Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA

“INDUSTRI KACA (FLAT GLASS)”

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Proses Industri Kimia

Dosen Pengampu : Windi Zamrudi, B.Tech, M.Pd

Oleh :

1. Bintan Aulia Sabrina L.S (05) / 1941420018


2. Gian Faris Fariha (12) / 1941420103
3. Salsabila Alya Savira (20) / 1941420026
Kelas : 2C / D4

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDY D-IV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

POLITEKNIK NEGERI MALANG

OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan nikmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Industri Kaca (Flat Glass)”.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk  menyelesaikan tugas mata kuliah Proses Industri
Kimia yang telah diberikan. Kami menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan makalah ini
jauh dari kesempurnaan, masih banyak kekurangan dan kelemahan. Hal ini tidak lain karena
keterbatasan kami dalam mencari sumber-sumber yang dapat dijadikan sebagai referensi dan
juga keterbasan pengetahuan yang kami miliki. Kami sangat berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan pembaca. Oleh karena itu kepada semua pihak dapat memberikan
kritik dan saran demi perbaikan penulisan makalah ini.

Malang, 6 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3. Tujuan Makalah.....................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1. Sejarah Perkembangan Industri Kaca....................................................................................3
2.2. Pengertian Kaca.....................................................................................................................3
2.3. Sifat Kaca..............................................................................................................................4
2.4. Pengelompokkan Kaca..........................................................................................................5
1. Berdasarkan Penyusunnya.....................................................................................................5
2. Berdasarkan Fungsi Kegunaan.............................................................................................7
2.5. Standar Manajemen dan Produksi........................................................................................11
2.6. Raw Material Industri Kaca.................................................................................................11
 Bahan Baku :.......................................................................................................................11
 Bahan Tambahan :..............................................................................................................13
 Bahan stabilizer :.................................................................................................................14
 Komponen sekunder :..........................................................................................................15
2.7. Reaksi Kimia pada Proses Industri Kaca.............................................................................16
2.8. Proses Industri Kaca............................................................................................................16
2.9. Hasil Produksi Industri Kaca...............................................................................................25
BAB III................................................................................................................................................26
PENUTUP...........................................................................................................................................26
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................26
3.2. Saran....................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kaca merupakan salah satu produk kimia yang sering ditemui dan
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari cermin, kaca rumah atau
jendela, kaca mobil atau automotif, atau alat-alat laboratorium dan masih
banyak lagi. Salah satu bahan utama pembuatan kaca yaitu pasir silika. Oleh
karena itu kaca memiliki sifat fisika yang tembus cahaya. serta bening karena
didukung oleh bahan-bahan yang menunjang kaca menjadi produk yang
banyak diminati banyak orang.
Kaca mempunyai nilai positif dan negatif, nilai positifnya kaca dapat
dimanfaatkan untuk menunjang kebutuhan masyarakat dan berbagai
kebutuhan dunia industri, sedangkan nilai negatifnya yaitu kaca banyak
menghasilkan limbah yang jika tidak ditangani secara serius akan memberikan
efek negatif terhadap lingkungan. Namun hal lainnya yang belum kita ketahui
ternyata limbah kaca bisa dimanfaatkan untuk didaur ulang menjadi kaca dan
berbagai produk kaca lainnya yang lebih kreatif oleh orang- orang seni.
Salah satu industri yang memproduksi kaca adalah PT. Asahimas Flat
Glass, Tbk. Perusahaan ini adalah pabrik kaca lembaran(flat glas) di Indonesia
yang terletak di Jl. Ancol IX no. 5 Jakarta Utara. Perusahan ini didirikan pada
tanggal 7 Oktober 1971. Perusahaan ini bekerja sama dengan PT. Rodamas
CO. LTD dengan Asahi Glass Jepang.
Produk-produk yang dihasilkan pada perusahaan kaca ini antara lain
kaca cermin, kaca bening, kaca warna, kaca pengaman, dan masih banyak lagi.
Selain PT. Asahimas Flat Glass, Tbk., pabrik kaca lainnya yaitu PT.
Bintang Mas Glass solution, PT. Multi Arthamas Glass Industry, dan masih
banyak lagi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa bahan baku untuk membuat kaca?
2. Bagimana cara mengolah bahan baku menjadi kaca?
3. Apa saja produk yang dihasilkan dari industri kaca?

1.3. Tujuan Makalah


1. Untuk menambah wawasan mengenai industri kaca.
2. Untuk mengetahui bahan baku yang digunakan dalam industri kaca.
3. Untuk menginformasikan cara pengolahan bahan baku menjadi kaca.
4. Untuk memahami proses dari industri kaca.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Perkembangan Industri Kaca
Material kaca sendiri sudah digunakan manusia sejak 3500 tahun
sebelum masehi. Awalnya material kaca dipakai oleh peradaban Mesir kuno
dan Mesopotamia timur sebagai kerajinan tangan untuk peralatan sehari-hari,
seperti tempat penyimpanan makanan, vas dekorasi, serta fungsi-fungsi
penyimpanan lainnya, karena pada waktu itu material kaca yang ada belum
bersifat transparan.

Namun, pada abad ke 9, seorang ilmuan bernama Abbas Ibnu Firnas


berhasil menciptakan material kaca yang bersifat transparan. Berkat penemuan
beliau, maka industri kaca berkembang dari pembuatan menggunakan metode
manual ke metode mesin sejak era revolusi industri. Dengan adanya kemajuan
dibidang industri, kaca transparan bisa diproduksi dengan jumlah yang besar
dalam waktu yang singkat. Selain itu kesalahan produksi akibat human error
pun bisa diminimalisir dengan menggunakan peralatan yang memadai.

Dalam perkembanganya, pembuatan kaca secara fabrikasi dapat


dihasilkan dengan menggunakan 2 metode mesin, yaitu Metode Tarik (Metode
Colburn) yang ditemukan di tahun 1905 dan Metode Float di tahun 1959.

Untuk mendukung industry arsitektural, kaca yang diproduksi dengan


menggunakan metode tarik (Colburn) lebih sering dipakai untuk membuat
kaca berpola atau yang sering disebut orang awam dengan kaca tekstur.
Sedangkan untuk kaca yang diproduksi dengan metode tarik memiliki aplikasi
yang lebih luas untuk industri arsitektur, seperti kaca polos, kaca tinted, kaca
reflektif, kaca painted, bahkan kaca cermin.

2.2. Pengertian Kaca


Dari segi fisika kaca adalah zat cair lewat dingin yang tegar dan tidak
mempunyai titik cair tertentu, serta mempunyai viskositas cukup tinggi
sehingga tidak mengalami kristalisasi. Di pihak lain, dari segi kimia kaca
adalah gabungan berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap, yang

3
dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah,
pasir dan penyusun lainnya.
Selain itu, kaca adalah material padat yang merupakan zat cair yang
sangat dingin, karena molekul-molekulnya tersusun seperti air, namun
kohesinya membuat bentuknya menjadi stabil dan ini terjadi karena proses
pendinginan yang sangat cepat. Hal inilah yang membuatnya menjadi
transparan atau tembus pandang. Dengan pengertian lain, Kaca adalah amorf
(non kristalin) material padat yang bening dan transparan (tembus pandang),
biasanya rapuh atau mudah pecah. Kaca merupakan salah satu elemen penting
pada bangunan, baik rumah tinggal (residensial), pertokoan, gedung bertingkat
tinggi (high rise building) maupun multi use building. Fungsi kaca, selain
untuk pencahayaan alami, juga sebagai bagian dari estetika bangunan.

2.3. Sifat Kaca


Sifat-sifat kaca :

a. Massa jenisnya antara 2-8.1 g/cm3


b. Kekuatan tekanannya hingga 6000-21000 kg/cm2
c. Kekuatan tarikannya 1-300 kg/cm2
d. Titik peleburan kaca 500-1700ᵒC
e. Muai panjang untuk kaca 5.5x10-7/ᵒC hingga 15x10-7ᵒC
f. Berwujud padat
g. Kaca merupakan bahan kuat dan tembus pandang
h. Tahan panas
i. Mudah dibentuk jika dipanaskan
j. Tidak menyerap air
k. Bersifat isolator listrik

4
2.4. Pengelompokkan Kaca

1. Berdasarkan Penyusunnya
a. Silika lebur

Dibuat melalui pirolisis silikon tetraklorida pada suhu tinggi, atau dari
peleburan kuarsa. Kaca ini memiliki nilai ekspansi yang rendah dan
titik pelunakan tinggi, oleh karena itu kaca ini memiliki ketahanan
thermal lebih tinggi daripada kaca lain. Kaca ini juga sangat transparan
terhadap radiasi ultraviolet. Fungsi dari kaca ini sebagai kuvet untuk
spectrometer UV-Vis.
b. Alkali silikat

Alkali silikat adalah kaca dua komponen yang secara komersial


penting. Bahannya yaitu pasir dan soda dilebur bersama-sama, dan
hasilnya disebut Natrium Silikat. Larutan silikat soda juga dikenal
sebagai kaca larut air yang banyak dipakai sebagai adhesive dalam
pembuatan kotak karton gelombang dan memiliki sifat tahan api.

5
c. Kaca soda gamping

Kaca ini merupakan 95%


dari semua kaca yang dihasilkan. Kaca ini digunakan untuk membuat
segala macam bejana, kaca lembaran, jendela mobil dan barang pecah

d. Kaca timbal

Kaca timbal didapatkan


dari oksida timbal sebagai pengganti kalsium dalam campuran kaca air.
Memiliki resisten tinggi. Kaca ini penting dalam bidang optic karena
mempunyai indeks refraksi dan disperse yang tinggi. Kandungan
timbal mencapai 82% dengan densitas 8 g/cm3 indeks bias 2.2.
Kandungan inilah yang membuat kaca potong menjadi lebih terang,
selain itu digunakan untuk membuat bola lampu, lampu reklame neon
dan perisai radiasi nuklir.
e. Kaca borosilikat

Kaca ini mengandung


10-20% B2O3, 80-87% silica, dan ˂ 10% Na2O. Memiliki koefisien
ekspansi thermal rendah, lebih tahan terhadap kejutan dan mempunyai

6
stabilitas kimia dan tahanan tinggi. Contohnya perabotan laboratorium
dengan merk pyrex.
f. Kaca khusus (kaca berwarna)

Kaca ini bersalut oval, kaca optic, kaca


keselamatan, dan kaca keramik. Komposisi berbeda-beda tergantung
produk akhir yang diinginkan.
g. Serat kaca (fiberglass)

Kaca ini dibuat dengan komposisi khusus yang tahan terhadap kondisi
cuaca. Luas permukaan sangat besar, maka mudah terkena kelembapan
udara. Kandungan silika 55% dan alkali rendah.

2. Berdasarkan Fungsi Kegunaan


a. Kaca Bening
Kaca
ini sering juga
disebut
sebagai float
glass. Kaca ini
tidak berwarna
serta memiliki
permukaan
yang sangat
bersih dan rata. Kaca ini banyak digunakan pada eksterior maupun

7
interior bangunan, baik rumah tinggal atau gedung bertingkat. Kaca ini
juga dapat digunakan untuk perabot rumah tangga.

b. Kaca Es
Kaca es merupakan kaca
dengan tekstur pola tertentu pada
salah satu sisinya. Karakter dari
kaca ini memberikan efek
dekoratif, efek pencahayaan, dan
efek pembayangan yang
menarik, serta mampu mereduksi
silau secara maksimum.

c. Kaca Tempered

Kaca tempered merupakan jenis kaca yang memiliki kekuatan


yang sangat tinggi, dibandingkan dengan kaca biasa. Dengan ketebalan
yang sama, kekuatan kaca ini mampu mencapai 3-5 kali lipat dari
kekuatan kaca biasa. Kaca ini tahan terhadap beban angin, tekanan air,
benturan, dan perubahan temperatur yang tinggi (thermal shock). Kaca
tempered juga lebih aman karena akan menjadi butiran halus bila
pecah.

d. Kaca Laminated

8
Kaca ini merupakan jenis
kaca dengan tingkat keamanan dan
perlindungan yang tinggi terhadap
penghuni. Jika terjadi sesuatu yang
menyebabkan pecahnya kaca,
kaca laminated tidak berhamburan,
tetapi hanya retak dan sangat sulit
untuk ditembus. Karakteristik kaca ini adalah pecahan kaca tidak akan jatuh atau
berhamburan, tetapi tetap melekat pada filmnya, dan kaca akan tetap terpasang pada
rangkanya.

e. Kaca Bending
Kaca ini
banyak digunakan
sebagai arsitektur
bangunan yang
mengarah pada bentuk
lengkung, sebagai
sudut bangunan,
lemari panjang, perabotan dan dekorasi ruang dalam.

f. Kaca Bavel
Bavel adalah sebuah sisi dari kaca dengan tepi miring
(sudut˂90ᵒ).
Digunakan untuk
menambah gaya
dekoratif.

9
g. Kaca Forming

Kaca forming
adalah kaca yang
dicetak dan dilebur
atau dicetak kemudian
dibentuk sesuai model
yang diinginkan.

h. Kaca Patri
Kaca Patri (stainlass
glass) patri adalah bidang
kaca yang diperoleh
dengan manggabungkan
beberapa bidang kaca
motif yang berwarna
dengan timah dan
kuningan

i. Kaca Inlay

Kaca inlay adalah


kaca dekoratif yang
diperoleh dengan
cara menyisipkan
beberapa potongan
kaca yang berbeda.

10
j. Kaca Sandblasting

Kaca

sandblasting adalah kaca yang berfungsi untuk


membatasi secara visual dengan bagian buramnya
membentuk motif tertentu, efek transparansi visual yang
diperoleh adalah dari tengah-tengah kaca bening dan
kaca es.

k. Kaca Melton

Kaca melton
adalah berasal dari kata
melt on, yaitu kaca
yang diperoleh dari
proses pencetakan.
Permukaannya sendiri
memiliki banyak
tekstur yang kadang
mirip dengan ukiran.

l. Kaca Rayband

Kaca rayband
adalah kaca yang

11
digunakan untuk membatasi pandangan dari salah satu arah serta
mngurangi efek sinar matahari yang masuk.

m. Kaca Raindown

Kaca raindown
adalah satu jenis kaca es
tetapi memiliki motif
yang berbeda yaitu
menyerupai aliran air.

2.5. Standar Manajemen dan Produksi


Beberapa standar yang digunakan dalam industri kaca acalah:

1. SNI (Standar Nasional Indonesia), SNI yang digunakan adalah SNI


kaca lembaran dengan nomor SNI-15-0047-2005, dengan syarat
umum.
2. JIS (Japan Internasional Standard) R3206 dan R3211.
3. ANSI (America National Standard Institution).
4. ECE (Economic Commission for Europe) E6 43 R.
5. ISO (Internasional Standard Organization) 9002 dan 14001, dan QS.

2.6. Raw Material Industri Kaca

 Bahan Baku :
1. Pasir (Sand) SiO2
Pasir yang di gunakan haruslah kuarsa yang hampir murni
(99.1 – 99.7 %). Silikon (IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa.
Oleh karena itu, silicon (IV) oksida memerlukan banyak tenaga
haba untuk mengatasi setiap ikatan kovalen antara atom dalam

12
struktur raksasa. Maka, silicon (IV) oksida mempunyai titik lebur
yang sangat tinggi, yaitu 1710 oC. Dalam silicon (IV) oksida,
setiap atom silikon diikat secara kovalen kepada 4 atom oksigen
dalam bentuk tetrahedron dengan sudut antara ikatan 109.5 . Unit
itu diulangi secara tidak terhingga dengan setiap atom oksigen
terikat kepada 2 atom silikon untuk membentuk molekul kovalen
raksasa seperti struktur berlian.
Pasir yang digunakan dalam membuat kaca adalah kuarsa yang
sangat murni. Kandungan besi dalam pasir kuarsa ini tidak boleh
melebihi 0,45% untuk barang gelas pecah belah atau 0,015% untuk
kaca optik, sebab kandungan besi ini bersifat merupakan warna
kaca pada umumnya.
Pasir ini berguna untuk membentuk cairan gelas yang sangat
kental yang memiliki ketahanan terhadap perubahan temperatur
yang mendadak. Pasir kuarsa ini terdapat di beberapa tempat di
Indonesia, di antaranya: Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, pulau
Bangka dan Belitung, pulau Jawa, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, dan Papua.
2. Soda ash (Na2O)
Soda ini berumus kimia Na2O, yang didapatkan dalam soda
abu padat (Na2CO3). Sumber lainnya adalah dari bikarbonat, kerak
garam dan natrium nitrat.
3. Kaca Soda Gamping (soda lime glas)
Mewakili 95% dari semua kaca yang dihasilkan. Kaca ini
digunakan untuk membuat segala macam bejana, kaca lembaran,
jendela mobil atau lain-lain.
4. Dolomite ( CaO.MgO.H2O)
Dolomite merupakan variasi batu gamping yang mengandung
<50% karbonat. Dolomite mempunyai struktur kristal
rhombohedral yang mempunyai komposisi kimia CaMg(CaCO3)2
atau manganodolomit dan berkomposisi MgFe(CaCO3)2 atau
ferrodolomit.
Dolomite ini biasanya berupa mineral tambang berwarna putih
keabu-abuan atau kebiru-biruan. Kekerasan 3,5 – 4, berifat pejal,
13
berat jenis 2,8 – 2,9, berbutir halus-kasar, mudah menyerap air,
mudah dihancurkan. Penggunaan dolomite sangat penting karena
dapat mempermudah peleburan (menurunkan temperatur
peleburan) serta mempercepat proses pendinginan kaca.
Pemanasan dolomite menghasilkan CaO dan MgO. Fungsi dari
MgO adalah untuk menurunkan viskositas kaca pada temperatur
tinggi.
CaCO3 <=> CaO + CO2
MgCO3 <=> MgO + CO2

