MATA KULIAH
MATERIAL TEKNIK
JU
DU
L
Disusun Oleh:
AGUNG ELVAN
1510642007
FAKULTAS TEKNIK
a) Kerak
b) Mantel, dan
c) Isi bumi
Perubahan energi yang dihasilkan oleh ikatan kimia yang terbentuk oleh dua macam
ikatan yaitu ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen.
a) Isomorfisme
Isomorfisme adalah suatu substansi yang mempunyai rumus analog serta
keamanan dari pada kristalografi dalam merefleksikan struktur dari dalamnya.
b) Polimorfisme
Polimorfisme adalah kemampuan unsur atom untuk membentuk lebih satu
macam kristal. perbedaan dari sifat fisik kristal akan membentuk substansi polimerfic
sebagai morfic, trimorficdan seharusnya. Polimorfisme menunjukan bahwa struktur
kristal tidak hanya ditentukan oleh unsur kimia saja akan tetapi dapat disebabkan juga
oleh unsur dari susunan atom yang dibangaun kristal.
1. Enantriotrop yaitu suatu proses timbal balik.
2. Monotropisme yaitu merupakan suatu proses yang tidak timbal balik
Contoh : Markasit menjadi pyrite
c) Pseudomorfisme
Mineral dapat mengalami perubahan mineral lain tanpa merubah ikatan
kimianya proses ini dikenal sebagai proses pseudomorfisme.
Pseudomorfisme ini terbagi menjadi dua yaitu :
1. Tidak terjadi perubahan unsur kimianya, akan tetapi terjadi perubahan sistem
dari pada kristalografinya.
2. Unsur lama diganti unsur baru.
Pseudomorfisme disebabkan mineral lama tidak stabil dalam lingkungan yang baru.
Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin
adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan
dengansifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur,
kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan
secara langsung terhadap daya ikat
Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh
yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia
dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan
van der Waals.
· Identifikasi Kristal.
Untuk dapat mengelompokan Kristal kedalam tujuh sistem serta 32 kelas, maka
dipanjang perlu untuk mengrtahui cara-cara penentuan dari sistem dan kelas kristal
adalah :
a) Langkah-langkah dalam penentuan sistem kristal adalah :
1. Ambil sampel kristal yang akan di diskripsikan.
2. Perkiraan letak sumbu-sumbu simetri utama dengan mengingat bahwa sumbu
vertikal c adalah sumbu yang terpendek atau terpanjang, kecuali sistem cubic.
3. Tentukan konstanta Kristalografi, meliputi : besar sudut antara sumbu dan
Axial Rationya.
4. Kelompok kristal tersebut kedalam sistemnya berdasarkan konstanta
Kristalografinya.
b) Langkah dalam penentuan kelas kristal adalah :
1. Ambil sampel kristal yang akan di diskripsikan
2. Tentukan sistem kristalnya.
3. Tentukan unsur-unsur simetrinya, meliputi : sumbu-sumbu simetri berikut nilai
sumbunya dan bidang simetrinya serta pusat simetrinya.Tentukan kelas
kristalnya berdasarkan pada ciri-ciri pemilikan simetri di atas, dengan cara
menyusun.
Logam
Semikonduktor
Sifat ini menunjukkan tidak ada deformasi plastis sebelum suatu material
mengalami kerusakan. Material getas secara mendadak rusak tanpa munculnya
tanda-tanda terlebih dahulu. Material dengan sifat kegetasan ini tak memiliki titik
mulur atau proses penampang yang mengecil dan kekuatan patah. Beberapa
contoh material yang memiliki sifat kegetasan antara lain semen cor, batu, besi
cor. Material seperti ini menggunakan uji tekan untuk menentukan kekuatannya.
Sifat material ini memiliki keistimewaan yakni mampu menahan beban impact
tinggi atau beban kejut. Ketika sebuah material mendapatkan beban impact, maka
yang terjadi adalah sebagian energi dipindahkan dan sebagian energi diserap.
Pengukuran ketangguhan ditentukan berdasarkan luasan di bawah kurva tegangan
regangan dari titik asal hingga ke titik patah.
Sifat material yang satu ini ditentukan berdasarkan tegangan paling besar saat
material mampu renggang sebelum akhirnya rusak. Material dengan sifat seperti
ini tidak mempunyai nilai tertentu yang bisa mendefinisikan kekuatannya. Sebab
perilaku material berbeda baik terhadap pembebanan maupun beban.
Sifat material ini mempunyai kemampuan renggang pada tegangan tinggi dengan
tidak diikuti regangan yang besar. Kemampuan inilah yang disebut ketahanan
terhadap deformasi. Kekakuan material adalah fungsi dari modulus elastisitas
dengan simbol E. Material dengan nilai modulus elastisitas yang tinggi
berdeformasi lebih kecil terhadap beban jika dibandingkan dengan material
dengan modulus elastisitas lebih rendah. Baja adalah salah satu contoh material
dengan modulus elastisitas tinggi. Sedangkan kayu adalah contoh material dengan
modulus elastisitas rendah.
6. Elastisitas atau elasticity
Material yang mempunyai sifat elastisitas adalah material yang dapat kembali ke
dimensi awal sesudah beban dilepaskan atau dihilangkan. Tetapi sangat sulit
untuk dapat menentukan nilai yang tepat untuk sifat elastisitas ini. Pengukuran
yang dilakukan hanya untuk menentukan batas elastisitas ataupun rentang
elastisitas sebuah material.
Sifat kelunakan yang dimiliki oleh suatu material membuat material tersebut
mampu mengalami deformasi plastis terhadap beban tekan sebelum akhirnya
patah. Pada umumnya, material yang sangat liat juga mempunyai sifat cukup
lunak.
Fabrikasi logam adalah suatu proses produksi logam yang meliputi antara
lain rekayasa (perancangan), pemotongan, pembentukan, penyambungan,
perakitan atau pengerjaan akhir.
Dalam istilah industri kegiatan ini mengacu pada struktur bangunan logam
dengan tahapan pemotongan, pembengkokan, dan juga perakitan. Fabrikasi
sendiri menjadi proses yang mesti dilalui dalam proyek industri berat.