DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 13
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sementara itu, zeolit telah lama digunakan sebagai katalis dalam berbagai
proses industri, termasuk produksi bahan bakar, bahan kimia, dan farmasi. Zeolit
juga digunakan sebagai adsorben dalam pengolahan air dan limah, karena
memiliki kemampuan untuk menyerap bahan kimia dan logam berat dari larutan.
Sifat ini menjadikan zeolit sebagai material yang efektif dalam menghilangkan
kontaminan dari air limbah, sehingga dapat membantu mengurangi polusi
lingkungan dan memperbaiki kualitas air.
Dalam makalah ini, penting untuk dibahas lebih lanjut mengenai definisi
silikat dan zeolit, jenis-jenis silikat dan zeolit, struktur, kegunaan hingga reaksi-
reaksi yang melibatkan silikat dan zeolit. Dengan membahas berbagai aspek
tersebut, makalah mengenai materi silikat dan zeolit diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bahan ini dan potensinya
dalam berbagai aplikasi industri dan lingkungan.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dituliskan rumusan
masalahnya yaitu sebagai berikut.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari dibuatnya makalah ini
adalah untuk mengetahui serta memahami materi mengenai silikat dan zeolit, baik
dari definisi, struktur, jenis-jenis, kegunaan, hingga reaksi-reaksi yang
melibatkan silkat dan zeolit.
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini tak lain adalah untuk menambah dan
memperluas wawasan pembaca mengenai materi silikat dan zeolit, mulai dari
definisi silikat dan zeolit hingga reaksi-reaksi yang melibatkan silikat dan zeolit.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Struktur Silikat
Struktur silikat adalah susunan atom silikon (Si) dan oksigen (O) dalam
bentuk jaringan atau rangkaian, dan mineral silikat merupakan bahan dasar dari
kerak bumi dan banyak digunakan dalam industri. Struktur silikat dapat dibagi
menjadi beberapa jenis berdasarkan pola ikatan antar atom dan susunan jaringan.
Contoh struktur silikat meliputi struktur tetrahedral tunggal, struktur tetrahedral
ganda, struktur rantai, struktur lembaran, dan struktur tiga dimensi (Klein dan
Hurlbut, 1993).
4
2.3 Jenis-Jenis Silikat
Menurut Mirawaty,Nugraheni,dan Riyandhani(2021), berdasarkan
penggabungan tetrahedran silikat dan pengunaan bersama ion oksigen, mineral
silikat dapat dibagi menjadi enam kelompok yaitu: Nesosilikat, Sorosilikat,
Siklosilikat, Inosilikat, Filosilikat, dan Tektonisilikat.
1. Kelompok Olivin-Garnet-Zirkon
5
menunjukkan bahwa mineral-mineral tersebut berasosiasi dengan
lingkungan pembentukan pelitik/ Al-rich rocks.
Sorosilikat adalah salah satu jenis silikat yang dibentuk oleh dua
tetrahedron silikat atau disebut silikat ganda. Dua tetrahedral Si-O saling berbagi
satu oksigen dengan rasio Si:O= 2:7. Struktur elemen pada silikat jenis ini
membentuk mineral sorosilikat, dengan satu atom oksigen yang digunakan
bersama oleh dua tetrahedron. Contoh dari kelompok sorosilikat adalah kelompok
epidot (zoisit, klinozoisit, epidot, dan allanit) yang terdistribusi di batuan beku dan
batuan metamorf sebagai aksesori mineral. Rumus kimia dari seluruh jenis
sorosilikat adalah Si2O7, merupakan sharing bersama aluminium oktahedral.
6
perbandingan antara atom (Si) dan atom (O) adalah 4:11. Jenis rantai inosilikat
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yakni: kelompok Piroksen (rantai
tunggal) dan kelompok Amfibol (rantai Ganda).
1. Kelompok Piroksen
Piroksen adalah kelompok inosilikat yang dibantuk oleh ikatan tetrahedran
silika dalam bentuk rantai tunggal. Single tetrahedran pada piroksen
disusun secara kontinyu pada arah sejajar sumbu c dan berikatan dengan
sigle tetrahedral lainnya dengan berbagi 2 oksigen pada susunan rantainya.