 Bahan Tambahan :
1. Feldspar
Feldspar mempunyai rumus umum P2O.Al2O3.6SiO2, dimana
R2O dapat berupa Na2O atau K2O atau campuran keduanya.
Sebagai sumber Al2O3, feldspar mempunyai banyak keunggulan
dibanding produk lain, karena murah, murni dan dapat dilebur dan
seluruhnya terdiri dari oksida pembentuk kaca. Al2O3 sendiri
digunakan hanya bila biaya tidak merupakan masalah. Feldspar
juga merupakan sumber Na2O atau K2O dan SiO2. Kandungan
aluminanya dapat menurunkan titik cair kaca dan memperlamba
terjadinya devitrifikasi.
2. Borax
Borax adalah perawis tambahan yang menambahkan Na2O dan
boron oksida kepada kaca. Walaupun jarang dipakai dalam kaca
jendela atau kaca lembaran, boraks sekarang banyak digunakan di
dalam bernagai jenis kaca pengemas. Ada pula kaca borax
berindeks tinggi yang mempunyai nilai dispersi lebih rendah dan
indeks refraksi lebih tinggi dari semua kaca yang dikenal. Kaca ini
telah banyak digunkan sebgai kaca optik. Di samping daya
fluksnya yang kuat, borax tidak saja bersifat menurunkan sifat
ekspansi tetapi juga meningkatkan ketahanna terhadap aksi kimia.
borax digunakan dalam tumpak yang memerlukan hanya sedikit
alkali. Harganya hampir dua kali boraks.
3. Kerak Garam (salt cake)

14
Istilah asingnya adalah salt cake yang digunakan sebagai
perawis tambahan pada pembuatan kaca, demikian juga beberapa
sulfat lain seperti amonium sulfat dan barium sulfat dan sering
ditentukan pada segala jenis kaca. Kerak garam ini dapat
membersihkan buih yang mengganggu pada tanur tangki. Sulfat ini
harus dipakai bersama karbon agar tereduksi menjadi sulfit. Arsen
trioksida dapat pula ditambahkan untuk menghilangkan
gelombang-gelombang dalam kaca.
4. Arsen Trioksida
Dapat pula ditambahkan untuk menghilangkan gelomban-
eombang dalam kaca.
5. Nitrat
Baik dari natrium maupun kaliu digunakan untuk
mengoksidasi besi sehingga tidak terlalu kelihatan pada kaca
produk.
6. Kalium Nitrat
Digunakan pada berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi dan
kaca optic.
7. Kulet (cullet)
Kulet adalah kaca hancuran yang dikumpulkan dari barang-
barang rusak, pecahan beling dan berbagai kaca limbah. Bahan ini
dapat membantu pencairan selain juga sebagai bahan untuk dasar
pengolahan limbah. Bahan ini dapat dipakai 10-80% dari muatan
bahan baku.
8. Blok Refraktori
Zirkon, aluminia, mulit, mulit aluminia sinter dan zirconia dll
aluminia elektrosat dll banyak digunakan sebagai refactor pada
tangki.

 Bahan stabilizer :
1. Kalsium Karbonat atau Limestone
Bahan ini membuat produk akhir menjadi tidak larut di dalam air.
2. Barium Karbonat

15
Barium karbonat dapat meningkatkan berat spesifik dan indeks
bias.
3. Timbal Oksida
Timbal Oksida dapat membuat produk menjadi transparan,
mengkilat, dan memiliki indeks bias yang tinggi.

4. Seng Oksida
Seng oksida untuk membuat gelas tahan terhadap panas yang
mendadak, memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik, dan
meningkatkan indeks bias.
5. Aluminium oksida
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium
dan oksigen, dengan rumus kimia Al2O3 dan nama mineralnya
adalah alumina. Disini alumunium oksida berfungsi untuk
meningkatkan viskositas gelas, kekuatan fisik dan ketahanan
terhadp bahan kimia.

 Komponen sekunder :
1. Refining agent
Refining agent dapat menghilangkan gelembung-gelembung
gas pada saat pelelehan bahan baku. Bahan yang biasa
digunakan sebagai refining agent pada industri gelas adalah
sodium nitrat dan sodium sulfat atau arsen oksida (As2O3).
2. Penghilang warna (decolorant)
Menghilangkan warna yang biasanya diakibatkan oleh
kehadiran senyawa besi oksida yang masuk bersama bahan
baku. Bahan penghilang warna yang digunakan adalah mangan
dioksida (MnO2), logam selenium (Se), atau nikel oksida
(NiO).
3. Pewarna (colorant)
Digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai dengan warna
yang dikehendaki.
4. Opacifiers.

16
Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah fluorite (CaF2),
kriolit (Na3AlF6), sodium fluorosilika (Na2SiF6), timah
phospat, seng phospat (Zn3(PO4)2), dan kalsium phospat
(Ca3(PO4)2). Opacifiers adalah zat yang ditambahkan untuk
membuat kaca atau gelas bersifat buram atau tidak dapat
ditembus gelombang elektromagnetik, walaupun kaca atau
gelas tersebut transparan.

