UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
OLEH
MUHAMMAD JASMAN
D61116018
GOWA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
bumi, komposisinya, struktur, sifat – sifat fisik, proses pembentukan planet bumi
beserta isinya yang pernah ada. Bumi telah terbentuk dan dihuni dari jutaan tahun
yang lalu.
yang lebih baik dan mudah di pahami. Dalam sejarah kehidupan di bumi, terdapat
suatu pembuktian yaitu fosil serta perlapisan batuan yang akan menjelasakan
geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi
Penelitian ini dilakukan selama 2 kali dimulai pada tanggal 13 Mei 2018.
koordinat 119o 34’ 00” – 119o 35’ 15” LS dan 50 6’ 00” – 50 7’ 15” BT. Lokasi
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Palu
b. Kamera
c. Komprator
e. Alat tulis
f. Kantong sampel
g. Buku lapangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sumber daya manusia dengan kemampuan dan daya pikir yang berwawasan
geologi yang nantinya akan menghasilkan sintesa atau hasil penelitian mengenai
geologi, sejarah geologi dan proses geologi lainnya serta mencari lokasi bahan
galian yang ekonomis. Informasi geologi merupakan sumber data yang sangat
membeku di bawah permukaan terbentuklah batuan beku dalam atau batuan beku
intrusif. Sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik. Sedangkan bila
magma mencapai permukaan bumi dan membeku, terbentuklah batuan beku luar
yang besar dan sempurna, menjadi tubuh batuan beku intrusif. Tubuh batuan beku
dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, karena magma dapat
menguak batuan di sekitarnya, atau menerobos melalui rekahan. Bentuk-bentuk
yang memotong struktur batuan sekitarnya (diskordan) adalah batolit, stock, dyke
(korok) dan jenjang volkanik (volcanic neck). Sedangkan bentuk yang sejajar
dengan struktur batuan sekitarnya (konkordan) adalah sill, lakolit dan lopolit.
Akibat proses geologi, baik gaya endogen maupun gaya eksogen, lapisan
batuan penutupnya tererosi, batuan beku dalam meskipun terbentuk jauh di bawah
Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis, tergantung pada komposisi
magmanya dan tempat atau lingkungan dimana pembekuannya terjadi. Apabila
membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), sesuai
dengan namanya, bentuknya mirip dengan bantal.
A. Kristanilitas :
a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh
kristal
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
gelas
B. Granularitas
Tekstur gelas terjadi akibat magma membeku dengan cepat, akibatnya tidak
sempat mengkristal atau amorf, seperti obsidian. Afanitik (dari bahasa Yunani
phaneros yang berarti terlihat, dan a berarti tidak) dapat diartikan tidak terlihat.
Batuan beku dengan tekstur ini memperlihatkan pembekuan yang cepat, terdiri
dari mineral-mineral dengan kristal yang sangat keci1. Di bawah mikroskop dapat
besar kristal yang hampir seragam dan saling mengunci (interlock). Bentuk kristal
yang berarti terjadi jauh di bawah permukaan bumi. Porfiritik beberapa batuan
beku memperlihatkan dua ukuran kristal yang berbeda. Kristal yang besar,
bentuknya sempurna dinamakan fenokris (phenocrysts), sedangkan yang kecil-
kecil disebut matriks atau massa dasar (groundmass). Tekstur semacam ini
C. Bentuk kristal
Klasifikasi sederhana batuan beku yang umum adalah seperti pada tabel 1.1.
utama
K-feldspar Na-Feldspar
Piroksen Piroksen
Na-Feldspar Ca-Feldspar
Muskovit
Biotit Olivin
Mineral tambahan Biotit Ca-Feldspar
Piroksen Hornblende
Hornblende
Tabel 1.1 Klasifikasi sederhana batuan beku berdasarkan tekstur dan kom pos i si
mineral
Kadar SiO2 makin kecil dan warna batuan makin gelap ke arah kanan
Batuan pada bagian kanan tabel, kaya akan mineral-mineral yang mengkristal
paling dulu, mengandung lebih banyak unsur Mg dan Fe, karena itu dinamakan
mineral mafik (Mg dan Fe). Kandungan SiO2-nya sangat kecil, sehingga
memberikan warna lebih gelap dibandingkan dengan batuan pada bagian kiri
tabel. Sedangkan batuan pada bagian kiri lebih banyak mineral-mineral feldspar
dan mika (kuarsa), dan dinamakan batuan felsik, berwarna lebih terang dan pada
beberapa batuan beku memperlihatkan adanya struktur, seperti blok lava, ropy
lava, lava bantal (pillow lava), struktur aliran dan struktur rekahan, serta vesikular
dan amigdaloidal. Blok lava, di Hawaii dikatakan lava aa, adalah aliran lava yang
Lava bantal, sesuai dengan namanya, aliran lava ini berbentuk menyerupai
bantal yang tumpang tindih. Sering dijumpai bersamaan dengan batuan sedimen
garis dan goresan-goresan, yang diakibatkan oleh karena lava tidak homogen.
kolom.
