Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

“PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH”

DISUSUN OLEH :
ADRI DARUKKANI
4204211415

BEKERJA SAMA DENGAN KELOMPOK 3 :


1. MUHAIMIN HELMI (4204211413)
2. AYU MAIZATUL ALIFA (4204211392)
3. RINA YESTIVA (4204211428)
4. GILANG RAMADHAN (4204211425)

PROGRAM STUDI DIV. TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari tanah. Dalam dasar ilmu tanah, dapat
dipelajari mengenai penentuan Berat isi dan Berat jenis partikel. Berat isi berhubungan dengan
padatan, porositas dan bahan organik.

Selain itu, dalam pengaplikasiannya, kondisi Berat isi sangat mempengaruhi infiltrasi, konsistensi,
pergerakan akar dan pengolahan lahan. Hal inilah yang menunjukkan bahwa Berat isi masih
berhubungan dengan sifat-sifat tanah yang lain.

Oleh karena itu, Berat isi dan Berat jenis partikel sangat penting untuk dipelajari sehingga
pengetahuan mengenai Berat isi dan Berat jenis partikel semakin bertambah. Dan kita dapat
menghitung dan menentukan Berat jenis dan Berat Isi suatu tanah.

Data sifat-sifat fisik tanah tersebut diperlukan dalam perhitungan penambahan kebutuhan air, pupuk,
kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas tanah sampai kedalaman tertentu. Berat isi tanah juga
erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah dan kemampuan akar tanaman menembus tanah.

Berat isi tanah juga diperlukan dalam perhitungan pemberian pupuk, penambahan kapur dan
pembenah tanah untuk satu satuan luas lahan.

Hal ini karena pada luas lahan dengan kedalaman tertentu menggunakan satuan volume (m3),
sedangkan pupuk, kapur atau pembenah tanah dalam satuan berat, sehingga volume tanah harus
diubah terlebih dahulu menjadi satuan berat (kg atau ton).

Untuk mengubah menjadi satuan berat maka diperlukan data berat isi tanah. Oleh karena itu sangat
diperlukan pemahaman tentang berat isi dan berat jenis tanah.

2. Tujuan

 Untuk memahami pengertian dari berat isi dan berat jenis tanah
 Untuk memahami faktor – faktor yang mempengaruhi berat isi dan berat jenis tanah.
 Untuk memahami cara menentukan berat isi dan berat jenis tanah
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

1. Metode Pengukuran Berat Isi


a. Metode Silinder
Metode silinder sangat mudah dan sederhana serta praktis untuk tanah-tanah yang tidak bersifat
mengembang mengerut, dan pengukuran bobot isi denngan menggunakan silinder yaitu pipa PVC
yang berbentuk tabung ditancapkan kedalam tanah sampai bagian atas silinder tanah.

b. Metode Clod
Pengukuran bobot isi dengan metode clod digunakan pada tanah yang bersifat mengembang dan
mengkerut serta sulit diambil contohnya dengan silinder.

c. Metode Wash Boring


Tanah dikikis dengan menggunakan mata bor cross bit yang mempunyai kecepatan putar 375 rpm dan
tekanan ± 200 kg. pengikisan dibantu dengan tiupan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan
pompa seniri fulgar 3. Hal ini yang menyebabkan tanah yang terkikis terdorong keluar dari lubang
bor.

d. Metode Radioaktif / sinar gamma


Metode ini pada pengukuran Berat Isi (BI) digunakan secara langsung ditempat terbuka (lapangan)
pada tanah-tanah yang mudah mengembang serta mengerut, sehingga dalam penetapanya
diperhitungkan pada kondisi hisapan bor.
(Anonymous, 2009)

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Berat Isi (BI) dan Berat Jenis (BJ)
1). Faktor yang Mempengaruhi Berat Isi (BI)
a). Struktur Tanah
Tanah yang mempunyai struktur yang mantap (lempeng) mempunyai (BI) yang lebih tinggi daripada
tanah yang mempunyai struktur yang kurang mantap (remah)

b) Pengolahan Tanah
Jika suatu tanah sering diolah tanah tersebut memiliki berat isi yang tinggi daripada tanah yang
dibiarkan saja, dan didalam pengolahan tanah yang baik akan meanghasilkan tanah yang baik pula.

c) Bahan Organik
Jika didalam tanah tersebut banyak ditemukan bahan organik tanah tersebut memiliki Berat Isi lebih
banyak disbanding tanah yang tidak terdapat bahan organik . jadi bahan organik sebanding lurus
dengan bobot isi.

d). Agregasi Tanah


Agregasi merupakan proses pembentukan agregrat-agregrat tanah dengan terbentuknya agregat-
agregat itu, tanah menjadi berpori-pori, sehingga tanah menjadi gembur, dapat menyimpan dan
mengalirkan udara dan air. Agregat tanah memiliki ukuran yang lebih besar daripada partikel-partikel
tanah.
(Hakim, 1986)

2) Faktor yang Mempengaruhi Berat Jenis (BJ)


a) Tekstur Tanah
Partikel-partikel tanah yang ukuran partikelnya kasar, memilki nilai berat jenis yang tinggi misalnya
pasir, ukuran partikel pasir lebih besar daripada ukuran partikel liat sehingga berat jenis pasir lebih
tinggi dari pada liat dan sebaliknya.
(Darmawijaya, 1997)

b) Bahan Organik Tanah


Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagaian
telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali.

Bahan Organik tanah memiliki berat jenis tanah. Semakin banyak kandungan bahan organik tanah,
menyebabkan semakin rendahnya berat jenis tanah.
(Rahardjo, 2001)

3. Hubungan Berat Isi (Bi) dan Berat Jenis (BJ)


Berat Isi dan Berat Jenis tanah saling berhubungan. Salah satu manfaat nilai berat isi tanah, yaitu
untuk menghitung porositas.

Untuk menghitung porositas kita harus mengetaui berat jenis partikelnya terlebih dahulu. Sedangkan
salah satu manfaat berat jenis, yaitu untuk menentukan perhitungan ruang pori dalam tanah. Untuk
menghitung ruang pori dalam tanah, kita harus mengetahui berat isi tanah terlebih dahulu.
(Tim Dosen FPUB, 2010)

4. Pengaruh Pengolahan Lahan


Pengaruh terhadap pengolahan lahan dari berat isi dan berat jenis tanah sangat banyak, di antaranya
dalam proses infiltrasi tanah, jika sebuah tanah memiliki rongga atau pori-pori yang banyak maka
penyerapan air akan baik atau cepat.

Seperti halnya pada tanah berpasir, tanah ini sering digunakan dalam pembuatan lapangan sepak bola
yang memerlukan penyerapan air lebih cepat namun tidak untuk media pembudidayaan tanaman.

Grafik pengaruh pengolahan tanah terhadap berat isi pada 3 minggu setelah tanam
Pengolahan lahan sangat diperlukan untuk menjaga kesuburan tanah.

Tanah yang berstruktur mantap berat isinya juga akan tinggi. Itu dikarenakan tanah tersebut memiliki
kerapatan yang tinggi, sehinga akar dari tumbuhan atau tanaman tesebut akan sulit menembus atau
memecah tanah dan air akan sulit untuk meresap kedalam tanah, sehingga air akan mudah tergenang
di atas permukaan tanah.

Untuk mengatasi itu, maka diperlukan pengolahan tanah yang baik, diantaranya dengan cara
membajak tanah dan menggemburkan tanah. Dengan membajak tanah, akan membuat ronga atau
pori-pori dalam tanah menjadi lebih banyak, sehingga penyerapan air, udara, dan berbagai mineral
yang dibutuhkan tanaman dapat lebih mudah.

Dalam mempelajari berat isi dan berat jenis tanah dapat ditentukan berapa pupuk yang dibutuhkan
untuk pemupukan lahan tersebut sehingga kita dapat meminimalisir pemakaian pupuk.

Dengan kata lain dalam teorinya, pengolahan lahan dapat mengurangi berat isi dan berat jenis tanah
pada suatu jenis lahan. Sehingga akar tanaman bisa menembus tanah dengan baik dan tanaman bisa
tumbuh dengan subur, baik pada lahan semusim, lahan produksi, dan lahan kampus.
( Hanafiah, 2005 )
BAB III
METODOLOGI

1. Alat dan Bahan


Alat : – Ring (pipa PVC)
– Kayu
– Palu
– Timbangan Digital
– Oven
– Buku dan Alat Tulis

Bahan :- Sampel tanah A


– Sampel tanah B
– Sampel tanah C

2. Metode Praktikum
Metode yang dipakai dalam pengamatan adalah metode ring. Cara kerjanya sangat mudah yaitu
contoh tanah dalam ring sample yang telah diketahui volumenya (volume tanah sama dengan volume
ring) ditimbang dengan timbangan digital, kemudian ditetapkan kadar airnya. Untuk selanjutnya,
dimasukkan ke dalam oven dan dihitung berat kering tanahnya. Metode ini tidak tepat untuk tanah
yang bersifat mengembang dan mengkerut.

3. Tahapan Praktikum
Untuk alur kerja pada tanah lahan semusim, tanah pada hutan produksi dan tanah lahan kampus sama-
sama menggunakan cara yang sama, yaitu :

1. Menyiapkan Alat dan Bahan


2. Mengambil sampel tanah pada masing-masing lahan
3. Membersihkan tanah yang ada di bagian luar ring
4. Menimbang Berat Basah (BB) tanah
5. Oven tanah dengan suhu 100oC selama 24 jam
6. Menimbang Berat Kering (BK) tanah
7. labu ukur diukur beratnya
8. Tanah seberat 20 gr dimasukkan ke dalam labu dan diukur beratnya
9. Kemudian labu ukur diberi air dan ditimbang beratnya
10. semua hasil pengamatan kemudian dicatat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan 1

Keterangan :
BTB : Berat Tanah Basah
BTO : Berat Tanah Oven

Tabel pengamatan 2

2. Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tiga lahan yang berbeda yaitu lahan hutan produksi,
komposit semusim, dan lahan kampus mempunyai nilai berat isi dan berat jenis yang berbeda-beda
sehingga dapat dilakukan analisis.

Namun, disini lebih ditekankan kepada dua jenis lahan yaitu lahan hutan produksi dan lahan komposit
semusim karena mempunyai hubungan yang erat dalam pengembangan dunia pertanian.

Diantaranya adalah jumlah kandungan partikelnya, untuk lahan hutan produksi dapat disimpulkan
bahwa kandungan partikel-partikel dalam tanahnya lebih banyak dibandingkan dengan lahan
komposit semusim terbukti dari berat tanah basah hutan produksi lebih besar dibandingkan dengan
lahan komposit semusim.

Namun, setelah dilakukan pengovenan, berat tanah kering yang berada di lahan komposit semusim
mempunyai nilai berat yang lebih besar sehingga dapat diindikasikan bahwa tanah komposit semusim
mempunyai kandungan air dalam tanah lebih sedikit daripada lahan hutan produksi.

BAB V
PENUTUP

1. Simpulan
Berat isi adalah perbandingan antara massa tanah dengan volume partikel ditambah dengan ruang pori
yang berada diantaranya. Sedangkan berat jenis adalah perbandingan massa total dari partikel padatan
dengan total volume yang di dalamnya tidak termasuk ruang pori yang ada.

Faktor yang mempengaruhi berat isi tanah adalah struktur tanah, pengolahan tanah, bahan organik,
dan agregasi tanah. Sedangkan faktor yang mempengaruhi berat jenis tanah adalah tekstur tanah dan
bahan organik tanah.

Untuk mengetahui berat isi dan berat jenis tanah dapat digunakan metode ring. Cara kerjanya adalah
dengan contoh tanah dalam ring sample yang telah diketahui volumenya (volume tanah sama dengan
volume ring) ditimbang dengan timbangan digital, kemudian ditetapkan kadar airnya. Untuk
selanjutnya, dimasukkan ke dalam oven dan dihitung berat kering tanahnya. Namun metode ini tidak
tepat untuk tanah yang bersifat mengembang dan mengkerut.

2. Saran
Praktikum mengenai materi berat isi dan berat jenis tanah sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Tetapi
dalam kegiatan praktikum sebaiknya praktikan diberikan kesempatan seluruhnya untuk aktif dalam
kegiatan pengamatan, dan asisten hanya memberi petunjuk dan membenarkan jika praktikan ada
kesalahan.

Selain itu, untuk lebih mendukung apabila dalam melakukan praktikum harus dengan melakukan
praktikum untuk kedua jenis lahan agar praktikan bisa mengerti perbedaan antara hutan produksi dan
tanaman semusim.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://cnneatocracy.wordpress.com/2013/04/22/take-part-in-earth-day-one-forkful-at-a-time/
2. https://geograpik.blogspot.com/2020/02/laporan-praktikum-berat-jenis-dan-berat.html

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai