Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 2

MATA KULIAH
MATERIAL TEKNIK

JU
DU

L
Disusun Oleh:

AGUNG ELVAN

1510642007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


2019
KRISTALOGRAFI
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari
kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur
dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.
 Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu
kristal yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk
luar yang membatasinya.

 Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa


disamping mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi
permukaan, juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan
bentuk kristal lainnya yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun
dalam arti kembaran dari kristal yang terbentuk kemudian.

 Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga


menghitung parameter dan parameter rasio.

 Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya).


Besar kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh
bidang-bidang kristal: sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non
kristalin.

Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial


mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002). Jadi,
suatu kristal adalah suatu padatan dengan susunan atom yang berulang secara tiga
dimensional yang dapat mendifraksi sinar X. Kristal secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau molekul yang
teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-
bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang datar ini
disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal
yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka
kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan
sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan
yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut
mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter.
 Kimia Kristal
Kristal merupakan susunan kimia antara dua atom akan terbentuk bilamana
terjadi penurunan suatu energi potensial dari sistem ion atau molekul yang akan
dihasilkan dengan penyusunan ulang elektron pada tingkat yang lebih rendah.
Kristalografi dapat diartikan sebagai cabang dari ilmu geologi, kimia, fisika yang
mempelajari bentuk luar kristal serta cara penggambarannya.
Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar,
beberapa sifat-sifat mineral / kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat
mineral/kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada
susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun
kristal / mineral.

 Komposisi kimia kerak bumi

a) Kerak
b) Mantel, dan
c) Isi bumi

Ketebalan kerak bumi di bawah kerak benua sekitar 36 km dan di bawah


kerak samudra berkisar antara 10 sampai 13 km. Batas antara kerak dengan
mantel dikenal dengan Mohorovicic discontinuity. Kimia kristal Sejak penemuan
sinar X, penyelidikan kristalografi sinar X telah mengembangkan pengertian kita
tentang hubungan antara kimia dan struktur. Tujuannya adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi


kimia dari suatu jenis kristal.
2. Dalam bidang geokimia tujuan mempelajari kimia kristal adalah untuk
memprediksi struktur kristal dari komposisi kimia dengan diberikan
temperatur dan tekanan

Perubahan energi yang dihasilkan oleh ikatan kimia yang terbentuk oleh dua macam
ikatan yaitu ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen.

a) Isomorfisme
Isomorfisme adalah suatu substansi yang mempunyai rumus analog serta
keamanan dari pada kristalografi dalam merefleksikan struktur dari dalamnya.

b) Polimorfisme
Polimorfisme adalah kemampuan unsur atom untuk membentuk lebih satu
macam kristal. perbedaan dari sifat fisik kristal akan membentuk substansi polimerfic
sebagai morfic, trimorficdan seharusnya. Polimorfisme menunjukan bahwa struktur
kristal tidak hanya ditentukan oleh unsur kimia saja akan tetapi dapat disebabkan juga
oleh unsur dari susunan atom yang dibangaun kristal.
1. Enantriotrop yaitu suatu proses timbal balik.
2. Monotropisme yaitu merupakan suatu proses yang tidak timbal balik
Contoh : Markasit menjadi pyrite

c) Pseudomorfisme
Mineral dapat mengalami perubahan mineral lain tanpa merubah ikatan
kimianya proses ini dikenal sebagai proses pseudomorfisme.
Pseudomorfisme ini terbagi menjadi dua yaitu :
1. Tidak terjadi perubahan unsur kimianya, akan tetapi terjadi perubahan sistem
dari pada kristalografinya.
2. Unsur lama diganti unsur baru.
Pseudomorfisme disebabkan mineral lama tidak stabil dalam lingkungan yang baru.

