Oleh :
1. Adit Abdurohman
2. Anggi Gistian
3. Alienda Puspita Putri
4. Devi Indriyani
5. Ina Nurhasanah
6. Muhamad Vijana Putra
7. Novi Khalida Husna
8. Redy Riana
9. Salsabilla Azzahra Agoesman
10. Sendi Septian
i
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iv
INTISARI ................................................................................................ v
ABSTRACT............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
DAFTAR ISI............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL.................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 7
C. Tujuan Penelitian............................................................... 7
1. Tujuan Umum.............................................................. 7
2. Tujuan Khusus............................................................. 7
ii
D. Manfaat Penelitian............................................................. 7
E. Keaslian Penelitian ............................................................ 8
iii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian............................................................... 9
Tabel 3.1 Definisi Operasional............................................................ 31
Tabel 3.2 Distribusi Sampel................................................................. 33
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Tentang
Penyalahgunaan Obat Dan Alkohol di Desa Sindangjaya
Kecamatan Mangunjaya Kabupaten Pangandaran Tahun
2021..................................................................................... 42
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep................................................................. 30
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
dan melakukan kekerasan, dan tinggal di daerah pedesaan atau kota kecil.
Perilaku merokok dan minum alkohol merupakan perilaku yang mendukung
seseorang untuk penyalahgunaan narkotika (Sitorus, 2016).
Menurut (Sitorus, 2016) menyatakan bahwa pengguna narkotika
sebelumnya memiliki kebiasaan minum alkohol yaitu sebesar 76%, memiliki
kebiasaan minum alkohol sampai mabuk sebesar 51,3%. Mengingat
proliferasi penggunaan narkoba di kalangan remaja, terutama alkohol,
tembakau, dan ganja pada tingkat yang lebih rendah, remaja muda mungkin
sangat rentan terpapar dengan penggunaan obat-obatan dan tawaran untuk
menggunakan obat-obatan. Remaja dengan tingkat stres tinggi, kontrol diri
kurang, citra diri negatif, keterampilan koping lemah, penetapan tujuan dan
keterampilan memecahkan masalah kurang, self efficacy tinggi, dan teman
sebayanya menggunakan NAPZA akan lebih cenderung menggunakan
NAPZA (Wahlstrom, 2016).
Salah satu korelasi yang paling kuat dan paling konsisten dari
penggunaan narkoba pada remaja adalah penggunaan narkoba sebaya. Survei
kesehatan remaja diberbagai negara dilakukan guna memantau sejumlah
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan remaja di sekolah. Survei ini
difokuskan untuk memodifikasi faktor resiko dan 5 meningkatkan faktor
protektif melalui keluarga, sekolah, dan program pencegahan di masyarakat
Program pencegahan yang efektif dapat disampaikan di sekolah, keluarga,
dan masyarakat. Beberapa perilaku berisiko pada usia remaja diantaranya
adalah kebiasaan merokok, gizi tidak seimbang, kurang aktifitas fisik,
kebersihan dan sanitasi individu, depresi/stress, konsumsi minuman
beralkohol dan konsumsi obat-obatan terlarang (Kemenkes RI, 2019).
Sedangkan dalam masalah minuman, dari semua minuman yang
tersedia hanya satu kelompok saja yang diharamkan yaitu khamar. Definisi
khamar menurut jumhur (mayoritas) ulama sebagaimana tercantum dalam
Tafsir Rawai`ul Bayan karya Syekh Ali ash-Shabuni adalah semua minuman
yang memabukkan, baik itu yang terbuat dari anggur, kurma, gandum,
maupun lainnya. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim: “Semua
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka masalah yang
menjadi fokus penulis dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah
pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan obat dan alkohol di Desa
Lumbung Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis.
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang
penyalahgunaan obat dan alkohol di Desa Lumbung Kecamatan Lumbung
Kabupaten Ciamis.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi yang
berguna bagi para pembaca untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan
juga sebagai acuan pembelajaran tentang penerapan asuhan keperawatan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat menambah wawasan
perawat mengenai pentingnya pengetahuan mengenai obat dan alkohol
sehingga dapat disosialisasikan kepada masyarakat sekitar sehingga
dapat mencegah adanya penyalahgunaan obat dan alkohol.
8
b. Bagi Remaja
Mengingat begitu besarnya bahaya yang dapatditimbulkan akibat
penyalahgunaan obat dan alkohol baik secara fisik dan psikis, dengan
demikian upaya pencegahan harus dilakukan sejak awal dengan
meningkatkan pengetahuan remaja mengenai bahaya obat dan alkohol
melalui pendidikan di sekolah, keluarga maupun lingkungan
masyarakat sehingga dapat meminimalisir penyalahgunaan
penggunaan obat dan alkohol.
c. Bagi peneliti Selanjutnya
Untuk dapat menambah wawasan dan acuan serta tambahan informasi
bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang penyalahgunaan obat dan
alkohol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Menurut (Nasution, 2016) pengetahuan (knowledge) adalah
bagian yang esensial dari eksistensi manusia, karena pengetahuan
merupakan buah dan aktivitas berfikir yang dilakukan manusia
berfikir (Nathiqiyyah) merupakan differensia (al-fashl) yang
memisahkan manusia dari semua genus lainnya, yaitu seperti hewan.
Menurut Notoatmodjo (2018), menyatakan bahwa dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Menurut Rogers (1974) dalam
Notoatmodjo (2018), mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut.
Disini sikap subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang), terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden
sudah lebih baik lagi.
d. Trial (mencoba), dimana subjek mulai mencoba melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption (menerima), dimana subjek telah berperilaku baru
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap
stimulus.
11
12
2) Masa remaja tengah (13-15 tahun), dengan ciri khas antara lain :
a) Mencari identitas diri.
b) Timbulnya keinginan untuk kencan.
c) Mempunyai rasa cinta yang dalam.
d) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.
e) Berkhayal tentang aktifitas seks.
3) Masa remaja akhir (16-19 tahun), dengan ciri khas antara lain :
a) Pengungkapan kebebasan diri.
b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya.
c) Mempunyai citra jasmani dirinya.
d) Dapat mewujudkan rasa cinta.
e) Mampu berpikir abstrak.
(Kemenkes, 2016)
c. Ciri-ciri Perubahan Fisik Remaja
Ciri-ciri perubahan fisik pada masa remaja diantaranya :
1) Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung
dengan organ seks (terjadinya haid pada remaja putri atau
menarche dan terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki).
2) Tanda-tanda seks sekunder, yaitu :
a) Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya
jakun, penis, dan buah zakar bertambah besar, terjadinya
ereksi dan ejekulasi, dada lebih lebar, badan berotot,
tumbuhnya kumis, cambang dan rambut disekitar kemaluan
dan ketiak.
b) Pada remaja putri, pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan
vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut diketiak dan
sekitar kemaluan (pubis).
(Kemenkes, 2016)
15
baru dari luar yang dianggap dapat memperkuat jati dirinya. Ia selalu
ingin tahu dan ingin mencoba, apalagi taerhadap hal-hal yang
mengandung bahaya atau resiko (risk taking behavior). Umumnya,
anak atau remaja mulai mengagunakan narkoba karena ditawarkan
kepadanya dengan berbagai janji, atau tekanan dari kawan atau
kelompok. Ia mau mencobanya karena sulit menolak tawaran itu, atau
terdorong oleh beberapa alasan seperti keinginan untuk diterima
dalam kelompok, ingin dianggap dewasa dan jantan, dorongan kuat
untuk mencoba, ingin menghilangkan rasa bosan, kesepian, stress
atau persoalan yang sedang dihadapinya (Mardani, 2018).
c. Efek Obat-obat Terlarang
Pemakaian narkoba secara umum dan juga psikotropika yang
tidak sesuai dengan aturan dapat menimbulkan efek yang
membahayakan tubuh. Penyalahgunaan obat jenis narkoba sangat
berbahaya karena dapat mempengaruhi susunan syaraf,
mengakibatkan ketagihan, dan ketergantungan karena mempengaruhi
susunan syaraf, narkoba mempengaruhi perilaku, perasaan, persepsi
dan kesadaran (Martono, 2018). Berdasarkan efek yang ditimbulkan
dari penyalahgunaan narkoba dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Depresan obat ini menekan atau melambat fungsi system saraf
pusat sehingga dapat mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Obat
anti depresan ini dapat membuat pemakai merasa tenang,
memberikan rasa melambung tinggi, memberi rasa bahagia dan
bahkan membuatnya tertidur atau tidak sadarkan diri. Contoh
opida/opiate (apium, marphin, herain, kodein), alkohol, dan obat
tidur trankuliser atau obat penenang. Obat penenang depresan
yang tergolong pada kelompok obat yang disebut benzodiazepine.
Obat – obat ini diresepkan, untuk membantu orang tidur, dan
kegunaan kedokteran lainnya. Biasanya obat- obat ini berbentuk
kapsul atau tablet, beberapa orang menyalahgunakan obat
penenang karena efeknya menenangkan. Pengaruh obat penenang
18
B. Landasan Teori
Masalah kesehatan usia remaja juga merupakan salah satu masalah
penting dalam siklus kehidupan. Salah satu faktor risiko perilaku yang
berperan dalam status kesehatan usia remaja adalah konsumsi minuman
beralkohol dan pemakaian obat-obatan terlarang atau penyalahgunaan zat
yang dikenal dengan penyalahgunaan Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA) (Kemenkes RI, 2015).
Beberapa faktor yang melatarbelakangi remaja melakukan
penyalahgunaan NAPZA antara lain kurangnya pengetahuan terhadap
NAPZA sehingga mengakibatkan sikap atau perilakupenggunaan zat
terlarang tersebut. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yeliasti
(2014) mengenai Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku
Penyalahgunaan Narkoba pada siswa/i SMP menjelaskan bahwa 38,5%
responden kurang memiliki pengetahuan mengenai narkoba. Hasil penelitian
juga menjelaskan bahwa sebagian besar siswa memiliki sikap positif untuk
menjauhi narkoba, namun demikian terdapat 1,9% yang mempunyai sikap
kurang positif menjauhi narkoba.
Pengetahuan, merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan. Pengetahuan, merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan. Teori perilaku Green dalam
Notoatmodjo (2012) bahwa pengetahuan merupakan domain/faktor yang
sangat penting untuk terbentuknya suatu sikap dan tindakan seseorang
karena dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasarkan dengan pengetahuan akan lebih berpengaruh dan menimbulkan
kesadaran dalam diri dibandingkan dengan tidak didasarkan oleh
pengetahuan.
30
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan
dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan
secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah
(Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan diatas maka
kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut
Baik
Pengetahuan remaja
Remaja tentang penyalahgunaan Cukup
obat dan alkohol
Kurang
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
(Kemenkes RI (2015), Notoatmodjo, 2012)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan (Sugiyono, 2018).
Tabel 3.1
Definisi Operasional
46
47
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = tingkat kepercayaan 0,1
maka jumlah sampel pada penelitian ini adalah :
732 732
2
n = 1+7 32(0,1 ) n = 1+7 32(0 , 01)
732
n = 1+7,32
732
n = 8,32
48
N
׿ ¿
n = Ntotal n total
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
Berdasarkan rumus di atas maka dapat diperoleh distribusi jumlah
sampel yang dibutuhkan menurut dusun di Desa Lumbung Kecamatan
Lumbung Kabupaten Ciamis, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2
Distribusi Sampel Desa Lumbung Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis.
Populasi N
No. Nama Dusun n= x n total Sampel
(N) N Total
146
1. Kersaratu 146 ×88 18
732
153
2. Cirapuan 153 ×88 18
732
149
3. Hegarmanah 149 ×88 18
732
152
4. Babakan 152 ×88 18
732
132
5. Kedungpicung 132 ×88 16
732
Jumlah 732 88
49
D. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
primer yaitu data yang langsung diperoleh dari objek penelitian yang
dilakukan dengan cara langsung kepada responden, tetapi sebelumnya
responden diminta kesediaanya untuk berpartisipasi dalam penelitian
dengan menandatangani informed consent (pernyataan kesediaan menjadi
responden).
2. Instrumen Penelitian
Proses penelitian memerlukan suatu alat untuk mengumpulkan
data. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar kuesioner.
Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan
oleh responden. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tanggapan
responden terhadap pertanyaan yang diajukan. Dengan kuesioner ini
responden mudah memberikan jawaban karena alternatif jawaban sudah
disediakan dan membutuhkan waktu singkat dalam menjawabnya.
Kuesioner ini dilakukan dengan membagikan suatu daftar
pertanyaan, diajukan secara tertulis kepada sejumlah objek untuk
mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban dan sebagainya. Teknik ini
50
Keterangan:
r : Koefisien relasi
N : Jumlah responden uji coba
X : Skor salah satu pertanyaan
Y : Skor total
XY : Skor pertanyaan nomor 1 dikalikan skor total
Setelah dilakukan perhitungan korelasi antara masing-masing
pertanyaan dengan skor total, maka untuk melihat signifikansi dari
setiap pertanyaan maka dapat dilihat tabel nilai product moment. Jika
r-hitung lebih besar dari r-tabel maka perhitungannya memenuhi taraf
signifikan dan pertanyaan itu dianggap valid untuk dijadikan alat ukur
penelitian. Batas validitas r-tabel product moment untuk 10 orang
responden dengan tingkat kepercayaan 5% (α=0,05) adalah 0,632. Jika
nilai r-hitung lebih besar dari 0,632 maka pertanyaan tersebut dianggap
valid dan dapat dijadikan alat ukur penelitian (Arikunto, 2018).
Kuesioner dalam penelitian telah diujikan kepada 10 orang
masyarakat di Desa Jangraga Kecamatan Mangunjaya Kabupaten
Pangandaran yang memiliki karakteristik hampir sama dengan
masyarakat di Desa Sindangjaya Kecamatan Mangunjaya Kabupaten
Pangandaran. Berdasarkan perhitungan dari 20 pernyataan tentang
pengetahuan, semua pertanyaan dinyatakan valid karena r hitung > r
tabel dengan nilai r hitung 0,660-0,885 dan r tabel (0,05) = 0,632.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau
asas tetap bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.
52
2 xr 1 .1
2 2
r 1. 1 =
1+ r 1 .1
2 2
Keterangan:
r1.1 : Reliabilitas instrumen
r½.½ : rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen.
Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas dari kuesioner, maka
untuk melihat reliabilitasnya dari setiap pertanyaan maka dapat dilihat
tabel nilai korelasi product moment. Jika nilai r1.1 lebih besar dari nilai
rtabel, maka pertanyaan tersebut reilabel atau layak untuk dijadikan alat
ukur penelitian. Kriteria pengujian dengan menggunakan taraf
signifikansi (α) = 0,05. Batas reliabilitas r-tabel product moment untuk
10 orang responden dengan derajat kebebasan (α=0,05) adalah 0,632
Jika nilai r-alfa lebih besar dari 0,632 maka pertanyaan tersebut
dianggap reliabel atau layak dijadikan alat ukur penelitian.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai r1.1=0,954
dikonsultasikan dengan r tabel (0,05) = 0,632 maka dapat disimpulkan
bahwa semua pertanyaan tersebut reliabel karena r hitung > r table
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Penelitan ini diawali dengan melakukan survey pendahuluan untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Data dasar diambil
dari Dinkes Kabupaten Pangandaran, dalam berbagai tinjauan pustaka
dapat dijadikan sebagai referensi yang digunakan dalam penyusunan
skripsi. Konsultasi dengan pembimbing dalam penyempurnaan pembuatan
53
G. Etika Penelitian
Masalah etika pada penelitian yang menggunakan subjek manusia
menjadi isu sentral saat ini. Pada penelitian ilmu keperawatan, karena hampir
90% subjek yang dipergunakan adalah manusia, maka peneliti harus
memahami prinsip-prinsip etika penelitian (Nursalam, 2018).
Secara umum prinsip etika dalam penelitian ini dapat dibedakan
menjadi tiga bagian Nursalam (2018), yaitu:
1. Prinsip manfaat
a. Bebas dari penderitaan
Penelitian dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan
kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus. Proses
penelitian ini tidak ada tindakan khusus yang bisa merugikan atau
mengganggu kenyamanan responden karena hanya melakukan
pengisian kuesioner.
b. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian dihindarkan dari keadaan
yang tidak menguntungkan. Semua responden dalam keadaan bersedia
untuk menjadi subjek penelitian dan tidak ada unsur pemaksaan untuk
menjadi responden.
c. Resiko
Peneliti berhati-hati mempertimbangkan resiko dan keuntungan
yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan. Peneliti
memberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian
kepada responden.
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)
a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)
Subjek diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak
memutuskan apakah mereka bersedia menjadi responden atau tidak.
Tidak ada unsur pemaksaan untuk menentukan kesediaan menjadi
responden.
56
Nations Office on Drugs And Crime (UNODC) (2018), World Drug Report 2014.
United Nations, New York.
48
49
Riduwan Akdon. (2018). Rumus Dan Data Dalam Analisis Dan Statistik.
Bandung : Alfabeta.
Sarwono. (2018). Psikologi remaja. Edisi revisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada