Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN RESMI PEMBELAJARAN

PROSES INDUSTRI KIMIA

INDUSTRI GELAS dan


KACA
OLEH

ANDRI TRI WIBOWO


NIM. 1141620002

DELLA KUSUMA WARDIANA


NIM. 1141620009

PRODI
TEKNIK KIMIA

SERPONG, TANGERANG
2018
PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas segala kasih, dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun Makalah dengan judul “Industri Gelas dan Kaca” yang
digunakan sebagai salah satu bentuk tugas mata kuliah Proses Industri Kimia I, pada program studi
Teknik Kimia, Institut Teknologi Indonesia.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, Oleh karena itu,
penyusun menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dosen Mata Kuliah Proses Industri Kimia I Enjarlis
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya.
Penulis mengharapkan dan mengucapkan terimakasih atas segala saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Serpong, Juli 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA ........................................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ......................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Gelas dan Kaca ...................................................................................................... 3
2.2. Bahan Baku Pembuatan Gelas ............................................................................................... 4
2.3. Cara Pembuatan Gelas ............................................................................................................. 5
2.4. Sifat-sifat Bahan Gelas ............................................................................................................. 8
2.5. Produk-produk Gelas ............................................................................................................... 9
2.5. Karaktersiktik Kimia dan Fisik ............................................................................................ 11
2.6. Bahan Baku Pembuatan Kaca ............................................................................................... 13
2.7. Golongan Kaca ........................................................................................................................ 14
2.8. Cara Pembuatan Kaca............................................................................................................. 16
2.9. Potensi Industri Kaca di Indonesia ..................................................................................... 18
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 20
3.1. Kesimpulan .............................................................................................................................. 20
3.2. Saran .......................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 21

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1....................................................................................................... Error! Bookmark not defined.


Gambar 2........................................................................................................ Error! Bookmark not defined.

TABEL

Tabel 1 ........................................................................................................... Error! Bookmark not defined.

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi
dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan
permukaan yang sangat halus dan kedap air. Kaca adalah amorf (non kristalin)
material padat yang bening dan transparan (tembus pandang), biasanya rapuh
Gelas dan kaca kini merupakan bahan yang telah umum dan banyak dipakai,
baik untuk keperluan rumah tangga, dalam konstruksi bangunan atau sebagai
alat teknik. Ada berbagai macam gelas atau kaca, yang terutama dibedakan atas
dasar susunan kimianya, sedang jumlah yang terbesar yang dibuat adalah gelas
kapur soda. Kaca atau gelas apabila dipandang dari segi fisika merupakan zat cair
yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel
penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri
berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat
cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri secara
teratur. Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik
yang tidak mudah menguap, yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan
senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya..
Galas atau kaca banyak kita lihat disekitar kita, berupa alat makan dan minun,
kaca untuk bangunan, atau sebagai bejana dan wadah, bola lampu, block gelas,
genteng kaca, isolator listrik dan lainnya. Disamping itu terdapat gelas khusus
yang dibuat tahan terhadap suhu, atau tahan pecah, gelas optic dan lainnya

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja bahan baku untuk membuat gelas dan kaca?
2. Bagaimana cara mengolah bahan baku menjadi gelas dan kaca?
3. Bagaimana cara mengolah gelas dan kaca?
4. Apa saja produk yang dihasilkan industri gelas dan kaca?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui bahan baku yang digunakan dalam industri gelas dan kaca.

1
2. Menginformasikan cara pengolahan bahan baku menjadi gelas dan kaca.
3. Menginformasikan jenis-jenis gelas dan kaca yang merupakan produk
industri gelas dan kaca.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Gelas dan Kaca


Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi
dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan
permukaan yang sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat
ideal gelas banyak digunakan di banyak bidang kehidupan. Tetapi gelas bisa
pecah menjadi pecahan yang tajam. Sifat kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan
bisa diubah seluruhnya dengan proses kimia atau dengan pemanasan.
Gelas termasuk kelompok vitroida atau termogel, yang merupakan senyawa
kimia dengan susunan yang kompleks. Senyawa tersebut diperoleh dengan
membekukan lelehan yang lewat dingin. Gelas ialah produk yang “amorf dan
bening dengan kekerasan dan elastisitas yang cukup, tetapi sangat rapuh.
Ada beberapa sifat gelas yang bisa dikatakan memiliki kelebihan dibanding
dengan material lainnya, antara lain:
 Sifat estetika atau keindahan
 Sifat tembus pandang secara optik (transparan)
 Sifat elastic
 Sifat ketahanan terhadap zat/reaksi kimia
Gelas mempunyai beberapa definisi teknis yang tergantung dari proses
pembentukan gelas, struktur atom dan keadaan thermodinamis nya. Secara
empiris: Gelas adalah material non-organik hasil dari proses pendingan tanpa
melalui proses kristalisasi. Gelas adalah benda padat yang tidak mempunyai
struktur seperti halnya keramik atau logam. Dari definisi tersbut dapat
disimpulkan bahwa ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk membuat
gelas, yaitu:
 proses pendinginan dengan cepat
 proses polimerisasi
Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan utama
penyusunnya adalah SiO2 dengan suhu pelelehan 2000° C. Kaca atau gelas
merupakan bahan pejal sekata, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak

3
berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa
untuk jaringan kekisi kristal biasa terbentuk. Kaca atau gelas termasuk kelompok
vitroida atau termogel, yang merupakan senyawa kimia dengan susunan yang
kompleks. Senyawa tersebut diperoleh dengan membekukan lelehan yang lewat
dingin. Kaca atau gelas ialah produk yang “amorf dan bening dengan kekerasan
dan elastisitas yang cukup, tetapi sangat rapuh. Kaca atau gelas apabila
dipandang dari segi fisika merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut
demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan
seperti dalam zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses
pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak
“sempat” menyusun diri secara teratur. Dari segi kimia, kaca atau adalah
gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap , yang
dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir
serta berbagai penyusun lainnya.
Kaca atau gelas biasanya dicampur dengan bahan lain untuk mengubah
cirinya. Misalnya seperti kaca atau gelas bertimah hitam yang menyebabkan kaca
atau gelas menjadi lebih berkilauan, hal ini karena adanya peningkatan index
pantulannya, sementara boron ditambahkan untuk mengubah ciri termal dan
elektriknya, seperti Pyrex. Penambahan barium juga dapat meningkatkan indeks
pantulannya, dan serium ditambahkan untuk kaca atau gelas yang menyerap
tenaga infra. Logam oksida juga ditambahkan untuk memberikan warna pada
kaca atau gelas. Peningkatan soda atau potash dapat menurunkan titik lebur,
sementara mangan ditambahkan untuk menghilangkan warna yang tidak
dikehendaki. Kaca atau gelas berwarna diperoleh dengan menambahkan sedikit
oksida logam peralihan. Misalnya, oksida mangan akan menghasilkan warna
ungu, oksida kuprum dan kromium memberikan warna hijau, dan oksida kolbalt
memberikan warna biru.

2.2. Bahan Baku Pembuatan Gelas


a. SiO2

4
Merupakan bahan pokok pembuatan gelas dan diperoleh dari kwarsa. Bila
dipanasi pada suhu tinggi maka akan melebur, dan membentuk cairan yang
bening. Dengan penggunaan silica ini, pengembangan gelas akibat
perubahan suhu akan kecil.
b. Na2O
Didapat dari soda ash atau natrium karbonat. Penambahan natrium karbonat
kepada komposisi gelas akan menurunkan suhu peleburan oksida dan akan
memperbesar pemuaian kerana suhu, sebaliknya dengan sifat dari Si2O
oksida ini akan mempertinggi daya tahan terhadap kejutan suhu terhadap
kejutan suhu tetapi menurunkan akan sifat ketahan dari gelas.
c. CaO atau MgO
Didapat dari batu kapur atau batu dolomite. Dengan penambahan oksida ini,
dipakai sebagai penurunan suhu lebur ( flux ) serta mempertinggi ketahanan
gelas.
d. B2O3
Dipakai untum membuat gelas yang kecil pemuaiannya dan gelas boro
silikat. Didapat dari borax (Na2B4O7.10H2O)
e. Al2O3
Didapat dari feldspar atau nephelin syenit. Dengan dicampurkannya oksida
ini, akan menaikkan suhu lebur dan viskositas dari massa gelas, serta
memperbaiki sifat tahan lama.
f. PbO
Jika dicampur dengan silica akan membentuk gelas “flint” yang banyak
dipakai untuk pembuatan gelas alat rumah tangga bermutu tunggi.

2.3. Cara Pembuatan Gelas


a. Penyiapan bahan
Pada tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku serta
pemisahan dari pengotor-pengotornya. Serbuk bahan baku ditimbang sesuai
komposisi, termasuk bahan-bahan aditif lain yang diperlukan seperti zat
pewarna atau zat-zat yang sesuai dengan produk kaca yang dikendaki.

5
Pengadukan campuran bahan baku dalam suatu mixer hal ini dilakukan agar
campuran menjadi homogen sebelum dicairkan.
Komposisi dari bahan-bahan penyusunnya adalah sebagai berikut :
Bahan Komposisi (%)
Pasir Silika 72,6
Natrium Karbonat 13,0
Kalsium Karbonat 8,4
Dolomit 4,0
Alumina 1,0
Lain-Lain 1,0
Bahan untuk gelas, biasanya harus berkadar besi yang rendah (biasanya
kurang dari 0.5%) agar gelas yang dibuat berwarna bening cerah. Besi akan
menyebabkan wana gelas menjadi hijau.
b. Peleburan bahan
Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum dimasukkan ke
dalam tungku (furnace) bersuhu sekitar 1500oC sehingga campuran akan
mencair.
Cara peleburannya ada beberapa cara :
 Peleburannya dengan pot atau krus. Dilakukan sejak jaman dahulu,
dimana masa gelas ditempatkan dalam suatu bejana tahan api, dan
bejana itu dibakar dalam tungku sampai masa yang ada dalam bejana
melebur. Kemudian dari bubur gelas ini diambil sedikit demi sedikit
bila akan dibuat benda yang diingini
 Peleburan dengan tungku bak. Tungku bak ini biasanya dibagi menjadi
2 ruangan dimana ruang pertama merupakan ruang untuk meleburkan,
sedangkan ruang kedua untuk pengadukan, sehingga masa gelas
homogen dan bebas dari gelembung udara. Untuk industri yang bekerja
kontinu dan industri modern dari ruang 2 ini masa bubur gelas itu
langsung dikerjakan menjadi produk yang macam-macam bentuknya,
dan perlengkapan peralatan yang dipasang tidak sama, tergantung
pada jenis produknya.

6
c. Pembentukan
Cara pembentukan ada beberapa cara :
 Dengan press / pakai cetakan baja tuang. Untuk produk yang bermulut
lebar lebih lebar dari dasarnya, seperti : piring, gelas minum, genteng
kaca.
 Dengan sistem tiupan. Untuk bentuk-bentuk yang bermulut kecil, seperti
botol, pipa gelas.
 Proses tarik ( proses kambangan / float ) atau gilas.
Dengan proses tarikan, masa gelas dari ruang pengadukan dipancing,
ditarik ke atas pada saat suhu ruangan masih tinggi sekitar 500 atau
6000°C yang diperlukan untuk proses pendinginan bertahan. Hasil
tarikan ini melalui rol baja tahan suhu tinggi sehingga diperoleh
lembaran-lembaran kaca yang siap dipotong menurut ukuran yang
dikehendaki. Pada cara floating, masa gelas dialirkan melalui rol
penggilas untuk membentuk lembaran yang ketebalannya dapat diatur.
d. Anealing
Anealing adalah suatu proses dimana benda gelas setelah dibentuk
setelah gelas dibentuk, perlu dipanasi pada suhu kurang lebih 500 atau 600oC
dan suhu ini diturunkan secara perlahan-lahan. Sebab bila massa gelas
dimana waktu dibentuk segera mendingin diudara biasa, umumnya mudah
pecah, akibat perubahan kejutan suhu.
Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-tegangan
antar molekul pada kaca yang tidak merata sehingga dapat menimbulkan
kepecahan. Proses annealing kaca terdiri dari 2 aktivitas, yaitu :
 menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas temperatur kritik tertentu
untuk menurunkan regangan internal
 mendinginkan kaca sampai temperatur ruang secara perlahan-lahan untuk
menahan regangan sampai titik maksimumnya.
Proses ini berlangsung di dalam "annealing lehr". Dalam pabrik-pabrik botol,
alat makan dan minum, dan lain-lain ruang annealing terpisah dengan ruang
peleburan.

7
e. Perbaikan bentuk
Benda gelas setelah dibentuk, biasanya masih memiliki sisi-sisi yang belum
baik atau tajam dan ini perlu diperbaiki. Misalnya pada mulut botol, biasanya
di gerinda agar tidak tajam atau dipanasi agar meleleh. Untuk kaca lembaran
biasanya hanya dipotong menurut ukuran pasaran saja. Pada perbaikan
bentuk ini sering terjadi benda gelas itu pecah, dan pecahan gelas itu disebut
cullet, dikumpulkan dan dileburkan lagi dalam tungku.

2.4. Sifat-sifat Bahan Gelas


Gelas merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak dan sinar infra merah,
tetapi tidak oleh sinar ultraviolet. Gelas yang mengandung Pb tidak dapat dilewati oleh
sinar Rontgen. Pemanasan akan menyebabkan pemuaian gelas yang besarnya sangat
berbeda satu sama lain (tergantung koefisien pemuaian). Bila pemanasan atau pendinginan
berlangsung terlalu cepat atau terkonsentrasi pada satu titik, akan terjadi tegangan. Karena
gelas bersifat rapuh, tegangan tersebut dapat menimbulkan retakan. Bahan aditif khusus
seperti boron oksida dapat membuat gelas kimia lebih tahan terhadap bahan kimia dan
perubahan temperatur. Kuarsa memiliki sifat tennis yang lebih baik karena koefisien
pemuaiannya sangat kecil. Gelas merupakan isolator listrik yang baik dan penghantar
panas yang buruk (terutama glass wool). Gelas kimia akan berubah sifatnya setelah
digunakan bertahun-tahun atau dalam waktu yang lebih singkat lagi bila dipakai untuk
temperatur yang lebih dari 150oC. Perubahan ini dimulai dengan teradinya kristalisasi pada
beberapa tempat dan akhimya pada seluruh tempat. Dengan demikian, gelas menjadi lebih
rapuh dan tidak dapat digunakan.Sifat khas bahan gelas sangat tergantung pada jenis
komposisi serta pengolahan pada tahap finishingnya, seperti :

