Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah ditemukan di mana-mana di sekitar kita dan mempunyai arti
yangsangat penting bagi kehidupan manusia. Kebanyakan orang tidak pernah
berusahamenentukan apakah tanah itu, darimana asal dan sifatnya. Mereka
tidakmemperhatikan bagaimana tanah di suatu tempat berbeda dengan tanah di
tempatlain. Pasti sedikit saja atau bahkan tidak mungkin ada di antara kita
yangmengetahui sebab perbedaan ini. Sesuai dengan proses terjadinya, tanah
tersusun dari berbagai mineral, sifat dan perilaku yang berbeda-beda. Tanah yang
digunakan tersebut mempunyai sifat fisis dan sifat mekanis yang berbeda- beda,
yang tidak dapat digunakan untuk hal yang sama dalam suatu kontruksi.Analisis
ayakan dari sebuah contoh tanah melibatkan penentuan persentase berat partikel
dalam rentan ukuran yang berbeda. Distribusi ukuran partikel tanah berbutir kasar
dapat ditentukan dengan metode pengayakan (sieving ) contohtersebut dilewatkan
melalui satu set saringan standart yang memiliki lubangmakin kecil ukurannya
dari atas kebawah. Berat tanah yang tertahan ditiapsaringan ditentukan dan
persentase kumulatif dari tanah yang melewati tiapsaringan dihitung beratnya.
Mekanika batuan adalah ilmu teoretis dan ilmu terapan dari perilaku mekanik
batuan dan massa batuan. Dalam geologi, mekanika batuan adalah cabang
mekanika yang mengkaji tentang respons batuan dan massa batuan terhadap
medan gaya yang diberikan dari lingkungan mereka. Mekanika batuan merupakan
bagian dari subjek yang lebih luas yakni geomekanika, yang mengkaji tentang
tanggapan mekanik dari semua material geologi, termasuk tanah.
Oleh sebab itu kita sebagai seorang Geologist diahruskan mempelajari Ilmu
mekanika tanah dan mekanika batuan agar kedepannya diharapkan bisa
menguasai bidang-bidang yang berkaitan contohnya seperti bidang geologi teknik,
bidang pertambangan perminyakan, dan praktik teknik sipil yang perlu
pemerhatian khusus tentang penerapan prinsip-prinsip mekanika tanah dan
mekanika batuan sehingga penerapan ilmu tersebut dapat diterapkan dengan baik
dan benar.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Dapat menentukan metode lubang dengan pemboran sampai kedalaman
tertentu.
2. Dapat menentukan metode pengambilan secara langsung.
3. Dapat menentukan metode pengambilan dengan mesin bor.
4. Mengetahui dasar mekanika tanah.
5. Dapat menentukan kadar isi dan bobot isi dari suatu jenis tanah.
1.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
1.3.1 Borhand
1. Auger
2. 2 buah batang dan 1 buah kepala pemutar bar kerja
3. Batang pemegang
4. 2 kunci inggris
5. Socket
6. Tabung 2 buah
7. Palu dan Pemukul
8. Beberapa kantong plastik
9. Oli
10. Cangkul
1.3.2 Hydrometer
1. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
2. Oven
3. Cetakan benda uji berbentuk tabung
4. Alumuniumvoil
5. Plat kaca
6. Sample tanah
1.4 Prosedur Kerja
1.4.1 Borhand
1. Memasang alat auger pada batang bor lalu diletakkan diatas titik
yang akan dilakukan pengeboran.

