PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam.
Dengan banyaknya sumber daya alam, maka salah satu kekayaan alam yang bisa kita
manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Alga adalah salah satunya, selain dapat di
manfaatkan, alga juga memiliki banyak peranan yang sangat penting khususnya bagi kaum
ilmuan atau peneliti yaitu dapat dijadikan objek penelitian dalam bidang-bidang tertentu.
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan
talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga dikelompokkan dalam
beberapa klasifikasi menurut Harol Blood yaitu Cholorophyta (Green Algae), Phaeophyta
(Brown algae),Rhodopyta (Red algae), Chrysophyta (Gold algae) Bacillariophyta
(Diatom),dan Pyrrophyta yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu alga Uniselluler.
Berikut adalah penjelasan mengenai salah satu jenis alga yaitu Divisi Phaeophyta (Brown
Algae) menyangkut ciri-ciri umum, habitat, struktur tubuh, reproduksi, klasifikasi serta
peranannya dalam kehidupan manusia.
Ganggang dapat hidup di air tawar dan di air laut, tetapi ada pula yang hidup di
tempat-tempat yang lembap, seperti dinding tembok kamar mandi, batu-batuan, atap rumah,
atau kulit-kulit pohon. Ganggang juga memiliki ciri lain yang sama dengan Protista, yaitu
memiliki membran inti, ada yang bersifat uniseluler dan ada yang multiseluler.
Ganggang dapat berbentuk benang, lembaran, atau koloni sel. Reproduksi ganggang
dapat dilakukan secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan dengan cara isogami
dan oogami. Isogami terjadi jika antara sel betina dan sel kelamin jantan mempunyai ukuran
yang sama dan sulit dibedakan. Oogami terjadi jika antara sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dan mudah dibedakan.
B. Rumusan Masalah
a) Menjelaskan tentang kelas kelas dalam chrysophyta?
b) Menjelaskan ?
c) Menjelaskan cirri-ciri umum alga?
BAB II
PEMBAHASAN
kelas 1: Xanthophyceae
Xanthophyceae mempunyai kromatofora yang mengandung klorofil a, klorofil b, beta
karotin dan xantofil . Cadangan makanan biasanya berupa leukusin atau minyak. Tidak
pernah membentuk tepung. Selvegetatif mempunyai dinding dengan 2 bagian yang
overlapping. Susunan tubuhnya unisellulair atau multiseluler. sel vegetative motil dan sel
reproduksi mempunyai dua flagela panjang.
Reproduksi aseksual dengan zoospora atau aplanospora. Pada genus tertentu
menghasilkan statospora, biasanya disebut kista atau statospora.
Reproduksi seksual ditemukan pada beberapa genus. Reproduksi seksual pada
umumnya isogamous tetapi ada satu genus dengan oogamous
B. Susunan Tubuh
Type Primitive Xantophyreae terwakili dalam Flagellata seperti Chloromeson yang
sebanding dengan susunan tubuh Alga Orchromonas(Chrysophyceae). Dari flagellata
unisellulair(monad) seperti di atas, variasi tipe unisellulair lain mungkin dibentuk, dan juga
anggota multisellulair. Berikut susunan tubuh xantophyceae yang ditemukan.
I. sel tunggal berflagel
Hanya sekitar tujuh genera dari spesies Xantophyceae berbentuk flagellata unisellulair
dan jarang ditemukan. Contoh Choloromeson, dimana sampai sekarang hanya Pascher yang
menemukan yaitu terdapat di kolam air payau dipantai Baltik Jerman, selnya telanjang dan
dapat membentuk pseudopodia
2. Amoeboid
Sel Alga Xantophyceae pada tipe ini adalah telanjang dan mempunyai Pseudopodia,
yang digunakan untuk mengambil partikel padat. Rhizochloris salah satu organisme dan
dapat memangsa bakteri atau alga kecil seperti Diatom melalui pseudopodia yang besar
3. Coccoid
Tipe ini selnya tidak motil dan tidak berflagella. Dalam beberapa kasus kelompok-
kelompok dari sel bergabung bersama membentuk koloni sebagian besar xanthophyceae
adalah coccoid berikut beberapa contoh.