2.7. Reaksi Kimia pada Proses Industri Kaca


Reaksi kimia yang terlihat dalam pembuatan kaca dapat diringkas sebagai
berikut :
Na2CO3 + aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 → CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 → Na2O.cSiO2 + SO2 + SO3 + CO

Reaksi yang terakhir ini dapat berlangsung seperti pada persamaan berikut:
Na2SO4 + C → Na2SO3 + CO
2Na2SO4 + C → 2Na2SO3 + CO2
Na2SO3 + cSiO2 → Na2O.cSiO2 + SO2

2.8. Proses Industri Kaca


Urutan proses pembuatan kaca pada umumnya :

1.      Transportasi bahan baku ke pabrik


2.      Pengaturan ukuran bahan baku
3.      Penimbunan bahan baku
4.      Pengangkutan, penimbangan, dan pencampuran bahan baku serta
pemuatannya ke tanur
5.      Reaksi pembentukan kaca di dalam tanur
6.      Penghematan kalor melalui regenerasi dan rekuperasi
7.      Pembuatan bentuk produk kaca
8.      Penyelesaian produk kaca

17
Adapun 5 unit proses utama dalam pembuatan kaca :

1. PELEBURAN

Tanur kaca dapat di klasifikasikan sebagai tanur periuk dan tanur tanki. Tanur periuk (
potfurnace), dengan kapasitas sekitar 2t atau kurang dapat di gunakan secara
menguntungkana untuk membuat kaca khusus dalam jumlah kecil di mana tumpak cair itu
harus di lindungi terhadap hasil pembakaran. Tanur ini digunakann dalam pembuatan kaca
optik dan kaca seni melalui proses cetak.

Periuknya sebetulnya ialah suatu cawan yang terbuat dari lempung pilihan atau
platina. Sulit sekali melebur kaca didalam bejana ini tanpa produknya terkontaminasi atau
tanpa sebagian bejana itu sendiri meleleh, kecuali bola bejana itu terbuat dari bejana platina.
Dalam tanur tanki (tank furnace), bahan tumpak itu dimuat ke satu ujung suatu tanki besar
yang dimuat ke sutu ujung suatu tanki besar yang terbuat dari blok-blok reflaktor, di
antaranya ada yang berukuran 38 X 9 X 1,5 m dengan kapasitas kaca cair sebesar 1350t.
Kaca itu membentuk kolam didasar tanur itu, sedang nyala api menjilat berganti dari satu sisi
ke sisi lain. Kaca halusan (finedglass) di kerjakan dari ujung lain tanki itu, operasinya

18
kontinyu. Dalam tanur jenis ini, sebagaimana juga dalam tanki periuk, dindingnya mengalami
korosi karena kaca panas, kualitas panas dan umur tanki bergantung pada kualitas blok
kontruksi. Karena itu, perhatian biasanya di tujukan pada reflaktori tanur kaca. Tanur tanki
kecil disebut tanki harian (day tank) dan berisi persediaaan kaca cair untuk satu hari sebanyak
1t sampai 10t. Tanki ini di panasi secara elektrotermal atau dengan gas.

Tanur-tanur yang disebutkan di atas adalah tergolong tanur regenerasi (regenerative


furnace) dan beroperasi dalam dua siklus dengan dua perangkat ruang berisis susunan bata
rongga. Gas nyala setelah memberikan kalornya pada waktu melalui tanur berisi kaca cair,
megalir ke bawah melalui satu perangkat ruang yang diisi penuh denagn pasangan baja
terbuka atau bata rongga (checkerwork). Sebagian besar dari kandungan kalor sensibel gas
keluar dari situ, dan isian itu berkisar antara 1500ᵒC di dekat pintu keluar. Bersamaan dengan
itu, udara di panaskan dengan melewatkannya melalui ruang regenerasi yang telah di
panaskan sebelumnya dan telah di campur denagn gas bahan bakar yang telah terbakar,
sehingga suhu nyalanya menjadi lebih tinggi lagi, (dibandingkan dengan jika udara tidak
dipanaskan terlebih dahulu). Pada selang waktu yang teratur, yaitu antara 20 sampai 30
menit, aliran campuran udara bahan bakar, atau siklus itu di balik, dan sekarang masuk tanur
dari ujung yang berlawanan melaui isian yang tealh mendapat pemanasan sebelumnya,
kemudian melalui isian semula, dan mencapai suhu yang lebih tinggi. Suhu tanur yang baru
mulai berproduksi hanya dapat di naikkan sedikit demi sedikit setiap hari, tergantung kepada
kemampuan reflaktorinya menampung ekspansi. Bila tanur regenerasi itu sudah dipanaskan,
suhunya harus di pertahankan sekurang-kurangnya 1200ᵒC setiap waktu. Kebanyakan kalor
hilang dari tanur melalui radiasi, dan hanya sebagian kecil yang termanfaatkan untuk
pencairan. Tanpa membiarkan dindingnya sedikit karena radiasi, suhu akan menjadi terlalu
tinggi sehingga kaca cair itu dapat menyerang dinding dan melarutkannya. Untuk mengurangi
aksi kaca cair, pada dinding tanur kadang-kadang di pasang pipa air pendingin.

19
2. PEMBUATAN BENTUK ATAU PENCETAKAN
Kaca dapat di bentuk dengan mesin atau denagn cetak tangan. Faktor yang
terpenting yang harus di perhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah
bahwa rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga percetakan barang kaca
dapat di selesaikan dalam tempo beberapa detik saja. Dalam waktu yang sangat
singkat itu kaca berupa dari zat cair viscos menjadi zat cair yang berwarna bening.
Jadi, jelas sekali bahwa masalah rancang yang harus di selesaikan, seperti aliran kalor
stabilitas logam, dan jarak bebas bantalan merupakan masalh yang rumit sekali.
Keberhasilan mesin cetak kaca merupakan prestasi besar bagi para insinyur kaca.
Berikut ini akan di bahas jenis-jenis mesin pembentuk kaca yang umum yaitu kaca
jendela, kacaplat, kaca apung, botol, bola lampu, dan tabung
 Kaca Jendela
Pada proses fourcault, ruang penarikan di isi penuh dengan kaca dari tanki
peleburan. Kaca itu ditarik secara vertikal dari tanur melalui “dibiteuse” denagn suatu
mesin penarik. Dibiteuse itu terdiri dari sampan refraktonsi yang mempunyai celah di

20
tengahnya. Kaca mengalir melalui celah ini, pada waktu sampai setengah terbenam,
kaca mengalir ke atas secara kontinyu. Penarikan kaca di mulai dengan menurunkan
pemancing dari logam ke gelas itu di melalui celah, pada waktu bersamaan dengan
diturunkannya dibiteuse, sehingga kaca mulai mengalir. Kaca itu di tarik ke atas
secara kontinyu dalam bentuk pita secepat itu dia mengalir melalui celah, dan
permukaannya di dinginkan dengan gulungan air didekat itu pita kaca yang masih
bergerak ke atas dan di topang oleh rol-rol, di lewatkan melalui cerobong penyangai
atau lehr yang panjangnya 7,5 m. Pada waktu keluar dari lehr, kaca itu di potong-
potong menjadi lembaran menurut ukuran yang di kehendaki dan di kirim ke bagian
penggolongan dan pemotongan. PPG industri es mengoperasikan proses fourcault
yang di modifikasi dan menghasilkan kaca pennvernon. Lembaran-lembaran kaca
sebesar 3 m denagn ketebalan sampai 0,55 cm. Pada proses ini dibiteuse apung di
ganti dengan batangan tarik yang terbenam, yang mengendalikan dan mengarahkan
lembran itu. Setelah di tarik ke atas sepanjang 8 m, dimana sebagian besarnya ada di
dalam lehr penyangai, kaca itu di potong untuk ketebalan di atas kekuatan tunggal
atau rangkap dua, dilakukan penyangaian kedua didalam lehr horizontal standar 36 m.
 Kaca Plat
Bahan baru di tumpahkan ke satu ujung tanur, dan kaca cair pada suhu cair
pada suhu sampaisetinggi 1595ᵒC, kemudian di lewatkan melalui zone pemurnian dan
keluar melalui ujung yang satu lagi dalam bentuk aliran yang tak putus-putus. Dari
keluaran refraktori yang lebar itu, kaca cair dilewatkan melalui dua rol pembentuk
yang didinginkan dengan air, sehingga mengambil konfigurasi pita plastik. Pita kaca
itu di tarik di atas sederetan rol yang lebih kecil, yang juga didinginkan dengan air
dengan kecepatan permukaan sedikit lebih tinggi dari rol pembentuk. Efek
peregangan yang di akibatkan oleh perbedaan kecepatan dan pencairan kaca pada
waktu mendingin menyebabkan pita itu menjadi lebih tipis pada waktu memasuki
lehr. Setelah mengalami penyangaian, pita itu di potong-potong menjadi lembaran
yang kemudian di gerinda dan di poles. Atau, boleh pula pita itu bergerak terus secara
otomatis sepanjang 50 sampai 100 m, melalui operasi penyangaian, gerinda, poles,
dan inspeksi sebelum dilewatkan ke mesin potong yang memotong-motongnya
menjadi ukuran yang cocok unutk pemanasan.Operasi gerinda dan poles membuang
kira-kira 0,8 mm, kaca dari masing-masing permukaan.

21
 Kaca Apung
Kaca apung di kembangkan oleh pilkington brothers di inggris.
Perkembangan ini merupakan suatu perbaikan fundamental dalam pembutan kaca plat
berkualitas tinggi. Proses apung mrnggunakan sistem peleburan tanur tangki dimana
bahan baku diumpankan pada satu ujung tanur dan kaca cair dilewatakan melalui zone
pemurnian dan masuk ke kanal sempit yang menghubungkan tanur dengan penangas.
Laju aliran di kendalikan secara presisi dengan cara menaikan dan menurunkan pintu
yang membentang kanal itu secara otomatis, kaca cair lalu lewat ke dalam kolam
timah cair, di atas permukaan timah itu, dalam atmosfir yang tak mengoksidasi, dan di
bawah kondisi suhu yang di control dengan ketat. Pemanasan terkendali itu di
menyebabkan cairnya semua ketidakrataan sehingga menghasilkan kaca yang kedua
sisinya rata dan sejajar.
 Kaca Berkawat Dan Berpola
Kaca cair di alirkan dari bibir tanur dan lewat diantra rol-rol logam yang
sudah mempunyai goresan pola pada permukaanya. Rol itu membetuk kaca tadi dan
mencetakan pola itu dalam satu operasi saja. Karena itu menyebabkan cahaya
terdifusi sehingga tak tembus pandang. Kaca seperti ini cocok untuk pintu, ruang
kantor, dan dinding kamar mandi. Kaca itu dapat pula di perkuat dengan kawat yang
di pasangkan pada saat awal pembentukannya. Hal ini berguna untuk meningkatkan
keselamatan, misalnya pada jendela pintu darurat.
 Kaca Tiup
Kebutuhan modern akan kaca tiup akhir-akhir ini mendorong pengembangan
metode produksi yang lebih cepat dan lebih murah. Mesin pembuatan botol
merupakan satu-satunya mesin pencetak dengan menggunakan udara untuk membuat
bentuk lowong. Beberapa jenis mesin itu menghasilkan Parison yaitu botol setengah
jadi atau blanko botol. Salah satu di antaranya adalah :
1. Jenis umpan sedot (section feet), yang dengan beberapa variasinya, di gunakan
dalam pembuatan bola lampu dan gelas anggur.
2. Jenis umpan gumbal (god feet), yang di terapkan oleh para pembuat berbagai
barang yang di buat dengan press (tekan) tiup atau gabungan “pres dan tiup”.
Pada mesin umpan sedot, kaca yang terdapat di dalam tanki dangkal bundar
yang berputar disedot dalam cetakan. Cetakan itu kemudian diayun menjauh dari
permukaan kaca, dilepasakan sehingga tinggal parison yang di pegang pada lehernya.