Sifat fisik Soft glass pyrex vycor


Softening point, oF 1285 1508 2732

Annealing point, oF 750 1027 1710

Strain point, oF 887 950 1575

8
Maximum temperature oenggunaan - 932 – 1022 1830 –
1990
Spesifiv gravity 2,47 2,23
2,18
7 o
Expansi linier, x 10 / F 92 18
4,4
Modulus of rupture, x 10-3, psi - 6 – 10
5–9
Kapasitras panas rata- rata, 77 – 572oF - 0,233
0,244
Knoop hardness, 100 g - 481
532
Gelas sangat mudah rusak oleh lelehan alkali, alkali karbonat, (pH 10),
hidrogen, fluorida, dan agak mudah rusak oleh basa panas dengan pH 7 – 10,
serta larutan panas asam anorganik yang mengandung air, misalnya HCl 30%.
Pengolahan dan penggunaan: Gelas dapat dibentuk dengan cara
memanaskannya lagi (peniupan kaca). Selain itu gelas dapat digerinda dingin,
dibor, dipotong, direkat, diperkuat (dengan plastik/serat gelas) dan bisa diberi
tegangan (kaca pengaman) dengan pengerjaan panas.
Penggunaan: Gelas digunakan sebagai bahan bila dibutuhkan peralatan yang
tembus pandang dan mempunyai ketahanan kimia yang tinggi. Contohnya pipa,
kaca pengintip, organ penyekat, bejana kecil dalam operasi, botol keranjang, botol
kecil, alat penukar panas, pompa,siklon, filter sinter, dan alat laboratorium. Secara
khusus, gelas dapat digunakan sebagai kaca pengaman, bahan isolasi, kaca optik
(misalnya untuk filter), kaca jendela, dan cermin.
Keamanan: Botol biasa dan botol keranjang tidak holeh diberi beban tekanan.
Bila tidak ada petunjuk kerja intern maka petunjuk kerja yang dikeluarkan oleh
perusahaan pembuat gelas kimia harus diberlukukan

2.5. Produk-produk Gelas


a. Gelas kapur soda
Gelas kapur yang terutama dibuat dari campuran silica, soda dan kapur.
Salah satunya dari perbandingan campuran gelas tersebut diantaranya :

9
1 molekul Na2O dalam % berat = 13%
1 molekul CaO atau MgO dalam % berat = 12%
6 molekul SiO2 dalam % berat = 75%
Jenis gelas yang paling banyak dipakai, dalam bentuk alat makan dan minum,
kaca lembaran, pipa, bola lampu , dll
b. Gelas Cair
Kita kenal dengan nama waterglass, terbuat dari hasil leburan silica dengn
soda abu, yang hasilnya berupa gelas cair yang mudah larut dalam air.
c. Gelas Silika
Gelas ini disebut pula gelas Vitreous, terbuat dari pelebiran kuarsa murni.
Kadang-kadang dicampur sedikit feldspar. Gelas ini dapat ditembus oleh sinar
ultraviolet ungu, sedangkan gelas kapur soda membiaskan sinar ultraviolet.
d. Gelas Bor
Disebut juga “borosilicate glass” yang tahan suhu dan pemuaiannya kecil.
Pemakaiannya terutama untuk pembuatan benda gelas untuk keperluan
teknik, alat laboratorium atau alat rumah tangga yang bermutu tinggi, yang
dapat dipakai untuk memasak. Gelas ini tahan suhu kejut. Jena atau pirex glass,
untu alat laboratorium adalah jenis borosilicate glass
e. Gelas Timbal atau Lead Glass
Gelas ini memiliki pemuaian kecil, biasanya digunakan untuk pembuatan
gelas-gelas plastik.
f. Gelas Opal / Gelas Susu
Gelas yang tidak cerah, dimana dalam pembuatannya dicampur dengan
oksida sebagai bahan tambahan untuk tidak menjadi cerah. Salah satu
oksidanya adalah tepung Sn.
g. Gelas Translucent
Di pasaran kita kenal sebagai gelas es, dimana massa gelas sebenarnya
cerah/transparan, tetapi karena di satu sisi diberi garis berbentuk gambaran
macam-macam, maka cahaya yang seharusnya tembus tadi dibelokkan
sehingga gelasnya buram.
h. Gelas Ets

10
Gelas ini pada salah satu permukannya dibuat lukisan, sehingga terjadi
lukisan yang tersembul, kemudian sebagian dari lukisan ini diberi
cat/diwarnai. Biasanya lukisan dengan cara ets ini dilakukan diatas gelas
cermin. Cara membuat lukisan adalah dengan melarutkan sebagian gelas itu
memakai asam Fluorid (HF) keren gelas larut dalam HF. Bagia yang tidak
harus larut dapat ditutupi dengan lilin atau dammar yang tidak larut dalam
HF.

2.5. Karaktersiktik Kimia dan Fisik


a. Komposisi Kimia
Gelas terdiri dari oksida-oksida logam dan non logam. Bahan baku
pembuatan gelas adalah :
o Pasir silika (SiO2)
o Soda abu (Na2CO3) yang dengan pembakaran pada suhu tinggi akan
terbentuk Na2O sehingga gelas tampak jernih.
o Batu kapur (CaO) yang berfungsi untuk memperkuat gelas.
o Pecahan gelas (kaca) disebut cullet (calcin), untuk memudahkan proses
peleburan. Cullet kadang-kadang ditambahkan dengan persentase 15-20%.
o Al2O3 dan boraksida (B2O3), titanium dan zirconium untuk meningkatkan
ketahanan dan kekerasan gelas.
o Borax oksida pada gelas boroksilikat seperti pyrex berfungsi agar gelas lebih
tahan pada suhu tinggi.
o Na2SO4 atau As2O3 untuk menghaluskan dan menjernihkan.
Senyawa-senyawa kimia ini dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu:
o Bahan pembentuk gelas (glass former) yang mempunyai sifat membentuk
gelas.
o Bahan antara (Intermediate) yang mempunyai sifat pembentuk gelas, tetapi
tidak mutlak.
o Bahan pelengkap (modifier) yang tidak mempunyai sifat membentuk gelas.
Berdasarkan jumlahnya, maka bahan dasar pembentuk gelas dapat dibedakan
menjadi :