Chloridelta, adalah unisellulair berbentuk bulat, berkembang biak dengan membentuk
autopsora Spesiesnya menyerupai Chlorella(divisi Chlorophyta)
Botrydiopsis, juga unisellulair, menghasilkan sel-sel yang besar dan bulat, dengan
diameter 50 Hm bila tumbuh dengan baik, sel multinukleat dan mengandung bebrapa
ktoropas Reproduksi dengan aplanospora dan zoospora. Ditemukan diair tawar dan di atas
tanah.
Sel dari Characiopsis ramping dan bertangkai, seperti halnya pada Botrydiopsis,
reproduksinya membentuk aplanospora dan zoopsora. Terdapat persamaan antara
Characiopsis dengan alga hijau genus Characium, tetapi mereka dapat dibedakan dengan
melalui pewarnaan(staining) sel dengan iodin. Characiopsis seperti halnya Xanrophyceae
yang lain tidak mengandung tepung, tentu saja. tidak berwarna biru setelah ditambah iodin.
Contoh yang lain dari tipe coccoid yaitu ophicyrium. Alga ini selnya memanjang dan
silinder, yang mana seringkali cenderung menyerang dengan tentakel Selama pembelahan
bagian dinding sel atas membuka(seperti halnya tutup) kemudian melepaskan zoospora.
Zoospora menempel pada dinding sel induk dan disini tumbuh menjadi sel ophicytum baru,
kemudian membentuk koloni sekitar 15 spesies ophiocytium berasal dari air tawar.
4. Palmelloid(tetraspora)
Sel tidak berflagel dan letaknya tertanam dalam pembungkus dari musilage(lendir),
kemudian membentuk koloni. Contoh Gloeocholaris yang mana selnya menyatu dalam
koloni bergelatin Koloni tersebut dapat berbentuk bola atau elip. Alga tersebut berkembang
biak dengan membentuk zoospora dan dapat menghasilkan statospora
5. Filamen
Pada tipe ini sel menyatu dalam flamen bercabang atau tak bercabang Diantara bentuk
flamen tak bercabang yang biasanya ditemukan di air tawar adalah genus
Tribonema.Dindingnya disusun oleh unit berbentuk H yang overlap dibagian tengah sel.
susunan ini menjadi jelas ketika filamen terpisah setelah mati atau patah Terdapat sekitar 25
spesies Tribonema, beberapa diantaranya menyebar luas air tawar yang dingin serta kaya
nutrien. Contoh lain dari tipe Fulamentous adalah Heterodendron dengan filamen bercabang
dan menghasilkan zoospora. Reproduksi aseksual melalui fragmentasi filamen zoospora,
atau dengan aplanospora. Reproduksi seksual isogamous.
6. Sifoneus
Alga ini berbentuk tabung bercabang tidak mempunyai dinding melintang, protoplasnya
mengandung banyak inti.
a) Botrydium
Merupakan alga berbentuk sifoneus multinukleat. Selnya terdiri dari 1) Bagian yang
membumbung ke udara yaitu vesikel berbentuk bundar atau bercabang, berukuran sebesar
kepala jarum, mengandung kromatofora dan berinti banyak; 2) Bagian yang masuk ke tanah
yaitu rhizoid, bercabang. tanpa kromatofora dan berinti banyak. Vesikel biasanya
memanjang bila tumbuh di tempat yang teduh dan berbentuk bulat bila tumbuh di tempat
yang cukup sinar. Kromatofora berbentuk cakram, bentukan seperti pirenoid sering
ditemukan pada sel yag muda tetapi tidak pemah.ditemukan tepung pada proto plas Cadangan
makanan berupa minyak atau leukosin. Protoplas pada vesikel dapat membentuk zoospora
yang dilepas ketika lingkungan tergenang air. Bila lingkungan mengering protoplas tertarik
ke thizoid kemudian membentuk spora(aplanospora). Reproduksi seksual melalui isogami
atau anisogami. Zigot berkembang menjadi tanaman batu. Sel gamet yang tidak bersatu
akan berkembang secara partenogenesis menjadi individu baru
b) Vaucheria
Viracheria adalah contoh kedua tipe siloneus dari xanthophyceae. Bentuknya seperti
tabung, reproduksi aseksual dengan zoospora, filamen bercabang dengan lapisan parietal
tipis pada sitoplasma, banyak kloroplas dan inti. Bagian Pusat tabung ditempati oleh vacoula.
