Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PETROGRAFI
ACARA IV : BATUAN BEKU BASA - ULTRA BASA

JURNAL

OLEH:
FERDI IRFAN AMOROKHMAN
D061191068

GOWA
2021
BATUAN BEKU BASA - ULTRA BASA
Ferdi Irfan Amorokhman1, Faisal2
1
Praktikan Praktikum Petrografi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas
Hasanuddin
2
Asisten Praktikum Petrografi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas
Hasanuddin

SARI
Petrografi adalah cabang petrologi yang berfokus pada deskripsi rinci dari batuan.
Seseorang yang mempelajari petrografi disebut petrografer. Kandungan mineral dan
hubungan tekstur dalam batuan dijelaskan secara rinci. Klasifikasi batuan didasarkan
pada informasi yang diperoleh selama analisis petrografi. Deskripsi petrografi dimulai
dengan catatan lapangan di singkapan dan mencakup deskripsi makroskopik spesimen
tangan. Namun, alat yang paling penting bagi petrografer adalah mikroskop petrografi.
Mineralogi atau ilmu pengetahuan pelikan merupakan ilmu bumi yang berfokus pada
sifat kimia, struktur kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga
mencakup proses awal pembentukan dan juga perubahan mineral. Dalam hal ini
praktikum di laksanakan dengan tujuan dan maksud dicapai yaitu praktikan dapat
mengidentifikasi mineral-mineral yang terdapat pada sayatan tipis batuan serta dapat
menentukan nama dari batuan yang di amati
KATA KUNCI: PETROGRAFI, MINERALOGI, BATUAN BEKU ASAM, BATUAN BEKU
INTERMEDIET

I. Pendahuluan Secara lebih terperinci, geologi


adalah ilmu pengetahuan yang
Geologi berasal dari bahasa
mempelajari material penyusun
Yunani yaitu “geo” (bumi) dan
kerak bumi, proses-proses yang
“logos” (ilmu). Jadi Geologi dapat
berlangsung selama dan atau setelah
diartikan sebagai ilmu yang
pembentukannya, serta makhluk
mempelajari tentang Bumi, meliputi
hidup yang pernah ada atau hidup di
proses-proses yang berlangsung atau
bumi. Geologi erat hubungannya
dinamika, sejarah pembentukannya,
dengan batuan. Dalam setiap batuan
dan pengaruhnya terhadap Bumi itu
terdapat mineral dan kristal yang
sendiri.
memiliki sistem.
Maka dalam praktikum ini ini juga mencakup proses awal
memiliki tujuan yang ingin dicapai pembentukan dan juga perubahan
yaitu Praktikan dapat mineral.
mengidentifikasi mineral yang Pada awalnya, mineralogi lebih
terdapat pada batuan basa dan menitikberatkan pada sistem
ultrabasa serta dapat mengetahui klasifikasi mineral pembentuk
nama batuan tersebut batuan. International Mineralogical
Association merupakan suatu
II. Tinjauan Pustaka
organisasi yang beranggotakan
2.1. Pengertian Petrografi Dan
organisasi-organisasi yang mewakili
Mineralogi
para ahli mineralogi dari masing-

Petrografi adalah cabang masing negara

petrologi yang berfokus pada


2.2. Batuan Beku
deskripsi rinci dari batuan. Seseorang
yang mempelajari petrografi disebut Batuan beku merupakan batuan
petrografer. Kandungan mineral dan yang terbentuk dari hasil pembekuan
hubungan tekstur dalam batuan magma/lava atau hasil kristalisasi
dijelaskan secara rinci. Klasifikasi dari mineral mineral dalam bentuk
batuan didasarkan pada informasi agregasai yang saling interlocking.
yang diperoleh selama analisis Magma merupakan material silikat
petrografi. Deskripsi petrografi yang sangat panas yang terdapat di
dimulai dengan catatan lapangan di dalam bumi dengan temperature
singkapan dan mencakup deskripsi berkisaran antara 600 c dampai 1500
makroskopik spesimen tangan. c . temperatur magma sangat
Namun, alat yang paling penting tergantung pada komposisi kimia,
bagi petrografer adalah mikroskop kedalam, dan tekanan di mana
petrografi. l. magma terbentuk.
Mineralogi atau ilmu merupakan
2.3. Teksture Dan Struktur
ilmu bumi yang berfokus pada sifat
kimia, struktur kristal, dan fisika Tekstur dalam batuan beku
(termasuk optik) dari mineral. Studi merupakan hubungan antar mineral
atau mineral dengan massa gelas d) Relasi
yang membentuk massa yang merata  Equigranular, tekstur batuan
pada batuan beku yang memperlihatkan
a) Granularitas keseragaman besar butir antara
 Afanitik Batuan yang pada mineral
kenampakan megaskopis mineral  Inequigranular , tekstur batuan
penyusun sangat kecil maka pada beku yang memperlihatkan
kenampakan mikroskopis perbedaan besar butir antara yang
 Porpiritik Adalah mineral yang halus dan kasar
berukuran besar dalam massa
III. Metode
dasar
 Glass tidak mempunya bentuk Metode yang digunakan
kristal ialah pengamatan petrografi
b) Kristalinitas yang dilakukan di

 Holokristalin merupakan tekstur Laboratorium Petrografi

yang terdiri atas kristal kristal Departemen Teknik Geologi

seluruhnya Universitas Hasanuddin.

 Hipokristalin terdiri dari Pengamatan petrografi

Sebagian kristal dan Sebagian dilakukan terhadap beberapa

massa dasar sampel sayatan tipis batuan.

 Holokristalin seluruhnya terdiri Adapun batuan yang diamati

atas glas yaitu batuan beku asam,

c) Bentuk mineral batuan beku intermediet,


batuan beku basa ultrabasa,
 Euhedral, batas mineral yang
batuan piroklastik, batuan
terlihat jelas
sedimen karbonat dan non
 Subhedral, batas mineral
karbonat serta batuan
Sebagian terlihat jelas Sebagian
metamorf. Pengamatan ini
lagi tidak terlihat karna tertutupi
menggunakan mikroskop
mineral lain
Polarisasi jenis Nikon Eclipse
 Anhedral, istilah di mana batas
E200 yang memiliki empat
mineral tidak terlihat
lensa objektif dengan Prx
Prx
Prx

perbesaran 4x, 10x, 40x dan Ab Ab

100x. Dalam mengamati


sayatan batuan, pengamatan Gambar 4.1 (a) kenampakan nikol
dilakukan paling sedikit sejajar (b) kenampakan nikol silang
menggunakan dua diameter Dalam pengamatan
medan pandang (DMP) agar petrografi, dilakukan dengan
data yang dipakai dalam menggunakan minimal dua
penamaan batuan dapat diameter medan pandang. Hal
mewakili seluruh batuan. ini agar data tersebut dapat
Selanjutnya dilakukan mewakili keseluruhan batuan.
penentuan persentase setiap Dari persentase mineral
mineral untuk menjadi factor tersebut, maka dapat
dalam penamaan batuan digunakan dalam penamaan
menggunakan klasifikasi batuan.
tertentu. Selanjutnya masuk Untuk sampel pertama
terakhir adalah pembuatan memiliki ciri optik berwarna
laporan. coklatan terang pada nikol
Tabel 3.1 Diagram Alir Penelitian sejajar, coklatan gelap dan
pada nikol silang, tekstur
kristalinitas hipokristalin,
granularitas porfiritik bentuk
subhedral-euhedral, bentuk
relasi inequigranular , dan
memiliki struktur masif.
Kandungan mineral yang
terdapat pada sayatan ini
IV. Hasil dan Pembahasan
adalah piroksen (18%),
a. Sampel 1 hornblende (10%), plagioklas
(20%), mineral opak (2%),
Ab Ab
Prx Ol
Ol
masa dasar (30%),olivine pada nikol silang, tekstur
(20%) kristalinitas hipokristalin,
berdasarkan klasifikasi granularitas porfiritik bentuk
strekeisen tahun 1974 dengan subhedral-euhedral, bentuk
melihat tekstur dan relasi inequigranular , dan
kandungan mineral, dapat memiliki struktur masif.
diinterpretasikan nama Kandungan mineral yang
batuan tersebut adalah terdapat pada sayatan ini
Olivine Pyroxenite. adalah piroksen (18%),
b. Sampel 2 plagioklas (25%), mineral
opak (2%), masa dasar
(40%), olivine (15%)
berdasarkan klasifikasi
Ab Ab
Ol
Ol
strekeisen tahun 1974 dengan
Prx
Prx
melihat tekstur dan
Gambar 4.2 (a) kenampakan nikol kandungan mineral, dapat
sejajar (b) kenampakan nikol silang diinterpretasikan nama
Dalam pengamatan batuan tersebut adalah
petrografi, dilakukan dengan Olivine Pyroxenite.
menggunakan minimal dua c. Sampel 3
diameter medan pandang. Hal
ini agar data tersebut dapat
Prx
Hbl Hbl
Hbl Hbl
mewakili keseluruhan batuan. Hbl Prx Hbl

