BIDANG KEGIATAN:
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan oleh:
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 TPA Cikolotok .....................................................................................1
Gambar 1.2 TPA Cikolotok .....................................................................................3
Gambar 3.1 Diagram alur persiapan ........................................................................6
Gambar 3.2 Diagram alur pelaksanaan ....................................................................6
Gambar 3.3 Sampah Kreatif Wayang ......................................................................8
Gambar 3.4 Barcode dan Blog .................................................................................8
Gambar 3.5 Diagram Progres yang Diharapkan dari Program Saung Dalang. ........9
iv
DAFTAR TABEL
v
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cikolotok merupakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bertempat di Desa
Margasari, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta. Menurut Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purwakarta, tempat pembuangan akhir
(TPA) sampah Cikolotok memiliki total luasan areal pembuangan sampah sekitar
10 hektare.
Kondisi pengelolaan sampah di Kawasan Perkotaan Kecamatan Purwakarta
secara umum masih menggunakan sistem konvensional dengan cara kumpul,
angkut, buang, dari sumber sampah ke TPA Cikolotok, tanpa adanya usaha
pengurangan, pengolahan dan atau pemakaian kembali sampah yang masih bisa
digunakan untuk fungsi tertentu.
Senada dengan Imansyah (2012) yang menjelaskan bahwa, pemerintah dan
berbagai pihak terkait harus berupaya untuk memberikan pengetahuan yang benar
kepada masyarakat, terutama mengenai kelestarian lingkungan hidup. Contoh
langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pengetahuan
tersebut kepada lingkungan terdekat dari tempat pengolahan sampah.
Masyarakat di sekitar TPA Cikolotok, juga harus mendapatkan penyuluhan
perihal pengelolaan sampah yang baik dan benar. Tentu selain menjualnya ke
pengadah, sampah pun memiliki potensi yang besar untuk dapat di olah menjadi
hal-hal yang lebih bermanfaat.
Selain itu, masyarakat di sekitar tempat pengelolaan sampah, seringkali
kurang melek perihal budaya. Utamanya budaya sunda, yang sudah semestinya
melekat dalam jati diri masyarakat yang berdomisili di wilayah Jawa Barat
TPA. Selain itu penulis menawarkan satu gagasan yang selain dapat mengatasi
masalah pengelolaan sampah, juga dapat membentuk pola pikir baru dalam
masyarakat dalam pelestarian nilai-nilai budaya dengan menggunakan produk
daur ulang sampah sebagai medianya. Gagasan tersebut dinamai SAUNG
DALANG.
SAUNG DALANG ini terinspirasi dari kurangnya minat dari para pemuda
bangsa untuk menggeluti dan mendalami mengenai sejarah budaya daerah
terutama budaya daerah pewayangan. Wayang juga merupakan seni pertunjukan
asli dari Indonesia yang selalu menceritakan nilai-nilai, norma, tradisi dan budaya
yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat lokal. Menurut
Mubah (2011), Jati diri bangsa sebagai nilai identitas masyarakat harus dibangun
secara kokoh dan diinternalisasikan secara mendalam. Maka dari itu dengan
SAUNG DALANG ini mampu mengangkat potensi lokal di Indonesia. Apabila
dilihat kembali, anak-anak pemulung di TPA Cikolotok kabupaten Purwakarta
memiliki potensi, yaitu banyaknya volume sampah di sekitar pemukiman
menjadikan mereka harus melek tentang pemanfaatan pengolahan sampah,
sehingga semua itu bisa dimanfaatkan menjadi sumber untuk melatih kreatifitas
anak dalam mendaur ulang sesuatu yang menurut khalayak umum tidak
mempunyai nilai keuntungan. Mengingat hal tersebut perlu dikembangkan, kami
mahasiswa UPI Kampus Purwakarta menginiasiasi dibentuknya suatu program
yang dapat mengembangkan potensi tersebut. Oleh karenanya, program SAUNG
DALANG ini diharapkan menjadi salah satu alternatif solusi dalam
mengembangkan potensi anak di TPA Cikolotok Kabupaten Purwakarta.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dipecahkan melalui program ini pada dasarnya
tidak lepas dari ruang lingkup permasalahan di atas, yaitu:
1. Bagaimana memanfaatkan potensi daerah TPA Cikolotok melalui SAUNG
DALANG ?
2. Bagaimana cara mengembangkan minat dan bakat anak secara langsung
melalui SAUNG DALANG?
3. Apakah hasil pembelajaran dari penerapan SAUNG DALANG dapat
meningkatkan minat dan bakat anak dan meningkatkan kualitas budaya
local pewayangan dan pelestarian alam di TPA Cikolotok?
1.3 Potret, Profil dan Kondisi Khalayak Sasaran
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bertempat di Cikolotok di Desa Margasari,
Kecamatan Pasawahan, selama ini menjadi satu-satunya tempat pembuangan
sampah akhir yang mencangkup seluruh Kabupaten Purwakarta. Menurut Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purwakarta, tempat pembuangan akhir
(TPA) sampah Cikolotok memiliki total luasan areal pembuangan sampah sekitar
10 hektare. Desa Margasari sebagai tempat keberadaan TPA Cikolotok ini tentu
perlu membutuhkan banyak perhatian, mengingat adanya pemukiman di sekitaran
sana yang masih perlu diberdayakan.
3
5. Anak dapat menularkan rasa cinta tersebut kepada tiap orang yang ada di
sekitarnya.
6. Hasil PKM akan ditulis dalam bentuk artikel yang akan diseminarkan di
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
(Universitas Negeri Surabaya).
7. Karya wayang yang dihasilkan akan di jadikan hak karya intelektual.
1.7 Manfaat
1. Manfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar terkhusus anak-anak.
2. Sebagian sampah plastik di sekitar TPA dapat di daur ulang.
3. Tersalurkannya bakat dan minat anak-anak melalui program SAUNG
DALANG.
4. Menyalurkan dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal pada anak.
5. Manfaat bagi mahasiswa.
6. Bertambahnya hak kekayaan intelektual .
7. Terobosan bagi kehidupan bermasyarakat.
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Program pengabdian yang akan kami jalankan berlokasi di RT.10 RW.05
Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta. Desa margasari
adalah desa yang sangat dikenal oleh masyarakat Purwakarta, karena di desa
tersebut terdapat TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah dari kota Purwakarta
yang membuat desa ini identik dengan sampah, kotor, kumuh, dan keterbelakangan
pendidikan maupun kebudayaan. Berdasarkan pernyataan bapak Syarifudin selaku
ketua RT, jumlah masyarakat yang tinggal di lokasi tersebut kurang lebih sebanyak
130 orang, dengan jumlah orang dewasa sebanyak 100 orang dan anak-anak kurang
lebih sebanyak 30 orang. Kondisi sosial masyarakat desa Margasari rata-rata
berekonomi menengah kebawah, karena mata pencaharian mayoritas
masyarakatnya adalah pemulung.
Kondisi ini juga menyebabkan tidak terlestarikannya kebudayaan yang
seharusnya sudah tertanam sejak anak-anak. Anak-anak di desa Margasari
kebanyakan menjalani pendidikan formal di SDN Jayamukti. Selain itu, di desa
tersebut juga terdapat yayasan tempat anak-anak mengaji dan menerima pendidikan
non formal yang didirikan oleh salah satu pemuka agama di desa tersebut. Bapak
ustadz Yahya sebagai pengelola dari yayasan tersebut juga selalu memberikan
motivasi kepada murid-muridnya untuk memiliki semangat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan meraih kesuksesan.
Kami mahasiswa UPI Purwakarta berupaya untuk menjalankan sebuah
program SAUNG DALANG. Program ini mengajak anak-anak untuk mempelajari
segala hal tentang wayang dan menjadi dalang cilik sebagai pelestarian kebudayaan
yang ada di Jawa Barat khususnya Purwakarta, bertempat di salah satu saung di
tengah sawah sebagai sarana taman bermainnya. Program ini juga menawarkan
sebuah solusi atau alternatif pengelolaan sampah yang nantinya bisa dijual, bahkan
memiliki daya jual yang tinggi, yaitu dengan cara menjadikan sampah kertas dan
5
3.2 Persiapan
Dalam tahap persiapan terdapat lima alur yang akan dipenuhi oleh tim
pengabdian masyarakat. Alur tersebut digambarkan dalam bagan di bawah ini:
Kesepakatan Penyusunan Pembelian Peninjauan Pengabdian
Kerjasama jadwal Peralatan & bahan Lokasi
TPA Cikolotok Purwakarta. Ada 3 tahap kegiatan yang akan terlaksana di SAUNG
DALANG, di antaranya :
1) Orientasi
Tim pengabdian yang sekaligus berperan sebagai kakak mentor akan
melakukan orientasi/pengenalan terhadap program yang akan dilaksanakan. Tim
pengabdian akan memberikan motivasi dan semangat terhadap peserta SAUNG
DALANG melalui permainan pendidikan, pengenalan lingkungan dan budaya,
serta pengenalan antar individu peserta. Harapannya, akan terbangun skemata
mengenai pembelajaran yang akan disampaikan, bersama dengan itu, tumbuh pula
kemistri antara peserta SAUNG DALANG.
2) Proses belajar mengajar permulaan.
Kakak mentor akan mengajak peserta SAUNG DALANG untuk mengikuti
pembelajaran dengan seksama. Pembelajaran akan dilangsungkan dengan
memadupadankan teknik dan gaya mengajar inovatif dan kreatif sehingga dapat
membangkitkan gairah belajar peserta SAUNG DALANG.
Dalam periode ini terdapat skema pembelajaran ruang belajar SAUNG
DALANG yang disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2 Skema pembelajaran SAUNG DALANG
Bulan ke-1
Waktu
Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
15.00-15.30 Sholat Ashar Berjamaah
15.30-17.00 Kelas Ngabolang Kelas Rajin Kelas Olah Kelas budaya
Bulan ke-2
Waktu
Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
15.00-15.30 Sholat Ashar Berjamaah
15.30-17.00 Kelas Nyunda Kelas Wayang Kelas dongeng Kelas dongeng
Keterangan:
a. Kelas Ngabolang merupakan kelas dimana anak-anak di ajak untuk
berkelililing disekitaran TPA Cikolotok untuk diberi pengetahuan mengenai
sampah baik membuang, memilah dan mengolah yang dipandu oleh saudara
Deden.
b. Kelas Rajin merupakan kelas lanjutan dari kelas sebulumnya, di kelas rajin
ini anak-anak membersihkan sampah yang sebelumnya sudah dipilah untuk
segera diolah yang dipandu oleh saudari Rifa.
c. Kelas Olah merupakan kelas dimana anak-anak siap untuk mengolah sampah
yang sudah dibersihkannya untuk dikreasikan menjadi boneka wayang dari
sampah yang didalamnya terdapat barcode yang dapat diakses menuju blog
yang berisi gambar, bahan bacaan, dan vidio untuk mengenal sejarah
pewayangan di Indonesia yang dipandu oleh saudara Fadel.
8
Gambar 3.5 Diagram Progres yang Diharapkan dari Program Saung Dalang.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang No 18 tahun 2008
Fajrie, N. 2013. Media Pertunjukan Wayang untuk Menumbuhkan Karakter Anak
Bangsa. PGSD-FKIP Universitas Muria Kudus. Jawa Tengah.
Ni’mah, S. 2016. Respon Generasi Muda Jawa terhadap Seni Pertunjukan Wayang
Kulit. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Fajarini, U. 2014. Peranan Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter. Education
Journal. 1 (2):128.
Bachtiar, Y. 2018. Pemkab Purwakarta Siapkan 10 Hektare Lahan TPA. URL:
https://www.mediaadvokasi.com/2018/09/pemkab-purwakarta-siapkan-10-
hektare.htnl?m=1. Diakses tanggal 1 Oktober 2019.
Wahyudi, M.A. Sutiasih, E. Septianingrum, L.D. Pratama, N. Mauludin, M.R.
2019. Restorasi Sungai Citarum melalui Penerapan Pengelolaan Kelas Apik
(Apung yang Inovatif, Kreatif). Universitas Pendidikan Indonesia.
11
LAMPIRAN
19
dalam akun
media sosial,
atau alat
periklanan
lainnya yang
bersifat
persuasif.
5. Rifa S1 PSTI Ilmu 2 Jam/ 21. Membuat
Nurhanifa Kampus Pendidikan Minggu proposal
Purwakarta dan pendanaan.
Keguruan 22. Membuat jurnal
keuangan
23. Mendata dan
mentabulasi
nominal dari tiap
keperluan
kelompok.
24. Turut serta
dalam survei
harga pasar atas
tiap kebutuhan
kegiatan.
25. Penanggung
jawab program
kelas rajin
24