UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
OLEH :
SRI HARIANTI ANUGRAH
D061191083
GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan potensi sumber daya
alam mineral, tetapi potensi cadangan mineral logam Indonesia relatif tidak begitu
besar lagi, karena eksploitasi secara besar-besaran telah mengurangi potensi ini
secara signifikan.
diperkirakan masih tinggal 24 tahun hingga 33 tahun saja, kecuali bijih besi yang
dikenal sebagai salah satu yang terbesar di dunia, tetapi produksinya juga tidak
emas dunia, sehingga diperkirakan cadangan emas Indonesia saat ini hanya cukup
untuk 33 tahun lagi. Demikian pula dengan cadangan tembaga Indonesia yang
mencapai 27,7 juta ton diperkirakan akan habis 27 tahun lagi. Untuk itulah
sayatan poles atau polished section. sayatan poles memiliki fungsi utama adalah
untuk melakukan analisis dan identifikasi mineral logam atau mineral pembawa
minera bijih yang tidak dapat dideskripsi jika menggunakan sayatan tipis.
untuk penelitian menggunakan mikroskop. Fungsi utama dari sayatan tipis batuan
ini adalah untuk melakukan analisis dan identifikasi mineral non logam
mineral, tekstur, suhu pembentukan, dan zona alterasi, maka dilakukan analisis
paragenesa guan mengetahui genesa suatu mineral dalam satu tubuh batuan. Oleh
karena itu diadakan, praktikum petrografi dan mineragrafi ini agar praktikan dapat
tipis maupun pada analisis sayatan poles demi mengetahui paragenesa mineral
yang dijumpai.
praktikan mengetahui mineral alterasi dan mineral bijih suatu batuan pada analisis
petrografi dan mineragrafi. Adapun tujuan dari praktikum ini sebagai berikut:
section
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Mikroskop polarisasi
2. Sayatan tipis
3. Sayatan poles
6. Kamera
7. Buku referensi
BAB II
METODOLOGI
petrografi.
Tahapan yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari empat tahapan
1) Tahap Persiapan
praktikum dan pemberian tugas pendahuluan dan studi literatur bertujuan agar
2) Tahap Praktikum
masing-masing.
4) Penyusunan Laporan
praktikum berdasarkan data-data yang ada serta didukung oleh referensi yang
terpecaya seperti buku, jurnal, dan semacamnya yang kemudian akan diperiksa
Pada praktikum kali ini menggunakan sampel alterasi dengan kode SRI
3.1 Megaskopis
Jenis batuan yaitu batuan beku, memiliki ciri fisik warna segar kuning
yaitu massif. Mineral pada batuan ini terdiri atas mineral primer kuarsa.
bagian batuan. Batuan ini memiliki tekstur khusus yaitu blebby pyrite. Nama
3.1 Petrografi
non logam yang terdapat pada batuan secara mikroskopik, yang tidak dapat
1. DMP 1
Ser
Ku
Md
Pada sampel SRI HARIANTI adalah jenis batuan beku, memiliki ciri optik
dengan warna absorbsi yaitu coklat, warna interferensi yaitu coklat dan beberapa
bagian berwarna putih, dan abu kehitaman, struktur masif dan tekstur
alterasi yaitu kuarsa (30%), serisit (25%) juga terdapat mineral lain yaitu mineral
opaq (5%) dan massa dasar berupa massa dasar kristalin (40%).
Mineral serisit berwarna coklat pada nikol sejajar dan berwarna coklat
kehitaman pada nikol silang, bentuk pipih dan menyerupai serabut, dengan relief
sedang.
Mineral kuarsa pada nikol sejajar berwarna putih kecoklatan, pada nikol
silang berwarna putih, kuning, hingga abu kehitaman, bentuk anhedral, relief
Mineral opaq, memiliki ciri optik hitam dan tidak tembus cahaya
Massa dasar, pada nikol sejajar berwarna putih kecoklatan, pada nikol silang
2. DMP 2
Ser
Md
Op
K-Feld
Pada sampel SRI HARIANTI adalah jenis batuan beku, memiliki ciri optik
dengan warna absorbsi yaitu coklat, warna interferensi yaitu coklat dan beberapa
bagian berwarna putih, dan abu kehitaman hingga hitam, struktur masif dan
mineral alterasi yaitu kuarsa (35%), serisit (25%), k-feldspar (5%) juga terdapat
mineral lain yaitu mineral opaq (10%) serta massa dasar berupa massa dasar
kristalin (25%)
Mineral serisit berwarna coklat pada nikol sejajar dan berwarna coklat
kehitaman pada nikol silang, bentuk pipih dan menyerupai serabut, dengan relief
sedang.
Mineral kuarsa pada nikol sejajar berwarna putih kecoklatan, pada nikol
silang berwarna putih, kuning, hingga abu kehitaman, bentuk anhedral, relief
Mineral k-feldspar pada nikol sejajar berwarna putih kecoklatan, dan pada
nikol silang berwarna abu kehitaman, bentuk subhedral, relief rendah, sudut
gelapan 32o.
Mineral opaq, memiliki ciri optik hitam dan tidak tembus cahaya
Massa dasar, pada nikol sejajar berwarna putih kecoklatan, pada nikol silang
3. DMP 3
Op
Ser
Ku
Md
K-Feld
Pada sampel SRI HARIANTI adalah jenis batuan beku, memiliki ciri optik
dengan warna absorbsi yaitu coklat, warna interferensi yaitu coklat dan beberapa
bagian berwarna putih, dan abu kehitaman hingga hitam, struktur masif dan
mineral lain yaitu mineral opaq (15%) serta massa dasar berupa massa dasar
kristalin (45%)
Mineral serisit berwarna coklat pada nikol sejajar dan berwarna coklat
kehitaman pada nikol silang, bentuk pipih dan menyerupai serabut, dengan relief
sedang.
Mineral kuarsa pada nikol sejajar berwarna putih kecoklatan, pada nikol
silang berwarna putih, kuning, hingga abu kehitaman, bentuk anhedral, relief
Mineral k-feldspar pada nikol sejajar berwarna putih kecoklatan, dan pada
nikol silang berwarna abu kehitaman, bentuk subhedral, relief rendah, sudut
gelapan 30o.
Mineral opaq, memiliki ciri optik hitam dan tidak tembus cahaya
Massa dasar, pada nikol sejajar berwarna putih kecoklatan, pada nikol silang
termasuk kedalam jenis batuan beku, dengan hasil deskripsi yaitu Porfiri Trakit.
B. Alterasi dan Mineralisasi
Berdsarkan hadirnya mineral primer yaitu kuarsa serta mineral alterasi berupa
Tabel 3.1 Mineral ubahan dan intensitas ubahan berdasarkan hasil pengamatan petrografi
(Ser: serisit, Op: Opaq, Qrz: kuarsa)
Mineral
Sedang-Kuat
memiliki mineral alterasi kuarsa, serisit, dan k-feldspar, sehingga tipe alterasi
sampel adalah filik. Tipe alterasi filik dicirikan dengan kehadiran mineral kuarsa
dan pirit yang melimpah. Suhu pembentukan mineral ini adalah 230 – 400 o,
salinitas beragam, pH dari asam sampai netral dengan zona tembus air pada batas
urat.
Gambar 3.5. Diagram hubungan antara suhu–pH dan jenis alterasi serta himpunan
mineral-mineral pencirinya (Corbett & Leach, 1996)
Menurut klasifikasi (Corbett & Leach, 1996) dalam penentuan suhu dan pH,
jenis alterasi dengan himpunan mineral pencirinya, maka sampel SRI HARIANTI
normal yang dicirikan oleh hadirnya mineral serisit dan mineral pirit yang
melimpah. Suhu pembentukan mineral ini adalah 230 – 400 o, salinitas beragam,
pH dari asam sampai netral dengan zona tembus air pada batas urat.
Gambar 3.6. Mineral Alterasi Penunjuk Temperatur Hedenquiest (1995)
sampel SRI HARIANTI, mineral pirit stabil pada suhu 1000C-3000C dan mineral
tipe alterasi ini berada pada kisaran suhu 1500C-3000C dengan kondisi PH asam-
netral.
dapat disimpulkan bahwa intensitas ubahan pada batuan adalah sedang dengan
3.2 Mineragrafi
section untuk mendeskripsi tekstur dan kumpulan mineral bijih (ore minerals).