 Daya Ikat dalam Kristal

Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin
adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan
dengansifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur,
kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan
secara langsung terhadap daya ikat
Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh
yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia
dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan
van der Waals.
· Identifikasi Kristal.
Untuk dapat mengelompokan Kristal kedalam tujuh sistem serta 32 kelas, maka
dipanjang perlu untuk mengrtahui cara-cara penentuan dari sistem dan kelas kristal
adalah :
a) Langkah-langkah dalam penentuan sistem kristal adalah :
1. Ambil sampel kristal yang akan di diskripsikan.
2. Perkiraan letak sumbu-sumbu simetri utama dengan mengingat bahwa sumbu
vertikal c adalah sumbu yang terpendek atau terpanjang, kecuali sistem cubic.
3. Tentukan konstanta Kristalografi, meliputi : besar sudut antara sumbu dan
Axial Rationya.
4. Kelompok kristal tersebut kedalam sistemnya berdasarkan konstanta
Kristalografinya.
b) Langkah dalam penentuan kelas kristal adalah :
1. Ambil sampel kristal yang akan di diskripsikan
2. Tentukan sistem kristalnya.
3. Tentukan unsur-unsur simetrinya, meliputi : sumbu-sumbu simetri berikut nilai
sumbunya dan bidang simetrinya serta pusat simetrinya.Tentukan kelas
kristalnya berdasarkan pada ciri-ciri pemilikan simetri di atas, dengan cara
menyusun.

· Bidang simetri Kristal


Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal
menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan
dari yang lain. Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang
simetri aksial dan bidang simetri menengah. Bidang simetri aksial bila bidang
tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama (sumbu kristal). Bidang
simetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri vertikal, yang
melalui sumbu vertikal dan bidang simetri horisontal, yang berada tegak lurus
terhadap sumbu c. Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya
melalui satu sumbu kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai
bidang siemetri diagonal.

 Sumbu simetri Kristal

Ada beberapa jenis sumbu kristal, yaitu :


1. Sumbu utama, yaitu sumbu yang mempengaruhi dalam penentuan
sistemkristal terdiri dari sumbu a, b, dan sumbu c.
2. Sumbu miring adalah sumbu yang mempengaruhi dari penentuan sistem kristal
yang terdiri dari dua macam :
3. Sumbu diagonal yaitu sumbu yang menghubungkan/menyatukan sudut-sudut
kristal yang biasanya terletak antara sumbu a, sumbu b dan sumbu c.
4. Sumbu oblique yaitu sumbu selain dari sumbu diagonal.
5. Sudut antara sumbu utama hal ini merupakan hal yang sangat penting dalam
penentuan sistem dari kristal dimana sudut tersebut antara lain :
a) α sudut antara sumbu b dan sumbu c
b) β sudut antara sumbu a dan sumbu c
c) γ sudut antara sumbu a dan sumbu b
6. Sumbu rotasi merupakan sumbu simetri apabila diputar akan menyatakan
kenampakan yang sama dan sisi depan kristal, tetap tidak didapatkan
kenampakan kombinasi interversi pembalikannya pada belakang sisi kristal
tersebut.
7. Sumbu rotasi inversi merupakan sumbu simetri dan dapat menunjukan
kenampakan kombinasi antara kenampakan ulang pada sisi depan kristal
dengan kenampakan inversi/pembalikanya pada sisi yang lain. Jumlah
kenampakan antara kenampakan ulang dengan kenampakan inversinya adalah
nilai dari sumbu tersebut.
8. Sumbu Sekrup merupakan sumbu simetri sebagai dan bentuk kombinasi antara
pemutaran dengan suatu pergeseran dimana selama pemutaran selain akan
menunjukan kenampakan ulang disertai juga dengan pergeseran/translasi

 Pusat simetri Kristal


Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat
garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan
akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak
yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata
lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut
mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut
berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi
melalui pusat kristal dari bidang pasangannya.
Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh
yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia
dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan
van der Waals.
Klasifikasi Material Teknik

Secara konvensional, matterial dapat dibedakan menjadi tiga jenis material


yaitu, Logam, Polimer dan Keramik. Pengelompokan dan pengklasifikasian ini
didasarkan pada susunan atom dan sifat kimiawi. selain ketiga jenis material
tersebut, terdapat juga jenis material seperti Komposit, Semikonduktor, dan
Biomaterial.

 Logam

Material logam tersusun dari atom-atom logam yang merupakan unsur


terbanyak dalam tabel periodik. Atom-atom logam saling berikatan dalam bentuk
ikatan logam, dimana elektron valensinya bebas bergerak sehingga material ini
memiliki konduktivitas listrik dan konduktivitas termal yang cukup baik, serta
tidak tembus cahaya. logam memiliki kekuatan yang cukup tinggi, namun cukup
ulet (dapat dideformasi/diubah bentuk). Contoh material logam adalah : Besi,
Baja, Aluminium, Tembaga, Emas, Perak dan lain lain.
 Polimer

