Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN

TEKNOLOGIUNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN
TEKNIK GEOLOGI
GEOLOGI TATA LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS GEOLOGI

MAKALA

OLEH:
GYNA CHRISTIN EKKE
D061201021

GOWA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Geologi lingkungan adalah salah satu disiplin ilmiah geologi yang

mengkaji tentang permasalahan degradasi lingkungan akibat eksploitasi

berlebihan terhadap sumber daya alam di Bumi. Kajian di dalam geologi

lingkungan berkaitan dengan segala hal yang menghubungkan antara interaksi

manusia dengan lingkungan geologi. Ruang lingkupnya yaitu sifat dan

komponen fisik Bumi, geomorfologi dan proses geologi yang mempengaruhi

pembentukan Bumi, dan interaksi manusia secara positif maupun negatif

terhadap proses geologi. Geologi lingkungan merupakan salah satu cabang

keilmuan dari geologi terapan yang dikembangkan untuk kepentingan umat

manusia. Kegunaan utama dari geologi lingkungan berkaitan

dengan perencanaan tata ruang, pengembangan wilayah dan pengelolaan

lingkungan hidup.

Ilmu geologi dan ilmu lingkungan pada hakikatnya merupakan ilmu yang

saling berkaitan satu sama lain. Salah satu subjek dan objek dari geologi ialah

mengenai eksploitasi sumber daya alam. Hubungannya dengan ilmu

lingkungan berkaitan dengan salah satu akibat dari eksploitasi berlebihan

yaitu permasalahan lingkungan. Keilmuan geologi lingkungan pada awalnya

tidak menjadi perhatian utama dari para ahli teknik maupun para pembuat

kebijakan. Perkembangan keilmuan geologi lingkungan mulai berkembang

ketika populasi manusia di Bumi bertambah yang berakibat kepada ekspolitasi

berlebihan terhadap sumber daya alam. Pengelolaan sumber daya alam yang
tidak memiliki kaidah pembatasan ekspolitasi mengakibatkan terjadinya

kelangkaan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan. Para ahli teknik dan

para pembuat kebijakan akhirnya mulai memperhatikan geologi lingkungan

ketika beberapa wilayah di permukaan Bumi telah mengalami penurunan

kualitas lingkungan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari makala ini ialah untuk mengetahui pengelolaan

lingkungan berbasis pada bidang geologi.

Adapun tujuan dari makala ini ialah :

1. Mengetahui apa itu geologi lingkungan

2. Mengetahui peran geologi dalam pengelolaan lingkungan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Geologi Lingkungan

Geologi lingkungan adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang

segala hal yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan akibat adanya

interaksi antara manusia dan lingkungan geologi. Geologi Lingkungan

mencakup.

1. Sifat dan komponen fisik bumi, yaitu batuan, tanah, air (fluida) dan

mineral

2. Bentang alam (geomorfologi) dan proses-proses geologi yang

mempengaruhi

pembentukannya dengan evolusinya, yaitu sedimentasi, tektonisme,

aktivitas

gunungapi, erosi dan pelapukan.

3. Interaksi manusia yang ditimbulkan oleh adanya proses-proses geologi

tersebut, meliputi interaksi positif (ekstraksi sumber daya geologi dan

pemanfaatan lahan), dan interaksi negatif (bencana geologi)

disiplin ilmu geologi lingkungan sering disebut juga

sebagai geologi teknik (engineering geology). Cabang ilmu tersebut

mencakup studi, investigasi dan tinjauan, serta analisis tentang:

a. Bencana geologi (environmental hazards), sebagai contoh adalah

pensesaran di wilayah permukiman yang sering berasosiasi dengan

gempabumi, banjir pantai / tsunami, semburan air (lumpur), letusan

gunung api, gerakan massa, longsoran, amblesan, dan lain-lain.


b. Kontaminasi tanah oleh limbah air industri dan rumahtangga.

c. Kontaminasi airtanah dengan remediasi.

d. Segala hal yang menyangkut pekerjaan geologi lingkungan lain di

permukaan yang membutuhkan pengambilan contoh dan

interpretasi geologi, serta evaluasi

hidrogeologi dan analisis hidrokimia.

