Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM GEOLOGI TEKNIK


ACARA I : SIFAT FISIK SOIL

LAPORAN

OLEH :
GYNA CHRISTIN EKKE
D061201021

GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Geologi merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat

dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja

baik di dalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di Alam Semesta

serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga

sekarang. Dalam ilmu geologi terdapat disiplin ilmu yaitu Geologi Teknik.

Geologi Teknik adalah ilmu yang mempelajari menganai gejala-gejala

geologi dari aspek kekuatan dan kelemahan geologi dimana diterapkan dalam

pembangunan infrastruktur. Salah satu faktor yang berhubungan erat dengan

geologi teknik adalah soil yang digunakan. Soil sendiri adalah hasil pelapukan

batuan dengan ukuran butir halus yang menempati permukaan bumi, soil masing-

masing memiliki karakteristik fisik yang berbeda-beda tergantung dari batuan

asalnya. Dalam geologi teknik kita mempelajari sifat batuan dan tanah beserta

kekuatannya, struktur-struktur geologi yang ada pada tanah dan batuan tersebut

serta geomorfologi daerah tersebut, Dari segi kegunaan ilmu geologi teknik dapat

dimanfaatkan untuk mengantisipasi terjadinya longsor dan dapat diperhitungkan

kapan terjadinya longsor disuatu lereng seperti lereng pada tambang, pengamanan

lereng jalan, jembatan serta bendungan.

Oleh karena itu diadakannya praktikum geologi teknik dengan tema sifat

fisik soil, agar praktikaan dapat mengetahui apa saja karakteristik sifat fisik soil

dan bagaimana pengaruhnya terhadap geologi teknik.


1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud diadakannya praktikum ini adalah agar praktikan mampu

memahami sifat fisik soil serta peranan dalam ilmu geologi. Adapun tujuan dari

praktikum ini sebagai berikut:

1. Praktikan dapat mengetahui sifat fisik soil

2. Untuk menentukan nilai dari pengujian berat kering (unit weight) serta

faktor yang mempengaruhinya

3. Untuk menentukan nilai dari pengujian berat isi (bulk density) serta faktor

yang mempengaruhinya

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari diadakannya praktikum ini adalah memberikan pemahaman

mengenai karakteristik tanah yang tepat untuk membantu dalam kegiatan

pembangunan serta meminimalisir resiko yang akan timbul dalam pembangunan.

1.4 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

1. Pipa

Sampel tanah dimasukkan kedalam pipa ukuran 60×10 cm

Gambar 1.1 Pipa paralon 60 cm


2. Cawan

Cawan berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan sampel tanah

Gambar 1.2 cawan

3. Sendok

Sendok digunakan untuk mengaduk dan menaruh sampel ke cawan

Gambar 1.3 Sendok

4. Mistar

Mistar digunakan mengukur gelas ukur

Gambar 1.4 Mistar


5. Sarung tangan

Sebagai alat pelindung tangan

Gambar 1.5 Sarung tangan

6. Neraca

Untuk menimbang sampel tanah yang dipraktikumkan

Gambar 1.6 Neraca

7. Nampan

Digunakan untuk meletakkan sampel yang telah ditimbang

Gambar 1.7 Nampan


8. Oven

Digunakan untuk mengeringkan sampel

Gambar 1.8 Oven

9. Lilin

Gambar 1.9 Lilin

10. Jas lab

Digunakan sebagai alat pelindung diri

Gambar 1.10 Jas lab


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Soil

Soil merupakan material hasil pelapukan (weathering process) dari batuan

induk/dasar (bed rock) yang belum mengalami proses transportasi. Pembentukan

tanah dimulai dari pelapukan batuan yang ada baik berupa batuan sedimen,

batuan metamorf atau batuan beku. Pelapukan dianggapl bagian yang sangat

penting dari proses degradasi.