Material yang termasuk kedalam klasifikasi polimer yaitu karet dan


plastik. Umumnya, polimer merupakan senyawa organik dengan unsur dasar
berupa karbon, oksigen, dan hidrogen. Unsur-unsur tersebut tersusun dalam
bentuk rantai sehingga memiliki ukuran molekul yang besar. Atom-atom dalam
suatu rantai polimer saling berikatan secara kovalen, sementara ikatan antar rantai
adalah ikatan van der waals. polimer umumnya ringan (memiliki massa jenis yang
rendah) dan sangat fleksibel dan mudah dibentuk.
 Keramik

Keramik merupakan senyawa antar unsur logam dan nonlogam, yang


memiliki ikatan kovalen atau ionik. Umumnya, senyawa material keramik berada
dalam bentuk senyawa oksida, nitrida, karbida. Beberapa material yang termasuk
kedalam klasifikasi keramik yaitu gelas/kaca, semen, dan keramik yang terbuat
dari lempung. Material keramik umumnya isolator panas dan listrik, tahan
terhadap suhu tinggi, keras namun getas.
 Komposit

Material komposit merupakan gabungan lebih dari satu macam material.


contoh yang paling umum adalah fiberglass, yang terdiri dari serat gelas (keramik)
sebagai penguat yang dipadukan dnegan material polimer. Komposit didesain
untuk memproleh efek sinergis dari sifat-sifat material penyusunnya. Pada
fiberglass, misalnya material didesain agar memiliki kekuatan yang cukup tinggi
(kontribusi dari material gelas), tetapi dimiliki fleksibilitas yang cukup baik
(kontribusi dari material polimer).

 Semikonduktor

Semikonduktor memiliki sifat penghantar listrik diantara konduktor dan


isolator. Selain itu, sifat penghantar listriknya sangat sensitif terhadap kehadiran
atom pengotor, walau hadir dalam jumlah kecil sekalipun. Kehadiran atom
pengotor ini harus dikontrol dalam daerah yang sangat kecil. Material
semikonduktor memberikan terobosan yang besar pada rangkaian terintegrasi
(integrated circuit/IC), yang menghadirkan perubahan revolusioner pada berbagai
perangkat elektronik dan komputer. Sebagai contoh, saat ini ukuran dan dimensi
telepon seluler semakin ramping dengan kapabilitas yang semakin canggih.
 Biomaterial

Biomaterial mencakup material yang dicangkokan atau ditanamkan


(implant) kedalam tubuh manusia atau hewan yang berfungsi sebagai pengganti
anggota yang rusak atau tidak berfungsi. Material ini tidak boleh mengandung zat
berbahaya dan beracun ketika bereaksi dengan tubuh manusia dan harus kopatibel
dengan jaringan sel. Dengan kata lain, reaksi biologis yang buruk tidak boleh
terjadi pada penggunaan biomaterial. Baja tahan karat yang dilapisi dengan
titanium merupkan salah satu contoh biomaterial yag dimanfaatkan sebagai bahan
pengganti tulang buatan.
SIFAT MEKANIS MATERIAL DAN FABRIKASI

1. Kegetasan atau brittleness

Sifat ini menunjukkan tidak ada deformasi plastis sebelum suatu material
mengalami kerusakan. Material getas secara mendadak rusak tanpa munculnya
tanda-tanda terlebih dahulu. Material dengan sifat kegetasan ini tak memiliki titik
mulur atau proses penampang yang mengecil dan kekuatan patah. Beberapa
contoh material yang memiliki sifat kegetasan antara lain semen cor, batu, besi
cor. Material seperti ini menggunakan uji tekan untuk menentukan kekuatannya.

2. Ketangguhan atau toughness

Sifat material ini memiliki keistimewaan yakni mampu menahan beban impact
tinggi atau beban kejut. Ketika sebuah material mendapatkan beban impact, maka
yang terjadi adalah sebagian energi dipindahkan dan sebagian energi diserap.
Pengukuran ketangguhan ditentukan berdasarkan luasan di bawah kurva tegangan
regangan dari titik asal hingga ke titik patah.

3. Kekuatan atau strength

Sifat material yang satu ini ditentukan berdasarkan tegangan paling besar saat
material mampu renggang sebelum akhirnya rusak. Material dengan sifat seperti
ini tidak mempunyai nilai tertentu yang bisa mendefinisikan kekuatannya. Sebab
perilaku material berbeda baik terhadap pembebanan maupun beban.