Pada beberapa spesies reproduksi aseksual melalui synzoospora, yang ditafsirkan
sebagai zoospora yang menyatu dan terdapat ujung filame. Synzoospura mempunyai
beberapa pasang flagella ramping yang tidak sama panjang, bertipe wiplash. Synzoospora
yang terlepas dan berenang kemudian membentuk filamen yang baru
Reproduksi seksual melalui oogami. Oogoniumi berisi satu sel telur yang siap untuk
fertilasi. Anrheredium terdapat pada cabang yang lain menghasilkan sejumlah Spermataadid
Masing-masing spermatozoid mempunyai sepasang flagella yang heterokont, dan berisi
seperangkat organel seperti nukleus, mitol badan gi yang terikat bersama dalam milaotubul
Pada bagian anteteot sperma terdapat probosis Susunan Spermatocout Vaucheria menyerupai
spermatozoid yang dihasilkan oleh alpa coklat(fucus)
Spermatozoid berenang menuju ooganium dan satu diantaranya membuahi sel telur.
Setelah pembuahan zigot dikelilitgi oleh dinding yang tebal lemudian menjadi hypnozygote.
Hypnozygote tidak segera berkecambah tetapi melalui fase dorman sebelum tumbuh menjadi
Vaucheria baru
C. Susunan Sel
1. Dinding sel
Dinding sel pada dua genus Wanthophyceae yaitu Tribunema Aeguale dan Vaucheria
disusun oleh selulose. Pada Vaucheria sp. Selulosa menyusun 90% dinding sca, sisanya
disusun oleh g(uronic acids).
Beberapa organisme dari kelas ini mempunyai dinding yang disusun oleh dua bagian
yang overlap(tumpang tindih) seperti cawan petri. Dua bagian dari dinding tersebut tidak
dapat dilihat dengan mikroskop cahaya, keca kecuali sel yang diperlakukan dengan reagen
tertentu seperti potasiunn hydroxidie. Contoh pada dinding ophiocytium maius yang
berbentuk tubular. Dinding sel disusun oleh dua bagian yaitu tutup tabung bawah. Selama
sel tumbuh, dan bertambah panjang, tabung bawah memanjang, tetapi bagian tutup
ukurannya tetap. Pada bagian yang overlap terdapat celah dimana kondisi demikian jelas
tidak menguntungkan bagi kehidupannya kehidupan sel. Lapisan materi intercalary berfungsi
sebagai semen yang merekatkan bagian futup dan bagian tubular pada dinding. Genera
bentuk filamen seperti Tribonema mempunyai dinding yang disusun oleh lembaran berbentuk
H
2.kloroplas dan cadangan makanan.
Kloroplas dikelilingi oleh dua membran. Membran tersebut terhubung dengan
pembungkus inti. Klorofil aterdapat dapat dalam kloroplasdengan sebagian besar karotinoid
seperti diadino xanthin, heteroranthin, dan vaucheriaxanthin Klorofil c sering ditemukan
pada Vaucheria geminata. Mannitol dan glukosa tertimbun dalam plastisida selama
fotosintesis
D. Perkembangbiakan
1. Secara aseksual
a. vegetatif yaitu dengan fragmentasi Alga yang koloninya berbentuk illamen
seringkali mengadakan perkembangbiakan dengan fragmentasi yaitu koloni patah menjadi
dua bagian.
b. Zoospora dibentuk oleh sebagian besar genera dari xanthophyceae mempunyai
dua flagel yang tidak sama panjang. Pada bagian depan adalah flagellum tinsel yang
mempunyai panjang 4 sampai 6 kali flagelum wiplash yang ada pada bagian posteur.