2.2 Sifat Fisik Tanah

a) Tekstur

Gambar 2.1 Tekstur Tanah

Tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat, yaitu

partikel tanah yang diameter efektifnya 2 mm.


b) Struktur

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan

ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain

membentuk gumpalan kecil. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai

bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda). Batas-

batas Konsistensi.

c). Porositas

Porositas tanah didefinisikan sebagai ruang fungsional yang

menghubungkan tubuh tanahdengan lingkungannya (Lal dan Shukla, 2004).

Pori tanah memegang peranan penting dalam menentukan sifat fisik, kimia

dan biologi tanah.

d). Gradasi Butiran

Gradasi (distribusi) butiran menunjukkan susunan / tingkat percampuran

butiran pada suatu lapisan tanah yang dnyatakan dalam prosentasi berat.

Gradasi butiran sangat berpengaruh pada sifat teknik tanah berbutir kasar,

seperti: kepadatan, kuat geser, permeabilitas, dll. Semakin besar ukuran

butiran dengan gradasi yang baik, biasanya kekuatannya juga akan

semakin besar dan kompresibilitasnya semakin menurun.

Gradasi butiran dapat diperoleh dari uji gradasi atau analisis ayakan. Hasil

analisis kemudian diplot pada kertas semi logaritma. Tanah bergradasi baik

(wellgraded) umumnya memiliki grafik distribusi berbentuk lengkung yang

‖smooth‖. Tanah bergradasi buruk, memiliki rentang ukuran butiran yang sempit
(uniform) yang ditunjukkan dengan grafik yang mendekati tegak atau memiliki ‖

gap‖ butiran yang ditunjukkan dengan grafik yang lelatif tegak dibagian tengah.

2.3 Tekstur soil dan Kadar air tanah

Tekstur tanah yang berbeda mempunyai kemampuan menahan air yang

berbeda pula. Tanah bertekstur halus, contohnya: tanah bertekstur liat, memiliki

ruang pori halus yang lebih banyak, sehingga berkemampuan menahan air lebih

banyak. Sedangkan tanah bertekstur kasar, contohnya: tanah bertekstur pasir,

memiliki ruang pori halus lebih sedikit, sehingga kemampuan manahan air lebih

sedikit pula. Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah

karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau

karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh

tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-

gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi:

1. Air hidroskopik, adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak

dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi

antara tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada

permukaan butir-butir tanah.

2. Air kapiler, adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik

antara sesama butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih

kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horisontal (ke samping)

atau vertikal (ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air

kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.


BAB III
METODOLOGI

3.1 Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu metode analisis

laboratorium pada sampel yang didapatkan di daerah Sapaya kemudian dianalisis

untuk mengetahui bulk density dan unit weight dari soil yang telah diambil.

Praktikum dilaksanakan pada tanggal 29-30 Maret 2022 di Laboratorium Geologi

Teknik Universitas Hasanuddin.

2.1 Tahapan Praktikum

Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil dari

data yang diolah. Tahapan- tahapan tersebut terbagi menjadi dua yaitu tahapan

untuk menentukan bulk density dan tahapan untuk menentukan unit weight.

2.2.1 Unit Weight

1) Tahapan Pertama

Tahapan ini meliputi persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

praktikum, kemudian dilakukan pengukuran volume dan berat cawan untuk

mendapatkan massa pada cawan tersebut.

2) Tahapan Kedua

Pada tahapan ini, sampel tanah dikeluarkan dari pipa yang telah diambil

dan disimpan. Sampel tanah yang telah diambil dibagi tiga bagian yaitu bagian

atas, bagian tengah, bagian bawah dengan menyesuaikan lapisan tanah yang

diambil lapangan.
3) Tahapan Ketiga

Pada tahapan ini melakukan pengukuran berat isi pada sampel sebelum

dikeringkan (dalam keadaan basah) dengan menggunakan timbangan analitik serta

menghitung volume keseluruhan dari sampel soil tersebut

4) Tahapan Keempat

Setelah sampel basah ditimbang selanjutnya akan dilakukan perhitungan

untuk menentukan unit weight dari sampel tersebut yaitu dengan membagi berat

sampel sebelum dikeringkan dengan volume sampel sebelum dikeringkan.

2.2.2 Bulk Density

1) Tahapan Pertama

Setelah sampel basah telah ditentukan bulk density selanjutnya tahapan

melakukan pengeringan sampel yang telah diukur pada drying oven selama 24

jam.

2) Tahapan Kedua

Setelah sampel dikeringkan, maka akan diukur berat isi pada ketiga cawan

aluminium foil yang berisi sampel soil kering dengan menggunakan timbangan

analitik serta menghitung volume keseluruhan dari sampel soil kering tersebut.

3) Tahapan Ketiga

Setelah sampel kering ditimbang selanjutnya akan dilakukan perhitungan

untuk menentukan bulk density dari sampel tersebut yaitu dengan membagi berat

sampel setelah dikeringkan dengan volume sampel setelah dikeringkan.


2.3 Tahap Analisis data

Setelah mendapatkan data saat praktikum, praktikan menentukan sifat fisik

soil dari referensi yang ada. Serta melakukan analisis data unit weight dan bulk

density kemudian praktikan dibentuk dalam satu kelompok yang nantinya

melakukan asistensi kepada asisten masing-masing.

2. 4 Tahap Penyusunan Laporan

Setelah analisis data selesai, maka praktikan menyusun laporan praktikum.

Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan Praktikum


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum yang telah dilakukan,

didasarkan dari data yang telah diamati, dengan hasil sebagai berikut :

4.1.1 Sifat Fisik Batuan

Tabel 4.1 Data hasil pengamatan sifat fisik soil


TABEL PENGAMATAN

Lokasi : Sapaya (5o 02’ 37,8” LS dan 119o 42’ 28,0” BT)

Tipe Soil : Residual (Breksi Vulkanik)

No. Sample I II

mold (gr) 4,74 4,74


Volume of sample wet
78,08 79,50
(m3)
Volume of sample dry
53,32 63,30
(m3)
Weight sample wet +
66,44 70,14
mold (gr)
Weight sample dry +
49,41 59,89
mold (gr)
Bulk Density (gr/cm3) 0,93 0,82
Average Bulk Density 0,87 0,87
Unit Weight (gr/cm3) 0,85 0,88
Average Unit Weight 0,865 0,863
4.2 Pembahasan

Adapun hasil dari pengolahan data yang didapat adalah berat sampel dalam

keadaan basah ialah 108,75 gr dan dalam keadaan kering ialah 86,06 gr. Berat

sampel dalam keadaan basah ditambah dengan berat wadah ialah 107,26 gr

sedangkan dalam keadaan kering ialah 83,71 gr.

Adapun bulk density soil yang didapatkan ialah 1,012 gr, 0,952 gr dan

0,961 gr dengan rata – rata 0,961 gr. Sedangkan unit weight soil yang didapatkan

ialah 1,062 gr, 0,97 gr dan 0,91 gr dengan rata – rata 1,062 gr.

4.2.1 Unit Weight

Chart Title
1.08
1.06
1.04
1.02
1
0.98
0.96
0.94
0.92
0.9
1 2 3

Gambar 4.1 Grafik unit weight pada 3 cawan sampel soil

Unit weight menjelaskan bahwa perhitungan sampel yaitu berat soil dibagi

dengan volume soil yang besar atau satuannya dinyatakan dalam gr/cm3. Rumus

dapat ditulis dengan persamaan :

γ=

Keterangan :

γ : Unit weight (gr/cm3)


W : Berat soil (gr)

V : Volume soil (cm3)

Tanah dengan bahan organik yang tinggi mempunyai berat volume relatif rendah.

Tanah dengan ruang pori total tinggi, seperti tanah liat, cenderung mempunyai

berat volume lebih rendah. Sebaliknya, tanah dengan tekstur kasar, walaupun

ukuran porinya lebih besar, namun total ruang porinya lebih kecil, mempunyai

berat volume yang lebih tinggi.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan rumus

terhadap data tanah dari batu breksi vulkanik maka didapatkan data unit weight

dari masing-masing sampel secara berturut dari cawan 1 sampai tiga yaitu 1,062

gr, 0,97 gr dan 0,91 gr dengan rata – rata 1,062 gr

4.2.2 Bulk Density

Chart Title
1.02
1.01
1
0.99
0.98
0.97
0.96
0.95
0.94
0.93
0.92
1 2 3

Gambar 4.2 Grafik bulk density pada 3 cawan sampel soil

Bulk density menjelaskan bahwa perhitungan sampel yaitu berat soil kering

dibagi dengan volume soil yang besar atau satuannya dinyatakan dalam gr/cm3.

Rumus dapat ditulis dengan persamaan :


BD =

Keterangan :

BD : Bulk density (gr/cm3)

Wkering : Berat soil setelah dikeringkan (gr)

V : Volume soil (cm3)

Berat Isi merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin

tinggi Berat Isi, berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan rumus

terhadap data tanah dari batu breksi vulkanik maka didapatkan data unit weight

dari masing-masing sampel secara berturut dari cawan 1 sampai tiga yaitu 1,012

gr, 0,952 gr dan 0,961 gr dengan rata – rata 0,961 gr.

4.2.3 Perbandingan

Chart Title
1.1
1.05
1
0.95
0.9
0.85
0.8
1 2 3

Bulk Density unit weight

Gambar 4.3 Grafik perbandingan unit weight dan bulk density pada 3 cawan sampel soil

Berdasarkan kurva unit weight dan bulk density, dapat disimpulkan bahwa

perbandingan dari perubahan unit weight berubah selaras dengan bulk density, hal

ini menandakan bahwa ketika soil kehilangan kadar airnya maka bulk density
sampel tersebut akan semakin besar, ketika tanah kering maka akan menyebabkan

beratnya serta volumenya akan berkurang secara selaras, sehingga menyebabkan

bentuk kurva dari bulk density akan mengikuti bentuk kurva dari unit weight
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari prsktikum sifat fisik tanah yaitu :

1. Sifat fisik yang terdapat pada tanah yaitu bulk density dan unit weight. Bulk

density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah

makin tinggi berat isi, berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus

akar. Unit weight menjelaskan bahwa perhitungan sampel yaitu berat soil

dibagi dengan volume soil

2. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka didapatkan data unit

weight dari masing-masing sampel secara berturut dari cawan satu sampai

tiga yaitu 0,94 gr/cm3, 1,11 gr/cm3, dan 0,88 gr/cm3. Adapun faktor yang

mempengaruhinya yaitu perbedaan topografi akan mempengaruhi jenis

tanah yang terbentuk pada daerah lereng infiltrasi. Sedangkan pada daerah

datar/rendah, menerima kelebihan air yang menyediakan air lebih banyak

untuk proses genesis tanah.

3. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka didapatkan data bulk

density dari masing-masing sampel secara berturut dari cawan satu sampai

tiga yaitu 0,67 gr/cm3, 0,97 gr/cm3, dan 0,61 gr/cm3. Adapun faktor yang

mempengaruhinya yaitu pengaruh temperature setiap kenaikan temperatur

akan meningkatkan penigkatannya laju reaksi kimiawi menjadi 2x lipat.

Meningkatkan pembentukan dan pelapukan dan pembentukan liat terjadi

seiring dengan peningkatannya temperature.


5.2 Saran

Adapun saran untuk praktikum acara sifat fisik tanah yaitu :

1. Kebersihan alat praktikum harus selalu dijaga.

2. Menjaga protokolkesehatan

3. Menambah jumlah asisten


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 2010. Kajian Sifat Fisik Tanah dan Berbagai Penggunaan Lahan dalam
Hubungannya dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian MAPETA
UPN: Jawa Timur. Halaman 144.

Balai Penelitian Tanah. 2005. Petujuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman,
Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian: Bogor.

Hakim, N. 2003. Penuntun Ringkas Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jurusan


Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas: Padang.

Anda mungkin juga menyukai