4. Keuletan atau ductility

Material dengan sifat keuletan memiliki kemampuan deformasi terhadap beban


tarik sebelum akhirnya patah. Material yang mempunyai sifat ulet adalah material
yang bisa ditarik menjadi kawat tipis panjang dengan gaya tarik tanpa mengalami
kerusakan. Keliatan material ditandai dengan persentase perpanjangan panjang
ukur material selama melakukan uji tarik dan persentase pengurangan luas
penampang.

5. Kekakuan atau stiffness

Sifat material ini mempunyai kemampuan renggang pada tegangan tinggi dengan
tidak diikuti regangan yang besar. Kemampuan inilah yang disebut ketahanan
terhadap deformasi. Kekakuan material adalah fungsi dari modulus elastisitas
dengan simbol E. Material dengan nilai modulus elastisitas yang tinggi
berdeformasi lebih kecil terhadap beban jika dibandingkan dengan material
dengan modulus elastisitas lebih rendah. Baja adalah salah satu contoh material
dengan modulus elastisitas tinggi. Sedangkan kayu adalah contoh material dengan
modulus elastisitas rendah.
6. Elastisitas atau elasticity

Material yang mempunyai sifat elastisitas adalah material yang dapat kembali ke
dimensi awal sesudah beban dilepaskan atau dihilangkan. Tetapi sangat sulit
untuk dapat menentukan nilai yang tepat untuk sifat elastisitas ini. Pengukuran
yang dilakukan hanya untuk menentukan batas elastisitas ataupun rentang
elastisitas sebuah material.

7. Kelenturan atau resilience

Sifat kelenturan ditandai dengan kemampuan material dalam menerima beban


impact yang tinggi tanpa mengakibatkan tegangan lebih pada batas elastis.
Keadaan ini menunjukkan, energi yang diserap selama masa pembebanan
disimpan dan dikeluarkan saat material tidak lagi dibebani. Pengukuran terhadap
kelenturan suatu material sama seperti pengukuran terhadap ketangguhan suatu
material.

8. Kelunakan atau malleability

Sifat kelunakan yang dimiliki oleh suatu material membuat material tersebut
mampu mengalami deformasi plastis terhadap beban tekan sebelum akhirnya
patah. Pada umumnya, material yang sangat liat juga mempunyai sifat cukup
lunak.

Fabrikasi logam adalah suatu proses produksi logam yang meliputi antara
lain rekayasa (perancangan), pemotongan, pembentukan, penyambungan,
perakitan atau pengerjaan akhir.
Dalam istilah industri kegiatan ini mengacu pada struktur bangunan logam
dengan tahapan pemotongan, pembengkokan, dan juga perakitan. Fabrikasi
sendiri menjadi proses yang mesti dilalui dalam proyek industri berat.

 Pemotongan. Pada bagian pemotongan fabrikasi mencakup proses gergaji,


gesek, dan memahat. Pada bagian ini umumnya dilakukan dengan cara
manual.
 Pembakaran. Pembakaran dilakukan dengan obor genggam misal obor
berbahan oksigen atau obor plasma. Selain itu melewati pemotongan CNC
yang menggunakan obor, air jet, atau laser untuk cara lebih canggihnya.
 Pembengkokan. Bagian pembengkokan dilakukan dengan cara memalu secara
manual atau mesin dan bisa juga dengan rem tekan dan perkakas sejenisnya.
 Perakitan. Bagian perakitan merupakan penggabungan dari beberapa
potongan menjadi satu kesatuan utuh. Dilakukan dengan cara pengelasan,
mengikat dengan perekat, pengecang berulir, memaku rivet atau keeling, dan
lainnya. Bahan awal yang kerap digunakan untuk fabrikasi biasanya berupa
stuktur baja dan logam lembaran.
DEFINISI STANDARISASI MATERIAL

Standarisasi material adalah aturan yang dikeluarkan oleh asosiasi,


institusi suatu negara produsen material yang meliputi pengaturan cara
penulisan,pengelompokan, pengkelasan , penserian suatu material

 ASTM (American Society for Testing Materials)


 AISI (American Iron and Steel Institute)
 UNS (Unified numbering system)
 AA (Aluminum Association)
 SAE (Society Automotive Engineering)
 DIN (Deutch Industrial Normung)
 NEN ( Nederland Engineering Norm)
 JIS (Japans Industrial Standard)
 SNI (Standard Nasional Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai