Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat serta Hidayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “
LAPORAN PRAKTIKUM KRISTAL DAN MINERAL“ ini dengan tepat waktu.
Laporan ini penulis selesaikan untuk memenuhi format resmi untuk mengikuti ujian
praktikum petrologi,ada pun kekurangan dalam laporan ini penulis ucapkan mohon maaf
karena masih dalam tahap pembelajaran dan bimbingan dalam proses penyusunan laporan
ini tentunya penulis mendapatkan bimbingan dan arahan yang tentunya sangat
beramanfaat bagi selesainya laporan ini. untuk itu penulis ucapkan terima kasih dan sangat
banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada:
1. Ibu Nur Hidayah, S.T selaku Guru Mata Pelajaran "Kristalografi Mineralogi".
2. Kak Arif dan Kak Nuna selaku asisten Guru Mata Pelajaran Kristalografi
Mineralogi.
Demikian laporan ini penulis selesaikan semoga dapat bermanfaat untuk pembelajaran
kedepannya.
Kelompok 3
2.1 KRISTALORAFI
2.1.1 Pengertian
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara
teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.Secara umum, zat cair membentuk
kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal
tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang
sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan
padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari merupakan
polikristal.
Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya
sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur
kristalin dikenal sebagai kristalisasi.
Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam keadaan tertentu
cairannya bisa membeku dalam bentuk non-kristalin. Dalam banyak kasus, ini terjadi karena
pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atomnya tidak dapat mencapai lokasi kisinya.Suatu
bahan non-kristalin biasa disebut bahan amorf atau seperti gelas.Terkadang bahan seperti ini juga
disebut sebagai padatan amorf, meskipun ada perbedaan jelas antara padatan dan gelas. Proses
pembentukan gelas tidak melepaskan kalor lebur jenis (Bahasa Inggris: latent heat of fusion).
Karena alasan ini banyak ilmuwan yang menganggap bahan gelas sebagai cairan, bukan
padatan.Topik ini kontroversial, silakan lihat gelas untuk pembahasan lebih lanjut.Meskipun
istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika zat padat,
dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda padat yang menunjukkan bentuk
geometri tertentu, dan kerap kali sedap di mata. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan
di alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk
menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga salju, intan, dan
garam dapur adalah contoh-contoh kristal.
Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas, seperti efek
feroelektrik atau efek piezoelektrik. Kelakuan cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika
kristal. Dalam struktur dielektrik periodik serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan
seperti yang dijelaskan dalam kristal fotonik.
2.2 MINERALOGI
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika (termasuk
optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral,sifat-sifat fisik,
sifat-sifat kimia, keterdapatannya, cara terjadinya, dan kegunaannya.
Defenisi mineral menurut beberapa ahli:
L. G. Berry dan B. Mason, 1959
c. Kilap (lister)
Kilap adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap dibedakan
menjadi 2, yaitu kilap logam (metallic luster) dan kilap bukan logam (non metallic luster). Kilap
logam memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya dijumpai pada
mineral-mineral bijih, seperti emas, galena, pirit, dan kalkopirit. Sedangkan kilap bukan logam
tidak memberikan kesan logam jika terkena cahaya. Selain itu, adapula kilap sub-metalik (sub-
metallic luster), yang terdapat pada mineral-mineral yang mempunyai indeks bias antara 2,6-3.
Kilap bukan logam dapat dibedakan menjadi:
1. Kilap Kaca(Vitreous Luster); Memberikan kesan seperti kaca atau gelas bila terkena cahaya.
Contohnya: kalsit, kuarsa, dan halit.
2. Kilap Intan (adamantine Luster); Memberikan kesan cemerlang seperti intan.
3. Kilap Sutera (Silky Luster); Memberikan kesan seperti sutera. Umumnya terdapat pada
mineral yang mempunyai struktur serat. Seperti asbes, aktinolit, dan gipsum.
4. Kilap Lilin (Waxy Luster); Merupakan kilap seperti lilin yang khas.
5. Kilap Mutiara (Pearly Luster); Memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam
dari kulit kerang. Kilap ini ditimbulkan oleh mineral transparan yang berbentuk lembaran.
Contohnya talk, dolomit, muskovit, dan tremolit.
6. Kilap Lemak (Greasy Luster); Menyerupai lemak atau sabun. Hal ini ditimbulkan oleh
pengaruh tekanan udara dan alterasi. Contohnya talk dan serpentin.
7. Kilap Tanah (Earthy Luster); Kenampakannya buram seperti tanah. Misalnya kaolin,
limonit,dan bentonit.
d. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Penentuan kekerasan relatif
mineral ialah dengan jalan menggoreskan permukaan mineral yang rata pada mineral standar dari
skala Mohs yang sudah diketahui kekerasannya, yang dimulai dari skala 1 yang paling lunak
hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras.
e. Gores
Gores atau cerat adalah warna mineral dalam bentuk bubuk. Cerat dapat sama atau berbeda
dengan warna mineral. Umumnya warna cerat tetap. Gores ini di pertanggungjawabkan karena
stabil dan penting untuk membedakan 2 mineral yang warnanya sama tetapi goresnya berbeda.
Gores ini di peroleh dengan cara mengoreskan mineral pada permukaan keeping porselin, tetapi
apabila mineral mempunyai kekerasan lebih dari 6, maka dapat di cari mineral yang berwarna
terang biasanya mempunyai gores berwarna putih. Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan
memberikan gores yang lebih terang dari pada warna mineralnya sendiri. Mineral yang
mempunyai kilap metallic kadang-kadang mempunyai warna gpres yang lebih gelap dari warna
mineralnya sendiri.Ada beberapa mineral warna dan gores sering menunjukan warna yang sama.
g. Pecahan
Pecahan adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yangtidak rata dan tidak teratur.
Pecahan dapat dibedakan menjadi:
1. Pecahankonkoidal (Choncoidal): Pecahan yang memperlihatkan gelombang yang
melengkung di permukaan. Bentuknya menyerupai pecahan botol atau kulit bawang.
2. Pecahan berserat/fibrus (Splintery): Pecahan mineral yang menunjukkan kenampakanseperti
serat, contohnya asbes, augit;
3. Pecahan tidak rata (Uneven): Pecahan mineral yang memperlihatkanpermukaan bidang
pecahnya tidak teratur dan kasar, misalnya pada garnet;
4. Pecahan rata (Even): pecahan mineral yang permukaannya rata dan cukup halus. Contohnya
minerallempung.
5. Pecahan Runcing (Hacly): Pecahan mineral yang permukaannya tidak teratur, kasar,dan
ujungnya runcing-runcing. Contohnya mineral kelompok logam murni.
6. Pecahan tanah (Earthy), bila kenampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung.
i. Kemagnetan
Sifat kemagnetan yang perlu dicatat dalam praktikum mineral fisik adalah sifat dari mineral
yang diselidiki, apakah paramagnetit ataukah diamagnetit.
Paramagnetit (magnetit): yaitu mineral tersebut mempunyai daya tarik terhadap magnet.
Diamagnetit (non-magnetit): yaitu mineral tersebut mempunyai daya tolak terhadap magnet.
j. Derajat Ketransparan
Sifat Transparan dari suatu mineral tergantung pada kemampuan mineral tersebut mentransmit
sinar cahaya (berkas sinar). Sesuai dengan hal ini, variasi mineral dibedakan atas:
Opaque mineral; yaitu mineral-mineral yang tidak tembus cahaya meskipun dalam bentuk
lembaran tipis. Mineral-mineral ini permukaannya mempunyai kilauan metalik dan
meninggalkan berkas hitam atau gelap.
Transparant mineral; yaitu mineral-mineral yang tembus pandang seperti kaca.
Translucent mineral; yaitu mineral-mineral yang tembus cahaya tapi tidak tembus pandang.
Mineral-mineral yang tidak tembus pandang dalam bentuk pecahan-pecahan tetapi tembus
cahaya pada lapisan yang tipis.
No Urut Peraga 1
Gambar Deskripsi
Gambar Deskripsi
4.1 Kesimpulan
Dengan diadakannya praktikum seperti ini siswa siswi diharapkan dapat berfikir maju, kreatif
dan efisien sehingga dapat mengurangi perilaku yang bersifat negatif misalnya kenakalan remaja
karena bakat dan kemampuannya lebih tersalur kepada hal-hal yang positif yang akan berguna
bagi kehidupannya baik sekarang maupun yang akan datang.
4.2 Saran
Adapun saran yang saya dapat berikan pada praktikum ini adalah agar praktikum yang
dilaksanakan tepat waktu sesuai jadwal.