22
Cetakan botol lalu naik dan mengurung parison itu dan hembusan udara tekan
kemudian membuat kaca itu mengalir ke dalam cetakan. Cetakan itu di biarkan
mengungkung botol yang terbentuk sampai operasi pengumpulan. Kemudian, setelah
melepaskan botol itu, cetakan naik kembali mengungkung parison baru. Operasi ini
seluruhnya otomatis, dan kemudian kecepatan 60 unit per menit bukanlah sesuatu hal
yamg luar biasa. Pengumpan gumpal merupakan salah satu perkembangan penting
dalam pembuatan barang kaca secara otomatik. Dalam operasi ini kaca cair mengalir
dari tanur melalui palung yang pada ujungnya mempunyai sebuah lubang. Kaca jauh
melalui lubang itu, dan di potong dengan gunting mekanik sehingga merupakan suatu
gumpal dengan ukuran persis sebagaimana yang di kehendaki. Kaca itu lalu di
teruskan melalui suatu corong ke cetakan parison, yang melalui operasi pembetukan
botol dalm posisi terbalik. Sebuah jarum leher naik dan menempati posisinya,
sementara sebuah plunyer jatuh dari atas dan udara tekan di “tiup enap” (settle blow)
lalu mendorong kaca menjadi bentuk-bentuk lehernya.
Cetakan itu di tutup di sebelah atas (dasar botol), jarum leher ditarik dan udara
di suntikan pada “tiuplawan” (counter blow) melalui leher yang baru terbentuk
sehingga membuat lubang lowong. Cetakan parison terbuka, parison itu di balikan
sambil di pindahkan ke posisi baru, dimana botol yang setengah jadi itu sekarang
berada dalam posisis tegak. Kemudian, cetakan tiup akan mengungkung parison yang
di panaskann kembali untuk selang waktu yang singkat. Udara lalu di suntikan untuk
memberikan tiupan akhir, dan bersamaan dengan itu menciptakan bentuk dalam dan
bentuk luar pada botol itu. Cetakan tiup itu kemudian berayun meniggalkan botol, dan
botol itu bergerak ke leher. Mesin otomatis peniupan botol biasanya terdiri dari dua
buah meja bundar yang di kenal dengan nama meja cetak parison(parison mold table)
dan meja tiup (blow table). Berbagi operasi yang disebutkan di atas berlangsung pada
waktu kaca itu bergerak mengelilingi meja tadi. Gerakan meja dikendalikan oleh
udara tekan yang menggerakan piston bolak-balik dan berbagai operasi yang
berlangsung di atas meja dikoordinasikan dengan gerakan meja oleh mekanisme
pengatur waktu motor. Piranti yang tersebut terakhir itu merupakan salah satu alat
yang paling vital dan paling mahal di antara semua peralatan yang digunakan.
 Bola Lampu
Peniupan bola lampu yang tipis berbeda dengan pembuatan botol, karena
bentuk dan ukuran bola lampu pada mulanya di tentukan oleh tiupan itu sendiri, dan

23
bukan oleh cetakannya. Kaca cair mengalir melalui bukaan berbentuk anulus pada
tanur dan turun ke bawah melalui dua rol yang didinginkan dengan air. Salah satu rol
mempunyai lekkukan sehingga menyebabkan pita kaca mempunyai bagian yang
menggelembung yang bertepatan dengan lubang bundar pada konveyer rantai
horizontal tempat pita itu berpindah selanjutnya. Kaca itu melengkung melalui lubang
itu karena beratnya sendiri. Di bawah setiap lubang itu terdapat cetakan putar, nozel
udara jatuh ke permukaan pita, masing-masing sebuah di atas setiap gelembungan
kaca atau lubang konveyer. Pada waktu pita itu bergerak, nozel melepaskan suatu
hembusan udara yang kemudian menyebabkan terbentuknya gelembung bola pada
pita. Cetakan yang berputar itu sekarang naik dan sebuah lagi hembusan udara, yang
bertekanan jauh lebih rendah dari hembusan pertama membentuk gelembung bola itu
ke dalam cetakan menjadi bentuk bola lampu. Cetakan itu lalu terbuka, sebuah palu
kecil memukul bola lampu itu lepas dari pita. Bola lampu jatuh ke atas sabuk yang
membawanya ke rak lehr, dimana leher lampu di masukan kedalam, diantara dua
bilah vertikal yang menopangnya pada waktu disangai. Waktu total untuk keseluruhan
operasi yang di sebutkan di atas, termasuk penyangaian kira-kira 8 menit. Mesin ini
ada yang mencapai kecepatan 2000 bola lampu per menit.
 Tabung Televisi
Tabung televisi yang sekarang di buat sampai sebesar 68 cm ukuran
melintang, terdiri dari tiga bagian utama, yaitu muka layar yang fosforeson tempat
gambar televisi di munculkan, kaca pengurung, dan penembak elektron. Pemasangan
fosfor pada muka layar kurung di lakukan dengan penyerapan atau pendebuan.
Pembuatan kaca kurung itu sendiri merupakan masalah yang sulit hingga kemudian
ditemukan prosedur pencetakan centrifugal, yang menggunakan cetakan putar yang
dapat menghasilkan tebal dinding yang lebih seragam. Bagian-bagian kaca itu di
pertautkan satu sama lain dengan menggunakan nyala gas, gas atau listrik. Untuk
tabung televisi warna, fosfor di pasangkan pada permukaan sebelah dalam tabung.
Semacam topeng berlubang-lubang kemudian di pasang berkas elektron sebagaimana
di kehendaki. Dalam hal ini, suhu yang digunakan untuk merapatkan bagian-bagian
tabung tidak boleh terlalu tinggi karena hal ini dapat merusak fosfor.
 Tabung Kaca
Pada proses danner, kaca cair mengalir ke atas sebuah batang lempung
lowong berputar yang terpasang dengan kemiringan 30ᵒ. Udara di tiupkan melaluinya

24
dan kaca pada batangan itu mengalir berlahan-lahan ke bawah dan di tarik ke luar dari
bawah dalam bentuk tabung. Sepasang sabuk memegang tabung itu dan menariknya
dengan kecepatan seragam. Diameter dan tebal dinding dikendalikan melalui
pengaturan suhu, kecepatan tarik dan volume udara yang di tiupkan melalui batangan.
Tabung ini tidak memerlukan perlakuan penyaringan. Kaca untuk piringan tudung
gelembung menara distilasi, prisma dan kebanyakan kaca optik, barang-barang dapur,
isolator dan beberapa jenis kaca warna, kaca arsitektur, dan berbagai barang seperti
itu di buat dengan cetak tangan (hand mold). Proses ini terdiri dari operasi penarikan
suatu kualitas kaca tertentu, yang disebut kumpul (gather). Dari periuk atau tangki dan
membawanya ke cetakan, disini kualitas kaca yang persis di perlukan di potong
dengan gunting dan cetakan itu di pasang dengan tangan atau dengan tekanan
hidraulik. Beberapa kaca tertentu di bentuk dengan cara semi otomatik yang
melibatkan gabungan proses percetakan dengan mesin dan tangan sebagaimana di
uraikan di atas. Lalu volumetrik dan bagian menara yang berbentuk silinder dan pyrek
di buat dengan cara ini.
3. PENYANGAIAN ATAU SEPUH LINDAP
Untuk mengurangi regangan-regangan dalam kaca, semua barang kaca harus
disangai (anneal), baik barang kaca yang di buat dengan mesin maupun yang di buat
dengan tangan. Secara singkat, penyangaian menyangkut dua macam operasi yaitu :
a. Menahan kaca itu pada suatu suhu di atas suhu kritis tertentu selama
beberapa waktu yang cukup lama sehingga mengurangi regangan-
regangan dalam dengan jalan pengaliran plastik sehingga regangannya
kurang dari suatu maksimum yang ditentukan.
b. Mendinginkan massa kaca itu sampai suhu kamar secara cukup perlahan
sehingga regangan itu selalu berada di bawah batas maksimum lehr atau
tungku penyaringan, tidak lain hanyalah satu ruang pemanasan yang di
rancang dengan baik dimana laju pendingin dapat di atur sehingga
memenuhi persyaratan yang di sebut di atas. Adanya hubungan kuantitatif
antara tegangan dan birefrin genceyang di sebabkan oleh tegangan itu telah
memungkinkan para ahli teknologi kaca merancang kaca yang dapat
menangani kondisi tegangan termal dan mekanik tertentu. Dengan data di
atas sebagai dasar para insinyur berhasil membuat peralatan penyangat
kontinyu dengan pengaturan suhu otomatik dan sirkulasi terkendali

25
sehingga penyangaian dapat dilaksanakan dengan biaya bahan bakar lebih
rendah dan kerugian produk lebih sedikit.

4. PENYELESAIAN
Semua kata yang sudah di sangai harus mengalami operasi penyelesaian yang
relatif sederhan tetapi sangat penting, operasi ini meyangkut pembersihan,
penggosoakan, pemolesan, pemotongan, gosok-semprot dengan pasir, pemasangan
email klasifikasi kualitas, dan pengukuran. Walaupun tidak semua harus dilakukan
unutk setiap barang, namun satu atau dua di antara yang di sebutkan di atas selalu di
perlukan.
5. PENGEPAKAN DAN PEMASARAN
Pada waktu pengiriman barang pada gudang atau tempat penyimpanan karena
kaca adalah bahan yang sangat mudah pecah maka kaca tersebut di sekat dan di lapisi
busa sebagai pelindung dari kaca tersebur agar tidak terjadi benturan antara masing-
masing kaca.

2.9. Hasil Produksi Industri Kaca


a. Kaca Lembaran
b. Kaca Cermin
c. Lantai Kaca
d. Botol kaca
e. Vas Kaca
f. Gelas kaca
g. Piring Kaca
h. Safety Glass

26
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang terdiri dari 3
bahan baku utama antara lain pasir kuarsa (SiO 2), Soda ash (Na2O), dan
Limestone (CaCO3), serta bahan baku tambahan yang mulanya di proses pada
reaktor suhu tinggi (1000°C-1500ᵒC). Reaksi pembuatan kaca atau gelas
secara umum:
Na2CO3 + aSiO2  Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2  CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 +C  Na2O.cSiO2 + SO2 + SO3 + CO
Pada prinsipnya tahapan proses pembuatan kaca atau gelas ada lima, yaitu:
1) Persiapan bahan baku (batching)
2) Pencairan (melting/fusing)
3) Pembentukan (forming/shaping)
4) Annealing
5) Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control)

3.2. Saran
Materi tentang industri kaca yang dikaji secara lebih mendalam agar
lebih banyak mahasiswa yang memahami tentang proses kaca, dengan
semakin menjaga pemahaman mahasiswa akan proses pembuatan kaca ini
akan memberikan semangat baru kepada mahasiswa untuk berinovasi
sehingga lahirlah inovasi-inovasi cemerlang tentang kaca di beberapa tahun
ke depan dan produk kaca indonesia dapat bersaing di tataran dunia.

27
DAFTAR PUSTAKA

Sherve’s Chemical Process Industries Fifth Edition George T. Austin

-https://id.scribd.com/doc/276688109/Industri-Kaca

-http://dimasrobisatria99.blogspot.com/2016/04/proses-indutri-kimia-pembuatan-kaca.html?
m=1

-http://newalchemistupdate.blogspot.com/2012/11/bagaimanakah-kaca-dibuat.html?m=1

-https://www.kusen-aluminium.com/artikel/mengenal-jenis-jenis-kaca/

-http://007indien.blogspot.com/2013/02/bahan-sifat-dan-kegunaannya.html#ixzz6a4tXQsCG

28

Anda mungkin juga menyukai