UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
OLEH :
INDRI ANGGRENI
D061191044
GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
petrologi yang berfokus pada deskripsi rinci dari batuan. Klasifikasi batuan
untuk mengetahui secara detail kandungan mineral pada suatu batuan, dan
mengetahui mineral alterasi dan mineral bijih yang terdapat pada sampel yang
diamati. Serta batuan asal dan bagaimana pembentukan dan urutan prosesnya.
terdapat dalam bijih atau dapat di artikan juga sebagai kumpulan mineral yang
Oleh karena itu diadakan praktikum ini agar praktikan dapat mengetahui
praktikan mengetahui mineral alterasi dan mineral bijih suatu batuan pada analisis
petrografi dan mineragrafi. Adapun tujuan dari praktikum ini sebagai berikut:
poles.
sayatan poles.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Mikroskop polarisasi
2. Sayatan tipis
3. Sayatan poles
6. Kamera
7. Buku referensi
BAB II
METODOlOGI
petrografi.
Tahapan yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari empat tahapan
1. Tahap Persiapan
praktikum dan pemberian tugas pendahuluan dan studi literatur bertujuan agar
2. Tahap Praktikum
megaskopis dan mengamati sampel sayatan tipis dan sayatan poles secara
diberikan. Praktikan akan mencatat semua data yang didapatkan ketika melakukan
tekstur khusus mineral logam serta menentukan paragenesa mineral alterasi dan
dalam satu kelompok yang nantinya melakukan asistensi kepada asisten masing-
masing.
4. Penyusunan Laporan
praktikum berdasarkan data-data yang ada serta didukung oleh referensi yang
terpecaya seperti buku, jurnal, dan semacamnya yang kemudian akan diperiksa
Mulai
Tahap
Pendahulua
Tahap Praktikum
Paragenesa mineral
gangue/alterasi, dan mineral bijih
Penyusunan laporan
Selesai
BAB III
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini menggunakan sampel alterasi dengan kode TX01
3.1 Megaskopis
Fe Oxide
Blebby Pirit
Klorit
Veinlet Kuarsa
Disseminated
Pyrite
Gambar 3.1 Kenampakan megaskopis sampel TX01 yang mengalami alterasi dimana
dijumpai mineral alterasi berupa klorit (Chl) dan juga terdapat veinlet
kuarsa (Qz), serta mineralisasi berupa pirit (py).
dalam keadaan segar berwarna putih keabu-abuan dan dalam keadaan lapuk
mineral primer yaitu kuarsa, mineral alterasi terdiri, klorit dan kuarsa yang hadir
dalam bentuk veinlet (tekstur urat) dan dijumpai mineralisasi pirit, secara
3.2 Mikroskopis
3.2.1 Petrografi
menggunakan 10 diameter medan pandang. Hal ini agar data tersebut dapat
A. Deskripsi
1. DMP 1
Opq Opq
Ser Ox Ser Ox
QzQz Qz
Chl Chl
// - Nikol X - Nikol
secara umum memperlihatkan warna absorbsi coklat kehijauan terdapat pada orde
tiga dalam table Michael levy dengan warna interferensi abu-abu kehitaman
terdapat pada orde pertama dalam table Michael levy, kristalinitas hipokristalin,
Mineral terdiri atas mineral primer yaitu Kuarsa (15%), dan mineral alterasi yaitu
Klorit (45%), Serisit (25%), juga terdapat mineral lain yaitu mineral Opaq (5%),
dan mineral Oksida (10%) dengan ukuran mineral 0,02 – 0,05 mm.
hijau gelap (hijau kehitaman) terdapat pada orde tiga dalam tabel Michael levy,
interferensi abu-abu kehitaman terdapat pada orde pertama dalam tabel Michael
interferensi abu-abu kehitaman terdapat pada orde pertama dalam tabel Michael
levy, bentuk anhedral, relief rendah, tidak memiliki belahan dan gelapan
bergelombang.
Mineral opaq(Op) memiliki ciri optik hitam dan tidak tembus cahaya.
Opq Opq
Chl Chl
SerSer
Ox Qz Ox Qz
// - Nikol X - Nikol
secara umum memperlihatkan warna absorbsi coklat kehijauan terdapat pada orde
tiga dalam table Michael levy dengan warna interferensi abu-abu kehitaman
terdapat pada orde pertama dalam table Michael levy, kristalinitas hipokristalin,
Mineral terdiri atas mineral primer yaitu Kuarsa (10%), dan mineral alterasi yaitu
Klorit (40%), Serisit (30%), dan juga terdapat mineral lain yaitu mineral Opaq
(5%), dan mineral Oksida (15%) dengan ukuran mineral 0,02 – 0,05 mm.
Mineral klorit(Chl) memiliki warna absorbsi hijau dan warna interferensi
hijau gelap (hijau kehitaman) terdapat pada orde tiga dalam tabel Michael levy,
interferensi abu-abu kehitaman terdapat pada orde pertama dalam tabel Michael
interferensi abu-abu kehitaman terdapat pada orde pertama dalam tabel Michael
levy, bentuk anhedral, relief rendah, tidak memiliki belahan dan gelapan
bergelombang.
Mineral opaq(Op) memiliki ciri optik hitam dan tidak tembus cahaya.
pada pengamatan petrografi, maka dapat ditentukan intensitas ubahan dari mineral
tersebut.
Tabel 3.1 Mineral alterasi yang dijumpai pada pengamatan petrografi dan intensitas
ubahannya (Klo: klorit, K: kuarsa, Ser: serisit, Op: opak Ox:oksida)
NAMA Klo K Ser Op O INTENSITAS
SAMPEL x UBAHAN
TX01 SEDANG - KUAT
Keterangan :
= Dominan
= Sedang
= Sedikit
Berdasarkan kenampakan secara megaskopis dan pengamatan secara
petrografi dimana mineral sekunder yaitu klorit, kuarsa, dan serisit memiliki
intensitas sekitar 25% - 75%. Maka dapat ditentukan bahwa sampel TX01 telah
B. Tipe Alterasi
kehadiran mineral Klorit, epidot, dan karbonat. Zona ini dicirikan oleh mineral-
mineral yang berwarna hijau. Suhu pembentukan endapan ini adalah 200-300o,
jenis alterasi dengan himpunan mineral pencirinya, maka sampel TX01 termasuk
Tabel 3.4 Diagram hubungan antara suhu PH dan jenis alterasi serta himpunan mineral
mineral pencirinya (Cobert&Leach 1996)
Berdasarkan klasifikasi Hedenquiest (1995), Mineral yang dijumpai pada
sampel TX01 terdapat pada zona propilitik over serisitik yang mengalami proses
stabil pada suhu 1500C - 3000C, mineral klorit stabil pada suhu 180 0C - 3000C dan
mineral pirit stabil pada suhu 1000C - 3000C sehingga kisaran temperatur
pembentukan tipe alterasi ini berada pada kisaran suhu 1800C - 3000C dengan
kondisi PH asam-netral.
dengan permukaan (berkisar antara 50–1500 meter dari atas permukaan bumi),
proses alterasi hidrothermal dimulai dengan naiknya larutan asam sulfat yang
melewati atau menerobos satuan batuan yang telah terbentuk. Setelah itu, karena
antara larutan dengan batuan samping menghasilkan alterasi filik yang terletak
pada bagian luar dari zona potasik dengan temperatur sedang-tinggi yaitu 230°C-
400°C dan mineral ubahan penciri berupa serisit yang disebabkan karena mineral
feldspar yang stabil menjadi rusak dan teralterasi dengan penambahan unsur H+,
hidrotermal di dalam zona rekahan yang dicirikan oleh kehadiran vein, larutan
hidrotermal yang masih kaya akan larutan asam sulfat mempengaruhi ubahan
batuan yang dilaluinya dengan kehadiran mineral silika dominan, dalam hal ini
yaitu kuarsa. Selanjutnya, dalam suhu yang sama terjadi lagi interaksi larutan
mineral-mineral mafic seperti piroksin. Zona alterasi yang terbentuk yaitu zona
netral, dengan mineral ubahan pencirinya klorit. Proses pengendapan bijih pada
lingkungan epitermal terjadi karena larutan pembawa bijih yang terfokus dan
3.2.2 Mineragrafi
(Craig dan Vaughan, 1981). Adapun mineralisasi yang dijumpai pada sampel
A. Deskripsi
A B
Sph
Kov
Cpy
Py
Perbesaran 10 x Perbesaran 10 x
Gambar 3.6 Kenampakan mineragrafi sayatan poles sampel TX01 tersusun oleh mineral
bijih Pirit (Py), Sphalerite (Sph), Kalkopirit (Cpy), dan Kovelit (Kov)
Mineral Pirit (Py) adalah mineral sulfida dengan ciri optik berwarna putih
umumnya prismatik, ukuran 0,1 – 0,5 mm, warna interferensi gelap, kilap logam
berwarna kuning, bentuk subhedral- euhedral, ukuran 0,1 – 0,5 mm, kilap logam,
berwarna abu-abu kehitaman, bentuk subhedral- euhedral, ukuran 0,1 – 0,5 mm,
Mineral kovelit adalah mineral sulfida dengan ciri optik berwarna biru,
Tabel 3.6 Mineral bijih yang teridentifikasi dari hasil pengamatan mineragrafi
(Py: Pirit, Cpy: Kalkopirit, Sph : Shalerite, dan Kov : Kovelit)
NAMA Py Cpy Gal Sph Tet Kov
SAMPEL
TX01
Keterangan :
= Dominan
= Sedang
= Sedikit
adanya tekstur khusus pada mineral pirit, kalkopirit, sphalerite dan kovelit yaitu
tekstur intergrowth pada gambar 3.6 (A), open space filling pada gambar 3.6 (A),
Pada gambar 3.6 (A) terdapat tekstur intergrowth, atau tumbuh bersama
antara mineral kalkopirit dengan pirit, hal ini menunjukkan suatu waktu, pirit dan
perubahan temperatur yang tinggi serta pengaruh dari jenis mineral yang
Penggantian yang terjadi terhadap suatu mineral hanya dapat pada sebagian
mineral saja atau seluruhnya mengalami penggantian. Tekstur ini terdapat pada
C. Paragenesa Mineral
individu kristal dan sifat kontak antar butiran yang berdampingan) maka dapat
maka dapat diketahui urutan pembentukan mineral bijih pada daerah penelitian
yang terdiri atas tiga tahap. Pada tahap pertama diawali dengan pembentukan
tekstur sekunder berupa open space filling pirit oleh sphalerite (Gambar 3.6 A).
dengan tekstur sekunder berupa replacement kalkopirit oleh kovelit (Gambar 3.6
B). Maka dapat diperkirakan bahwa kovelit hadir setelah kalkopirit terbentuk.
pembentukan mineral bijih di daerah penelitian yang dapat dilihat pada tabel 3.7.
Pirit
Kalkopirit
Sphalerite
Kovelit
Berdasarkan data yang diperoleh dari analisis sayatan tipis dan analisis
mineral gangue/alterasi dan mineral bijih pada daerah penelitian yang terdiri atas
empat tahap.
Mineral Bijih
Pirit
Kalkopirit
Sphalerite
Kovelit
Alterasi/Gangue
Serisit
Kuarsa
Klorit
Oksida
Tabel 3.9 Paragenesa mineral bijih, gangue, dan alterasi yang terbentuk pada tiap tahap
mineralisasi di daerah penelitian.
Tahap Mineralisasi
-------2800C----------2750C---------2200C--------1500C
Mineral bijih/gangue/alterasi Awal Tengah Akhir Supergen
Qz base metal
Tekstur Intergrowth,Open Space Filling,Veinlet,
Dessiminated, Blebby pirit, Replacement
Bijih
Pirit
Kalkopirit
Sphalerite
Kovelit
Gangue/alterasi
Serisit
Kuarsa
Klorit
Keterangan
= Melimpah
= Cukup Melimpah
= Kurang Melimpah
C. Genesa
mineral (mineralisasi) logam seperti pirit, kalkopirit, sphalerite dan kovelit. Hal
ini dikarenakan pada saat proses pembentukan alterasi dengan kondisi suhu dan
mineral gangue berupa kuarsa, serisit, dan klorit, serta tekstur khusus mineral
Gambar 3.8 Penampang tipe endapan low sulfidation oleh Buchanan (1981)
4.1 Kesimpulan
1. Mineral alterasi yang dijumpai pada pengamatan thin section yaitu serisit
intergrowth antara pirit dan kalkopirit, tekstur open space filling antara
mengantikan pirit.
3. Paragenesa mineral bijih terbagi menjadi tiga tahap. Pada tahap pertama
4.2 Saran
Corbert, Greg J, and leach, tery M, 1996 Southwest Pacific Rim Gold-Copper
Systems : Structure, Alteration and Mineralization, Journal of Society
Economic Geology, Kansas City.
Craig, J.R. and Vaughan, D.J. (1981) Ore Microscopy and Ore Petrography, John
Wiley and Sons, New York, 25.
Dong, G., G. Morrison, dan S. Jaireth. 1995. "Quartz texture in epithermal veins,
Queensland: classification, origin and implication". Journal Of Economic
Geology, 90, 6, hlm. 1841–1856.
Fadlin, Ibnu Hajar, Fadli. (2019). Studi Alterasi, Mineralisasi dan Inklusi Fluida
Prospek Hidrotermal Kulon Progo Volume 20, Hal. 211 – 223
Guilbert, J.M. & C.F. Park. 1986. The geology of ore deposit. Freeman.
Hedenquist, J.W & J.B. Lowenstern. 1995. "The role of magma in the formation
of hydrothermal ore deposit". Nature, 370, hlm. 519–527.
Qz
Ox Qz Ox
// Nikol X nikol
Lensa Okuler : 10x Lensa Objektif : 5x Perbesaran total : 50x
Tipe Batuan : Batuan beku
Tipe Struktur : Massif
Megaskopis : Pada sampel TX 01 adalah jenis batuan beku, memiliki ciri fisik
dalam keadaan segar berwarna putih keabu-abuan dan dalam keadaan lapuk
berwarna kecoklatan, struktur masif dan tekstur holokristalin. Mineral terdiri atas
mineral primer yaitu kuarsa, mineral alterasi terdiri dari klorit serta dijumpai
mineralisasi pirit. Batuan mengalami alterasi tinggi dengan tingkat alterasi sebesar
70%.
Mikroskopis : Pada sampel TX 01 adalah jenis batuan beku, dengan warna
absorbsi coklat kehijauan terdapat pada orde tiga dalam table Michael levy dengan
warna interferensi abu-abu kehitaman terdapat pada orde pertama dalam table
Michael levy, kristalinitas hipokristalin, granularitas porfiroafanitik, bentuk
subhedral-anhedral, dan relasi inequigranular. Mineral terdiri atas mineral primer
yaitu Kuarsa (10%), dan mineral alterasi yaitu Klorit (40%), Serisit (30%), dan
juga terdapat mineral lain yaitu mineral Opaq (5%), dan mineral Oksida (15%)
dengan ukuran mineral 0,02 – 0,05 mm.
Mineral Primer
Komposisi mineral Jumlah Keterangan optik
mineral
Kuarsa(Qz) 10% Mineral kuarsa(Qz) tidak
berwarna pada nikol
sejajar, berwarna abu2
sampai putih pada nikol
silang, bentuk anhedral,
relief rendah, dan gelapan
bergelombang.
Nama Batuan : Altered Rock
Mineral Alterasi
Serisit (Ser) 30% Mineral serisit(Ser) tidak
berwarna pada nikol
sejajar dan berwarna abu-
abu pada nikol silang,
bentuk pipih berserabut,
dan relief rendah.
Klorit(Chl) 40% Mineral klorit(Chl)
berwarna hijau pada nikol
sejajar dan berwarna
hijau gelap (hijau
kehitaman) pada nikol
silang, relief rendah, dan
gelapan miring.
Tipe alterasi : Propilitik
Tingkat alterasi : 70%
Py
Perbesaran 10 x Perbesaran 10 x
Lokasi : Kelurahan Latuppa, Kecamatan Mungkajang, Palopo,
Sulawesi Selatan.
Foto
Sph
Perbesaran
10 x : Epitermal low sulfidation
Tipe endapan
Jenis mineralisasi : Pirit – Kovelit – Kalkopirit
Referensi : Ore Mineral Atlas (Dan Marshall, Kanada)
Mikroskopis :
Kenampakan pada sayatan poles memperlihatkan kehadiran mineral yang terdiri
dari Pirit, Kalkopirit, dan Kovelit dengan tekstur intergrowth, dan replacement.
Mineral Pirit hadir mengisi rekahan pada batuan dan dijumpai mineral kovelit
yang tumbuh bersama dengan mineral pirit. Mineral kalkopirit hadir menggantikan
mineral pirit.
Deskripsi mineralogy
Komposisi mineral Keterangan optik mineral
Pirit (Py) Mineral Pirit (Py) adalah mineral sulfida
(FeS2) dengan ciri optik berwarna putih kekuningan, tidak
menunjukkan pleokroisme, bentuk subhedral-
euhedral, umumnya prismatik, ukuran 0,1 – 0,5 mm,
warna interferensi gelap, memiliki tekstur intergrowth
dengan mineral kalkopirit dan kilap logam dan
isotropik kuat.
Kalkopirit (Cpy) Mineral Kalkopirit (Cpy) adalah mineral sulfida
(CuFeS2) dengan ciri optik berwarna kuning, bentuk subhedral-
euhedral, ukuran 0,1 – 0,5 mm, memiliki tekstur
intergrowth dengan mineral pirit, kilap logam, warna
interferensi gelap, dan tumbuh bersama dengan pirit.
Sphalerite (Sph) Mineral sphalerite adalah mineral sulfida dengan ciri
(Zn,Fe)S) optik berwarna abu-abu kehitaman, bentuk subhedral-
euhedral, ukuran 0,1 – 0,5 mm, belahan sempurna, dan
kilap minyak.
Kovelit (Cv) Mineral kovelit adalah mineral sulfida dengan ciri
(CuS) optik berwarna biru, bentuk subhedral, ukuran <0,02
mm dan memiliki kilap logam.