Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR DASAR ILMU TANAH

ACARA II

DISUSUN OLEH :

NAMA : Harits Firmansyah

NIM : C1L020042

KELAS : KEHUTANAN B

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktikum Dasar Dasar Ilmu Tanah


Nama : Harits Firmansyah
NIM : C1L020042
Program Studi : Kehutanan B

Laporan ini disusun dan disahkan sebagai salah satu bukti telah
menyelesaikan praktikum.

Mataram, 24 Mei 2021

Penyusun, Menyetujui,
Asisten Praktikum

Harits Firmansyah Mega Aziza Kanumari


NIM. C1L020042 NIM. C1B016030
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan lapisan atas kerak bumi yang melapuk dan


tersusun atas horizon-horizon yang terdiri atas bahan mineral dan organik,
bersifat galir ( tidak padu ) dan mempunyai tebal dan lapisan yang berbeda.
Ilmu tanah adalah cabang ilmu yang memadukan berbagai ilmu seperti ilmu
dasar, biologi, kebumian dan ilmu terapan. Ilmu tanah menjembatani
penelitian, pengajaran dan pemanfaatan tanah (Sutanto,2005).
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif halus kasarnya fraksi tanah
halus dari berbagai ukuran ( lempung, debu dan pasir ). Tanah terdiri dari
butir- butir tanah berbagai ukuran dari yang sangat halus sampai kasar.
Tekstur tanah terdiri dari fraksi pasir, debu dan liat.
Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah)
ditunjukkan dalam sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari kelas
tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih kasar dari
pasir (lebih besar 2 mm), sebagian besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm
meliputi berpasir lempung, berpasir, berlempung halus, berdebu kasar,
berdebu halus, berliat halus, dan berliat sangat halus.
Dari teori diatas maka praktikum penetapan tekstur tanah ini perlu
dilakukan agar praktikum dapat mengetahiu jumlah kandungan fraksi
debu,pasir dan liat dalam tanah, serta penentuan kelas tekstur tanah.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah : Untuk menentukan kias tekstur tanah

secara kuantitatif.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tekstur tanah adalah perbandingan nisbi (relative) dari pasir, debu, dan liat. Nama
tekstur menggambarkan penyebaran butiran tanah secara plastid, keteguhan,
penyediaan hara, dan produktivitas suatu wilayah geografis. Didunia dikenal 2
sistem penggolongan fraksi, yaitu berdasarkan USDA (United States Departement
of Agriculture), dan ISSS (International Sociaty of Soil Science) (Mul, 2014).
Tekstur tanah meunjukkan komposisi penyusun tanah yang dinyatakan
dalam persen. Fraksi pasir terdiri dari (50µm – 2 mm), debu (2µm - 50µm), dan
klei (>2µm). partikel yang berukuran >2mm seperti kerikil dan batuan kecil tidak
termasuk kedalam fraksi tanah. Tekstur tanah bersifat permanen atau tidak mudah
diubah dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap sifat tanah yang lain seperti
struktur tanah, konsistensi tanah, kelengasan tanah, fermeabilitas tanah, dan daya
infiltrasi (Sutanto, 2005).
Berdasarkan kelas teksturnya, tanah digolongkan menjadi tanah bertekstur
kasar dan halus. Tanah bertekstur kasar atau berpasir berarti tanah tersebut 70%
pasir atau bertekstur pasir berlempung. Selain itu,ada tanah bertekstur sedang atau
tanah berlempung. Melalui pengetahuan tentang sifat-sifat fraksi pasir, debu, dan
liat, apabila tekstur tanah diketahui maka gambaran umum tentang kelas tekstur
tanah dapat diperkirakan. Dilaboratorium, untuk mengetahui tekstur tanah dapat
dilakukan dengan metode pipet atau metode hydrometer boouyoucus. Prinsip
dasar kedua metode ini adalah perbedaan kecepatan jatuhnya partikel-partikel
tanah didalam air (Hanafiah, 2005).
Dilapangan tekstur tanah dapat diketahui dengan memijat atau menguli
tanah basah diantara jaritelunjuk dengan ibu jari, kemudian dirasakan adanya
butir-butir pasir, debu, dan liat. Metode ini dikenal dengan metode feeling atau
pengulian. Pasir terasa sangat kasar, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola
ataupun gulungan. Debu terasa licin, agak melekat, dan dapat dibentuk bola
maupun gulungan dengan permukaan mengkilap. Liat terasa berat, halus, sangat
lekat, dapat dibentuk bola dengan baik dan dengan mudah dapat dibentuk
gulungan (Hardjowigeno, 2003).
Tekstur tanah berbeda-beda antara lokasi yang satu dengan lokasi yang
lainnya. Hal ini disebabkan oleh, beberapa factor, diantaranya organisme, jenis
bahan induk, waktu, topografi, dan iklim. Adapun factor yang dapat dipengaruhi
adalah system perakaran tanaman, kadar air dalam tanah, organisme tanah, serta
konsistensi tanah (Khusyairi, 2011).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3. 1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Mei 2021 dimulai
dari jam 15.00 WITA sampai selesai dan bertempat dilaboratorium Fisika dan
Konservasi Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan

3.2.1 Alat-alat Praktikum


1. Tabung reaksi 10,25 dan 30 ml
2. Pipet tetes
3. Sarung tangan
4. Botol
5. Tally sheet
6. Cawan
3.2.2 Bahan-bahan Praktikum
1. NaOH 1 mol
2. Tanah hutan
3. Aquades
3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dimasukkan tanah ke dalam tabung reaksi secara perlahan sampai ± 10
ml.
3. Ditambahkan larutan NaOH 1 mol sampai 25 ml.
4. Ditutup mulut tabung reaksi dengan menggunakan plastik.
5. Dikocok tabung reaksi selama 2 menit.
6. Ditunggu selama 30 detik hingga terdapat endapan didasar tabung.
7. Dipisahkan air yang masih ada ke tabung lain yang sudah disiapkan.
8. Tunggu sampai 30 menit, hingga terdapat endapan lagi.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

Tanah % fraksi tekstur

P D L

KLU 46,6 % 40 % 13,4% Clay Loam

Loteng 16,6 % 6,6 % 76,8% Silt Loam

4.2 Analisis Data

Analisis data yang dibuat berdasarkan hasil percobaan dalam penentuan fraksi liat
digunakan persamaan berikut :

% Liat = 100 – ( % Pasir + % Debu)

 Fraksi liat tanah KLU

%Liat = 100 – ( %Pasir + %Debu)

= 100 – ( 46,6% + 40%)

= 100 – ( 86,6%)

= 13,4%

 Fraksi liat tanah Loteng

%Liat = 100 – ( % Pasir + % Debu)

= 100 – ( 16,6 % + 6 6%)

= 100 – ( 23,2% )

=76,8 %
4.3 Pembahasan

Gambar 1 Segitiga USDA

Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif halus kasarnya fraksi tanah halus
dan berbagai ukuran (lempung, debu, dan pasir). Dalam praktikum ini, mahasiswa
akan membahas tentang klas tekstur tanah secara kuantitatif. Pada praktikum ini
dilakukan satu kali pengamatan untuk menentukan dan melihat pemisahan fraksi
pasir, fraksi debu dan fraksi liat. Pada praktikum ini kita dapat melihat bahwa
tanah di KLU merupakan tanah Clay Loam, dan di Loteng merupakan tanah
dengan tekstur Silt Loam.

Pada percobaan ini digunakan satu sample tanah kemudian masukkan


tanah kedalam tabung sampa 10ml ,kemudian campurkan dengan NAOH 1
mol ,kocok campuran tersebut dan di diamkan selama 30 menit untuk melihat
pemisahan fraksi debu KLU dan di dapatkan hasil ukur fraksi debu yaitu setinggi
40%. Setelah mendapatkan data lalu di dapatkan hasil fraksi pasir yaitu 46.6% dan
fraksi liat 13.4% .Sedangkan untuk fraksi debu Loteng dan didapatkan hasil ukur
fraksi debu yaitu setinggi 6.6%.Setelah mendapat data lalu didapat hasil fraksi
pasir yaitu 16.6% dan fraksi liat 76.8%.

Menurut prasetyo ( 2006 ) menyatakan bahwa tanah bertekstur halus


didominasi liat, umumnya bersifat kohesif dan sulit pada masing-masing great
group tanah, menunjukkan bahwa adanya pengaruh jenis tanah pada produksi padi
sawah. Lahan sawah terasering eutropet dengan kandungan liat yang lebih tinggi
dan didukung dengan produksi data yang tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu organisme, sumber
bahan organic tanah, pembentukam humus, sifat fisika- kimia tanah, peredaran
unsur hara, perkembangan struktur tanah yang dekomposisi bahan organik
sangantvtergantung pada tekstur tanah. Faktor selanjutnya yaitu bahan induk,
waktu, topografi dan iklim.
Tekstur tanah dapat berfungsi menentukan tata air dalam tanah yaitu
berupa penetrasi, kecepatan infiltrasi serta kemampuan mengikat air sehingga
menjaadi penentu utama tanaman dapat bertahan dan tumbuh dengan subur dan
hasil yang diperoleh petani sesuai dengan keinginan. Jenis tanaman yang cocok
ditanam yaitu bawang merah, semangka,padi, kacang-kacangan dan pohon kelapa.
BAB V. PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah di laksanakan dapat di simplukan
bahwa khas tekstur tanah Loteng adalah lempung berpasir (SL) yang
memiliki rasa dan sifat tanah agak kasar, membentuk bola agak kukuh tetapi
mudah hancur, serta melekat. Tanah lempung berpasir mampu dengan cepat
menguras kelebihan air tetapi tidak dapat menahan sejumlah besar air atau
nutrisi bagi tanaman. Tekstur tanah sangat berpengaruh dalam penyerapan air,
pertumbuhan tanaman, serta penyimpanan air tanah.

5.2 Saran

1. Untuk kedepannya disahan untuk mengezoom alat dan bahan yang

digunakan supaya kita bisa tau bagaimana rupa dan bentuk alat yang di

gunakan.

2. Semoga kedepannya alat penyokong praktikum online bisa memadai

supaya suara yang di hasilkan divideo bisa jernih.


DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, A. Kemas. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rajawali Press. Jakarta

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta : Akademika


Pressindo. 250 hal.

Mul, M.S. 2014. Analisis Tanah, Air dan Jaringan Tanaman. Rieneka Cipta.
Jakarta.

Sutanto, Rahman. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan.


Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai