Manado. Program Study
Ilmu
Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Sam Ratulangi Manado

Anda mungkin juga menyukai