2
2. Batang bor diletakkan tegak lurus di atas titik pengeboran,
mengusahakan tetap tegak lurus selama pengeboran terjadi.
3. Memutar bor searah jarum jam sambil dibebani.
4. Melakukan pengeboran sampai kedalaman lubang sedalam 30 cm.
5. Setelah kedalaman mencapai 30 cm, auger diganti dengan socket dan
tabung, lalu memasang hammer kemudian di angkat keatas lalu
dilepaskan sehingga socket dan tabung tertekan ke bawah, hal ini
dilakukan hingga kedalaman 1 m.
6. Setelah tabung terisi tanah, tabung diangkat dan dilepas kemudian
tutup kedua ujung tabung ditutup dengan plastik dan diikat dengan
karet.
7. Lalu hal yang sama dilakukan pada titik kedua.
1.4.2 Kadar air
1. Timbang cawan kosong.
2. Contoh tanah dimasukan kedalam cawan lalu ditimbang.
3. Cawan yang berisi tanah dimasukan kedalam oven selama 24 jam
setelah itu di timbang.
4. Langkah tersebut diulangi untuk contoh tanah yang lainnya.
1.4.3 Bobot isi
1. Timbang cetakan benda uji
2. Hitung volume cetakan benda uji
3. Masukan sampel tanah sesuai dengan dengan cetakan benda uji
4. Timbang hasil cetakan benda uji yang telah diisi sample tanah
5. Langkah tersebut diulangi untuk sampel tanah yang lainnya
1.5 Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum kali ini yaitu :
1. Dapat menentukan metode lubang dengan pemboran sampai kedalaman
tertentu
2.Dapat menentukan metode pengambilan secara langsung.
3.Dapat menentukan metode pengambilan dengan mesin bor.
4.Mengetahui dasar mekanika tanah.
5.Dapat menentukan kadar isi dan bobot isi dari suatu jenis tanah.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran)
mineral-mineral padat yang tidak tersementasikan satu sama lain dari bahan-bahan
organik yang telah melapuk disetai dengan zat cai atau gas yang mengisi ruang-
ruang kosong diantara partikel padatan tersebut merupakan lapisan permukaan
bumi yang berasal dari material induk yangtelah mengalami proses lanjut, karena
perubahan alami dibawah pengaruh air, udara, dan macam - macam organisme
baik yang masih hidup maupun yang telah mati (Kusuma, 2016).
Klasifikasi tanah secara umum adalah pengelompokkan berbagai jenis
tanahke dalam kelompok yang sesuai dengan sifat teknik dan karakteristiknya.
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem yang mengatur jenis-jenis tanah yang
berbeda-beda, tetapi mempunyai sifat-sifat yang serupa kedalam kelompok -
kelompok dan subkelompok berdasarkan pemakaiannya. Dengan adanya sistem
klasifikasi ini akan menjelaskan secara singkat sifat-sifat umum tanah yang sangat
bervariasi tanpa penjelasan yang rinci. Klasifikasi ini pada umumnya di dasarkan
sifat-sifat indeks tanah yang sederhana seperti distribusi ukuran butiran dan
plastisitas. Namun semuanya tidak memberikan penjelasan yang tegas tentang
kemungkinan pemakaiannya. Sistem klasifikasi tanah dapat dibagi menjadi dua,
yaitu klasifikasi berdasarkan tekstur dan ukuran, Sistem klasifikasi ini di
dasarkan pada keadaan permukaan tanah yang bersangkutan, sehingga
dipengaruhi oleh ukuran butiran tanah dalam tanah. Klasifikasi ini sangat
sederhana di dasarkan pada distribusi ukuran tanah saja. Pada klasifikasi ini dibagi
menjadi kerikil (gravel), pasir (sand), lanau (silt) dan lempung (clay) (Das,1995).
Tanah butiran halus khususnya tanah lempung akan banyak dipengaruhi oleh
air. Sifat pengembangan tanah lempung yang dipadatkan akan lebih besar pada
lempung yang dipadatkan pada kering optimum daripada yang dipadatkan
pada basah optimum. Lempung yang dipadatkan pada kering optimum relatif
kekurangan air, oleh karena itu lempung ini mempunyai kecenderungan yang
lebih besar untuk meresap air sebagai hasil dari sifat yang cenderung lebih mudah
meresap air adalah sifat mudah mengembang (Hardiyatmo, 2006).

4
Klasifikasi tanah tergantung pada analisis ukuran butiran, distribusi ukuran
butiran dan batas konsistensi tanah. Peubahan klasifikasi utama dengan
penambahan ataupun pengurangan persentase yang lolos saringan no.4 atau
no.200 adalah alasan diperlukannya mengikutsertakan deskripsi verbal beserta
simbol-simbolnya, seperti pasir berlempung, lempung berlanau, lempung berpasir
dan sebagainya. Pada tanah lempung berpasir persentase didominasi oleh partikel
lempung dan pasir walaupun terkadang juga terdapat sedikit kandungan kerikil
ataupun lanau. Identifikasi tanah lempung berpasir dapat ditinjau dari ukuran
butiran, distribusi ukuran butiran dan observasi secara visual. Sedangkan untuk
batas konsistensi tanah digunakan sebagai data pendukung identifikasi karena
batas konsistensi tanah lempung berpasir disuatu daerah dengan daerah lainnya
akan berbeda tergantung jenis dan jumlah dari mineral-mineral lempung yang
terkandung di dalamnya (Grim, 1953).
Tanah lempung terdiri dari butir – butir yang sangat kecil ( < 0.002 mm) dan
menunjukkan sifat – sifat plastisitas dan kohesi. Kohesi menunjukkan kenyataan
bahwa bagian – bagian itu melekat satu sama lainnya, sedangkan plastisitas adalah
sifat yang memungkinkan bentuk bahan itu dirubah – rubah tanpa perubahan isi
atau tanpa kembali ke bentuk aslinya, dan tanpa terjadi retakan – retakan atau
terpecah – pecah. Warna tanah pada tanah lempung tidak dipengaruhi oleh unsur
kimia yang terkandung di dalamnya, karena tidak adanya perbedaan yang
dominan dimana kesemuanya hanya dipengaruhi oleh unsur Natrium saja yang
paling mendominasi. Semakin tinggi plastisitas, grafik yang dihasilkan pada
masing-masing unsur kimia belum tentu sama. Hal ini disebabkan karena unsur-
unsur warna tanah dipengaruhi oleh nilai Liquid Limit (LL) yang berbeda-beda.
Dalam keadaan kering sangat keras, dan tidak mudah terkelupas hanya dengan jari
tangan. Selain itu, permeabilitas lempung sangat rendah (Wesley, 1973).
Dalam rangka pembangunan kontruksi bangunan, perlu diketahui lapisan
tanah dasar. Lapisan tanah dasar adalah berupa tanh asli yang tidak merata pada
daerah dengan macam lapisan tanah yang sangat berbeda. Lapisan tanah yang
berbeda akan berpengaruh terhadap perbedaan penurunan (differential settlement)
terhadap kontruksi sehingga perlu diketahui lapisan tanah secara seksama dan
dilakukan tindakan penanganan perbaikan lapisan tanah. Penyelidikan tanah teliti

5
dapat dilakukan dengan menggunakan alat bor berupa hand boring. Pemeriksaan
dengan menggunakan alat bor dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
lapisan tanah dengan alat boring tersebut (Faslih, 2011).

6
3.2 Pembahasan
Pada praktikum mekanika tanah dan mekanika batuan kali ini membahas
tentang borhand, kadar air, dan bobot isi. Dasar mekanika tanah adalah tentang
apa saja kandungan tanah, tanah yang memiliki porositas tinggi maka akan mudah
menyerap air, tanah memiliki kandungan air yang tinggi merupakan tanah yang
tidak dianjurkan untuk menjadi dasar konstruksi.
Borhand adalah cara penyelidikan bawah permukaan tanah yang dangkal dan
digerakkan dengan bukan tenaga mesin. Maksud dari bukan tenaga mesin sendiri
adalah dilakukan nya secara manual. Pada borhand terbagi menjadi 5 jenis yaitu
auger bor, flint auger, spiral cutter head, bor bangka serta bor tumbuk.Setiap
jenisnya memilik perbedaan dalam pengerjaannya. Pada uji borhand kedalaman
lubang dalam metode pemboran memiliki batas maksimal sekitar kurang lebih 30
meter. Pengambilan sampel tanah menggunakan beberapa alat yang memiliki
kegunaan masing-masing contohnya Auger bor yang memiliki kegunaan
mengambil sampel tanah/endapan yang tidak terlalu dalam.
Pada praktikum ini dilakukan contoh pengujian kadar air, berat isi,
porositas dan derajat kejenuhan pada tanah. Pengujian bobot isikali ini dilakukan
pengujian bobot isi kering, yang dapat dhitung menggunakan persamaan:
W 2 −W 1
γ=
V , dengan W2 = Berat tanah
W1 = Berat wadah+tanah
V = Volume Tanah
Bobot isi dilakukan dengan melakukan pemanasan pada tanah dan
menimbangnya, kadar air dilakukan dengan menghitung selisih berat tanah
sebelum dan sesudah penimbangan. Kadar air adalah jumlah atau besarnya
kandungan air yang terdapat pada tanah, dilakukan dengan menimbang tanah
basah dan tanah kering, selisih dari angka timbangan tersebut merupakan jumlah
kadar air pada tanah tersebut. Perbandingan antara berat air dan berat butiran
padat dari volume tanah yang diselidiki. Bobot isi adalah kerapatan tanah per
satuan volume yang dinyatakan dalam batasan.

7
Dari hasil yang telah dibuat dilakukan pengujian bobot isi kering dengan
menggunakan metode yang sama pada pengujian yaitu pemanasan menggunakan
oven dengan waktu dan suhu yang bervariasi, maka didapatkan hasil bahwa
semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu pemanasan maka semakin kecil
berat kering. Hal ini karena pada saat penimbangan sebelum pemanasan berat
tanah akan bergabung dengan berat kadar air, namun setelah pemanasan maka
kadar air berkurang dan berat kering tanah akan terlihat.
Pada praktikum kali ini juga dilakukan uji porositas, derajat kejenuhan dan
berat jenis. Porositas dapat diketahui dengan volume pori tanah dan volume total
tanah. Porositas pada kali ini digunakan dengan satuan persen dimana
menunjukkan seberapa banyak pori pada tanah. Kemudian dilakukan uji derajat
kejenuhan, derajat kejenuhan dilakukan untuk megetahui lembab atau keringnya
suatu tanah, derajat kejenuhan dapat dihitung menggunakan volume berat air dan
volume tanah. Derajat kejenuhan terbagi menjadi beberapa bagian antara lain
tanah kering 0, tanah agak lembab >0-0,25, tanah lembab 0,26-0,50, tanah sangat
lembab 0,52-0,75, tanah basah 0,76-0,99, tanah sangat basah 1. Selanjutnya juga
dihitung berat jenis tanah, berat jenis tanah dapat dihitung dengan perbandingan
antara berat isi basah dan berat air. Kadar air dapat dihitung menggunaka rumus:
WW
W= ×100 %
WS , Dengan WW : Berat Air
WS : Berat Kering

8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Pada uji borhand kedalaman lubang dalam metode pemboran memiliki
batas maksimal sekitar kurang lebih 30 meter.
2. Metode pengambilan secara langsung menggunakan beberapa jenis darai
alat pemboran yang dimana memiliki kegunaanya masing-masing
sehingga penggunaan alat tersebut lebih tepat.
3. Pengambilan sampel tanah menggunakan beberapa alat contohnya Auger
bor yang memiliki kegunaan mengambil sampel tanah/endapan yang tidak
terlalu dalam.
4. Dasar mekanika tanah adalah tentang apa saja kandungan tanah, tanah
yang memiliki porositas tinggi maka akan mudah menyerap air, tanah
memiliki kandungan air yang tinggi merupakan tanah yang tidak
dianjurkan untuk menjadi dasar konstruksi.
5. Bobot isi dilakukan dengan melakukan pemanasan pada tanah dan
menimbangnya, kadar air dilakukan dengan menghitung selisih berat tanah
sebelum dan sesudah penimbangan.
4.2 Saran
Diharapkan untuk kedepannya praktikan lebih serius lagi dalam praktikum,
agar praktikum yang dijalankan bisa berjalan dengan lancar dan tidak terjadi
kesalahan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Das, Braja M. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis).
Jakarta : Erlangga.
Faslih, A. 2011. Penyelidikan Lapisan Tanah Dengan Hand Boring Dibantaran
Sungai Wanggu Kota Kendari. Unity Jurnal Arsitektur. Jurusan Fakultas
Teknik : Universitas Haluoleo. Vol. 2 (1) : 35-39.
Grim, R.E. 1953. Clay mineralogy. Mc Graw Hill Book Company Inc. New York.
Kusuma, R.I. 2016. Tinjauan Sifat Fisis Dan Mekanika Tanah (Studi Kasus Jalan
Carenag Kabupaten Serang). Jurnal Fondasi. Jurusan Teknik Sipil :
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Vol. 5 (2) : 30-39.
Hardiyatmo, Hary Christady. 2006. Mekanika Tanah I. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Wesley, L. D. 1973. Mekanika Tanah. Jakarta : Badan Penerbit Pustaka Umum.

10

Anda mungkin juga menyukai