Dari persentase mineral


tersebut, maka dapat
Gambar 4.3 (a) kenampakan nikol
digunakan dalam penamaan
sejajar (b) kenampakan nikol silang
batuan.
Dalam pengamatan
Untuk sampel pertama
petrografi, dilakukan dengan
memiliki ciri optik berwarna
menggunakan minimal dua diameter
coklatan terang pada nikol
medan pandang. Hal ini agar data
sejajar, coklatan gelap dan
tersebut dapat mewakili keseluruhan
batuan. Dari persentase mineral
tersebut, maka dapat digunakan
dalam penamaan batuan. Ol Ol

Prx Hbl Prx Hbl


Untuk sampel kedua
Gambar 4.4 (a) kenampakan nikol
memiliki ciri optik berwarna abu abu
sejajar (b) kenampakan nikol silang
keputihan pada nikol silang, coklat
Dalam pengamatan
gelap dan pada nikol sejajajr, tekstur
petrografi, dilakukan dengan
kristalinitas hipokristalin,
menggunakan minimal dua diameter
granularitas porfiritik bentuk
medan pandang. Hal ini agar data
subhedral-euhedral, bentuk relasi
tersebut dapat mewakili keseluruhan
inequigranular , dan memiliki
batuan. Dari persentase mineral
struktur masif. Kandungan mineral
tersebut, maka dapat digunakan
yang terdapat pada sayatan ini adalah
dalam penamaan batuan.
plagioklas (20%), piroksen (18%),
Untuk sampel kedua
olivine (20%), mineral opak (2%),
memiliki ciri optik berwarna abu abu
masa dasar (30%), hornblende
keputihan pada nikol silang, coklat
(10%),
gelap dan pada nikol sejajajr, tekstur
berdasarkan klasifikasi
kristalinitas hipokristalin,
strekeisen tahun 1974 dengan
granularitas porfiritik bentuk
melihat tekstur dan
subhedral-euhedral, bentuk relasi
kandungan mineral, dapat
inequigranular , dan memiliki
diinterpretasikan nama
struktur masif. Kandungan mineral
batuan tersebut adalah
yang terdapat pada sayatan ini adalah
Olivine- Pyroxenite
piroksen (20%), olivine (20%),
Hornblende.
mineral opak (2%), masa dasar
(50%), hornblende (8%),
berdasarkan klasifikasi
strekeisen tahun 1974 dengan
melihat tekstur dan
d. Sampel 4
kandungan mineral, dapat
diinterpretasikan nama Dutch, Steven. 2001. Classification
batuan tersebut adalah
of Igneous Rocks. Green Bay:
Olivine- Pyroxenite
University of Wisconsin
Hornblende.
Harjanto, Agus. 2011. Petrologi dan
V. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari Geokimia Batuan Volkanik di

praktikum yang dilakukan ini Daerah Kulungprogo dan


ialah tektur batuan beku yang
Sekitarnya Daerah Istimewa
terdapat pada sampel berupa
kristalinitas hipokristalin, Yogyakarta. Jurnal Ilmiah

granularitas porfiritik bentuk MTG: Yogyakarta


subhedral-euhedral, bentuk
Kerr, Paul. 1959. Optical
relasi inequigranular
Sedangkan strukturnya Mineralogi. New York:

adalah vasikular dan masif. McGraw-Hill Book Company


Komposisi yang terdapat
Inc.
dalam batuan piroklastik
adalah glass, rock fragmen, Sutarto, dkk. 2005. Album

daan kristal. Berdasarkan Mineralogi Optik Mineral


klasifikasi strekeisen tahun
Pembentuk Batuan.
1974 nama batuan yang
diperoleh pada sampel 1 Yogyakarta: UPNV

adalah Olivine-Hornblende Yogyakarta.


Pyroxenite.dan 2 adalah
Streckeinsen, at, all. 1991. The IUGS
Olivine- Pyroxenite
Hornblende. Systematics of Igneous Rocks.

London: Journal of the


DAFTAR PUSTAKA
Geological Society

Anda mungkin juga menyukai