Piroksen merupakan kelompok mineral dengan rumus XY(Si 2O6) dimana
X dan Y dapat berupa kation Fe, Mg, Ca, Na, atau Li. Klasifikasi piroksen
dilakukan berdaarkan komposisi atom X dan asosiasi dari bentuk
kristalnya. Piroksen umumnya memiliki dua bentuk simetri, yakni
orthorombik dan monoklinik. Orthorombik biasanya hadir dengan
komposisi Mg, Fe, dan dikelompokkan menjadi orthopiroksen, sedangkan
piroksen monoklinik berasosiasi dengan Ca, Na, atau Li, selanjutnya
dikelompokkan ke dalam klinipiroksen.
2. Kelompok Amfibol
Amfibol merupakan kelompok inosilikat yang membentuk ikatan
tetrahedron silika berupa rantai ganda, dimana dua rantai tunggal
tetrahedral berikatan satu sama lain. Amfibol dikelompokkan berdasarkan
komposisi x dan bentuk simetrinya. Kelompok mineral amfibol antara
lain yaitu, orthoamfibol, low-Ca klinoamfibol, Ca amfibol, Na-Ca
klinoamfibol, dan Na klinoamfibol. Berdasarkan komposisi kimia dan
karakteristik umum, amfibol memiliki banyak kesamaan dengan piroksen,
namun yang menjadi pembeda utama adalah amfibo bersifat hidrous
(mengandung hidroksil OH) dan struktur tetrahedron silikanya berbentuk
rantai ganda.
Klasifikasi mineral filosilikat
Filosilikat berasal dari bahasa yunani yaitu ‘phylon’ atau daun, yakni
kelompok mineral dengan struktur kristal berlembar atau membentuk perlapisan
(layers). Filosilikat terdiri dari lembaran gugus tetrahedral (SiO) dan oktahedral
7
(OH-) yang bergabung menjadi 1 lapisan, selanjutnya lapisan tersebut akan saling
berulang dan berikatan satu dengan yang lain membentuk unit kristal.
8
tersusun secara berkesinambungan, yang membagi empat oksigen dengan rasio
Si:O = 1:2. Gugus silikat tektosilikat membentuk kerangka tiga dimensi
(framework) yang rumit, dimana oksigen tetrahedral saling berikatan dengan
oksien lain. Karena ikatan kovalen antara Si dan O sangat kuat, mineral-mineral
tektosilikat cenderung memiliki kekerasan yang tinggi.
1. Kelompok silika
Kelompok silika yang paling umum, contohnya adalah kuarsa
(SiO2). Struktur pada kelompok mineral ini terdiri dari gugus tetrahedral
yang paling stabil dibandingkan dengan kelompok mineral lainnya,
sehingga tidak memerlukan penambahan kation untuk menyeimbangkan
muatan senyawa mineral. Kelompok silika terdiri dari kuarsa dan mineral
lain dengan komposisi kimia yang sama tetapi berbeda dalam bentuknya,
disebut sebagai polimorf. Meskipun memiliki komposisi SiO 2 yang sama,
kuarsa, tridimit, dan kristobalit memiliki sistem kristal dan sifat fisik yang
berbeda, serta terbentuk pada kondisi pembentukan (P&T) yang berbeda.
Kuarsa
Kuarsa adalah mineral silika yang sangat umum di dalam batuan.
Mineral ini dapat ditemukan diberbagai jenis batuan, termasuk batu
beku, sedimen klastik, dan batuan metaforf. Ukuran kristal kuarsa
dapat bervariasi, dari yang besar hingga mikrokristalin yang hanya
dapat dilihat di bawah mikroskop. Kuarsa biasanya mengkristal
dengan sempurna dan memiliki bentuk heksagonal piramid dan
9
bipiramid. Namun, dalam beberapa kasus, kuarsa dapat hadir
dalam bentuk agrerat mikrokristalin atau serabut, sperti kalsedon.
Kalsedon terbentuk pada suhu yang lebih rendah daripada kuarsa
dan sering hadir bersama kuarsa dalam lingkungan hidrotermal.