11
o Major material (berjumlah besar) yaitu pasir silika, soda abu, batu kapur,
feldspar dan pecahan gelas (cullet).
o Minor material (berjumlah kecil) yaitu natrium sulfat, natrium bikroma,
selenium dan arang.
Pasir silika tanpa bahan lain dapat dibuat menjadi wadah gelas tapi tidak
praktis karena untuk peleburannya diperlukan suhu 1760-1870°C.
Penambahan soda abu akan menurunkan suhu peleburan pada keadaan yang
mudah dipraktekkan yaitu 1426-1538°C, sehingga soda abu disebut juga
FLUXING AGENT. Untuk membuat agar kemasan gelas bersifat inert dan
netral maka gelas dicelupkan dalam larutan asam. Untuk melindungi
permukaan kemasan gelas maka diberi laminasi silikon polietilen glikol atau
polietilen stearat.
Sifat gelas yang stabil menyebabkan gelas dapat disimpan dalam jangka
waktu panjang tanpa kerusakan, namun kadang-kadang jika kondisi gudang
kurang baik maka dapat merusak label dan sumbat. Wadah gelas inert dalam
penggunaan bahan yang mengandung asam kuat atau alkali, tetapi dengan air
dapat terjadi pengikisan komponen tertentu.
Misalnya :
- Air destilata (aquadest) dalam wadah gelas flint akan mengikis 10-15
ppm NaOH selama 1 tahun.
- Penambahan boron 6% dalam gelas borosilikat mengurangi pengikisan
hingga 0.5 ppm selama 1 tahun.
Gelas yang disimpan pada kondisi dimana suhu dan RH berfluktuasi maka
terjadi kondensasi air dari udara sehingga garam-garam dapat terlarut keluar
gelas, peristiwa ini disebut blooming.
b. Warna Gelas
Warna gelas dapat diatur dengan menambahkan sejumlah kecil oksida-
oksida logam seperti Cr, Co dan Fe. Sifat semi opaq diberikan dengan
penambahan florin. Penambahan senyawa-senyawa tersebut dilakukan pada
proses pembuatan wadah gelas.

12
2.6. Bahan Baku Pembuatan Kaca
a. Pasir
Pasir yang digunakan untuk membuat kaca adalah pasir kuarsa yang
hampir murni. Oleh karena itu, lokasi pabrik kaca biasanya ditentukan oleh
lokasi endapan pasir kaca. Kandungan besinya tidak boleh melebihi 0.45%
untuk barang gelas pecah belah atau 0.015% untuk kaca optic, sebeb
kandungan besi ini bersifat merusak warna kaca pada umumnya.
b. Soda (Na2O)
Bahan ini bersumber dari soda abu padat (Na2CO3). Sumber lainnya adalah
bikarbonat, kerak garam, dan natrium nitrat. Yang tersebut terakhir ini sangat
berguna untuk mengoksidasi besi dan untuk mempercepat pencairan.
Sumber gamping (CaO) yang terpenting adalah batu gamping dan
gamping baker dari dolmit (CaCO3.MgCO3) yang tersebut terakhir ini
memberikan MgO pada campuran.
c. Feldspar
Mempunyai rumus umum R2O.Al2O3.6SiO2 dimana R2O dapat berupa
Na2O atau K2O atau campuran keduanya. Sebagai sumber Al2O3 sendiri
digunakan hanya bila biaya tidak merupakan masalah. Feldspar juga
merupakan sumber Na2O atau K2O dan SiO2. Kandungan aluminiumnya
dapat menurunkan titik cair kaca dan memperlambat terjadinya defitrifikasi.
d. Boraks
Merupakan perawis tambahan yang menambahkan Na2O dan baron
oksida kepada kaca. Walaupun jarang dipakai didalam kaca jendela atau
lembaran, boraks sekarang banyak digunakan di dalam jenis kaca pengemas.
Ada pula kaca boraks berindeks tinggi yang mempunyai nilai disperse lebih
rendah dan indeks refraksi lebih tinggi dari semua kaca yang telah dikenal.
Kaca ini banyak digunakan sebagai kaca optic. Disamping daya fluksnya
yang kuat, boraks tidak saja bersifat menurunkan koefisien ekspansi tetapi
juga meningkatkan ketahanan terhadap aksi kimia. Asam borat digunakan
dalam tumpak yang memerlukan hanya sedikit alkali. Harganya dua kali dari
boraks.

13
e. Kerak Garam
Bahan ini telah lama digunakan sebagai perawis tambahan pada
pembuatan kaca. Demikian juga beberapa sulfat lain seperti ammonium sulfat
dan barium sulfat dan sering ditentukan pada segala jenis kaca. Kerak garam
ini diperkirakan dapat membersihkan buih yang mengganggu pada tanur
tangki. Sulfat ini harus dipakai bersama karbon agar tereduksi menjadi
sulfite.
f. Arsen Trioksida
Ditambahkan untuk menghilangkan gelombang-gelombnag kaca.
g. Nitrat
Baik yang berasal dari natrium maupun kalium digunakan untuk
mengoksidasi besi sehingga tidak terlalu kelihatan pada kaca produk. Kalium
nitrat atau karbonat digunakan pada berbagai jenis kaca meja, keca dekorasi,
dan kaca optic.
h. Kulet ( cullet )
Merupakan kaca hancuran yang dikumpulkan dari barang-barang rusak,
pecahan beling dari berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat dipakai 10% atau
bahkan sampai 80% dari muatan bahan baku.

2.7. Golongan Kaca


a. Silika lembut
Silika lembut atau silica vitreo dibuat melalui pirolisis silicon teaklorida
pada suhu tinggi atau dari peleburan kuarsa atau pasir bumi. Kaca ini
mempunyai ciri-ciri dengan nilai ekspansi rendah dan titik pelunakan tinggi
oleh karena itu kaca ini mempunyai ketahanan thermal tinggi dan dapat
dipergunakan pada suhu yang lebih tinggi dari pada kaca lain. Kaca ini juga
sangat transparan pada sinar ultraviolet.
b. Alkali silikat
Alkali silikat adalah satu-satunya kaca 2 komponen yang secara komersial.
Untuk membuatnya, pasir dan soda dilebur bersama-sama dan hasilnya yang
disebut natrium silikat, mempunyai komposisi berkisar antara Na2O.SiO2
sampai Na2.4SiO2. Larutan silikat soda, juga dikenal sebagai kaca larut air

14
yang banyak dipakai sebagai adhesive dalam pembuatan kotak-kotak karton
gelombang. Selain dari itu bahan ini juga digunakan untuk memberi sifat
tahan api. Variasi kaca ini yang mengandung alkali tinggi digunakan untuk
mencuci sebagai detergen dan pembangun sabun.
c. Kaca soda gamping
Kaca soda gamping (soda lime glass) merupakan 95% dari semua kaca
yang dihasilkan. Kaca digunakan untuk membuat segala macam bejana,
jendela mobil dan lain-lain, gelas dan barang pecah belah. Kualitas fisik kaca
lembaran belakangan ini banyak meningkat misalnya kaca sekarang sudah
jauh lebih rata , tidak bergelombang, dan bebas dari tegangan namun
komposisi kimianya tidak banyak mengalami perubahan.
d. Kaca timbale
Dengan menggunakan oksidasi timbale sebagai pengganti kalsium oksida
dalam campuran kaca air, didapatlah kaca timbale ( lead glass ). Kaca ini
sangat penting dalam bidang optic karena mempunyai indeks refraksi dan
disperse yang tinggi. Kandungan timbalnya biasanya bisa mencapai 82%
(densitas 8.0 indeks refraksi 2.2). Kandungan timbale inilah yang memberikan
kecemerlangan pada “kaca potong” (cut glass). Kaca ini juga digunkan dalam
jumlah besar untuk membuat lampu reklame neon, radiotron, terutama
karena kaca ini mempunyai tahanan (resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga
tidak cocok untuk dipakai sebagai perisai radiasi listrik.
e. Kaca borosilikat
Biasanya mengandung 10-20% B2O3, 80%-87% silica dan kurang dari 10%
Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien ekspansi yang rendah, lebih tahan
terhadap kejutan, mempunyai stabilitas kimia yang tinggi , serta tahanan
terhadap listrik tinggi. Perabot laboratorium yang dibuat dari kaca jenis ini
dikenal dengan mana dagang pyrex. Akhir-akhir ini nama pyrex juga
digunakan untuk berbagai barang kaca yang terbuat dengan komposisi lain,
misalnya kaca alumino silikat yang digunakan pada perabot laboratorium,
juga digunakan untuk membuat isolator tegangan tinggi, pipa lensa teleskop
seperti misalnya lensa 500 cm di Mt. Palomer (AS)

15
f. Kaca khusus
Kaca berwarna, bersalut, oval, translusen, kaca keselamatan, kaca optic,
dan kaca keramik, semuanya termasuk kaca khusus. Komposisinya berbeda-
beda tergantung pada akhir yang diinginkan.
g. Serat kaca (fiber glass)
Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus yang tahan terhadap
komposisi cuaca. Oleh karena serat kaca mempunya luas permukaan sangat
besar, maka mudah terkena serangan kelembaban udara. Kaca ini biasanya
mempunyai kandungan silica rendah sekitar 55% dan alkali rendah.