Dalam pencapaian maksud pembelajaran geologi lingkungan, dibutuhkan

pengujianpengujian dan evaluasi kondisi lingkungan geologi, meliputi:

a. Suatu penjabaran dan interpretasi yang jelas tentang susunan litologi dan

stratigrafi bawah permukaan yang bersifat korelatif.

b. Suatu evaluasi kondisi hidrogeologi secara lokal seperti dewatering pada

bagian

kegiatan penambangan bawah permukaan dan / pemotongan lereng.

c. Suatu pembahasan menyeluruh, seperti uji pengembangan potensi suplai air

minum serta dampak kontaminan terikut dalam sumber daya airtanah.

d. Suatu pembahasan menyeluruh / analisis pendahuluan terhadap potensi

kontaminan pada kesehatan manusia dan lingkungan.

e. Analisis biaya dan keuntungan bersih yang diperoleh dari remedial approach.

Secara umum, menurut Keller (2000), geologi lingkungan merupakan salah

satu

sistem pembelajaran dalam mencari hubungan antara budaya dan lingkungan

geologi. Sistem pembelajaran tersebut meliputi tiga hal penting yaitu:


(1) Bencana alam seperti banjir, longsoran, gunungapi dan gempabumi;

(2) Sumber daya geologi seperti logam, batuan, minyak bumi dan air; dan

(3) Permasalahan-permasalahan lingkungan, seperti penanganan sampah dan

kontaminasi airtanah.

Jadi, dapat dijelaskan bahwa interaksi antara manusia terhadap alam dalam

geologi

lingkungan, meliputi pemanfaatan sumber daya alam (resources), dampak dari

pemanfaatan sumber daya alam dan penanggulangan dampak yang ditimbulkan

akibat pemanfaatan sumber daya alam tersebut, serta manajemen dan mitigasi

bahaya (potential hazards) geologi (lingkungan geologi).

Dalam pemanfaatan sumber daya geologi, biasanya terjadi

eksploitasi/pengambilan,

yang baik secara langsung maupun tidak langsung, berdampak pada perubahan

lingkungan dan polusi. Jadi, tujuan dari studi geologi lingkungan tersebut adalah:

(1) Mengurangi atau meminimalkan dampak yang ditimbulkan akibat eksploitasi.

(2) Mengatur pengembangan dan perencanaan wilayah, dan kepentingan teknik

yang

meliputi konstruksi bangunan, sarana transportasi dan fasilitas umum

2.2 Krisis Geologi Lingkungan

A. BencanaGeologi

Bencana geologi sendiri adalah bencana yang ditimbulkan oleh proses-

proses geologi, sebagai akibat dari upaya bumi dalam memposisikan

komponen-komponennya
menuju kondisi setimbang. Untuk dapat mempertahankan

kelangsungannya, alam (matahari dan sistem tatasuryanya) selalu menjaga

agar tetap setimbang. Hal itu dibuktikan dengan jarak dan kecepatan bumi

berevolusi terhadap matahari, bulan terhadap bumi, dan lain-lain, yang

selalu konstan, serta proses-proses alam di atmosfer, stratosfer dan biosfer

yang selalu mengikuti perkembangannya. Sedikit saja anomali yang terjadi

di alam, maka bumi akan memberikan reaksi balik, yang di dalamnya

sering berdampak pada kerusakan. Proses-proses itulah yang selanjutnya

menjadi permasalahan geologi lingkungan. Indonesia merupakan negara

kepulauan. Kebanyakan wilayahnya terletak pada jalur

tektonisme aktif penunjaman lempeng India di bawah lempeng Eurasia

(Gambar I.1). Proses tektonik tersebut berlangsung sejak Pra-Kapur

hingga saat ini. Sebagai konsekuensinya, wilayah-wilayah tersebut sangat

berpotensi terhadap letusan gunungapi dan bahaya gempabumi. Gempa

bumi dan tsunami di Aceh pada bulan September 2004 telah memakan

jutaan korban jiwa baik di Aceh-Sumatera Utara, Thailand, India dan

Srilanka, gempa bumi 27 Mei 2006 di Yogyakarta-Jawa Tengah memakan

ribuan korban jiwa dan ratusan ribu rumah

roboh, begitu juga dengan gempabumi di Pangandaran yang diikuti

tsunami dan gempa-gempa yang lainnya. Semua itu tentunya juga telah

mengakibatkan perubahan lingkungan yang berdampak pada kerugian

yang sangat besar baik berupa harta benda, fasilitas umum, cacat mental

dan fisik, serta korban jiwa.


Gambar I.1. Wilayah Indonesia dilalui oleh jalur tiga tumbukan lempeng,
yaitu lempeng India/Australia dari selatan, Pasifik dari timur dan Eurasia dari
utara (Hamilton, 1979)

Banyak sekali permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh proses-proses

geologi dan aktivitas manusia (artifisial). Keduanya tersebut pada akhirnya

berdampak bencana geologi bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

Bencana geologi seperti gempabumi, tsunami dan letusan gunungapi memang

tidak dapat ditanggulangi, namun kejadiannya dapat dipelajari sehingga

dampaknya dapat diminimalkan. Korban dan kerugian materiil, spiritual dan

traumatik sering mengikutinya, untuk itulah diperlukan manajemen bencana yang

memadai.

2.3 Analisis Geologi Lingkungan

Data geologi sangat penting bagi seluruh pekerjaan geologi lingkungan,

misalnya dalam pengembangan wilayan, perencanaan wilayah, manajemen

bencana geologi, konstruksi dan pembangunan dan instalasi fasilitas umum.

Data geologi tersebut meliputi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi dan

evolusi perkembangan geologi yang telah dan tengah berlangsung di

dalamnya. Dari studi geomorfologi dalam suatu kawasan tertentu, dapat

diinterpretasi kondisi geologinya, meliputi struktur geologi yang berkembang


di dalamnya dan tektonik yang telah mempengaruhinya dan litologinya; serta

proses-proses geologi yang berlangsung di dalamnya. Analisis geologi

lingkungan ini memiliki tujuan untuk menginterpretasi potensi sumber daya

alam, potensi bencana alam dan pemberdayaan lahan untuk

mendukung interaksi antara manusia dengan alam, seperti memenuhi

kepentingan manusia dalam pengembangan wilayah dan perencanaan wilayah.

Kondisi geologi dalam suatu wilayah dapat diketahui melalui pemetaan

geologi, yang dilakukan di permukaan dan di bawah permukaan bumi. Data

dasar yang digunakan adalah peta geologi rinci untuk dikembangkan menjadi

peta geologi lingkungan atau peta geologi teknik. Pekerjaan ini selalu diawali

dengan pengenalan geomorfologi, meliputi analisis peta topografi dan peta

rupa bumi, pengamatan peta geologi regional dan interpretasi citra foto,

landsat, SRTM atau penginderaan jauh dengan metode yang lain. Data

geomorfologi tersebut sangat penting karena dari data geomorfologi dapat

diduga susunan litologinya dan struktur geologi yang berkembang di

dalamnya.

Daerah bertopografi dengan beda

tinggi besar dapat diinterpretasi tersusun atas litologi yang resisten dan atau

tersesesarkan. Daerah dengan morfologi yang landai dapat diinterpretasi

sebagai suatu lahan dengan komposisi litologi yang kurang resisten, atau di

dalamnya berkembang suatu gaya tektonik yang menyebabkan daerah tersebut

berrelief lemah. Wilayah dengan pola pengaliran trelis hingga subtrelis dapat

diinterpretasi tersesarkan dan/atau terlipat. Wilayah dengan pola pengaliran


dendritiksubdendritik (seperti pohon) dapat diinterpretasi proses geologi yang

mempengaruhinya adalah pelapukan / denudasi. Wilayah dengan

geomorfologi dataran yang luas, proses geologinya didominasi oleh

sedimentasi material hasil erosi di atasnya (endapan aluvial).

2.4 Peran Geologi Dalam Pengelolaan Lingkungan

1. Minimalisir degradasi lingkungan

Geologi lingkungan merupakan salah satu jenis geologi terapan. Kajian

pengetahuannya berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber

daya alam dan sumber daya energi. Melalui geologi lingkungan, manusia dapat

memenuhi kebutuhan manusia di masa sekarang dan masa depan dengan tingkat

kerusakan lingkungan yang seminimal mungkin. Geologi lingkungan berperan

sebagai salah satu penerapan ilmu geologi untuk pembangunan yang mampu

meningkatkan kualitas lingkungan. Selain itu, geologi lingkungan juga dapat

mengurangi terjadinya degradasi lingkungan akibat adanya perubahan-perubahan

yang terjadi selama proses ekspolitasi sumber daya alam.

