Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas
Ketiga mata kuliah Teknologi Bahan dalam penulisan makalah tentang “ Pengenalan Material
Kaca sebagai Bahan Bangunan.”
Sekaligus pula penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk Ibu
Dr. Eng. Puteri Fitriaty, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Teknologi bahan yang telah
memberi tugas dan memberi bimbingan kepada kami guna menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Penulis juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan mengenai kaca sebagai
bahan bangunan yang punya fungsi serta manfaat yang ditimbulkan pada bangunan.
Selain itu Penulis juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis benar-benar menanti kritik
dan saran untuk kemudian dapat direvisi dan ditulis di masa yang selanjutnya, sebab penulis
menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir penulis berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Penulis pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah ini
terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Table of Contents
KATA PENGANTAR....................................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................................2
BAB 1........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................3
LATAR BELAKANG .................................................................................................................3
RUMUSAN MASALAH ...........................................................................................................4
METODE PENELITIAN ...........................................................................................................4
MAKSUD ...............................................................................................................................4
TUJUAN ................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN ........................................................................................................................5
DEFINISI DAN KARAKTERISTIK KACA.....................................................................................5
FUNGSI KACA .......................................................................................................................5
SEJARAH KACA .....................................................................................................................6
JENIS-JENIS KACA .................................................................................................................7
PROSES PEMBUATAN KACA ...............................................................................................12
PENGGUNAAN KACA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI....................................................16
Sebagai bahan baku kemasan makanan, minuman dan obat-obatan ............................16
Sebagai bahan material bangunan .................................................................................17
Sebagai material pelengkap ...........................................................................................20
CONTOH BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN KACA .........................................................21
BAB III.....................................................................................................................................23
PENUTUP................................................................................................................................23
KESIMPULAN ......................................................................................................................23
SARAN ................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................25
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kaca merupakan benda yang sering kita jumpaI dalam kehidupan kita sehari-hari.
Akan tetapi masyarakat luas banyak yang belum mengerti tentang senyawa unik ini. Kaca atau
gelas apabila dipandang dari segi fisika merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut
demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam
zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling)
yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri secara
teratur. Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak
mudah menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali
tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding
dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh
keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.
Sejak tahun 6000 atau 5000 sebelum Masehi, orang Mesir telah membuat permata
tiruan dari kaca dengan ketrampilan yang halus dan keindahan yang mengesankan. Silinder
kaca jendela tiup ditemukan oleh para pendeta pada abad ke-12. Dalam abad tengah, Venesia
memegang monopoli sebagai pusat industi kaca. Di Jerman dan inggris, kaca baru mulai
dibuat pada abad ke-16. Secara keseluruhan sebelum tahun 1900, industri ini merupakan seni
yang dilengkapi oleh rumus-rumus rahasia yang dijaga ketat.
Pada tahun 1914, di Belgia di kembangkan proses fourcault yang menarik kaca plat
secara kontinyu. Selama 50 tahun berikutnya, para insinyur dan ilmuwan telah berhasil
berbagai modifikasi terhadap proses penarikan kaca dengan tujuan untuk memperkecil
distorsi optik kaca lembaran (kaca jendela) dan menurunkan biaya pembuatan kaca lembaran
gosok dan poles.
Kaca banyak sekali digunakan dalam sifat-sifatnya yang khas, yaitu transparan, tahan
terhadap serangan kimia, efektif sebagai isolator listrik, dan mampu menahan vacum. Tetapi
kaca adalah bahan yang rapuh dan secara khas mempunyai kekuatan kompresi lebih tinggi
dari kekuatan tariknya. Salah satu rujukan yang paling tua mengenai bahan ini di buat oleh
plini, yang menceritakan bagaimana pedagang-pedagang Phonesia purba menemukan kaca
tatkala memasak makanan. Periuk yang digunakan secara tidak sengaja diletakan di atas
massa trona di suatu pantai, penyatuan yang terjadi antara pasir dan alkali menarik perhatian
dan orang kemudian berusaha menirunya
METODE PENELITIAN
1. Makalah ini disusun berdasarkan studi literatur dengan memanfaatkan
internet/browser serta data-data yang ada.
MAKSUD
1. Menggali informasi umum tentang material kaca
2. Mencari dan menginformasikan gambar bagaimana cara proses pembuatan kaca
3. Menjelaskan jenis, manfaat serta kekurangan kaca yang belum diketahui
4. Menjelaskan bagaimana penggunaan kaca pada bangunan dan barang yang dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari
TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi, fungsi informasi lain dari kaca
2. Untuk mengetahui cara atau proses pembuatan kaca
3. Untuk mengetahui penggunaan kaca dalam kehidupan sehari-hari
4. Untuk mengetahui manfaat maupun kerugian dari penggunaan kaca pada konstruksi
bangunan
PENDAHULUAN
DEFINISI DAN KARAKTERISTIK KACA
Menurut Adams dan Williamson, kaca adalah material amorf yang pada suhu biasa
mempunyai bentuk yang keras, tetapi apabila dipanaskan, lama kelamaan akan menjadi
lunak, sesuai dengan suhu yang meningkat dan akhirnya menjadi kental hingga mencapai
keadaan cair. Kaca atau gelas merupakan bahan pecah belah, biasanya terbentuk apabila
bahan cair tidak berkristal didinginkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup
waktu untuk jaringan kekisi kristal biasa terbentuk. Kaca atau gelas termasuk kelompok
vitroida atau termogel, yang merupakan senyawa kimia dengan susunan yang kompleks.
Kaca biasanya terdiri daripada silikon dioksida (SiO2), yang merupakan sebatian kimia
yang serupa dengan kuarza,atau dalam bentuk polihabluran, pasir. Senyawa tersebut
diperoleh dengan membekukan lelehan yang lewat dingin. Kaca atau gelas ialah produk yang
amorf dan bening dengan kekerasan dan elastisitas yang cukup, tetapi sangat rapuh. Seperti
yang telah dijelaskan di bab sebelumnya bahwa kaca atau gelas apabila dipandang dari segi
fisika merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-
partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri
berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga
partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri secara teratur.
Kaca banyak sekali digunakan dalam sifat-sifatnya yang khas, yaitu transparan, tahan
terhadap serangan kimia, efektif sebagai isolator listrik, dan mampu menahan vacum. Tetapi
kaca adalah bahan yang rapuh dan secara khas mempunyai kekuatan kompresi lebih tinggi
dari kekuatan tariknya.
FUNGSI KACA
Ada beberapa fungsi berdasarkan sifat kaca, yakni
Kemudian sekitar 3500 tahun sebelum masehi, manusia mulai membuat kerajinan tangan dari
kaca yang tidak transparan. Kerajinan tangan ini bisa ditemukan di Mesir dan Mesopotamia
Timur. Saat itu, material kaca banyak digunakan untuk membuat poci, tempat bunga, dan
wadah sejenis.
Beling pecahan vas bunga yang terbuat dari kaca paling tua ditemukan di Mesopotamia.
Beling ini diperkirakan berasal dari abad ke-16 sebelum masehi, atau 1.600 tahun sebelum
masehi. Namun bukti lain menunjukkan, kaca juga dikembangkan di Yunani, Cina, dan Tyrol
utara.
Sekitar abad pertama SM, pengrajin Siria menemukan pipa tiup. Benda itu membuat produksi
kaca lebih mudah, cepat, dan murah. Produksi kaca kemudian berkembang pada Kekaisaran
Romawi dan menyebar ke Italia serta berbagai negara lainnya.
Di belahan Bumi lain, pembuatan kaca juga berkembang di Asia sejak tahun 1730 SM. Hal ini
dibuktikan dengan penemuan artefak manik-manik kaca merah-coklat bersama tumpukan
manik-manik lain dari periode tersebut di India. Kaca paling awal di Asia tersebut ditemukan
di lokasi Lembah Indus. Namun, bukti teks sebenarnya menyebutkan kaca telah ada di India
jauh sebelum itu. Adanya kaca di Asia Selatan kemungkinan berkaitan dengan adanya kontak
dengan dunia Yunani-Romawi. Tak hanya di India, sejarah kaca juga tak bisa dilepaskan dari
China. Kaca pada masa tersebut memainkan peran penting dalam seni dan kerajinan.
Sayangnya, bukti arkeologi kaca pada masa tersebut di China sangat terbatas. Ini
kemungkinan karena kelangkaan materi pembuatnya. Bukti arkeologi paling awal untuk
pembuatan kaca di China berasal dari periode Negara-Negara Berperang (475 SM hingga 221
SM). Tahun 1000, kota Alexandria di Mesir menjadi pusar pembuatan kaca paling penting di
dunia.
Di Eropa pada masa tersebut, seni membuat kaca patri penting bagi gereja dan katedral. Pada
masa Perang Salib, manufaktur kaca dikembangkan di Venesia. Dengan cepat, Venesia
menjadi pusat pembuatan kaca dunia. Pada 1291, peralatan pembuatan kaca dipindahkan ke
pulau Murano. Tahun-tahun selanjutnya, perajin kaca Venesia mulai pergi ke Eropa utara
untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Mereka mendirikan pabrik-pabrik kaca di tempat
mereka yang baru.
Hal ini membuat kaca dengan cepat tersebar. Pada 1674, pembuat kaca Inggris George
Ravenscorft menemukan kaca timah. Pada 1800-an, permintaan besar-besaran untuk kaca
Gambar 1: kaca yang sifatnya yang transparan dan melalui perkembangan sejarahanya dapat digunakan sebagai
ornament yang estetik
Sumber: kacapatri.org
JENIS-JENIS KACA
Ada beberapa jenis-jenis kaca, yakni:
Gambar 4: kaca es
Sumber: kacapatri.net
4. Kaca Warna (Tinted Glass)
Jenis kaca yang satu ini disebut juga kaca rayban atau panasap glass (khusus untuk
produk Asahimas saja). Kaca warna sering digunakan pada macam macam kaca
jendela, contohnya kaca-kaca di perkantoran atau pertokoan. Kaca rayban dibuat dari
kaca bening yang ditambahkan warnanya menggunakan campuran senyawa logam.
Warna yang ditawarkan pun cukup beragam, hitam, abu-abu, biru kehijauan,
Kelebihan kaca warna adalah kemampuannya yang cukup baik dalam menahan
panas. Kaca ini bisa membuat ruangan menjadi lebih adem walaupun terkena terik
matahari. Semakin tebal kacanya maka akan semakin gelap warnanya dan semakin
menyerap panas, sehingga suasana di dalam ruangan akan menjadi semakin gelap
juga.
Gambar 6: kaca tempered dan perbedaan kaca tempered serta kaca biasa saat pecah
Sumber: scirbd.com
- cullet
merupakan pecahan-pecahan kaca atau kaca yang berasal dari produk tak lolos
quality control. Cullet berfungsi untuk menurunkan temperatur leleh dari bahan
baku. Cullet yang diumpankan sebanyak 25% dari total bahan baku.
2) Bahan stabilizer
Bahan stabilizer merupakan bahan yang mampu menurunkan kelarutan di dalam air,
tahan terhadap serangan bahan kimia lain termasuk materi-materi lain yang terdapat
di atmosfer. Contoh bahan stabiliser yang biasa dipakai di industri gelas adalah :
- Kalsium Karbonat atau Limestone, membuat produk akhir menjadi tidak larut di
dalam air.
- Barium Karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.
- Timbal Oksida, membuat produk menjadi transparan, mengkilat, dan memiliki
indeks bias yang tinggi.
- Seng Oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak,
memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik, dan meningkatkan indeks bias.
- Aluminium oksida
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen,
dengan rumus kimia Al2O3 dan nama mineralnya adalah alumina. Disini alumunium
oksida berfungsi untuk meningkatkan viskositas gelas, kekuatan fisik dan ketahanan
terhadp bahan kimia.
3) Komponen sekunder
- Refining agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas pada saat pelelehan
bahan baku. Bahan yang biasa digunakan sebagai refining agent pada industri gelas
adalah sodium nitrat dan sodium sulfat atau arsen oksida (As2O3).
- Penghilang warna (decolorant), menghilangkan warna yang biasanya diakibatkan
oleh kehadiran senyawa besi oksida yang masuk bersama bahan baku. Bahan
penghilang warna yang digunakan adalah mangan dioksida (MnO2), logam selenium
(Se), atau nikel oksida (NiO).
- Pewarna (colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai dengan warna
yang dikehendaki.
- Opacifiers. Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah fluorite (CaF2), kriolit
(Na3AlF6), sodium fluorosilika (Na2SiF6), timah phospat, seng phospat (Zn3(PO4)2),
dan kalsium phospat (Ca3(PO4)2). Opacifiers adalah zat yang ditambahkan untuk
membuat kaca atau gelas bersifat buram atau tidak dapat ditembus gelombang
elektromagnetik, walaupun kacaatau gelas tersebut transparan.
1. Keuntungan
Sifatnya yang mampu meneruskan cahaya membuat rumah dengan dinding
kaca lebih hemat energi karena pencahayaan pada siang hari cukup dengan
sinar matahari.
Mampu memaksimalkan pemandangan di luar ruangan.
Walaupun mudah kotor, tetapi mudah juga untuk dibersihkan.
Memberikan kesan luas pada ruangan sempit.
Memberikan kesan tidak ada sekat antara ruangan satu dengan yang lainnya.
Kedap suara
Kedap air
Memberikan kesan modern pada hunian
Mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap abrasi. Kaca tidak
terpengaruh dengan bahan kimia, pelarut, minyak, dan cairan pembersih.
Kaca tidak memiliki masalah pada degradasi sinar ultraviolet. Beberapa jenis
kaca juga mempunyai kemampuan menahan gelombang infrared.
Kaca bisa menjadi sarana penghemat energi listrik, khususnya pada gedung-
gedung perkantoran. Ada juga jenis kaca yang dgunakan sebagai penangkap
panas utnuk solar sel yang dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga surya.
Pemakaian kaca memungkinkan tidak diperlukannya lagi menyalakan lampu
di siang hari karena ruangan sudah terang.
2. Kerugian
Harganya cukup mahal, baik dari segi harga material maupun biaya
pemasangan
Pemasangannya rumit dan butuh tenaga profesional dengan keahlian dan
teknik tinggi.
Tidak tahan terhadap getaran.
Beberapa jenis kaca cenderung mudah pecah
Dinding kaca tidak termasuk dinding struktural sehingga tidak mampu
menahan beban berlebih.
Mudah kotor, dibutuhkan perawatan yang rutin.
Jika tergores, sulit untuk memperbaikinya.
Jenis kaca bening tidak cocok untuk ruangan privasi.
Perlu aksesoris tambahan seperti tirai walaupun hal ini opsional.
Jika retak atau pecah tidak bisa diperbaiki, tetapi harus diganti.Kaca mudah
cepat kotor meskipun pembersihannya pun tidak terlalu sulit. Tetapi bagi
yang sibuk, kondisi ini tentu menjadi masalah.
Kaca tidak aman untuk anak-anak. Anak Anda bisa saja memecahkan kaca
tersebut dan terluka akibat serpihannya.
PENUTUP
KESIMPULAN
Kaca atau gelas ialah produk yang amorf dan bening dengan kekerasan dan elastisitas
yang cukup, tetapi sangat rapuh. Seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya bahwa kaca
atau gelas apabila dipandang dari segi fisika merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut
demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam
zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling)
yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri secara
teratur.
Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan utama penyusunnya
adalah SiO2 dengan suhu pelelehan 2000◦ C yang bersifat transparan dan dingin. Reaksi
pembuatan kaca atau gelas secara umum:
Pada prinsipnya tahapan proses pembuatan kaca atau gelas ada lima, yaitu:
SARAN
Dengan adanya perusahaan pembuatan kaca dan semakin majunya alat yang di
cipatakan para insinyur maka sudah pasti akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi
para penganggur yang ada di sekeliling perusahaan tersebut, dan juga dapat bermanfaat bagi
orang-orang sipil atau para arsitek dalam mengembangkan suatu ide dalam perancangan
bangunan. Dan dapat pula berguna bagi perusahaan otomotif karena kaca sekarang tidak
hanya sebagi kaca hiasan tetapi juga sebagai kaca pelindung.
Namun, dengan makin besarnya perusahaan kaca ini maka akan sangat menganggu
lingkungan karena proses pembuatan kaca ini pasti mempunyai limbah yang sangat
berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia dan juga hewan yang ada di sekitarnya. Sudah
tentu semua ekosistem akan berubah baik dari struktur tanah ataupun air, tetapi ini tidak
langsung terjadi sangat cepat tetapi secara berlahan-lahan. Oleh karena itu, industri kaca ini
juga harus memperhatikan lingkungan sekitar dengan meminimalisir dampak negatif dari
limbah yang dihasilkan.
https://sains.kompas.com/read/2018/09/06/213940623/penemuan-yang-mengubah-dunia-
kaca-sudah-digunakan-sejak-zaman-batu
https://kacapatri.net/ukuran-kaca-standar
http://bondowoso-jawa.com/2016/08/sifat-bahan-gelas-dan-pemanfaatannya.html
https://regional.kompas.com/read/2009/01/14/14284272/aplikasi.kaca.pada.dinding.ruma
h
https://rumahdewi.com/8-jenis-kaca-untuk-rumah-yang-perlu-diketahui
https://wolipop.detik.com/home/d-1471215/manfaat-kaca-dalam-sebuah-ruangan
http://misterirham.com/2015/03/makalah-tentang-kaca.html
http://nadiaratih. com/2014/03/makalah-kaca.html
https://id.scribd.com/doc/98539379/makalah-kaca
https://id.wikipedia.org/wiki/Kaca
https://www.slideshare.net/vini93/kaca-materi-bahan-bangunan
http://bangunanpintar.com/2013/11/st-diamond-building-malaysia.html