2.8. Cara Pembuatan Kaca


a. Peleburan
Tanur kaca dapat diklasifikasikan sebagai tanur periuk atau tanur tanki.
Tanur periuk dengan kapasitas sekitar 2t (t=100kg) atau kurang lebih dapat
digunakan secara menguntungkan untuk membuat kaca khusus dalam
jumlah kecil dimana tumpak cair itu harus dilindungi terhadap hasil
pembakaran. Tanur ini digunakan dalam pembuatan kaca optic dan kaca seni
melalui proses cetak. Periuknya sebenarnya adalah suatu cawan yang terbuat
dari lempung pilihan atau platina. Sulit sekali melebut kaca didalam bejana
ini tanpa prodeknya terkontaminasi atau tanpa sebagian bejana itu meleleh,
kecuali bila bejana itu terbuat dari platina, Dalam tanur tangki bahan tumpak
itu dimuat di satu ujung tangki besar yang terbuat dari blok-blok refraktori,
di antaranya ada yang berukuran 38x9x1.5 m dengan kepasitas kaca cair
1350t. Kaca tersebut membentuk kolam diatas tanur itu, sedang nyala api
menjilat dari ujung lain tangki itu, operasinya kontinyu. Dalam tanur jenis ini
sebagaimana juga dalam tangki periuk, dindingnya mengalami korosi karena
kaca panas. Kualitas kaca dan umur tangki tergantung pada kualitas blok
konstruksi. Karena itu perhatian biasanya ditujukan pada refraktori tanur
kaca. Tanur tangki kecil disebut tangki harian (day tank) dan berisi
persediaan kaca cair untuk satu hari sebanyak 1t sampai 10t. Tanki ini
dipanasi secara elektrotermal atau dengan gas.

16
Tanur yang disebutkan diatas adalah golongan tanur generasi
(regenerative furnace) dan beroperasi dalam 2 siklus dengan dua perangkat
ruang berisi susunan bata rongga. Gas nyala setelah memberikan sebagian
kalornya pada waktu melalui tanur berisi kaca cair, mengalir kebawah
melalui satu perangkat ruang yang diisi penuh dengan pasangan bata terbuka
atau bata rongga . Sebagian besar dari kandungan kalor sensible gas keluar
dari situ, dan isian itu mencapai suhu berkisar 1500oC didekat tanur dan
650oC didekat pintu keluar. Bersamaan dengan itu, udara dipanaskan dengan
melewatkannya melalui ruang regenerasi yang telah dipanaskan sebelumnya
dan dicampur dengan gas bahan bakar yang telah dibakar, sehingga nyalanya
menjadi lebih tinggi lagi (dibandingkan dengan jika udara tidak dipanaskan
terlebih dahulu). Pada selang waktu yang teratur yaitu antara 20-30 menit,
aliran campuran udara bahan baker atau siklus itu dibalik, dan sekarang
masuk tanur dari ujung yang belawanan melalui isian yang telah mendapat
pemanasan sebelumnya. Kemudian melalui isian semula dan mencapai suhu
yang lebih tinggi.
Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat dinaikkan sedikit
demi sedikit setiap hari bergantung pada kemampuan refraktorinya
menampung ekspansi. Bila tanur regenerasi itu telah dipanaskan , suhunya
harus dipanaskan sekurang-kurangnya 1200oc setiap waktu. Kebanyakan
kalor hilang dari tanur melalui radiasi, dan hanya sebagian kecil yang
temanfaatkan untuk pencairan. Tanpa membiarkan dindingnya mendingin
sedikit karena radiasi, suhu akan menjadi terlalu tinggi sehingga kaca cair itu
dapat menyerang dinding dan melarutkannya. Untuk mengurangi aksi kaca
cair, pada dinding tanur kadang-kadang dipasang pipa air pendingin.
Selama proses pencairan, masing-masing bahan baku akan saling
berinteraksi membentuk reaksi-reaksi kimia berikut :
Reaksi-reaksi penguraian
Na2SO3 → Na2O + CO2 ....................................... (1)
CaCO3 → CaO + CO2 ....................................... (2)
Na2SO4 → Na2O + SO ....................................... (3)

17
MgCO3.CaCO3 → MgO + CaO + 2CO2 ....................................... (4)
Reaksi antara SiO2 dengan Na2CO3 pada suhu 630 – 780oC
Na2CO3 + aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2 ...................................... (5)
Reaksi antara SiO2 dengan CaCO3 pada suhu 600oC
CaCO3 + bSiO2 → CaO.bSiO2 + CO2 ...................................... (6)
Reaksi antara CaCO3 dengan Na2CO3 pada suhu di bawah 600oC
CaCO3 + a2CO3 → ........................................ (7)
Na2Ca(CO3)2
Reaksi antara Na2SO4 dengan SiO2 pada suhu 884oC
Na2SO4 + nSiO2 → ................................ (8)
NaO.nSiO2 + SO2 + 0.5O2
Reaksi utama
aSiO2 + bNa2O + cCaO + dMgO → ........ (9)
aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO
leburankaca
b. Pembentukan dan Pencetakan
Kaca dapat dibentuk dengan mesin atau dengan cetak tangan. Faktor yang
terpenting yang harus diperhatikan dalam cetak mesin adalah bahwa cawan
rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga pencetakan barang
kaca dapat diselesaikan dalam tempo beberapa detik saja. Dalam waktu yang
sangat singkat itu kaca berubah dari zat cair viskos menjadi zat padat bening.
Jadi, jelas sekali bahwa masalah rancang yang harus diselesaikan seperti
aliran kalor stabilitas logam, dan jarak bebas bantalan merupakan prestasi
besar bagi insinyur kaca yang umum yaitu kaca jendela, kaca flat, kaca apung,
botol, bola lampu dan tabung.