bumi. Struktur ini terlihat sebagai serat-serat dalam lava. Sedangkan struktur
3.1.1 Stasiun 1
Pada stasiun ini dijumpai litologi batuan beku dalam keadaan segar
hornblend, piroksin, biotit, dan glass. Berdasarkan ciri fisik diatas maka
kemerahan dengan tipe soil residual. Tingkat pelapukan pada singkapan ini
3.1.2 Stasiun 2
Foto 3.2 Singkapan batuan pada stasiun 2 dengan arah foto N 240 E
Pada stasiun ini dijumpai litologi batuan beku dalam keadaan segar
hornblend, piroksin, biotit, dan glass. Berdasarkan ciri fisik diatas maka
kemerahan dengan tipe soil residual. Tingkat pelapukan pada singkapan ini
3.1.3 Stasiun 3
Foto 3.3 Singkapan batuan pada stasiun 3 dengan arah foto N 260 E
Pada stasiun ini dijumpai litologi batuan beku dalam keadaan segar
hornblend, piroksin, biotit, dan glass. Berdasarkan ciri fisik diatas maka
yaitu perbukitan. Soil dari singkapan ini berwarna coklat kemerahan dengan
tipe soil residual. Tingkat pelapukan pada singkapan ini yaitu sedang dan
3.1.4 Stasiun 4
Foto 3.4 Singkapan batuan pada stasiun 4 dengan arah foto N 250 E
3.1.4.2 Data Litologi
Pada stasiun ini dijumpai litologi batuan beku dalam keadaan segar
hornblend, piroksin, biotit, dan glass. Berdasarkan ciri fisik diatas maka
kemerahan dengan tipe soil residual. Tingkat pelapukan pada singkapan ini
3.1.5 Stasiun 5
Pada stasiun ini dijumpai litologi batuan beku dalam keadaan segar
hornblend, piroksin, biotit, dan glass. Berdasarkan ciri fisik diatas maka
kemerahan dengan tipe soil residual. Tingkat pelapukan pada singkapan ini
Pada stasiun ini dijumpai litologi batuan beku dalam keadaan segar
hornblend, piroksin, biotit, dan glass. Berdasarkan ciri fisik diatas maka
yaitu perbukitan. Soil dari singkapan ini berwarna coklat kemerahan dengan
tipe soil residual. Tingkat pelapukan pada singkapan ini yaitu sedang dan
3.1.7 Stasiun 7
Foto 3.7 Singkapan batuan pada stasiun 7 dengan arah foto N 220 E
Pada stasiun ini dijumpai litologi batuan beku dalam keadaan segar
yaitu perbukitan. Soil dari singkapan ini berwarna coklat kemerahan dengan
tipe soil residual. Tingkat pelapukan pada singkapan ini yaitu sedang dan
3.1.8 Stasiun 8
Foto 3.8 Singkapan batuan pada stasiun 8 dengan arah foto N 200 E
Pada stasiun ini dijumpai litologi batuan beku dalam keadaan segar
hornblend, piroksin, biotit, dan glass. Berdasarkan ciri fisik diatas maka
yaitu perbukitan. Soil dari singkapan ini berwarna coklat kemerahan dengan
tipe soil residual. Tingkat pelapukan pada singkapan ini yaitu sedang dan
3.1.9 Stasiun 9
datar dengan tipe morfologi yaitu pedatarn. Soil dari singkapan ini berwarna
singkapan ini yaitu tinggi dan tata guna lahan yaitu persawahan.
3.1.10 Stasiun 10
Foto 3.10 Singkapan batuan pada stasiun 10 dengan arah foto N 200 E
Pada stasiun ini dijumpai litologi batuan beku dalam keadaan segar
hornblend, piroksin, biotit, dan glass. Berdasarkan ciri fisik diatas maka
yaitu perbukitan. Soil dari singkapan ini berwarna coklat kemerahan dengan
tipe soil residual. Tingkat pelapukan pada singkapan ini yaitu sedang dan
3.1.11 Stasiun 11
Foto 3.11 Singkapan batuan pada stasiun 11 dengan arah foto N 200 E
Pada stasiun ini dijumpai litologi batuan beku dalam keadaan segar
hornblend, piroksin, biotit, dan glass. Berdasarkan ciri fisik diatas maka
yaitu perbukitan. Soil dari singkapan ini berwarna coklat kemerahan dengan
tipe soil residual. Tingkat pelapukan pada singkapan ini yaitu sedang dan
3.1.12 Stasiun 12
Foto 3.12 Singkapan batuan pada stasiun 12 dengan arah foto N 220 E
Pada stasiun ini dijumpai litologi batuan beku dalam keadaan segar
hornblend, piroksin, biotit, dan glass. Berdasarkan ciri fisik diatas maka
kemerahan dengan tipe soil residual. Tingkat pelapukan pada singkapan ini
3.1.13 Stasiun 13
Foto 3.13 Singkapan batuan pada stasiun 13 dengan arah foto N 180 E
Pada stasiun ini dijumpai litologi batuan beku dalam keadaan segar
hornblend, piroksin, biotit, dan glass. Berdasarkan ciri fisik diatas maka
yaitu perbukitan. Soil dari singkapan ini berwarna coklat kemerahan dengan
tipe soil residual. Tingkat pelapukan pada singkapan ini yaitu sedang dan
dimana aspek yang digunakan yaitu berdasr pada ketinggian suatu daerah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
berikut:
1. Daerah penelitian ini terdiri dari litologi batuan Basalt Porfiri. Hal ini
4.2 Saran
suatu daerah sebaiknya data yang akan diambil merupakan data yang akurat, serta
1:33 WITA.