Zoosporanya telanjang dan berbentuk seperti buah pear, yang akan menghasilkan 1-16
zoospora. Basal bodi bergerak ke salah satu kuoroplas i awal pembelahan dan menghasilkan
calon flagella dalam rogenesis. Satu sampai 16 zoospora dihasilkan akan dilepaskan melalui
pemutusan dinding sporangial yang overlap. zoospora mempunyai las yang besar dan
mempunyai pienoid Nukleus memanjang serta mempunyai satu atau dua kontraktil vacoule
c. Aplanospora Keseluruhan protoplas dapat menghasilkan satu aplamospora atau
terbagi menjadi beberapa bagian, masing-masing akan menjadi aplonospora. Dalam
beberapa kasus kondisi lingkungan menentukan apakah alga akan membentuk zoospora atau
aplanospora, bila tumbuh dibawah permukaan air akan menghasilkan zoospora, tetapi bila
tumbuh pada tanah yang basah menghasilkan aplanospora. Aplanospora melepaskan diri dari
sel induk kemudian tumbuh menjadi ganggang baru atau aplanospora dapat memunculkan
zoospora. yang selanjutnya akan berkembang menjadi ganggang baru.
d. Statospora Beberapa Xanthophyceae diketahui membentuk spora secara endogen
dalam protoplas yang disebut statospora.
e. Akinet Sel vegetative da berubah menjadi akinet, yaitu spora istirahat yang pat
berdinding tebal mengandung banyak cadangan makanan Akinet pada umumnya ditemukan
pada Xanthophyceae bentuk filame.
Secara Seksual
Reproduksi seksual ditemukan pada tiga genera Botrdium Tribonema dan Vaucheria
Pada Tribonema teriadi penyatuan antara sel gamut yang immobil dan sol gamur yang mobil.
Pada Botrydium penyatuan sel gamut secara lsogamous atau Anisogamous. sedang
reproduksi seksual pada Vaucheria teriadi secara oogamous. Untuk waktu yang cukup lama
posisi measus dalam siklus hidup Vaucheria tidak diketahui tetapi dianggap pembelahan
reduksi terjadi selama perkecambahan dari zygote. Baru-baru ini fakta yang ada
menunjukkan bahwa meiosis mendahului pembentukan gamet. Siklus hidupnya diplontik.
siklus hidup diplontik dengan pembelahan meiosis juga terjadi pada kelas Bacillariaphyceac.
Sekitar 50 spesies Vaucheria telah diketahui diantaranya ada yang hidup di lumpur
rawa-rawa bergaram, tanah basah atau di air tawar. Vaucheria menyerupai alga hijau
Dichotomosi phon(devisi Chlorophyta)
E. Klasifikasi
C. Reproduksi
I. Reproduksi seksual
Beberapa anggota crhysophyceae seperti dinobryon, menunjukkan isogami.Selama
reproduksi seksual dua sel vegetatif berfungsi sebagai gamet dan menyatu.Pada spesies
tertentu flagella antereor kedua sel saling melingkari satu dengan yang lainnya, kemudian sel
meninggalkan mangkuknya dan menyatu (hologami).Zigot kemudian membentuk kista.
Pada chrysophyceae bentuk koloni synura petersenii, gamet jantan ditarik oleh
hormon yang disekresikan oleh betina, secara morfologi sel jantan dan betina sama tetapi
berbeda pada sel vegetatifnya. Gamet jantan meninggalkan koloni induk, berenang menuju
gamet betina yang berada pada koloni betina kemudian menyatu hasil penyatuan antara
gamet jantan dan gamet betina adalah kista zigot yang memounyai silika.Perkecambahan
kista diikuti meiosis.Siklus hidup haplontik.
D. Klasifikasi
Chrysophyceae dibedakan menjadi empat ordo yaitu :
Ordo 1 : Ochromonadales , mempuyi flagella yang tidak sama panjang terdapat pada bagian
antereor sel
Ordo2 :Chromulinales , satu flagellum, flagellum kedua mengalami reduksi mnjai pendek.
Ordo 3: Pedinellales, satu flagellum
Ordo 4: Dictyochales , sel dilindungi dinding yang terbuat dari silika.
F. Peranan Chrysophyceae
Beberapa keuntungan yang dapat dihasilkan dari alga jenis ini diantaranya adalah :
2) Vakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak
dekat dasar dari flagel.Vakuola kontraktil dapat dilihat pada sel hidup dengan menggunakan
mikroskop cahaya.Masing-masing vakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut
dengan interfal yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. vakuola kontraktil yang terdapat
pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.Hal ini disebabkan
konsentrasi sitoplasma lebih tinggi disbanding air sekitarnya. Sel mengambil air melewati
plasmalemma yang semi permeable.Air yang berlebih di dalam sel dikeluarkan oleh vakuola
kontraktil berfungsi menjaga agar sel tidak pecah.
3) Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi adalah organela yang
terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari
tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung. Vesikel berisi zat yang disekresikan dari sel.
Pada tumbuhan,materi dinding sel atau unsur penyusun membrane sering kali disekresikan
oleh badan golgi.
4) Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang mana berhubungan
dengan pembungkus inti.
5) Kloroplas
Diatom berkembang biak terutama dengan pembelahan sel, jenis reproduksi aseksual.
Belahan tumpang tindih frustules terpisah, dan masing-masing mengeluarkan sebuah,
half.diatoms baru yang lebih kecil juga dapat mengembangkan sel reproduction.some telur,
lain mengembangkan sperm.fertilization flagellated maka hasil dalam pengembangan tahap
resisten dikenal sebagai auxospores.
Kondisi lingkungan yang kondusif, seperti nutrisi yang memadai dan suhu, memicu
periode reproduksi yang cepat disebut blooms.this adalah fenomena umum yang juga terjadi
pada mekar algae.during lainnya, diatom yang paling mendapatkan semakin kecil, sebagian
karena mereka menggunakan sampai silika terlarut dalam air dan sebagian karena frustule
kecil menjadi satu lebih besar dalam banyak ukuran cell.Full baru dapat kembali oleh
perkembangan auxospores. Para auxospores akhirnya menimbulkan sel-sel yang lebih besar
yang menampilkan karakteristik frustule dari spesies.(Peter castro dan Michael E. Huber,
1949).
Dengan cara pembelahan sel tersebut, maka makin lama makin banyak jumlahnya sel-sel
anakan yang ukurannya semakin mengecil. Pembelahan ini terus berlanjut sehingga sel hasil
pembelahan akan mempunyai ukuran yang semakin mengecil. Apabila sudah sampai pada
batas terkecil ukuran sel, pembelahan terhenti sebentar dan sel akan dan sel akan keluar dari
cangkangnya. Isi sel tanpa cangkang itu akan membesar hingga ukurannyasama dengan
induknya yang semula. Setelah itu barulah mereka memebentuk cangkang yang baru.Isi sel
yang keluar dari cangkangnya itu kita namakan Auksospora
Selain dengan pembelahan sel, Diatomae juga dapat membentuk mikrospora dan spora
istirahat. Akan tetapi peranan kedua macam spora tersebut dalam cara perkembanganbiakan
mereka masih belum kita ketahui dengan jelas. Jadi tidak merupakan cara
perkembangbiakannya yang utama. Dan memeang hanya kadang-kadang saja kita
menjumpainya
B. Susunan Tubuh.
Susunan tubuh diatom biasanya uniselluler dan mikroskopis, walaupun diantaranya ada yang
berbentuk koloni. Struktur selnya berbeda dengan jenis alga yang lain. Bentuk sel diatom
bermacam macam dengan bentuk dasar bilateral simitris (pennales) dan radial (centrales).
Beberapa tampak seperti perahu, sedang yang lain seperti balok, cakram, atau segitiga.
C. Susunan Sel
Terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang dinamakan
hipoteka dan bagian tutup (epiteka) dan sabuk (singulum). Frustula ini tersusun oleh zat
pektin yang dilapisi silikon. Epiteka dan Hipoteka tersusun oleh valve atas dan valve
bawah. Valve tersusun dari : rafe, stria, nodulus pusat dan nodulus kutub. Pennales pinna
berarti sirip, strianya tersusun menyirip, banyak ditemukan di air tawar. Centrales, central
berarti pusat, strianya tersusun memusat, banyak ditemukan di air laut. Setiap sel
mengandung satu nukleus dengan satu atau beberapa plastid yang berbentuk pita atau
cakram, berisi pigmen cokelat keemasan yang melimpah. Zat makanan berupa tetes-tetes
minyak. Bentuk sel diatom memanjang, dilapisi oleh dinding sel (cangkang) yang terdiri
dari dua belahan yang saling menutupi. Dinding sel ini terbuat dari lapisan pektin dan
silika. Apabila diatom mati, tersisa cangkang silika yang tembus cahaya. Cangkang pada
diatom dilengkapi dengan lubang kecil yang memungkinkan sel berhubungan dengan
lingkungan air.
D. Gerak
Diatom pennate bergerak secara spontan. Diatom centrik tidak mempunyai kemampuan
bergerak sendiri. Gerak diatom biasanya melalui serangkaina hentakan. Gerakan diatom
yaitu meluncur pada substrat meninggalkan lendir.
E. Perkembangbiakan
1. Pembelahan sel
Reproduksi aseksual melalui pembelahan sel yaitu dari satu sel menjadi 2 (dua) sel anak.
Peristiwa dengan pertambahan volume frustule yang mengakatup(valve) terpisah. Segera setelah
itu diikuti pembelahan inti secara mitosis dengan benang spindel paralel pada axis yang memastikan
protoplas membelah secara longitudinal. Pembelahan protoplas sepanjang garis median yang
terjadi setelah pembelahan inti menghasilkan dua protoplas anak. Setiap protoplas anak
mendapatkan separuh dinding dari sel(katup) dari induk pada satu sisi dan membran plasma pada
sisi yang lain. Segera setelah itu dibentuk separuh dinding(katup) dibagian luar protoplas, dinding
yang baru terbentuk cocok dengan bagian sebelah dalam dinding asal.
Jadi, dalam reproduksi aseksual melalui permbelahan sen katup(valve) pada sel induk akan
menjadi epiteka pada sel anak, dimana masing masing sel anak membentuk hipoteka baru. Sebagai
hasil pembelahan sel satu sel anak ukurannya sama dengan sel induk, sedang sel anak yang lain
ukurannya lebih kecil. Setelah terjadi pembelahan berulang kali ukuran diatom menjadi berkurang.
Sel yangminimum akan mati selanjutnya proses ini ditandai dengan ukurannya ajaan sel atau
auxospora untuk mengembalikan ukuran aslinya.
2. Pembentukan Auxospota
Sampai dengan tahun 1907 pembentukan a dianggap sebagai reproduksi aseksual. Tetapi baru-
baru ini studi menunjukkan bahwa auxospora adalah hasil proses seks. Auxospora kemungkinan
terbentuk melalui autogamous, isogamous, anisogamous atau oogamous. Pembentukan auxospora
berbeda pada ordo Pennales dan ordo Centrales.
bentukan euxospora tunggal melalui konyugasi dua sel Dua sel melakukani
konyugasi yang tertutup oleh pembungkus gelatin. Inti diploid membelah menjadi empat inti
haploid melului proses meiosis. Dari keempat inti tersebut hanya satu yang berfungsi, sedang yang
tiga mengalami degenerasi. Protopas yang mempunyai satu inti tersebut aktif s bagai gamet. Dua
gamet yang berasal dari dua sel menyatu kemudian membentuk zigot Zigot(diploid) mengalami
periode istirahat, kemudian zigot memanjang membentuk auxospora
Pembentukan dua auxospora melalui konyugasi dua sel Dua sel diatom saling
mendekat berdampingan berada dalam pembungkus gelatin. Inti diploid pada setiap sel konyugasi
membelah secara reduksi menghasilkan 4(empat) inti. Pada setiap sel dua intinya hancur. Dua
gamet dibentuk oleh sel yang ukurannya tidak sama(pembagian protoplas yang tidak sama pada
protoplas induk). Dua sel gamet(berasal dari satu sell kemungkinan menyatu dengan garnet dari sel
lain. Penyatuan teriadi pada pertengahan antara frustul induk Kedua zigot memanjang menjadi
auxospora
Pembentukan auxospora melalui partenogenesis.
Tipe ini jarang terjadi. Dua diatom dikelilingi oleh lendir. Inti masing- masing sel mengalami
pembelahan mitosis. Semua inti kecuali satu melebur, berarti protoplas mempunyai satu inti
diploid yang fungsional. Protoplas ini lepas dan-aktif sebagai auxospora. Akhirnya terbentuk dua
auxospora dari pasangan sel yang tidak mengalami konyugasi.
Inti diploid diatom membelah secara meiosis menjadi(empat Nukleus mengalami degenerasi
hanya tinggal 2 masing mempunyai satu inti fungsional dan satu inti mengalami degenerasi.
Penyatuan dua gamet (autogami) menghasilkan zigot. Setelah periode istirahat zigot membesar dan
aktif sebagai auxospora yang kemudian membentuk katup yang overlaping.
Pembentukan auxospora ditemukan pada sebagian besar Centrales. Pada beberapa spesies
auxospora dibentuk melalui autogami dan yang lain melalui oogami.
F. Fosil Diatom
Setelah sel diatom mati frustulnya biasanya larut, tetapi pada lingkungan tertentu
frustul tetap utuh dan mengendap di dasar perairan sebagai fosil diatom (diatomacceous
earth) atau (kieselguhr).
Fosil diatom dapat ditemukan diberbagai belahan dunia di dasar bagian lingkungan
akuatik baik air tawar maupun air laut. Fosil diatom dari spesies laut yang terbesar
terdapat di USA yaitu di Lompoc, California, yang terbentang bermil-kil dengan ketebalan
sekitar 200 meter. Fosil diatom yang lebih tebal ditemukan di ladang minyak Santa Maria
California. Fosil diatom juga didapatoan di danau Florida melalui pemngerukan dengan
pompa hisap.
Industri menggunakan fosil diatom secara bervariasi. Salah satunya digunakan sebagai
bahan penggosok pada pasta gigi dan pemoles logam. Fosil diatom juga digunakan
sebagai absorbent liquid nitroglycerin untuk membuat dinamit. Disamping itu juga
digunakan dalam filtrasi liquid khususnya penyuingan gula.
Diatom dapat hidup di air laut, payau bahkan ait tawar. Karena perbedaan tempat
hidup tersebut fosil diatom dapat digunakan untuk menentukan apakah sedimen berasal
dari laut atau tidak.
Analisi sedimen yang terdiri dari sisa diatom dapat memberikan informasi tentang
kondisi lingkungan masa lalu. Metode ini telah dipakai untuk mengetahui bagaimana
karakteristik yang telah berubah periode Quartener khususnya dalam hubungannya
dengan manusia, eutrofikasi dan acidifikasi atau merekontruksi ulang iklim masa lalu atau
kondisi masa lalu dilaut.
Fosil diatom yang paling tua berasal dari awal periode cretaceus (120 juta tahun lalu)
yaiutu dari kelompok diatom centrik yang hidup dilaut. Lautan pertama yang memiliki
kelompok diatom pennate tampak pada akhir cretaceus (70 juta tahun lalu). Diatom air
tawar yang hidup [ada awal periode tersier (60 juta tahun lalu) yaitu dari kelompok
diatom pennate.
G. Kalsifikasi
Bacillariophyceae dapat dibagi menjadi 2 ordo yaitu:
Ordo 1 Centrales: ornamentasi tipe radial atau genoid mempunyai beberapa kloroplas.
Tidak mempunyai rafe, membentuk spora istirahat, spermatozoa motil dengan flagelium
tunggal tipe tinsel, reproduksi seksual dengan Oogamous.
Ordo 2 Pennales: ornamentasi tipe pennate atau trelisoid, dengan satu atau dua
kloroplas; kemungkinan mempunyai rafe, sprematozoa tidak mempunyai flagel, seksual
reproduksi dengan konjugasi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Ciri umum dari Chrysophyta adalah berwarna keemasan karena kloroplasnya mengandung
pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan klorofil.
2. Struktur sel dari Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel, isi selnya terdiri dari
Xantophyceae, Chrysophyceae, Bacillariophyceae. Kloroplas pada Chrysophyta berwarna
coklat keemasan, Ribosom, alat gerak berupa flagel, vakuola kontraktil, badan golgi, dan
nukleus.
3. Habitat dari Chrysophyta adalah ditempat-tempat yang basah, air laut, air tawar dan di tanah
yang lembab.
4. Reproduksi dari Chrysophyta terjadi secara generatif (seksual) dengan konjugasi, isogami,
anisogami, dan oogami. Dan vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel, fragmentasi,
pemisahan koloni, dan pembentukan spora.
5. Kelas-kelas yang termasuk dalam Chrysophyta, kelas alga hijau-kuning (Xanthophyceae),
kelas alga coklat-keemasan (Chrysophyceae), kelas diatom (Bacillariophyceae).
6. Manfaat dari Chrysophyta sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat
dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan
piringan hitam.
DAFTAR RUJUKAN