2.9. Potensi Industri Kaca di Indonesia


Produk kaca di Indonesia yang paling kompetitif yaitu kaca lembaran, kaca
lembaran merupakan produk unggulan yang kapasitasnya paling besar
dibandingkan produk kaca lainnya. Produk ini sebagian besar digunakan untuk
jendela bangunan, penggunaan lainnya di sektor properti dan pada bidang

18
otomotif. Produk kaca dalam bidang propersti dan otomitif memiliki pasar yang
cukup bagus saat ini baik ekspor maupun domestik. Penguasaan teknologi
produksi kaca oleh industri kaca di Indonesia tergolong tinggi terutama untuk
produk kaca otomotif.
Contoh Perusahan dibidang kaca yaitu PT Asahimas Flat Glass Tbk, PT Mulia
Glass dan PT Tossa Shakti. PT Asahimas Flat Glass Tbk merupakan Perusahaan
Modal Asing (PMA) yang berdiri pada tahun 1971, dan merupakan bagian dari
Asahi Glass Co.Ltd, yang merupakan salah satu produsen kaca terbesar di dunia.
Kapasitas produksi PT Asahimas Flatt Glass saat ini adalah sebesar 570.000 ton per
tahun untuk kaca datar, 4,5 juta m3 kaca pengaman dan 2,4 juta m3 untuk kaca
cermin. Dengan kapasitas sebesar ini Asahimas merupakan salah satu industri kaca
terbesar di Asia Tenggara.
PT Mulia Glass merupkan anak perusahaan dari PT Mulia Keramik Indah yang
didirikan pada tahun 1989 dan memproduksi berbagai jenis kaca antara lain Float
glass, glass container, safety glass dan glass block. Saat ini Mulia Glass
memproduksi float glass sebanyak 612.500 ton/ tahun, kemudian glass container
140.000 ton per tahun, glass blok 45.000 ton per tahun dan safety glass 120.000 set.
Produksi float glass Mulia Glass telah diekspor ke lebih dari 50 negara, dan
volumenya ekspornya telah mencapai 65% dari total produksinya. Sementara itu
produksi yang lain yaitu glass container lebih banyak dipasarkan untuk kebutuhan
domestik sebagai kemasan consumer goods dan industri obat-obatan.
PT Tossa Shakti didirikan pada tahun 1984. Pemain ini memproduksi kaca
bening (float glass) dengan kapasitas 900 metrik ton/ hari, dan kaca berwarna
(tinted float glass) yakni hijau, biru, dan kuning dengan kapasitas 70 metrik ton/
hari. Kapasitas tanurnya mencapai 70 ton per hari. Mesin produksi Tossa
menggunakan beberapa teknologi dari sejtumlah provider berbeda. Teknologi raw
material system, elecronic batching system, automatically menggunakan teknologi
Siemens PLC, sementara teknologi tanur dan forming-nya dari China. Proses
annealing mengunakan mesin Bottero (Italia), dan Rurex (Jerman), serta CNUD
(Belgia).
Berdasarkan tiga perusahaan diatas, industri kaca di Indonesia sangat berpotensi
untuk tumbuh menjadi pasar yang menguntungkan. Begitu banyaknya jenis-jenis

19
properti dan kendaraan di Indonesia membuat permintaan produk kaca tinggi. Dari
segmen ekonomi industry ini sangat menguntungkan.

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan
Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang terdiri dari 3 bahan
baku utama antara lain pasir kuarsa (SiO2), Soda ash (Na2O), dan Limestone
(CaCO3), serta bahan baku tambahan yang mulanya di proses pada reaktor suhu
tinggi (10000C-15000C). Reaksi pembuatan kaca atau gelas secara umum:
Na2CO3 + aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 → CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C → Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO
Produk-produk yang berbasis kaca/gelas antara lain layar LCD, kaca berwarna,
kaca antipeluru, fiberglass, kaca keramik, kaca antigores, lambu bohlam, alat-alat
laboratorium, plat kaca, kaca jendala, dan lain sebagainya.

3.2. Saran
Materi kimia industri tentang industri kaca mesti dikaji secara lebih mendalam
agar semakin banyak mahasiswa yang memahami tentang proses pembuatan
kaca. dengan semakin baiknya pemahaman mahasiswa akan proses pembuatan
kaca ini akan memberikan semangat baru kepada mahasiswa untuk berinovasi
sehingga lahirlah inovasi-inovasi cemerlang tentang kaca di beberapa tahun ke
depan dan produk kaca indonesia dapat bersaing di tataran dunia.

20
DAFTAR PUSTAKA

Austin GT. 2005. Shreve's Chemical Process Industries, 5th ed. New York: McGraw-Hill
Book Co.
Badan Standar Indonesia (BSN). 2005. Kaca LembaranSNI 15-0047-2005. Jakarta(ID):
BSN.
Indonesian Commercial Letter. 2010. Industri Kaca lembaran September 2010 [terhubung
berkala]http://www.datacon.co.id/index1ind.html. diakses pada 4 Juni 2013.
Keenan, Charles W., dkk. 1984. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Miessler G L, Terr D A. 1987. Inorganic Chemistry third edition. Minnesota: Pearson
Education International
Weeny R Mc. 2007. Book 5 Atom, Molecules, Matter – the stuff of Chemisty. Pisa: University
of Pisa

21

Anda mungkin juga menyukai