Anda di halaman 1dari 32

SILIKAT DAN ZEOLIT

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 13

1. APRINA AZZAHRA 06101282227021


2. IRMA AMELIA 06101282227051
3. NELDA YULIANTI 06101182227005
4. SANI YUFITASARI 06101282227012
5. YANTI DENIA 06101282227044

MATA KULIAH: KIMIA ANORGANIK 1

DOSEN PENGAMPU: DR. EFFENDI, M.SI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Pancasila dengan judul: “Silikat dan Zeolit”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna


dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Indralaya, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1 Definisi Silikat...............................................................................................3
2.2 Struktur Silikat ...............................................................................................4
2.3 Jenis-Jenis Silikat ...........................................................................................5
2.4 Kegunaan Silikat ......................................................................................... 11
2.5 Cara Memperoleh Silikat ............................................................................ 12
2.6 Reaksi-Reaksi Yang Melibatkan Silikat...................................................... 13
2.7 Definisi Zeolit ............................................................................................ 14
2.9 Struktur Zeolit ............................................................................................. 16
2.9 Jenis-Jenis Zeolit ......................................................................................... 17
2.10 Kegunaan Zeolit ........................................................................................ 20
2.11 Reaksi-Reaksi Yang Melibatkan Zeolit .................................................... 22
BAB III PENUTUP ..............................................................................................27
3.1 Simpulan...................................................................................................... 27
3.2 Saran ............................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Silikat dan zeolit adalah dua jenis mineral alam yang memiliki kegunaan
penting di berbagai industri dan aplikasi teknologi. Silikat adalah kelompok
mineral terdiri dari unsur silikon dan oksigen, yang umumnya ditemukan dalam
berbagai bidang mulai dari industri, pertanian, hingga lingkungan. Silikat adalah
senyawa anorganik yang terdiri dari silikon dan oksigen, sementara zeolit adalah
jenis mineral aluminosilikat dengan struktur kristal teratur dan unik.

Silikat dapat ditemukan dalam bentuk mineral alam seperti kuarsa,


feldspar, dan mika. Namun, silikat juga dapat disintesis dalam laboratorium dan
digunakan sebagai bahan baku dalam produksi keramik, kaca, semen, dan bahan
bangunan lainnya. Selain itu, silikat juga memiliki peran penting dalam pertanian
sebagai pupuk dan pengatur pH tanah.

Sementara itu, zeolit telah lama digunakan sebagai katalis dalam berbagai
proses industri, termasuk produksi bahan bakar, bahan kimia, dan farmasi. Zeolit
juga digunakan sebagai adsorben dalam pengolahan air dan limah, karena
memiliki kemampuan untuk menyerap bahan kimia dan logam berat dari larutan.
Sifat ini menjadikan zeolit sebagai material yang efektif dalam menghilangkan
kontaminan dari air limbah, sehingga dapat membantu mengurangi polusi
lingkungan dan memperbaiki kualitas air.

Dalam makalah ini, penting untuk dibahas lebih lanjut mengenai definisi
silikat dan zeolit, jenis-jenis silikat dan zeolit, struktur, kegunaan hingga reaksi-
reaksi yang melibatkan silikat dan zeolit. Dengan membahas berbagai aspek
tersebut, makalah mengenai materi silikat dan zeolit diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bahan ini dan potensinya
dalam berbagai aplikasi industri dan lingkungan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dituliskan rumusan
masalahnya yaitu sebagai berikut.

1. apa definisi silikat?


2. bagaimana struktur silikat?
3. apa saja jenis-jenis silikat?
4. apa saja kegunaan silikat?
5. bagaimana cara memperoleh silikat?
6. apa saja reaksi-reaksi yang melibatkan silikat?
7. apa definisi zeolit?
8. bagaimana struktur zeolit?
9. apa saja jenis-jenis zeolit?
10. apa saja kegunaan zeolit?
11. apa saja reaksi-reaksi yang melibatkan zeolit?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari dibuatnya makalah ini
adalah untuk mengetahui serta memahami materi mengenai silikat dan zeolit, baik
dari definisi, struktur, jenis-jenis, kegunaan, hingga reaksi-reaksi yang
melibatkan silkat dan zeolit.

1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini tak lain adalah untuk menambah dan
memperluas wawasan pembaca mengenai materi silikat dan zeolit, mulai dari
definisi silikat dan zeolit hingga reaksi-reaksi yang melibatkan silikat dan zeolit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Silikat


Silikat adalah material material yang pada umumnya terdiri dari Silikon
dan Oksigen, dua unsur kimia yang paling banyak di kulit bumi dan berupa
tanah, batu, lempung dan pasir. Dalam karakterisasi material ini, lebih mudah
menyatakannya dalam variasi susunan tetrahedron dari SiO 44- daripada susunan
unit sel, seperti ditunjukkan dalam gambar berikut. Dan ini sering diperlakukan
sebagai satuan yang bermuatan negatif. Variasi dari struktur silikat dapat terdiri
dari susunan struktur ini dalam bentuk satu, dua maupun tiga dimensi.

Secara kimia, material silikat yang paling sederhana adalah Silikon


Dioksida atau Silika (SiO2), yang secara struktur sebuah jaringan tiga dimensi
yang dibentuk saat atom-atom oksigen yang berada di sudut tetahedron
berhubungan dengan tetrahedron yang terdekat.Bila tetrahedral ini tersusun
teratur maka struktur kristal akan terbentuk. Salah satu struktur silika adalah
cristobalite seperti pada Gambar. Struktunya relatif kompleks dan terbuka
sehingga tidak tertutup padat. Olah karena itu kristal silika memiliki densitas
yang rendah. Contohnya pada suhu ruang quartz berdensitas 2.65 g/cm3.
Kekuatan atom Si-O relatif tinggi berhubungan dengan suhu cairnya yang tinggi
1710°C.

3
2.2 Struktur Silikat
Struktur silikat adalah susunan atom silikon (Si) dan oksigen (O) dalam
bentuk jaringan atau rangkaian, dan mineral silikat merupakan bahan dasar dari
kerak bumi dan banyak digunakan dalam industri. Struktur silikat dapat dibagi
menjadi beberapa jenis berdasarkan pola ikatan antar atom dan susunan jaringan.
Contoh struktur silikat meliputi struktur tetrahedral tunggal, struktur tetrahedral
ganda, struktur rantai, struktur lembaran, dan struktur tiga dimensi (Klein dan
Hurlbut, 1993).

Berdasarkan buku Introduction to Mineralogy oleh Nesse (2011), struktur


silikat memiliki susunan atom yang sangat terorganisir dan kompleks. Atom
silikon (Si) biasanya terikat dengan empat atom oksigen (O) membentuk struktur
tetrahedral, yang kemudian saling terhbung membentuk jaringan atau rangkaian.
Struktur silikat sering juga melibatkan atom logam seperti magnesium (Mg),
kalsium (Ca), atau besi (Fe) yang mengisi posisi di antara susunan silikon dan
oksigen. Pola ikatan yang terbentuk antar atom-atom ini menentukan sifat-sifat
mineral silikat seperti kekerasan, warna, dan kelarutan dalam air.

4
2.3 Jenis-Jenis Silikat
Menurut Mirawaty,Nugraheni,dan Riyandhani(2021), berdasarkan
penggabungan tetrahedran silikat dan pengunaan bersama ion oksigen, mineral
silikat dapat dibagi menjadi enam kelompok yaitu: Nesosilikat, Sorosilikat,
Siklosilikat, Inosilikat, Filosilikat, dan Tektonisilikat.

 Kalsifikasi mineral Nesosilikat

Struktur Nesosilikat adalah struktur silikat yang paling sederhana an terdiri


dari unit tetrahedran silikat (SiO4)4- tunggal. Struktur elemen dari Nesosilikat
selalu terdiri dari unit tetrahedral silikat tunggal, dengan perbandingan atom (si)
dan atom (o) sebesar 1:4. Nesosilikat dapat dikalsifikasikan menjadi dua
kelompok besar berdasarkan jenis-jenis kationnya, yaitu kation yang bermuatan
kecil seperti Ca2+, Mg2+, Fe2+, atau kation bermuatan besar seperti Al3+, atau
Ti4+, serta ada atau tidaknya gugus (OH).

1. Kelompok Olivin-Garnet-Zirkon

Kelompok ini mempunyai karakteristik struktur tetrahedran silikat


terisolasi yang berikatan dengan kation-kation seperti Ca2+, Mg2+,
Fe2+,Al. bentuk ikatan kation oktahedral, atau koordinasi lebih tinggi
dengan anion (O) pada lengan tetrahedral silika. Kelompok ini dapat
menunjukkan bentuk kristal yang bermacam-macam bergantung kepada
ukuran dan muatan dari masin-masing kation mineralnya.

2. Kelompok Aluminium Silikat Polimorf-staurolit-kloritoid-topaz-titanit.

Kelompok ini bercirikan dengan bentuknya polyhedral famework, dengan


kation-kation bermuatan besar seperti Al3+, atau Ti4+, sebagai
penyusunnya dan berikatan dengan atom (O) atau gugus (OH). Akan
tetapi, (O) dan (OH) disini bukan sebagai komponen utama dari
tetrahedran silikat (SiO4)4.

Pembentukan antara kelompok pertama dan kedua terjadi di lingkungan


yang berbeda. Kelompok pertama terbentuk pada lingkungan dengan
kadar Fe, Mg tinggi, sedangkan kelimpahan Al pada kelompok kedua

5
menunjukkan bahwa mineral-mineral tersebut berasosiasi dengan
lingkungan pembentukan pelitik/ Al-rich rocks.

 Klasifikasi mineral sorosilikat

Sorosilikat adalah salah satu jenis silikat yang dibentuk oleh dua
tetrahedron silikat atau disebut silikat ganda. Dua tetrahedral Si-O saling berbagi
satu oksigen dengan rasio Si:O= 2:7. Struktur elemen pada silikat jenis ini
membentuk mineral sorosilikat, dengan satu atom oksigen yang digunakan
bersama oleh dua tetrahedron. Contoh dari kelompok sorosilikat adalah kelompok
epidot (zoisit, klinozoisit, epidot, dan allanit) yang terdistribusi di batuan beku dan
batuan metamorf sebagai aksesori mineral. Rumus kimia dari seluruh jenis
sorosilikat adalah Si2O7, merupakan sharing bersama aluminium oktahedral.

 Klasifikasi mineral siklosilikat

Siklosilikat biasa juga disebut dengan ring silikat, yang merupakan


kelompok silikat dengan penyusunnya oleh terahedron silikat yang saling
berikatan membentuk cincin. Siklosilikat serinkali dianggap sebagai subkelas dari
sorosilikat karena adanya perulangan dari gugs sorosilikat yang menyusun rantai
tertutup dalam bentuk cincin. Siklosilikat terdiri dari gugus-gugus tetrahedral
silikat yang saling membagi dua atom oksigen dengan perbandingan Si:O= 1:3,
untuk bisa membentuk cincin, sejumlah 3,4 atau 6 atom silikon akan berikatan
dengan 9,12,18, atom oksigen. Hanya ada tiga kelompok mineral dalam grup
siklosilikat, yakni: turmalin, beril, dan koerdierit. Ketiga mineral tersebut secara
keseluruhan tersusun atas silika (Si) dan aluminium tetrahedral yang saling
bertumpuk dan dihubungkan oleh kation.

 Klasifikasi Mineral Inosilikat

Inosilikat merupakan salah satu jenis silikat dengan ciri strukturnya


menggunakan ion oksigen (O) secara bersama membentuk rantai. Umumnya
Inosilikat memiliki du jenis rantai, yaitu struktur Inosilikat rantai tunggal
danstruktur Inosilikat rantai ganda. Dalam inosilikat rantai tunggal perbandingan
antara atom (Si) dan atom (O) adalah 1:3, sedangkan pada inosilikat rantai ganda,

6
perbandingan antara atom (Si) dan atom (O) adalah 4:11. Jenis rantai inosilikat
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yakni: kelompok Piroksen (rantai
tunggal) dan kelompok Amfibol (rantai Ganda).

1. Kelompok Piroksen
Piroksen adalah kelompok inosilikat yang dibantuk oleh ikatan tetrahedran
silika dalam bentuk rantai tunggal. Single tetrahedran pada piroksen
disusun secara kontinyu pada arah sejajar sumbu c dan berikatan dengan
sigle tetrahedral lainnya dengan berbagi 2 oksigen pada susunan rantainya.
Piroksen merupakan kelompok mineral dengan rumus XY(Si 2O6) dimana
X dan Y dapat berupa kation Fe, Mg, Ca, Na, atau Li. Klasifikasi piroksen
dilakukan berdaarkan komposisi atom X dan asosiasi dari bentuk
kristalnya. Piroksen umumnya memiliki dua bentuk simetri, yakni
orthorombik dan monoklinik. Orthorombik biasanya hadir dengan
komposisi Mg, Fe, dan dikelompokkan menjadi orthopiroksen, sedangkan
piroksen monoklinik berasosiasi dengan Ca, Na, atau Li, selanjutnya
dikelompokkan ke dalam klinipiroksen.
2. Kelompok Amfibol
Amfibol merupakan kelompok inosilikat yang membentuk ikatan
tetrahedron silika berupa rantai ganda, dimana dua rantai tunggal
tetrahedral berikatan satu sama lain. Amfibol dikelompokkan berdasarkan
komposisi x dan bentuk simetrinya. Kelompok mineral amfibol antara
lain yaitu, orthoamfibol, low-Ca klinoamfibol, Ca amfibol, Na-Ca
klinoamfibol, dan Na klinoamfibol. Berdasarkan komposisi kimia dan
karakteristik umum, amfibol memiliki banyak kesamaan dengan piroksen,
namun yang menjadi pembeda utama adalah amfibo bersifat hidrous
(mengandung hidroksil OH) dan struktur tetrahedron silikanya berbentuk
rantai ganda.
 Klasifikasi mineral filosilikat

Filosilikat berasal dari bahasa yunani yaitu ‘phylon’ atau daun, yakni
kelompok mineral dengan struktur kristal berlembar atau membentuk perlapisan
(layers). Filosilikat terdiri dari lembaran gugus tetrahedral (SiO) dan oktahedral

7
(OH-) yang bergabung menjadi 1 lapisan, selanjutnya lapisan tersebut akan saling
berulang dan berikatan satu dengan yang lain membentuk unit kristal.

Pada filosilikat, gugus tetrahedral dan oktahedral bergabung menyusun


unit kristal. Gugus oktahedral terdiri dari pensejajaran anion OH yang diisi oleh
kation bermuatan 2 atau 3, tergantung pada jumlah gugus yang terisi. Gugus
tetrahedral terdiri dari kation Si dan anion O yang membentu susunan jaring
heksagonal. Phyllosilikat memiliki komposisi T 2O5 dengan T sebagai kation (Si4+)
atau subsitusinya (Al3+, Fe3+), dan rasio ion Si:O pada tetrahedral adalah 2:5.
Filosilikat dikelompokkan berdasarkan bentuk ikatan gugus tetrahedral dan
oktahedral, yang ditunjukkan oleh TO dan TOT. reaksi kimia yang terjadi pda
masing-masing jenis ikatan filosilikat disajikan dalam paragraf berikut.

Ikatan TO: 1T + 1 O + T O+ Hidroksil (OH-)

Si2O52- + Al2 (OH)6 = Al2Si2O5(OH)4 + 2(OH)-

Ikatan TO: 2 T + 1 O = T O T + Hidroksil (OH-)

2 ( Si2O52-) + Al2 (OH)6 = Al2Si2O5(OH)4 + 4(OH)-

Ada dua sub-kelompok filosilikat, yaitu struktur TO dan TOT. struktur TO


terdiri dari kaolinit dan serpentinit, sedangkan struktur TOT terdiri dari kelompok
mineral lempung, mineral mik, dan grup klorit. Mineral filosilikat dengan struktur
TO atau tetrahedral: oktahedral= 1:1 terdiri dari perulangan lapisan-lapisan TO
yang saling berikatan dengan ikatan elektrostatik lemah, sehingga mineral tersebut
mudah digores. Contohnya adalah kaolinit dan serpentin. Minera filosilikat
dengan struktur TOT atau tetrahedral:oktahedral =2:1 terdiri dari perulangan
lapisan-lapisan TOT di struktur kristalnya, dengan bagian di antara lapisan-lapisan
TOT yang bisa kosong atau terisi oleh kation.

 Kalsifikasi mineral tektosilikat

Kelompok mineral tektosilikat adalah kelompok mineral yang paling


banyak jumlahnya di kerak bumi. Kelompok ini terdiri dari gugus tetrahedral yang

8
tersusun secara berkesinambungan, yang membagi empat oksigen dengan rasio
Si:O = 1:2. Gugus silikat tektosilikat membentuk kerangka tiga dimensi
(framework) yang rumit, dimana oksigen tetrahedral saling berikatan dengan
oksien lain. Karena ikatan kovalen antara Si dan O sangat kuat, mineral-mineral
tektosilikat cenderung memiliki kekerasan yang tinggi.

Karakteristik khas dari mineral tektosilikat adalah bahwa semuaion O 2- di


dalamnya saling berikatan dengan O2- dari gugus tetrahedral lain. Hal ini
menghasilkan struktur ikatan silikat uang cenderung terbuka, sehingga mineral
tektosilikat mudah terisi oleh kation-kation seperti Ca2+, Na2+, dan K+. untuk
menjaga keseimbangan penambahan kation, ion Si 4+ dalam gugus tetrahedral
digantkan oleh Al3+. Namun, grup silika merupakan pengecualian, karena
tetrahedralnya terdiri murni dari Si.

Berdasarkan jenis kationnya, tektosilikat dibedakan menjadi beberapa


kelompok kecil, yaitu:

1. Kelompok silika
Kelompok silika yang paling umum, contohnya adalah kuarsa
(SiO2). Struktur pada kelompok mineral ini terdiri dari gugus tetrahedral
yang paling stabil dibandingkan dengan kelompok mineral lainnya,
sehingga tidak memerlukan penambahan kation untuk menyeimbangkan
muatan senyawa mineral. Kelompok silika terdiri dari kuarsa dan mineral
lain dengan komposisi kimia yang sama tetapi berbeda dalam bentuknya,
disebut sebagai polimorf. Meskipun memiliki komposisi SiO 2 yang sama,
kuarsa, tridimit, dan kristobalit memiliki sistem kristal dan sifat fisik yang
berbeda, serta terbentuk pada kondisi pembentukan (P&T) yang berbeda.
 Kuarsa
Kuarsa adalah mineral silika yang sangat umum di dalam batuan.
Mineral ini dapat ditemukan diberbagai jenis batuan, termasuk batu
beku, sedimen klastik, dan batuan metaforf. Ukuran kristal kuarsa
dapat bervariasi, dari yang besar hingga mikrokristalin yang hanya
dapat dilihat di bawah mikroskop. Kuarsa biasanya mengkristal
dengan sempurna dan memiliki bentuk heksagonal piramid dan

9
bipiramid. Namun, dalam beberapa kasus, kuarsa dapat hadir
dalam bentuk agrerat mikrokristalin atau serabut, sperti kalsedon.
Kalsedon terbentuk pada suhu yang lebih rendah daripada kuarsa
dan sering hadir bersama kuarsa dalam lingkungan hidrotermal.
Warna kuarsa murni adalah tidak berwarna, namun beberapa
variasi warna seperti amethyst ungu dan rose quarzt pink terbentuk
akibat kehadiran unsur pengotor dalam larutan silika saat
pembentukan mineral tersebut.
2. Kelompok feldspar
Feldspar adalah mineral yang sangat umum di kerak bumi dan
hadir di semua jenis batuan. Kelompok feldspar terdiri dari tiga kelompok
besar, yaitu K-Feldspar, Albit, dan Anortit, dengan albit dan anortit
digabung menjadi kelompok Plagioklas. Mineral plagioklas selalu
memiliki jumlah An+Ab yang berjumlah 100 dan akan merefleksikan
temperatur dan komposisi Ca, Na, dan silikat dalam larutan pembentuk
mineral. Grup feldspar terdiri dari gugus tetrahedral silika yang berikatan
dalam bentuk framework dengan saling berbagi atom Si dan Al di bagian
sudut-sudut struktur atomnya.
3. Kelompok Zeolit
Zeolit adalah kelompok mineral silikat yang banyak ditemukan di
berbagai linkungan pembentukkan. Sebelum tahun 1960, zeolit dianggap
mineral sekunder yang hadir di rongga batuan beku vukanik. Namun,
dengan kemauan teknologi, ditemukan lebih dari 40 jenis mineral zeolit
dengan sifat fisik dan komposisi kimia yang spesifik. Zeolit hadir sebagai
komponen penyusun batuan sedimen, batuan metamorf, dan mineral
alterasi hidrotermal pada batuan vulkanik. Zeolit juga ditemukan dalam
ukuran halus dan sebelum penemuan SEM dan XRD, dianggap sebagai
bagian dari material lempung.
4. Kelompok Feldspatoid
Feldspatoid adalah kelompok mineral yang mirip dengan feldspar
dalam struktur dan sifat fisik, tetapi memiliki komposisi kimia yang
berbeda. Mineral ini terdiri dari aluminosilikat natrium, kalium, dan

10
kalsium dengan jumlah silika yang sangat kurang. Karena kurangnya
silika, feldspatoid tidak dapat terbentuk bersamaan dengan kuarsa.
Feldspatoid biasanya ditemukan pada batun beku alkali yang sngat kurang
silika. Meskipun kelompok mineral ni cukup mirip dengan feldspar,
namun keberadaanya relatif jarang ditemukan di alam.
Nafelin meruapakan salah satu jenis feldspatoid yang paling
umum. Struktur atom feldspatoid memungkinkan kation dan anion
mengisi kekosongan antara gugus tetrahedral. Mineral feldspatoid
memiliki sistem kristal yang berbeda-beda dan tidak mungkin hadir
bersama-sama dengan kuarsa. Kelompok mineral feldspatoid dimasukkan
ke dalam kelompok foid dalam klasifikasi batuan beku berdasarkan IUGS
dan terbentuk pada larutan magma yang tidak jenuh silika.

2.4 Kegunaan Silikat


1. Kristal kuarsa
Kristal kuarsa adalah contoh silikat yang dapat menghantarkan getaran
berfrekuensi tinggi, oleh sebab itu kristal kuarsa di gunakan sebagai
osilator dalam jam tangan, radio, pengukur tekanan. Kristal akan
menghasilkan ketukan retime ketika di hubungkan pada alat elektronik.
Sebagai contoh ketukan ritmik kristal pada jam tangan dapat menggerakan
jarum detik.
2. Keramik
Keramik silikat memiliki sifat yang tahan terhadap suhu tinggi, sehingga
keramik silikat cocok di gunakan sebagai ubin pada pesawat ulang alik
untuk melindunginya dari suhu ektrem atmosfer.
3. Di gunakan sebagai microchip untuk benda berteknologi tinggi.
Silikat adalah mineral yang paling banyak di bumi serta mudah di potong
menjadi bagian kecil. Silikat dapat menghasilkan getaran dengan frekuensi
tinggi yang berirama sehingga dapat di bentuk sebagai microchip dengan
proses fotografi. Prinsip dari microchip ini sama seperti halnya prinsip
otak yang mengintruksikan tubuh untuk beroperasi.
4. Silikat adalah bahan utama untuk pembuatan batu bata tahan api, batu bata
ini merupakan batu bata dengan kualitas terbaik.

11
5. Silikat di gunakan dalam pembuatan prisma, kuvet, dan kacamata untuk
alat di laboratorium.
6. Silikat juga di gunakan untuk mengolah air limbah sebagai flokulan besi
dan koagulan tawas.
7. Silikat alkali di gunakan sebagai lem.

2.5 Cara Memperoleh Silikat


Silikat dapat dibuat dengan menggbungkan logam alkali karbonat dengan
pasir dalam tanur listrik pada suhu sekitar 1400 C.
1400C

Na2CO3 CO2 + Na2O Na4SiO4

Silikat juga dapat diperoleh melalui Tanah lempung gambut, karena tanah
gempung gambut memiliki kandungan alumina yang memiliki banyak manfaat.
Melalui proses recovery alumina dari tanah lempung gambut dengan
menggunakan metode kalsinasi dan elutriasi.

Dan telah dilakukan Penelitian mahasiswa pascasarjana teknik kimia oleh


Sugianto dan kawan kawan. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap.
lempung yang berasal dari tanah gambut dibersihkan dan dikeringkan. Lempung
gambut yang sudah kering dilakukan penggerusan dan pengayakan hingga
didapatkan lempung gambut berukuran 75 mesh. Lempung gambut yang
berukuran 75 mesh dicampur dengan CaCl2 dengan variasi perbandingan CaCl2 :
lempung gambut adalah 0,5:1, 1:1, dan 1,5:1. Masing-masing campuran CaCl2
dan lempung gambut dikalsinasi dengan pemanasan dalam furnace pada suhu
800oC selama 4 jam. Lempung gambut hasil kalsinasi kemudian dapat dilakukan
dengan cara menambahkan CaCl2 hidrat pada bahan baku (tanah lempung
gambut) dengan berbagai variasi perbandingan berat dilakukan untuk mengetahui
variasi yang optimal. Pada penelitian ini dilakukan tiga variasi perbandingan
berat antara CaCl2 hidrat dengan tanah lempung gambut yakni 0,5:1, 1:1 dan
1,5:1.

Senyawa alumino silikat yang terkandung di dalam tanah lempung


gambut bereaksi dengan CaCl2 terhidrasi dengan proses pemanasan (kalsinasi).
Proses kalsinasi dilakukan untuk melepas ikatan senyawa kompleks dalam

12
lempung. Bahan yang akan dipecah adalah senyawa kompleks lempung
Al2O3.SiO2. xH2O menjadi Al2O3 + SiO2 + H2O.

Proses ini juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas termal lempung dan
memperbesar poripori permukaannya. Suhu kalsinasi yang sering digunakan
berkisar antara 200-800°C (Sukamta, 2009). Pada penelitian ini digunakan suhu
kalsinasi 800 °C. Hasil dari proses kalsinasi ini yakni untuk mendapatkan
senyawa alumino kalsium silikat dan kalsium alumina.

2.6 Reaksi-Reaksi Yang Melibatkan Silikat


Silikat adalah kelompok mineral yang terbentuk dari unsur silikon dan
oksigen. Reaksi yang melibatkan silikat dapat meliputireaksi asam atau basa,
pembentukan gel, atau pembentukan senyawa kompleks. Beberapa reaksi yang
melibatkan silikat antara lain reaksi hidrolisis, dekomposisi termal, dan reaksi
asam-basa.

 Reaksi hidrolisis

Reaksi hidrolisis adalah reaksi di mana senyawa kimia bereaksi dengan air dan
memecah molekul menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Pada silikat, reaksi
hidrolisis dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti
silika gel dan zeolit. Contoh reaksi hidrolisis pada silikat:

Mg2SiO4 + 4H2O  MgSiO2(OH)2 + 2Mg(OH)2

Reaksi ini menunjukkan magnesium orthosilicate yang bereaksi dengan air


menghasilkan magnesium hidroksida dan magnesium silicate hidroksida.

 Dekomposisi termal

Dekomposisi termal adalah reaksi di mana senyawa kimia diuraikan menjadi


bagian-bagian yang lebih sederhana melalui pemanasan. Pada silikat, dekomposisi
termal dapat menghasilkan silika dan oksida logamyang terkandung di dalamnya.
Contoh reaksi dekomposisi termal pada silikat:

2CaSiO3  2CaO + 2SiO2

13
Reaksi ini menunjukkan kalsium silikat yang diuraikan menjadi kalsium oksida
dan silika melalui pemanasan.

 Reaksi asam-basa

Reaksi asam-basa adalah reaksi di mana asam dan basa bereaksi membentuk
garam dan air. Pada silikat, reaksi asam-bas dapat menghasilkan senyawa-
senyawa seperti silikat asam dan silikat garm.

Contoh reaksi asam-basa pada silikat:

Na2SiO3 + 2HCl SiO2 + 2NaCl + H2O

Reaksi ini menunjukkan natrium silikat yan bereaksi dengan asam klorida
membentuk silika, natrium klorida, dan air.

2.7 Definisi Zeolit


Zeolit adalah suatu mineral aluminosilikat yang memiliki struktur tiga
dimensi dengan pori-pori kecil dan permukaan yan sangat luas. Zeolit dapat
berfungsi sebagai katalis dan adsorben dalam berbagai proses kimia dan teknologi
karena kemampuan pori-porinya yang teratur dan luas permukannya. (Svehla, G.,
2003, p.52). Zeolit juga dapat digunakan sebagai bahan katalis dalam pembuatan
bahan kimia, pemurnian gas dan air, serta sebagi bahan penyerap dalam
pemroresan gas dan cairan.

Zeolit merupakan mineral yang terdiri dari mineral aluminosilikat


terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga
dimensi. Struktur zeolit terdiri dari unit-unit tetrahedral AlO4 dan SiO4 yang
saling berhubungan melalui atom O dan di dalam struktur Si 4+ dapat diganti
dengan Al3+ sehingga zeolite mempunyai rumus (Szostak dalam Anggoro, 2017):

M2nO. Al2O3. xSiO2. yH2O

Dimana:

M: kation alkali atau alkali tanah

n: valensi logam alkali

14
x: bilangan tertentu

y: bilangan tertentu

Setiap zeolit memiliki komposisi kimia yang berbeda yang mempengaruhi


bentuk strukturnya. Zeolit memiliki sifat kebiruan, mudah melakukan pertukaran
ion, dan dapat berfungsi sebagai adsorben atau penyaring molekul.zeolit terdiri
dari kation yang dipertukarkan, kerangka aluminosilikat, dan kandungan air yang
dapat disubsitusi dengan molekul lain melalui ion exchange treatment. Zeolit
merupakan mineral berpori dan molekul yang masuk ke dalam rongga zeolit dan
dapat terserap melalui berbagai mekanisme interaksi molekul, seperti penyerapan
fisika, kimia, ikatan hidrogen, dan pembentukan kompleks koordinasi. Efektivitas
penyerapan tergantung pada sifat spesies yang diserap, kemampuan pertukaran
ion, keasaman padatan zeolit, dan kelambapan sistem. Zeolit juga dapat berperan
sebagai pengembang katalis karena memiliki gugus aktif di dalam saluran antar
kristal.

Menurut Anggoro (2017), Zeolit mempunyai beberapa sifat, diantaranya


yaitu:

1. dehidrasi

Sift dehidrasi pada zeolit berdampak pada sifat adsorpsi, dimana jumlah
molekul air yang terkandung di dalam pori kristal zeolit akan keluar saat
dipanaskan.

2. adsopsi

Pada kondisi normal, pori kristal zeolit disi oleh molekul air. Namun, jika
dipanaskan pada suh 300-400C, molekul air tersebut akan keluar sehingga zeolit
dapat digunakan sebagai penyerap gas atau cairan.

3. penukar ion

Ion-ion yang terdapat pada rongga atau kerangka elektrolit di dalam zeolit
berguna untuk menjaga keseimbangan ion pada zeolit.

15
4. katalis

Dikarenakan memiliki pori-pori yang banyak dan luas permukaan


maksimum, zeolit merupakan pengemban katalis yang efektif.

5. penyaring atau pemisah

Zeolit dapat digunakan sebagai penyaring atau pemisah molekul gas atau
zat lain dari campuran tertentu karena memiliki ruang hampa yang besar.
Kemampuan zeolit untuk berperan sebagai penyaring ditentukan oleh volume dan
ukuran garis tengah ruang hampa dan kisi-kisi kristalnya.

2.9 Struktur Zeolit


Zeolit adalah kelompok mineral yang terdiri dari rangkaian silikat dan
alumina dengan pori-pori yang berisi kation-kation seperti natrium, kalsium, dan
kalium. Struktur Zeolit Y terdiri dari muatan negatif, kerangka tiga dimensi
tetrahedral SiO4 dan AlO4 yang bergabung membentuk oktahedral terpacung
(sodalite). Jika 6 buah sodalite terhubungkan oleh prisma heksagonal akan
membentuk tumpukan tetrahedral seperti gambar berikut:

Jensi tumpukan ini membentuk lubang besar (Supercages) dan berdiameter 13


. Lubang-lubang (supergaces) dapat terbentuk dari 4 kristal tetrahedral yang
terbesar, yang masing-masing mempunyai 12 cincin oksigen dan berdiamter 7,4
. Lubang-lubang tersebut bila salin bersambung (12) maka akan membentuk
sistem pori-pori yan besar dari Zeolit (Anggoro, 2017).

Menurut Anggoro (2017), Semua atom aluminium dalam kerangka


memiliki muatan negatif dan ditempatkan dalam koordinat tetrahedral. Kation
pada posisi non-spesifik digunakan untuk menggantikan muatan negatif dalam
kerangka ini. Ketika zeolit tidak memiliki air, muatan proton yang seimbang
ditempatkan pada posisi tertentu dalam zeolit, membantuk dua jenis gugus asam
hidroksil yaitu age Hydorxyls dan hydroxyls. age Hydorxyls sangat
asam dan dapat diadsorbsi secara langsung, sementara hydroxyls tidak terlalu
asam dan hanya berinteraksi dengan age Hydorxyls yang teradsorbsi secara
terbatas. Pada saat zeolit memiliki air, ion dan molekul air di Supercage dapat

16
bergerak dengan bebas sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran ion,
dehidrasi yang dapat di reversibel dan penyerapan.

2.9 Jenis-Jenis Zeolit


Zeolit dapat di kelompokan menjadi dua jenis pertama zeolit yang berasal dari
alam dan zeolit sintesis

a) Zeolit alam
Zeolit di alam dapat di temukan dalam bentuk mineral dengan komposisi
yang berbeda beda . Di alam zeolit dapat terbentuk karena adanya proses
kimia dan fisika yang kompleks dari batuan-batuan yang mengalami
berbagai macam perubahan di alam. Para ahli geokimia dan mineralogi
memperkirakan jika zeolit adalah salah satu produk gunung berapi yang
membeku dan membentuk batuan vulkanik, batuan sedimen dan batuan
metamorfosa, dimana batuan batuan ini akan melapuk karena pengaruh
panas dan dingin. Sebagai produk alam, zeolit memiliki komponen yang
bervariasi namun sebagian besar komponen utamanya adalah silika dan
alumina. Di samping komponen utama tersebut, zeolit juga mengandung
berbagai unsur dengan kuantitas kecil seperti K, Ca, Mg dan Fe. Meskipun
aplikasinya luas, zeolit alam memiliki beberapa kelemahan yaitu
mengandung banyak pengotor seperti Na, K, Ca, Mg dan Fe serta
kristalinitasnya kurang baik. Dengan adanya pengotor-pengotor tersebut
dapat mengurangi aktivitas dari zeolit, untuk memperbaiki karakter dari
zeolit alam tersebut maka dapat dapat di lakukan aktivasi dan modifikasi
terlebih dahulu.

Jenis zeolit alam

17
Gambar 1. Modernit
a. Modernit
Modernit adalah kelompok zeolit dengan saluran saluran terbuka dan
memungkinkan air dan ion-ion berukuran besar keluar masuk saluran tersebut.
Modernit mempunyai stabilitas terhadap suhu cukup tinggi sehingga dapat
mempertahankan strukturnyaa pada suhu 800-900⁰ C serta memiliki kestabilan
tinggi terhadap asam sehingga dapat di gunakan dalam pengolahan logam berat
dengan sifat asam. Struktur dari saluran modernit terbentuk dalam cincin
beranggotakan 12 dengan diameter nominal 6,7-7 A. Adanya sedikit mineral
pengotor modernit mempunyai dampak yang besar pada kemampuan adsoprsi
modernit. Modernit tidak sesuai untuk penggunaan di mana terdapat kemungkinan
penyerapan hidrokarbon yang dapat membentuk karbon dalam kristal.

b. Pentasil
Zeolit pentasil terdiri atas kelompok zeolit yang kaya silika dengan
struktur berdasarkan cincin lima ganda. Pada zeolit ZSM -5 dan ZSM -11, sistem
saluran di bedakan oleh cincin 10 oksigen dengan diameter bebas sekitar 6A.
Zeolit ini mempunyai rasio Si/Al sekitar 30 tapi berbagai struktur lain
kemungkinan bebas dari wujud aluminum. Bentuk ZSM-5 yang bebas aluminium
sering di sebut sebagai silikait

c. Klinoptiloit

Gambar 2. Klinoptiloit
Klinoptiloit merupakan salah satu zeolit alam yang sering di temui.
Klinoptiloit adalah kristal monoklinik dan memiliki keresistenan terhadap suhu

18
tinggi. Berdasarkan hasil pengujian XRD di peroleh bahwa dengan pengaktivasian
secara kimia, klinoptiloit dapat menghasillan struktur modernit,karena jika di
aktivasi dengan metode kimia dapat menghasilkan struktur modernit, klinoptiloit
dapat di gunakan sebagai adsorben. Kandungan utama mineral dalam zeolit ini
adalah (Ca, Na2, K2). Al2Si10O24 sedangkan pengotornya adalah kuarsa. KTK
dari klinoptiloit pada umumnya antara (1,5 -2,0) meq/g, logam-logam alkali yang
bersifat kationik tersebut mempunyai mobilitas yang tinggi di dalam kerangka
sehingga memudahkan proses pertukaran ion. Klinoptiloit memiliki kandungan
silika yang sangat tinggi dengan perbandingan Si/Al mencapai 7-18. Zeolit
klinoptiloit alam pada suhu 25⁰ C dan tekanan 2,666 Kpa memiliki kapsisitas
adsoprsi terhadap H20 mencapai 16 gram tiap 100 gram h20.

b) Zeolit sintesis
Di kutip dari Georgiev (2009) Zeolit sintesis adalah zeolit yang di buat dengan
cara rekasaya agar di peroleh karakter zeolit yang lebih baik di banding zeolit
alam. Komponen dasar zeolit sintesis adalah silika dan alumnia sehingga bahan
baku yang mengandung 2 komponen di atas dapat di sintesis menjadi zeolit.
Walaupun hasil rekaya begitu zeolit sintesis tetap memiliki kemurnian zeolit yang
tinggi

Zeolit sintesis dapat di kelompokan berdasar kadar Si dan Al


1. Zeolit kadar Si rendah (Kaya Al)
Zeolit ienis ini banyak kandungan Al, berpoti serta sangat efektif untuk
melakukan pemisahan dalam kapasitas besar, volume porinya dapat mencapai 0,5
cm³ tiap cm³. Contoh zeolit dengan si rendah adalah zeolit A dan Zeolit X
2. Zeolit kadar Si sedang
Jenis zeolit modernit yang mempunyai perbandingan Si/Al = 5, jenis ini
sangat stabil oleh karena itu di usahakan membuat zeolit dengan kadar Si lebih
tinggi dari 1 dan di peroleh lah zeolit Y dengan kadar perbandingan Si/Al =1-3.
Contoh dari zeolit dengan kadar zeolit sedang adalah zeolit omega
3. Zeolit kadar Si tinggi

19
Zeolit dengan kadar Si tinggi sangat higroskopis dan dapat menyerapa
molekul non polar sehingga cocok di gunakan sebagai katalisator asam untuk
hidrokarbon. Contoh zeolit dengan kadar Si tinggi adalah Zeolit jenis ini misalnya
zeolit ZSM−5, ZSM−11, ZSM−21, ZSM−24.
4. Zeolit Si
Zeolit jenis ini tidak mengandung Al sama sekali atau tidak memiliki sisi
kation. Zeolit ini sangat hidrofilik-hidrofobik sehingga dapat memisahkan suatu
molekul organik dari campuran air. Contohnya adalah silikait.

2.10 Kegunaan Zeolit


Secara luas zeolit banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk berbagai
bidang. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. peternakan

Penggunaan zeolit dalam bidang peternakan adalah karena kemampuan


zeolit dalam mengabsorpsi dan daya tukar kationnya yang tinggi. Penggunaan
zeolit dalam bidang peternakan dibuat dalam bentuk campuran ransum atau pakan
ternak, perbaikan lingkungan peternakan maupun sebagai media pertumbuhan
tanaman atau hijauan makanan ternak.

 zeolit terbukti dapat menghilangkan bau serta meningkatkan kandungan


nutrisi pada kotoran hewan.dalam peternakan zeolit digunakan sebagai
penyerap ammonia bebas dari kotoran hewan. Karena kemampuan zeolit
dalam menyerap ammonia bebas, maka bau kotoran yang ditimbulkan dan
menyengat dari kotoran hewan dapat berkurang. Selain itu zeolit dapat
meningkat kandungan nutrisi pada kotoran hewan yang dapat
meningkatkan nilai produk pupuk.
 Adapun penggunaan zeolit alam seperti klinoptilolite berukuran 200 mesh
pada makanan terrnak secara proporsional dapat mereduksi serangan
penyakit pada sistem perncernaan hewan serta memiliki pengaruh positif
terhadap peningkatan pertambahan bobot (berat) sapi 1,50 kg/ekor/minggu
dibandingkan dengan makanan ternak tanpa zeolit.

20
 Zeolit juga digunakan sebagai pelengkap makanan dalam ransum dan
zeolit telah terbukti dapat meningkatkan produksi dan memperbaiki
lingkungan kandang.

b. pertanian

Pada umumnya zeolit dalam bidang pertanian digunakan untuk menjaga


kelembapan tanah. Setiap 1 gram zeolit alam dapat mengabsorpsi lebih dari 1 meq
ion amonium dan ion kalium yang terkandung dalam pupuk, lalu melepaskan ion-
ion tersebut secara perlahan dan bertahap ke dalam tanah (desorpsi). Adapun
kegunaan Zeolit dalam bidang pertanian diantaranya yaitu:

 Digunakan dalam memperbaiki kondisi tanah baik kondisi fisik, kimia


maupun biologinya. Menambahkan zeolit pada tanah akan meningkatkan
jumlah zat basa seperti K+, Na+, Ca+, dan Mg+ dan kapasitas penukaran
kation dari tanah. Bahkan zeolit dapat memperbaiki agregasi tanah,
sehingga pori-pori tanah akan bertambah.
 Meningkatkan kandungan hara pada tanaman, yakni dengan adanya unsur
makro dan mikro yang dikandung oleh zeolit.
 Penggunaan zeolit dan juga pupuk organik secara bersama-sama dengan
pemberian dosisi yang sesuai dapat mempertahankan kelembapan tanah
yang lebih lama, sehingga suhu tanah relatif stabil setelah disiram.
 Logam yang terakandung dalam zeolit dengan melalui siklus makanan,
maka logam trsebut akan diserap oleh tanaman, lalu dimakan oleh
manusia. Sehingga sangat mungkin dalam tubuh manusia ada akumulasi
logam. Jika keberadaan logam tersebut dalam tubuh manusia berlebihan,
aka akan menyebabkan gangguan kesehatan. Oleh karena itu pemanfaat
zeolit dibidang pertanian perlu pencermatan lebih lanjut.(sukandarrumidi,
2018).

c. lingkungan

 Zeolit digunakan sebagai media penyaring kolam renang. Sebagai bahan


dalam penyaring air kolam, zeolit alam menunjukkan kinerja yang lebih

21
baik dibandingkan dengan media penyaring pasir dan karbon aktif, sebab
dapat membuat air menjadi lebih jernih sehingga biaya perawatannya
relati lebih murah. Struktur pori zeolit yang tinggi dapat menangkap
kontaminan berbentuk partikel sampai ukuran 4 mikron. (Yateman et al.
(Al-Jabri, M., & Soegianto, R. (2014)).
 Zeolit dapat digunakan sebagai bahan penyerap radioaktif,. Zeolit alam
memiliki kapasitas tukar kation yang tinggi tidak hanya terhadap logam-
logam berat saja, akan tetapi juga terhadap unsur-unsur yang bersifat
radioaktif eperti Stronsium 90, Calsium 137 dan isotop radioaktif lainnya
dalam larutan yang menahan unsur-unsur tersebut dalam kerangka kristal
yang berdimensi tiga.

d. industri

 Zeolit digunakan sebagai bahan pengisi seperti kertas, industri cat dan
plastik.
 Zeolit juga digunakan sebagai media untuk pengolahan air limbah. Zeolit
dapat menurunkan limbah beracun yang sangat berbahaya terhadap
lingkungan, sehingga air buangan lebih jernih dan aman untuk dibuang
pada perairan bebas. Zeolit alam dapat menyerap logam-logam berat
seperti Cd, Cu,Pb dan Zn. Unsur-unsur tersebut dalam tanah dapat menjadi
racun bagi tanaman. (Yateman et al. dalam Al-Jabri & Soegianto, 2014).

2.11 Reaksi-Reaksi Yang Melibatkan Zeolit


1. Dealuminasi adalah proses perusakan sturuktur kerangka zeolit dimana
terjadi pemutusan Al dalam kerangka menjadi Al luar kerangka, akibatnya
rasio Si/Al akan semakin meningkat. Tujuan dari dealuminasi adalah
untuk mengoptimalkan kandungan aluminium dalam zeolit sehingga zeolit
lebih stabil pada suhu tinggi

Menurut Sherrington (2001), metode yang dapat digunakan untuk


dealuminasi zeolit:
1) Perlakuan kimia
 dealuminasi dengan penyisipan Si

22
Dealuminasi dengan (NH4)2SiF6 merupakan salah satu
contoh dealuminasi dengan penyisipan Si. Al dihilangkan
dari struktur zeolit dalam bentuk garam heksafluorosilikat
yang larut dalam air. Selanjutnya Si akan menempati
kerangka yang ditinggalkan Al.

 dealuminasi tanpa penyisipan Si


- dengan asam (contoh: HCl, HNO3)
- dengan agen pengkhelat (contoh: EDTA)

Contoh reaksi dealuminasi :

Gambar 1. Pemutusan ikatan Al-O oleh ion H+

Menurut Fatimah (2005), di kutip dari oktavani dkk, ion H+ hasil


penguraian HCl dalam medium air akan diserang oleh atom oksigen yang terikat
pada kerangka Si dan Al. Energi disosiasi ikatan Al-O (116 kkal/mol) jauh lebih
kecil di bandingkan ikatan Si-O (190 kkal/mol), sehingga ikatan Al-O lebih
mudah terurai. Sementara itu ion Cl dari penguraian HCl memiliki
elektronegativitas yang tinggi sehingga mudah berikatan dengan kation bervalensi
besar seperti Si4+ dan Al3+. Akan tetapi dalam hal ini ion Cl akan cenderung
berikatan dengan Al3+ karena elektronegativitas atom Al lebih kecil daripada
atom Si.
Pada saat direfluks terjadi perubahan warna, larutan yang pada mulanya
bening menjadi kuning pekat. Hal ini menunjukan bahwa terjadi reaksi antara HCl
dengan logam yang terdapat dalam zeolit. Dimana HCl akan berubah warna

23
menjadi kuning apabila terkontaminasi kandungan logam. Kemudian proses
dilanjutkan dengan ultrasonik selama 2 jam dengan tujuan untuk memecah
senyawa yang tidak memerlukan waktu yang lama.
Setelah dealuminiasi, Aktivasi zeolit selanjutnya di lakukan secara fisika
yaitu dengan pemanasan (kalsinasi) pada suhu tinggi yaitu hingga 700⁰ C selama
2 jam. Penggunaan asam pada proses dealuminasi mengakibatkan berubahnya
sebagian struktur dari kerangka zeolit. Sehingga dilakukan proses kalsinasi untuk
menstabilkan pori pori yang lebih besar, meningkatkan sifat-sifat khusus zeolit
dengan cara menghilangkan unsur- unsur pengotor dan menguapkan air yang
terperangkap dalam pori kristal zeolit. Setelah proses kalsinasi, zeolit alam
berwarna putih kekuningan dari pada zeolit alam sebelum kalsinasi.
Menurut Handhoyo., dkk (2005), warna kehijauan pada zeolit sebelum
akyivasi disebabkan adanya kandungan air (hidrat) yang terikat pada struktur
zeolit. Setelah dikalsinasi maka kandungan hidrat sudah dihilangkan sehingga
warnanya menjadi lebih putih
1) Perlakuan hidrotermal
Metode hidrotermal adalah tehnik untuk mensitesis zeolit buatan dengan
bantuan panas, air dan suhu. Sintesis dengan teknik hidrotermal adalah fase reaksi
kristalisasi, Bryappa dan Yoshimura menggambarkan bahwa reaksi hidrotermal
sebagai reaksi in-situ yang terjadi di atas suhu kamar dalam larutan air dan di
bawah tekanan.
Zeolit dapat di sintesis dari larutan silika dan alumina yang mengandung
banyak alkali hidroksida atau basa basa organik. Suatu gel silika alumina akan
terbentuk melalui sebuah reaksi kondensasi. Apabila kandungan silika dari zeolit
rendah maka produk dapat di kristalkan pada suhu 70-100⁰ C namun jika zeolit
kaya silika sebagian besar produk hidrotermalnya adalah gel. Dalam kasus in, gel
akan di masukan ke dalam autoclave selama beberapa hari. Pada suhu 100-350⁰
akan terbentuk zeolit denga struktur tertentu
Faktor faktor yang mempengaharui tipe produk zeolit yang terbentuk
melalui reaksi hidrotermal ini bergantung pada komposisi larutan awal, PH, suhu
serta kelajuan dalam mengaduk dan pencampuran.

24
Fase-fase yang terjadi saat hidrotermal di antaranya terlarutnya sedikit
padatan dalam air, difusi zat terlarut dan timbulnya senyawa senyawa yang
berbeda dari padatan yang terlarut dan terjadi pada suhu yang cuku rendah yakni
(100-300⁰). Di kutip dari Jumaeri dan Lestari, Pada autoclave 100⁰ C, proses ini
meliputi modifikasi tekstur atau struktur pada sebuah padatan mengikuti hukum
termodinamika dan proses ini mengurangi energi bebas pada sistem. Perubahan
pada tekstur murni akan menyebabkan reduksi pada luas permukaan dan
meningkatkan ukuran partikel dan pori (F’le et al., 1987).
Penggunaan air murni pada siklus hidrotermal kurang efektif sebab tidak
mampu melarutan zat dalam proses pengkristalan. Oleh sebab itu di gunakan
sebuah senyawa mineralizer. Mineralizer merupakan suayu senyawa yang di
tambahkan pada larutan encer untuk mempercepat proses kristalisasi dengan cara
meningkatkan kemampuan melarutnya, sehingga zat yang awalnya tidak dapat
larut dalam air dapat menjadi larut. Mineralizer yang khas adalah suatu hidroksida
dari logam alkali khususnya amfoter dan oksida asam. Mineralizer yang di
gunakan untuk Si02 adalah NaOH, KOH, Na2CO3 atau NAF

Reaksinya sebagai berikut :


NaOH + xAl2O3. ySiO2Na2SiO3 (aq) + Na2Al(OH)4(aq)

[ Nax(AlO2)y (SiO2)z. NaOH. H2O] Nap[(AlO2)p (SiO2)q].h H2O

Pada hidrotermal, Semakin meningkat temperatur yang di gunakan maka


zeolit sintesis yang di hasilkan akan semakin tinggi kemurniannya. Hal ini di
sebabkan saat temperatur bertambah maka frekuensi antara zat yang akan di
sintesis dengan pereaksi seperti NaOH. Dengan meningkatnya tumbukan efektif
maka akan mempercepat terbentuknya kristal zeolit. Hal ini membuktikan bahwa
temperatur sangat mempengaruhi komposisi dan zeolit sintetis yang dihasilkan.

2. Pertukaran ion
Menurut Setiadi dan Pertiwi (2007), proses aktivasi dan modifikasi
merupakan cara untuk meningkatkan kualitas dari zeolit yaitu dengan

25
meningkatkan keasaman pada inti aktif zeolit alam. Aktivasi zeolit alam
dapat dilakukan dengan pertukaran ion selama 20-120 jam menggunakan
NH4Cl 1M pada temperatur ruang untuk menggantikan ion Ca2+ dengan
NH4+ sehingga didapatkan NH4-NZ. Kalsinasi pada 600⁰ C selama 2
jam dilakukan agar struktur zeolit lebih stabil dan lebih tahan pada
temperatur reaksi yang cukup tinggi. Menurut Smit (1992) dalam lestari,
kation-kation dalam kerangka zeolit dapay di tukar dan di subsitusi tanpa
mengubah struktur kerangka (isomorfis) dan dapat menimbulkam gradien
medan listrik dalam kanal-kanal ruangan zeolit.

Gambar 3. Ion H+ menggantikan Posisi ion Al2+ Gambar 4. Penyisipan ion Si ke dalam
menggantikan Ion Al2+

26
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa silikat dan zeolit
mempunyai peran yang begitu penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Kandunan silikat pada tanah dan batuan mempunyai peran penting dalam
keberlangsungan kehidupan tumbuhan dan hewan, sedangkan penggunaan zeolit
dalam berbagai industri telah membawa manfaat yang sangat besar bagi manusia.
Selain itu, studi terkait silikat dan zeolit juga terus berkembang hingga saat ini,
baik dalam penelitian fundamental maupun aplikatif. Hal ini menunjukkan bahwa
masih banyak peluang untuk mengembangkan penelitian terkait silikat dan zeolit
agar dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.

3.2 Saran
Dalam mengembangkan penelitian terkait silikat dan zeolit, ada saran yang
dapat diusulkan, salah satunya adalah pningkatan penelitian terkait pengaruh ilikat
pada kesehatan manusia, terutama pada kaitanyya dengan peningkatan kesehatan
tulang dan gigi diharapkan dengan penelitian-penelitian lebih lanjut terkait silikat
dan zeolit, dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan
meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara keseluruhan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Abdullahi, T., Harun, Z., & Othman, M. H. D. (2017). A review on sustainable


synthesis of zeolite from kaolinite resources via hydrothermal process.
Advanced Powder Technology, 28(8), 1827-1840.

Al-Jabri, M., & Soegianto, R. (2014). Teknologi Zeolite Untuk Pengembangan


Pertanian Yang Sangat Menjanjikan. In Prosiding Seminar Nasional
Pengembangan Teknologi Pertanian.

Anggoro, D.D. (2017). Buku ajar teori dan aplikasi rekayasa Zeolit.

Atikah, W. S. (2017). Karakterisasi Zeolit Alam Gunung Kidul Teraktivasi


sebagai Media Adsorben Pewarna Tekstil. Arena Tekstil, 32(1).

Greenwood, N.N., & Earnshaw, A. (2012). Chemistry of the elements. Elsever


Science & Technology.

Jumaeri, W. A., & Lestari, W. T. P. (2007). Preparasi dan karakterisasi zeolit dari
abu layang batubara secara alkali hidrotermal. Jurnal Reaktor, 11(1), 38-
44.

Juniansyah, R., Suhendar, D., & Hadisantoso, E. P. (2017). Studi Transformasi


Zeolit Alam Asal Sukabumi dengan Menggunakan Air Zamzam sebagai
Sumber Akuades. al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan, 4(1), 23-30.

Klein,C. and Hurlbut, C.S. (1993). Manual of Mineralogy. John Wiley & Sons.

Las,T., & Zamroni, H. (2002). Penggunaan Zeolit Dalam Bidang Industri Dan
Lingkungan. Jurnal Zeolit Indonesia, 1(1), 27-34.

Lestari, D. Y. (2010, October). Kajian modifikasi dan karakterisasi zeolit alam


dari berbagai negara. In Prosiding Seminar Nasional Kimia dan
Pendidikan Kimia (Vol. 30, pp. 1-6).

Macllister (1998). Material science and engineering and introction.

Meirawaty,M.,Nugraheni,R.D.,&Riyandahni,C.P.(2021).Mineralogi.JawaTengah:
Zahira MediaPublisher.CV.ZT Corpora.

Nesse, W.D. (2011). Introduction to Mineralogy. Oxford University Press.

28
Oktaviani, Y., & Muttaqin, A. (2015). Pengaruh Temperatur Hidrotermal
Terhadap Konduktivitas Listrik Zeolit Sintetis dari Abu dasar Batubara
dengan Metode Alkali Hidrotermal. Jurnal Fisika Unand, 4(4).

Sastiono, A. (2004). Pemanfaatan Zeolit Di Bidang Pertanian. Jurnal Zeolit


Indonesia, 3(1), 36-41.

Silberberg, M.S. (2017). Principles of general chemistry. McGraw-Hill Education.

Svehla, G. (2003). Vogel’s qualitative inorganic analysis. New York: Pearson


Education.

29

Anda mungkin juga menyukai