Adapun mineral yang dijumpai pada polished section adalah mineral pirit dan
kovelit.
A. Deskripsi
A B
Py
Kov
Gambar 3.7 Pengamatan mikroskopis pada polished section dijumpai mineral pirit dalam
jumlah yang melimpah (a) Adanya tekstur replacement pada mineral kovelit (Py: Pirit,
Kov : Kovelit)
Mineral Pirit (Py) adalah mineral sulfida dengan ciri optik berwarna putih
terdapat pada mineral pirit dan kovelit, tekstur yang terbentuk akibat penggantian
oleh mineral lain tanpa adanya perubahan volume semula. Penggantian yang
terjadi terhadap suatu mineral hanya dapat pada sebagian mineral saja atau
Tabel 3.4 Mineral bijih yang teridentifikasi dari hasil pengamatan mineragrafi (Py: pirit,
dan Kov: kovelit)
Mineral
SRI Co Py
adanya tekstur khusus pada mineral pirit dan kovelit yaitu tekstur replacement
(gambar 3.6)
menggantikan kovelit. Pada sampel batuan SRI HARIANTI yang dianalisis secara
mineragrafi. Tekstur pengisian terjadi akibat adanya mineral lain yang mengganti
Pirit
Kovelit
(bentuk individu kristal dan sifat kontak antar butiran yang berdampingan) maka
dapat diurutkan pembentukan mineral bijih. Mineral bijih yang hadir dari analisis
Mineral Bijih
Pirit
Kovelit
Alterasi/Gangue
Serisit
K-Feldspar
Kuarsa
Berdasarkan data yang diperoleh dari analisis petrografi dan analisis
Mineral Bijih
Pirit
Kovelit
Alterasi/Gangue
K-Feldspar
Kuarsa
Serisit
melimpah
C. Genesa
mineral (mineralisasi) logam seperti pirit dan kovelit. Hal ini dikarenakan pada
saat proses pembentukan alterasi dengan kondisi suhu dan pH tertentu akan
dengan masing-masing zona alterasi, misalkan pirit yang terbentuk pada kondisi
pH asam dan netral dengan temperatur 180-240. Sampel ini ditemukan pada
Endapan ini terjadi sebagai lensa polymetallic masif sulfida yang terbentuk pada
4.1 Kesimpulan
1. Mineral alterasi yang dijumpai pada pengamatan thin section yaitu kuarsa,
mineral utama dengan jumlah yang melimpah dan potasik yang dicirikan
3. Paragenesa mineral bijih terbagi menjadi tiga tahap. Pada tahap pertama
feldspar, kemudian tahap kedua terbentuk mineral pirit dan pada tahap
4.2 Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini yaitu sebaiknya pengadaan alat
peraga lebih banyak agar praktikan lebih banyak mengetahui mineral pada
pengamatan thin section maupun pada polished section, agar praktikum dapat
berjalan dengan baik. Dan untuk para praktikan agar mempersiapkan diri materi-
materi yang akan dipraktikkan, agar dalam kegiatan praktikum tidak terhambat.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, R. L., Dkk. 2010. Atlas of Alteration A Field and Petrographic Guide to
Hydrothermal Alteration Minerals. Geological Association of Canada
Mineral Deposits Division: Canada.
Bonewitz, Ronald Louis. 2012. Nature Guide Rocks and Mineral. Dorling
Kindersley: London.
Craig, J.R. and Vaughan, D.J. (1981) Ore Microscopy and Ore Petrography, John
Wiley and Sons, New York, 25.
Guilbert, J.M. & C.F. Park. 1986. The geology of ore deposit. Freeman.
Marshall, Dan, Dkk. 2004. Ore Mineral Atlas. Geological Association of Canada
Mineral Deposits Division: Canada.
Maulana, Adi. 2017. Endapan Mineral . Yogyakarta : Penerbit Ombak.