2. Pengembangan wilayah

Geologi lingkungan merupakan salah satu media yang digunakan untuk

mengadakan penerapan informasi geologi untuk kegiatan pengembangan wilayah

dan pengelolaan lingkungan. Proses penerapannya melalui penataan ruang.

Geologoi lingkungan digunakan untuk memberikan informasi tentang

karakteristik lingkungan geologi dari suatu lokasi atau suatu wilayah. Informasi

ini disusun berdasarkan faktor pendukung dan faktor kendalanya. Faktor

pendukungnya meliputi sumber daya geologi yang terpadu. Sedangkan faktor


kendala meliputi bencana geologi. Hasil kajian geologi lingkungan kemudian

digunakan untuk memberikan gambaran mengenai tingkat keleluasaan untuk

pengembangan suatu wilayah.

Hasil pengamatan geologi lingkungan dimanfaatkan untuk

kegiatan evaluasi terhadap rencana tata ruang pada suatu wilayah di skala daerah.

Evaluasi ini dapat dilakukan pada daerah yang telah mengalami pembangunan

maupun yang belum mengalami pembangunan. Kegiatan evaluasi ini ditentukan

oleh penggunaan lahan pada setiap wilayah administratif di dalam suatu daerah.

Peninjauan penggunaan lahan didasarkan kepada hasil pengamatan geologi

lingkungan
BAB III
PENUTU
P

3.1 Kesimpulan

lmu geologi dan ilmu lingkungan pada hakikatnya merupakan ilmu yang

saling berkaitan satu sama lain. Salah satu subjek dan objek dari geologi ialah

mengenai eksploitasi sumber daya alam. Hubungannya dengan ilmu lingkungan

berkaitan dengan salah satu akibat dari eksploitasi berlebihan yaitu permasalahan

lingkungan. Keilmuan geologi lingkungan pada awalnya tidak menjadi perhatian

utama dari para ahli teknik maupun para pembuat kebijakan. Perkembangan

keilmuan geologi lingkungan mulai berkembang ketika populasi manusia di Bumi

bertambah yang berakibat kepada ekspolitasi berlebihan terhadap sumber daya

alam. Pengelolaan sumber daya alam yang tidak memiliki kaidah pembatasan

ekspolitasi mengakibatkan terjadinya kelangkaan sumber daya alam dan

kerusakan lingkungan.

Beberapa hal yang menjadi perhatian utama dari geologi lingkungan ialah

mengenai dimensi Bumi, keterbatasaan material di dalam Bumi, pergerakan Bumi

dan isinya, dan mekanisme waktu terjadinya tiap jenis fenomena alam di Bumi.

Dimensi Bumi bersifat tetap dan tidak berubah karenanya dianggap sebagai suatu

benda yang memiliki keterbatasan. Material-material yang ada di Bumi memiliki

jumlah yang terbatas dan tidak selalu ditemukan di setiap wilayahnya. Selain itu,

Bumi memiliki pergerakan yang kontinu yang bersifat dinamis. Material di

dalamnya meliputi batuan, air dan udara yang selalu bergerak. Selain itu,

fenomena alam di Bumi memiliki waktu-waktu tertentu agar dapat terjadi. Ukuran
waktu dari tiap fenomena alam ini berbeda-beda, ada yang cepat dan ada pula

yang lambat. Beberapa diantaranya ialah gempa bumi, banjir, gerakan tanah, dan

tumbukan antarlempeng di permukaan Bumi.


DAFTAR PUSTAKA

.Bronto, S., 2001, Penilaian Potensi Bahaya G. Galunggung Kabupaten Tasikmalaya,

Jawa Barat, Alami: Jurnal, Air, Lahan, Lingkungan dan Mitigasi Bencana, v.6 n.

2, BPPT, Jakarta, 1-13

Mulyaningsih S. 2018. Pengantar Geologi Lingkungan. Yogyakarta :

AKPRIND Press

Anda mungkin juga menyukai