Warna kuarsa murni adalah tidak berwarna, namun beberapa
variasi warna seperti amethyst ungu dan rose quarzt pink terbentuk
akibat kehadiran unsur pengotor dalam larutan silika saat
pembentukan mineral tersebut.
2. Kelompok feldspar
Feldspar adalah mineral yang sangat umum di kerak bumi dan
hadir di semua jenis batuan. Kelompok feldspar terdiri dari tiga kelompok
besar, yaitu K-Feldspar, Albit, dan Anortit, dengan albit dan anortit
digabung menjadi kelompok Plagioklas. Mineral plagioklas selalu
memiliki jumlah An+Ab yang berjumlah 100 dan akan merefleksikan
temperatur dan komposisi Ca, Na, dan silikat dalam larutan pembentuk
mineral. Grup feldspar terdiri dari gugus tetrahedral silika yang berikatan
dalam bentuk framework dengan saling berbagi atom Si dan Al di bagian
sudut-sudut struktur atomnya.
3. Kelompok Zeolit
Zeolit adalah kelompok mineral silikat yang banyak ditemukan di
berbagai linkungan pembentukkan. Sebelum tahun 1960, zeolit dianggap
mineral sekunder yang hadir di rongga batuan beku vukanik. Namun,
dengan kemauan teknologi, ditemukan lebih dari 40 jenis mineral zeolit
dengan sifat fisik dan komposisi kimia yang spesifik. Zeolit hadir sebagai
komponen penyusun batuan sedimen, batuan metamorf, dan mineral
alterasi hidrotermal pada batuan vulkanik. Zeolit juga ditemukan dalam
ukuran halus dan sebelum penemuan SEM dan XRD, dianggap sebagai
bagian dari material lempung.
4. Kelompok Feldspatoid
Feldspatoid adalah kelompok mineral yang mirip dengan feldspar
dalam struktur dan sifat fisik, tetapi memiliki komposisi kimia yang
berbeda. Mineral ini terdiri dari aluminosilikat natrium, kalium, dan
10
kalsium dengan jumlah silika yang sangat kurang. Karena kurangnya
silika, feldspatoid tidak dapat terbentuk bersamaan dengan kuarsa.
Feldspatoid biasanya ditemukan pada batun beku alkali yang sngat kurang
silika. Meskipun kelompok mineral ni cukup mirip dengan feldspar,
namun keberadaanya relatif jarang ditemukan di alam.
Nafelin meruapakan salah satu jenis feldspatoid yang paling
umum. Struktur atom feldspatoid memungkinkan kation dan anion
mengisi kekosongan antara gugus tetrahedral. Mineral feldspatoid
memiliki sistem kristal yang berbeda-beda dan tidak mungkin hadir
bersama-sama dengan kuarsa. Kelompok mineral feldspatoid dimasukkan
ke dalam kelompok foid dalam klasifikasi batuan beku berdasarkan IUGS
dan terbentuk pada larutan magma yang tidak jenuh silika.
11
5. Silikat di gunakan dalam pembuatan prisma, kuvet, dan kacamata untuk
alat di laboratorium.
6. Silikat juga di gunakan untuk mengolah air limbah sebagai flokulan besi
dan koagulan tawas.
7. Silikat alkali di gunakan sebagai lem.
Silikat juga dapat diperoleh melalui Tanah lempung gambut, karena tanah
gempung gambut memiliki kandungan alumina yang memiliki banyak manfaat.
Melalui proses recovery alumina dari tanah lempung gambut dengan
menggunakan metode kalsinasi dan elutriasi.
12
lempung. Bahan yang akan dipecah adalah senyawa kompleks lempung
Al2O3.SiO2. xH2O menjadi Al2O3 + SiO2 + H2O.
Proses ini juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas termal lempung dan
memperbesar poripori permukaannya. Suhu kalsinasi yang sering digunakan
berkisar antara 200-800°C (Sukamta, 2009). Pada penelitian ini digunakan suhu
kalsinasi 800 °C. Hasil dari proses kalsinasi ini yakni untuk mendapatkan
senyawa alumino kalsium silikat dan kalsium alumina.
