i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memasuki generasi emas pada tahun 2045. Hal tersebut
menuntut Indonesia untuk mempersiapkan generasi mudanya siap menghadapi
momen tersebut dengan baik, sehingga generasi emas menjadi tangguh dan
berpikir maju namun tetap memegang teguh nilai-nilai Pancasila. Pencapaian visi
Indonesia 2045 didukung oleh empat pilar utama, yaitu: 1) pembangunan SDM
(Sumber Daya Manusia) dan penguasaan iptek, 2) ketahanan nasional dan tata
kelola pemerintahan 3) pemerataan pembangunan, dan 4) perkembangan ekonomi
berkelanjutan. Aspek pembangunan ekonomi berkelanjutan dapat tercapai jika
generasi muda mampu berpikir kritis dan kreatif (Sutama et al., 2020).
Mahasiswa sekaligus generasi muda bangsa Indonesia perlu
mengembangkan kreativitas dan jiwa kewirausahaan yang ada melalui alternatif
usaha produksi edible straw berbahan dasar limbah kulit buah naga. Selama ini,
buah naga hanya dimanfaatkan dagingnya saja sedangkan kulit nya dibuang
(Mayefish, 2019), padahal kulit buah naga tersebut dapat dimanfaatkan dalam
pembuatan sedotan yang dapat dimakan. Selain itu, kulit buah naga ternyata
memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai antioksidan (Niah dan Hilda, 2016),
pewarna alami (Paranoan et al., 2020), stimulasi jaringan tertentu seperti epitel
hidung, bronkus, dan ginjal karena adanya saponin (Ermadayanti, 2018), dan kaya
akan vitamin C (Nirmalawaty dan Mahayani, 2020). Pemanfaatan limbah buah
naga menjadi edible straw akan mengatasi permasalahan limbah kulit buah naga
yang dibuang begitu saja sekaligus permasalahan lingkungan khususnya sampah
plastik.
Sampah plastik menjadi masalah lingkungan global yang sedang dihadapi
dunia, khususnya Indonesia. Terlebih saat pandemi Covid-19, salah satu dampak
terburuk terhadap lingkungan adalah meningkatnya penggunaan plastik sekali
pakai dari peralatan medis, seperti sarung tangan, masker hingga kemasan plastik
lainnya (Wardhana, 2020). Masyarakat juga semakin banyak memilih makanan
yang dikemas, bahkan kafe yang tetap buka tidak lagi menggunakan cangkir yang
dapat digunakan kembali melainkan gelas plastik sebagai upaya menghentikan
penyebaran virus Covid-19. Hal ini akan memperburuk masalah lingkungan
terkait sampah plastik di Indonesia.
Indonesia menduduki peringkat ke-4 dalam menghasilkan sampah sedotan
plastik (Santo, 2019). Hal ini menjadi masalah yang serius karena sampah yang
dihasilkan melalui sedotan plastik sulit untuk didaur ulang (Asroni et al., 2018),
sehingga sangat mencemari lingkungan dan merusak ekosistem terutama laut.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia
merupakan negara terbanyak kedua penyumbang sampah plastik di dunia setelah
Cina (Siregar, 2019). Perkiraan pemakaian sedotan di Indonesia setiap harinya
juga mencapai 93,244,847 batang (Rohmah et al., 2019). Langkah inovatif dalam
2
2. Meningkatkan
eningkatkan kualitas produk yang sehat, aman, berkhasiat serta mengatasi
permasalahan sampah plastik.
3. Meningkatkan
eningkatkan kapasitas dan daya saing industri kecil serta berperan dalam
menghasilkan produk inovatif dan praktis yang mendukung produk dalam
negeri.
BAB 2
GA
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Gambaran umum dari produk edible straw berbahan dasar limbah kulit
buah naga adalah sebagai berikut.
1. Produk berupa sedotan dapat dimakan yang dapat mendukung program
lingkungan yakni mengatasi permasalahan sampah plastik.
2. Pembuatan produk memanfaatkan limbah, yaitu kulit buah naga yang
didalamnya
dalamnya mengandung berbagai macam senyawa dan nutrisi yang
bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
3. Produk dibuat mengacu pada metode hasil riset yang telah teruji secara ilmiah.
4. Desain unik bergambar
bergambar untuk menarik minat pembeli dengan mer merek Yummy
edible straw.
3. Pengaplikasian edible straw berbahan dasar limbah kulit buah naga sangat
mudah, praktis, dan dapat mencegah penularan virus Covid-19 karena
penggunaan sekali pakai.
2.3 Keterkaitan dengan Produk Lain
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membuat edible straw, namun
masih memiliki kekurangan. Steven dan Tanujaya (2019) melaporkan pembuatan
edible straw menggunakan gelatin, namun gelatin tersebut berasal dari tulang sapi
untuk pembuatan cangkang kapsul yang dapat menimbulkan kekhawatiran
masyarakat akan adanya penyakit sapi gila (mad cow disease). Rohmah et al.
(2019) melaporkan pembuatan edible straw menggunakan nanas, hal ini tentu
menguntungkan karena menggunakan bahan yang mudah didapat dan dapat
mengatasi sampah sedotan plastik, namun tidak dapat mengatasi permasalahan
lingkungan lainnya seperti limbah kulit nanasnya. Edible straw berbahan dasar
kulit buah naga merupakan solusi untuk permasalahan lingkungan khususnya
sampah plastik serta penyempurna penelitian-penelitian sebelumnya.
2.4 Pesaing dan Peluang Pasar
Pesaing produk edible straw berbahan dasar kulit buah naga masih jarang
dikarenakan belum banyak yang memanfaatkan limbah kulit buah naga sebagai
produk edible straw. Sehingga, peluang pasar untuk produk ini cukup
menjanjikan.
2.5 Media Promosi yang Akan Digunakan
Kegiatan promosi awal dilakukan melalui acara pengenalan produk
dengan menunjukkan keunggulan produk, cara pengaplikasian produk serta
kandungan yang ada pada produk tersebut. Selanjutnya, promosi akan dilakukan
melalui pamflet ataupun brosur yang dipasang di area-area strategis. Produk dapat
dipromosikan secara online melalui akun media sosial sesuai era digital saat ini.
Jika produksi sudah mulai berkembang maka cakupan promosi akan diperluas
untuk terus menjaga keberadaan produk di pasaran. Promosi dilakukan dengan
memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.
2.6 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran ditempuh melalui media yang digunakan untuk
menginformasikan produk dengan menampilkan promo dan diskon. Hal ini akan
menarik minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Produk ini
akan dikenal oleh masyarakat dan dapat memberikan profit pada produsennya
sendiri.
2.7 Analisis Keuangan
Produk YUMMY Edible Straw akan dijual kepada masyarakat dengan
harga Rp40.000,00/produk dengan jumlah produksi 60 kemasan/bulan (setiap
kemasan berisi 25 YUMMY Edible Straw), dan dijual dalam waktu 4 bulan.
5
Perlengkapan Rp3.001.000,00
Bahan habis pakai Rp3.937.500,00
Perjalanan Rp 375.000,00
Biaya Lain-lain Rp1.325.000,00 +
Total Rp8.638.500,00
BEP
Harga jual per unit = Rp40.000,00
Biaya variabel per unit = Biaya variabel/Jumlah produksi
= Rp5.637.500,00/240
= Rp23.489,58
Margin kontribusi = Harga jual per unit - Biaya variabel per
unit
= Rp40.000,00 –Rp23.489,58
= Rp16.510,42
BEP rupiah = Biaya tetap total x Harga Jumlah per unit
Margin kontribusi
= Rp3.001.000,00 x Rp40.000,00
Rp16.510,42
= Rp7.270.560,05
BEP per unit = Biaya tetap total
Margin kontribusi
= Rp3.001.000,00
Rp16.510,42
= 181,7 = 182 Unit
BEP harga = Total biaya/Total unit
= Rp8.638.500,00/240
= Rp35.993,75
6
ROI
Keuntungan selama 4 bulan = pendapatan – (Harga jual BEP x Jumlah
produksi)
= Rp9.600.000,00 – (Rp35.993,75 x 240)
= Rp9.600.000,00 – Rp8.638.500,00
= Rp961.500,00
ROI = Keuntungan / Total biaya x 100%
= Rp961.500,00/Rp8.638.500,00 x 100%
= 11,13%
Analisis Cash Flow
Tabel 1. Analisis Cash Flow
Pendapatan Pengeluaran Biaya Tidak
Keterangan Kas Saldo
Penjualan Investasi Tetap/bulan
Bulan-1 8.638.500 1.600.000 3.001.000 1.409.375 5.828.125
Bulan-2 5.828.125 2.600.000 0 1.409.375 7.018.750
Bulan-3 7.018.750 2.400.000 0 1.409.375 8.009.375
Bulan-4 8.009.375 3.000.000 0 1.409.375 9.600.000
Bulan-5 9.600.000 2.800.000 1.905.000 1.409.375 9.085.625
Bulan-6 9.085.625 3.200.000 0 1.409.375 10.876.250
Bulan-7 10.876.250 2.000.000 0 1.409.375 11.466.875
Bulan-8 11.466.875 1.600.000 0 1.409.375 11.657.500
Bulan-9 11.657.500 2.200.000 1.905.000 1.409.375 10.543.125
Bulan-10 10.543.125 2.600.000 0 1.409.375 11.733.750
Bulan-11 11.733.750 3.000.000 0 1.409.375 13.324.375
Bulan-12 13.324.375 1.800.000 0 1.409.375 13.715.000
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1 Persiapan Produksi
3.1.1 Persiapan Alat dan Bahan
Tabel 2. Alat dan Bahan
No Tahapan/Prosedur Alat Bahan
penelitian
1 Proses ekstraksi Pisau, talenan, Kulit buah naga,
kulit buah naga timbangan, blender, air minum 100 ml,
gelas ukur, sendok, gula pasir 200 gr
saringan, kompor
gas, spatula, wadah
thinwall
2 Proses Kompor gas, panci, 1 sachet jelly plain,
pengolahan bahan gelas ukur, sendok 3 sendok makan
dasar sedotan makan, gunting, gula pasir, air
7
3.2 Tahap Pembuatan Edible Straw Berbahan Dasar Kulit Buah Naga
Ekstrak kulit
buah naga
Pencetakan sedotan
Edible straw
kesehatan Covid-19.
3.4 Tahap Pemasaran
Tahap pertama pemasaran produk adalah pengenalan produk di
masyarakat terdekat melalui kegiatan sosialisasi dengan memperhatikan protokol
kesehatan Covid-19. Produk dapat dipesan secara langsung ke tempat produksi,
melalui via telepon, maupun media online untuk mempermudah pembeli yang
berada di tempat yang jauh.
3. 5 Tahap Evaluasi
Evaluasi hasil kegiatan dilakukan dengan bertanya langsung kepada
pembeli (testimoni) agar dapat memperbaiki kualitas produk. Hasil testimoni
dari pembeli akan dibahas pada akhir bulan untuk dapat segera ditemukan solusi
untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 3. Ringkasan Anggaran Dana Biaya PKM-K
Jumlah Biaya
No. Uraian Kegiatan
(Rp)
1 Perlengkapan 3.001.000
2 Bahan Habis Pakai 3.937.500
3 Perjalanan 375.000
4 Biaya Lain-lain 1.325.000
Total 8.638.500
Fitri Daeni
Pengadaan
alat dan
bahan baku
Publikasi Tessa Surya
dan
promosi
Tahap Fitri Daeni
produksi
dan
distribusi
Melissa
Evaluasi Salma
9
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, M., Djiwo, S., & Setyawan, E. Y. 2018. Pengaruh Model Pisau Pada
Mesin Sampah Botol Plastik. Jurnal Aplikasi Dan Inovasi Iptek Soliditas
(J-Solid), 1 (1): 28-33.
Sutama, S., Suyatmini, S., & Narimo, S. 2020. Pemberdayaan Peserta Didik
Mandiri dan Bermartabat dalam Pembelajaran Matematika Berbasis
Double Loop Learning. Manajemen Pendidikan, 15 (2): 126-141.
Ermadayanti, W. A. 2018. Seribu Manfaat pada Kulit Buah Naga Merah
(Hylocereus polyrhizus). Departemen Kimia Fakultas Sains: ITS.
Mayefis, D. 2019. Formulasi Dan Uji Aktivitas Gel Ekstrak Kulit Buah Naga
Merah (Hylocereus polyrhizus) Sebagai Sediaan Obat Luka Bakar.
Borneo Journal of Pharmascientech, 3 (1): 28-37.
Niah, R., & Helda, H. 2016. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah
Naga Merah Daerah Pelaihari, Kalimantan Selatan Dengan Metode DPPH
(2, 2-difenil-1- pikrilhidrazil). Jurnal Pharmascience, 3 (2): 36-42.
Nirmalawaty, A., & Mahayani, A. A. P. S. 2020. Analisa Kimia Bakpia Kering
Substitusi Tepung Kulit Buah Naga. STIGMA: Jurnal Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Unipa, 13 (1): 15-23.
Paranoan, C. A., Lahming, L., & Kadirman, K. 2020. Optimalisasi konsentrasi
asam tartrat dan waktu ekstraksi pada ekstraksi pigmen betasianin dari
kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai pewarna alami.
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 3: 126-133.
Rohmah, DUM, Windarwati, S., & Luketsi, WP. 2019. Pengaruh Penambahan
Caragenan Dan Sorbitol Terhadap Strong Edible Straw Dari Subgrade
Pineapple. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 3 (2): 70-77.
Santo, S. 2019. Pengaruh dari Environmental Attitude, Environmental Concern
dan Environmental Knowledge terhadap Purchase Intention pada Botol
Minuman Ramah Lingkungan. Doctoral dissertation, Universitas
Internasional Batam.
Siregar, R. 2019. Korelasi Besar Temperatur Pemanasan Cetakan terhadap
Kualitas Hasil Press Paving Block Berbahan Dasar Sampah Plastik.
FLYWHEEL: Jurnal Teknik Mesin Untirta, 41-45.
Steven, S., & Tanujaya, A. T. 2019. Tari Latin Untuk Mantanmu (Sedotan Dari
Gelatin Solusi Penyelamatan Penyu). Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi
Indonesia (BIMFI), 6(1): 1-4.
Wardhana, D. 2020. Kajian Kebijakan dan Arah Riset Pasca-Covid-19. The
Indonesian Journal of Development Planning, 4(2): 223-239.
10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Biodata Anggota 1
13
Biodata Anggota 2
14
barang
Sub Total (Rp) 375.000
Volume atau Harga Satuan
4. Biaya Lain-lain Total Biaya (Rp)
Jumlah (Rp)