Reaksi hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi di mana senyawa kimia bereaksi dengan air dan
memecah molekul menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Pada silikat, reaksi
hidrolisis dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti
silika gel dan zeolit. Contoh reaksi hidrolisis pada silikat:
Dekomposisi termal
13
Reaksi ini menunjukkan kalsium silikat yang diuraikan menjadi kalsium oksida
dan silika melalui pemanasan.
Reaksi asam-basa
Reaksi asam-basa adalah reaksi di mana asam dan basa bereaksi membentuk
garam dan air. Pada silikat, reaksi asam-bas dapat menghasilkan senyawa-
senyawa seperti silikat asam dan silikat garm.
Reaksi ini menunjukkan natrium silikat yan bereaksi dengan asam klorida
membentuk silika, natrium klorida, dan air.
Dimana:
14
x: bilangan tertentu
y: bilangan tertentu
1. dehidrasi
Sift dehidrasi pada zeolit berdampak pada sifat adsorpsi, dimana jumlah
molekul air yang terkandung di dalam pori kristal zeolit akan keluar saat
dipanaskan.
2. adsopsi
Pada kondisi normal, pori kristal zeolit disi oleh molekul air. Namun, jika
dipanaskan pada suh 300-400C, molekul air tersebut akan keluar sehingga zeolit
dapat digunakan sebagai penyerap gas atau cairan.
3. penukar ion
Ion-ion yang terdapat pada rongga atau kerangka elektrolit di dalam zeolit
berguna untuk menjaga keseimbangan ion pada zeolit.
15
4. katalis
Zeolit dapat digunakan sebagai penyaring atau pemisah molekul gas atau
zat lain dari campuran tertentu karena memiliki ruang hampa yang besar.
Kemampuan zeolit untuk berperan sebagai penyaring ditentukan oleh volume dan
ukuran garis tengah ruang hampa dan kisi-kisi kristalnya.
16
bergerak dengan bebas sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran ion,
dehidrasi yang dapat di reversibel dan penyerapan.
a) Zeolit alam
Zeolit di alam dapat di temukan dalam bentuk mineral dengan komposisi
yang berbeda beda . Di alam zeolit dapat terbentuk karena adanya proses
kimia dan fisika yang kompleks dari batuan-batuan yang mengalami
berbagai macam perubahan di alam. Para ahli geokimia dan mineralogi
memperkirakan jika zeolit adalah salah satu produk gunung berapi yang
membeku dan membentuk batuan vulkanik, batuan sedimen dan batuan
metamorfosa, dimana batuan batuan ini akan melapuk karena pengaruh
panas dan dingin. Sebagai produk alam, zeolit memiliki komponen yang
bervariasi namun sebagian besar komponen utamanya adalah silika dan
alumina. Di samping komponen utama tersebut, zeolit juga mengandung
berbagai unsur dengan kuantitas kecil seperti K, Ca, Mg dan Fe. Meskipun
aplikasinya luas, zeolit alam memiliki beberapa kelemahan yaitu
mengandung banyak pengotor seperti Na, K, Ca, Mg dan Fe serta
kristalinitasnya kurang baik. Dengan adanya pengotor-pengotor tersebut
dapat mengurangi aktivitas dari zeolit, untuk memperbaiki karakter dari
zeolit alam tersebut maka dapat dapat di lakukan aktivasi dan modifikasi
terlebih dahulu.
17
Gambar 1. Modernit
a. Modernit
Modernit adalah kelompok zeolit dengan saluran saluran terbuka dan
memungkinkan air dan ion-ion berukuran besar keluar masuk saluran tersebut.
Modernit mempunyai stabilitas terhadap suhu cukup tinggi sehingga dapat
mempertahankan strukturnyaa pada suhu 800-900⁰ C serta memiliki kestabilan
tinggi terhadap asam sehingga dapat di gunakan dalam pengolahan logam berat
dengan sifat asam. Struktur dari saluran modernit terbentuk dalam cincin
beranggotakan 12 dengan diameter nominal 6,7-7 A. Adanya sedikit mineral
pengotor modernit mempunyai dampak yang besar pada kemampuan adsoprsi
modernit. Modernit tidak sesuai untuk penggunaan di mana terdapat kemungkinan
penyerapan hidrokarbon yang dapat membentuk karbon dalam kristal.
b. Pentasil
Zeolit pentasil terdiri atas kelompok zeolit yang kaya silika dengan
struktur berdasarkan cincin lima ganda. Pada zeolit ZSM -5 dan ZSM -11, sistem
saluran di bedakan oleh cincin 10 oksigen dengan diameter bebas sekitar 6A.
Zeolit ini mempunyai rasio Si/Al sekitar 30 tapi berbagai struktur lain
kemungkinan bebas dari wujud aluminum. Bentuk ZSM-5 yang bebas aluminium
sering di sebut sebagai silikait
c. Klinoptiloit
Gambar 2. Klinoptiloit
Klinoptiloit merupakan salah satu zeolit alam yang sering di temui.
Klinoptiloit adalah kristal monoklinik dan memiliki keresistenan terhadap suhu
18
tinggi. Berdasarkan hasil pengujian XRD di peroleh bahwa dengan pengaktivasian
secara kimia, klinoptiloit dapat menghasillan struktur modernit,karena jika di
aktivasi dengan metode kimia dapat menghasilkan struktur modernit, klinoptiloit
dapat di gunakan sebagai adsorben. Kandungan utama mineral dalam zeolit ini
adalah (Ca, Na2, K2). Al2Si10O24 sedangkan pengotornya adalah kuarsa. KTK
dari klinoptiloit pada umumnya antara (1,5 -2,0) meq/g, logam-logam alkali yang
bersifat kationik tersebut mempunyai mobilitas yang tinggi di dalam kerangka
sehingga memudahkan proses pertukaran ion. Klinoptiloit memiliki kandungan
silika yang sangat tinggi dengan perbandingan Si/Al mencapai 7-18. Zeolit
klinoptiloit alam pada suhu 25⁰ C dan tekanan 2,666 Kpa memiliki kapsisitas
adsoprsi terhadap H20 mencapai 16 gram tiap 100 gram h20.
b) Zeolit sintesis
Di kutip dari Georgiev (2009) Zeolit sintesis adalah zeolit yang di buat dengan
cara rekasaya agar di peroleh karakter zeolit yang lebih baik di banding zeolit
alam. Komponen dasar zeolit sintesis adalah silika dan alumnia sehingga bahan
baku yang mengandung 2 komponen di atas dapat di sintesis menjadi zeolit.
Walaupun hasil rekaya begitu zeolit sintesis tetap memiliki kemurnian zeolit yang
tinggi
19
Zeolit dengan kadar Si tinggi sangat higroskopis dan dapat menyerapa
molekul non polar sehingga cocok di gunakan sebagai katalisator asam untuk
hidrokarbon. Contoh zeolit dengan kadar Si tinggi adalah Zeolit jenis ini misalnya
zeolit ZSM−5, ZSM−11, ZSM−21, ZSM−24.
4. Zeolit Si
Zeolit jenis ini tidak mengandung Al sama sekali atau tidak memiliki sisi
kation. Zeolit ini sangat hidrofilik-hidrofobik sehingga dapat memisahkan suatu
molekul organik dari campuran air. Contohnya adalah silikait.
a. peternakan
20
Zeolit juga digunakan sebagai pelengkap makanan dalam ransum dan
zeolit telah terbukti dapat meningkatkan produksi dan memperbaiki
lingkungan kandang.
b. pertanian
c. lingkungan
21
baik dibandingkan dengan media penyaring pasir dan karbon aktif, sebab
dapat membuat air menjadi lebih jernih sehingga biaya perawatannya
relati lebih murah. Struktur pori zeolit yang tinggi dapat menangkap
kontaminan berbentuk partikel sampai ukuran 4 mikron. (Yateman et al.
(Al-Jabri, M., & Soegianto, R. (2014)).
Zeolit dapat digunakan sebagai bahan penyerap radioaktif,. Zeolit alam
memiliki kapasitas tukar kation yang tinggi tidak hanya terhadap logam-
logam berat saja, akan tetapi juga terhadap unsur-unsur yang bersifat
radioaktif eperti Stronsium 90, Calsium 137 dan isotop radioaktif lainnya
dalam larutan yang menahan unsur-unsur tersebut dalam kerangka kristal
yang berdimensi tiga.
d. industri
Zeolit digunakan sebagai bahan pengisi seperti kertas, industri cat dan
plastik.
Zeolit juga digunakan sebagai media untuk pengolahan air limbah. Zeolit
dapat menurunkan limbah beracun yang sangat berbahaya terhadap
lingkungan, sehingga air buangan lebih jernih dan aman untuk dibuang
pada perairan bebas. Zeolit alam dapat menyerap logam-logam berat
seperti Cd, Cu,Pb dan Zn. Unsur-unsur tersebut dalam tanah dapat menjadi
racun bagi tanaman. (Yateman et al. dalam Al-Jabri & Soegianto, 2014).
22
Dealuminasi dengan (NH4)2SiF6 merupakan salah satu
contoh dealuminasi dengan penyisipan Si. Al dihilangkan
dari struktur zeolit dalam bentuk garam heksafluorosilikat
yang larut dalam air. Selanjutnya Si akan menempati
kerangka yang ditinggalkan Al.
23
menjadi kuning apabila terkontaminasi kandungan logam. Kemudian proses
dilanjutkan dengan ultrasonik selama 2 jam dengan tujuan untuk memecah
senyawa yang tidak memerlukan waktu yang lama.
Setelah dealuminiasi, Aktivasi zeolit selanjutnya di lakukan secara fisika
yaitu dengan pemanasan (kalsinasi) pada suhu tinggi yaitu hingga 700⁰ C selama
2 jam. Penggunaan asam pada proses dealuminasi mengakibatkan berubahnya
sebagian struktur dari kerangka zeolit. Sehingga dilakukan proses kalsinasi untuk
menstabilkan pori pori yang lebih besar, meningkatkan sifat-sifat khusus zeolit
dengan cara menghilangkan unsur- unsur pengotor dan menguapkan air yang
terperangkap dalam pori kristal zeolit. Setelah proses kalsinasi, zeolit alam
berwarna putih kekuningan dari pada zeolit alam sebelum kalsinasi.
Menurut Handhoyo., dkk (2005), warna kehijauan pada zeolit sebelum
akyivasi disebabkan adanya kandungan air (hidrat) yang terikat pada struktur
zeolit. Setelah dikalsinasi maka kandungan hidrat sudah dihilangkan sehingga
warnanya menjadi lebih putih
1) Perlakuan hidrotermal
Metode hidrotermal adalah tehnik untuk mensitesis zeolit buatan dengan
bantuan panas, air dan suhu. Sintesis dengan teknik hidrotermal adalah fase reaksi
kristalisasi, Bryappa dan Yoshimura menggambarkan bahwa reaksi hidrotermal
sebagai reaksi in-situ yang terjadi di atas suhu kamar dalam larutan air dan di
bawah tekanan.
Zeolit dapat di sintesis dari larutan silika dan alumina yang mengandung
banyak alkali hidroksida atau basa basa organik. Suatu gel silika alumina akan
terbentuk melalui sebuah reaksi kondensasi. Apabila kandungan silika dari zeolit
rendah maka produk dapat di kristalkan pada suhu 70-100⁰ C namun jika zeolit
kaya silika sebagian besar produk hidrotermalnya adalah gel. Dalam kasus in, gel
akan di masukan ke dalam autoclave selama beberapa hari. Pada suhu 100-350⁰
akan terbentuk zeolit denga struktur tertentu
Faktor faktor yang mempengaharui tipe produk zeolit yang terbentuk
melalui reaksi hidrotermal ini bergantung pada komposisi larutan awal, PH, suhu
serta kelajuan dalam mengaduk dan pencampuran.
24
Fase-fase yang terjadi saat hidrotermal di antaranya terlarutnya sedikit
padatan dalam air, difusi zat terlarut dan timbulnya senyawa senyawa yang
berbeda dari padatan yang terlarut dan terjadi pada suhu yang cuku rendah yakni
(100-300⁰). Di kutip dari Jumaeri dan Lestari, Pada autoclave 100⁰ C, proses ini
meliputi modifikasi tekstur atau struktur pada sebuah padatan mengikuti hukum
termodinamika dan proses ini mengurangi energi bebas pada sistem. Perubahan
pada tekstur murni akan menyebabkan reduksi pada luas permukaan dan
meningkatkan ukuran partikel dan pori (F’le et al., 1987).
Penggunaan air murni pada siklus hidrotermal kurang efektif sebab tidak
mampu melarutan zat dalam proses pengkristalan. Oleh sebab itu di gunakan
sebuah senyawa mineralizer. Mineralizer merupakan suayu senyawa yang di
tambahkan pada larutan encer untuk mempercepat proses kristalisasi dengan cara
meningkatkan kemampuan melarutnya, sehingga zat yang awalnya tidak dapat
larut dalam air dapat menjadi larut. Mineralizer yang khas adalah suatu hidroksida
dari logam alkali khususnya amfoter dan oksida asam. Mineralizer yang di
gunakan untuk Si02 adalah NaOH, KOH, Na2CO3 atau NAF
2. Pertukaran ion
Menurut Setiadi dan Pertiwi (2007), proses aktivasi dan modifikasi
merupakan cara untuk meningkatkan kualitas dari zeolit yaitu dengan
25
meningkatkan keasaman pada inti aktif zeolit alam. Aktivasi zeolit alam
dapat dilakukan dengan pertukaran ion selama 20-120 jam menggunakan
NH4Cl 1M pada temperatur ruang untuk menggantikan ion Ca2+ dengan
NH4+ sehingga didapatkan NH4-NZ. Kalsinasi pada 600⁰ C selama 2
jam dilakukan agar struktur zeolit lebih stabil dan lebih tahan pada
temperatur reaksi yang cukup tinggi. Menurut Smit (1992) dalam lestari,
kation-kation dalam kerangka zeolit dapay di tukar dan di subsitusi tanpa
mengubah struktur kerangka (isomorfis) dan dapat menimbulkam gradien
medan listrik dalam kanal-kanal ruangan zeolit.
Gambar 3. Ion H+ menggantikan Posisi ion Al2+ Gambar 4. Penyisipan ion Si ke dalam
menggantikan Ion Al2+
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa silikat dan zeolit
mempunyai peran yang begitu penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Kandunan silikat pada tanah dan batuan mempunyai peran penting dalam
keberlangsungan kehidupan tumbuhan dan hewan, sedangkan penggunaan zeolit
dalam berbagai industri telah membawa manfaat yang sangat besar bagi manusia.
Selain itu, studi terkait silikat dan zeolit juga terus berkembang hingga saat ini,
baik dalam penelitian fundamental maupun aplikatif. Hal ini menunjukkan bahwa
masih banyak peluang untuk mengembangkan penelitian terkait silikat dan zeolit
agar dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
3.2 Saran
Dalam mengembangkan penelitian terkait silikat dan zeolit, ada saran yang
dapat diusulkan, salah satunya adalah pningkatan penelitian terkait pengaruh ilikat
pada kesehatan manusia, terutama pada kaitanyya dengan peningkatan kesehatan
tulang dan gigi diharapkan dengan penelitian-penelitian lebih lanjut terkait silikat
dan zeolit, dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan
meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara keseluruhan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, D.D. (2017). Buku ajar teori dan aplikasi rekayasa Zeolit.
Jumaeri, W. A., & Lestari, W. T. P. (2007). Preparasi dan karakterisasi zeolit dari
abu layang batubara secara alkali hidrotermal. Jurnal Reaktor, 11(1), 38-
44.
Klein,C. and Hurlbut, C.S. (1993). Manual of Mineralogy. John Wiley & Sons.
Las,T., & Zamroni, H. (2002). Penggunaan Zeolit Dalam Bidang Industri Dan
Lingkungan. Jurnal Zeolit Indonesia, 1(1), 27-34.
Meirawaty,M.,Nugraheni,R.D.,&Riyandahni,C.P.(2021).Mineralogi.JawaTengah:
Zahira MediaPublisher.CV.ZT Corpora.
28
Oktaviani, Y., & Muttaqin, A. (2015). Pengaruh Temperatur Hidrotermal
Terhadap Konduktivitas Listrik Zeolit Sintetis dari Abu dasar Batubara
dengan Metode Alkali Hidrotermal. Jurnal Fisika Unand, 4(4).
29