21030113120029
21030113120082
21030113140171
Diveganasia Lauwis
21030113120085
21030113120081
21030113140172
Irfan Suryanto
21030113130148
21030113140191
21030113130180
Said Abdillah
21030113120080
Yudy Wiratmadja
21030113120025
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Puji syukur kehadirat
ALLAH SWT yang telah senantiasa memberikan kesehatan , kesempatan ,
kemampuan serta nikmat iman. Sholawat dan salam tak lupa selalu dilimpahkan
kepada utusan ALLAH SWT , Nabi besar Muhammad SAW yang merupakan suri
tauladan umat dunia.
Penulis juga mengucapkan puji dan syukur atas limpahan karunia dan
rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikan makalah UTILITAS tentang ion
exchange dan pengolahan internal ini secara tepat waktu. Tak lupa juga diucapkan
terimakasih kepada pihak pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
telah memberikan bantuan sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian umum
mengenai kondisi politik khususnya di Indonesia. Disamping itu , Penulis
berharap makalah yang berjudul Pengolahan Air dengan Ion Exchange dan
Pengolahan Internal ini dapat memenuhi sebagai tugas makalah mata kuliah
UTILITAS.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi sistematikanya maupun karena isi materi yang tidak
maksimal. Maka dari itu penulis mengucapkan maaf dan mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kebaikan penulisan kedepannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
I.2. Tujuan ........................................................................................................... 1
PEMBAHASAN
II.1 Jenis-Jenis Pengotor dalam Air. .................................................................... 2
II.2Klasifikasi Pengolahan Air. ............................................................................ 5
II.3Pengolahan Air secara eksternal melalui Pertukaran Ion dan
Pengolahan Air secara Internal. ........................................................................... 7
KESIMPULAN ............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA
iii
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Air adalah zat yang sangat dibutuhkan oleh manusia maupun hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Planet bumi ini hampir 70% luas permukaannya diisi oleh air,
dengan sumber utamanya adalah air laut.Air yang berasal dari sumber yang
berbeda tentunya memiliki karakteristik yang berbeda pula. Misalnya air hujan
akan berbeda karakteristik serta kandungannya dengan air danau, air pegunungan
atau dari sumber yang lain.. Air merupakan senyawa yang sangat diperlukan
dalam bidang industry karena mudah didapat dan harganya murah atau bahkan
dapat diambil tanpa perlu membayar.
Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan disetiap sektor industri
termasuk pemanfaatan untuk kebutuhan energi dan pemanasan. Kebutuhan energi
dan pemanasan di industri umumnya dipenuhi dengan cara memanfaatkan steam
yang dibangkitkan pada suatu ketel (boiler). Air yang digunakan sebagai umpan
boiler dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu danau, sungai, laut, maupun
sumur. Persyaratan yang harus dipenuhi sebagai air umpan boiler sangat ketat,
antara lain tidak korosif, tidak menyebabkan pembentukan kerak, dan tidak
menyebabkan pembentukan buih.Persyaratan kualitas air yang dapat digunakan
dalam industri berbeda-beda tergantung kepada tujuan penggunaan air tersebut.
Air yang berasal dari alam pada umumnya belum memenuhi persyaratan yang
diperlukan sehingga harus menjalani proses pengolahan lebih dahulu.
I. 2. Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis pengotor dalam air secara umum.
2. Mengetahui klasifikasi pengolahan air secara umum.
3. Mengetahui jenis pengolahan air melalui pertukaran ion dan pengolahan
secara internal.
PEMBAHASAN
B. Padatan terlarut
Air adalah pelarut yang baik, sehingga dapat melarutkan zat-zat dari
batu-batuan dan tanah yang terkontak dengannya. Bahan-bahan mineral yang
dapat terkandung dalam air karena kontaknya dengan batu-batuan tersebut, antara
lain : CaCO3 , MgCO3 , CaSO4 , MgSO4 , NaCl , Na2SO4 , SiO2 dan lainnya. Air
yang akan dipakai untuk pembangkit uap atau sistem pendingin mempunyai dua
parameter penting yang merupakan akibat dari padatan terlarut, yaitu kesadahan
(hardness) dan alkalinitas (alkalinity).
Kesadahan
Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh
air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+, atau
dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam
bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Srdan Zn dalam bentuk garam sulfat,
klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.Pengertian kesadahan air adalah
kemampuan air mengendapkan sabun, dimana sabun ini diendapkan oleh ion-ion
yang telah sebutkan diatas. Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah
Ca2+ dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai
sifat/karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan
Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3.
Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang
tinggi dan lawannya biasanya disebut air lunak atau air yang memiliki kadar
mineral sangat rendah misalnya air hujan. Kesadahan air adalah kandungan
mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium
(Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang
memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar
mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan
juga bisa merupakan ionlogam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat.
Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun.
Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah,
sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa.
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat
(HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat
(Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air
yang
Air
hanya
menggunakan
metoda
pengendapan
secara
kimiawi
(chemical
Contoh reaksi
(3.1)
(3.2)
Reaksi (3.1) menyatakan bahwa larutan yang mengandung CaCl2 diolah
dengan resin penukar kation NaR, dengan R menyatakan resin. Resin
mempertukarkan ion Na+ larutan dan melepaskan ion Na+ yang dimilikinya ke
dalam larutan.
Jika resin tersebut telah mempertukarkan semua ion Na+ yang
dimilikinya, maka reaksi pertukaran ion akan terhenti. Pada saat itu resin
dikatakan telah mencapai titik habis (exhausted), sehingga harus diregenerasi
dengan larutan yang mengandung
merupakan
kebalikan
ion Na+
organic seperti CH3 . Resin anion yang mempunyai gugus fungsi ammonium
kuartener disebut resin penukar anion basa kuat dan resin penukar anion basa
lemah mempunyai gugus fungsi selain ammonium kuartener.
Resin asam lemah untuk pemisahan basa kuat atau zat ionik multifungsi
seperti protein, sedangkan resin asam kuat untuk pemisahan yang lebih
kompleks salah satu aplikasi resin penukar kation asam kuat yaitu principal
sulfonated styrene-divinylbenzene copolymer producseperti amberlite IRP-69
(Rhom dan Haas) dan DOWEX MSC-1 (Dow Chimical).Resin ini dapat
digunakan untuk menutup rasa dan aroma zat aktif kationik (mengandung
amin) sebelum diformulasi dalam tablet kunyah. Resin ini merupakan produk
sferik yang dibuat dengan mensulfonasi butir-butir kopolimer divinilbenzen
srien dengan zat pensulfonasi pilihan berupa asam sulfat, asam klorosulfonoat,
atau sulfur trioksida. Penggunaan zat pengembang yag non reaktif umumnya
diperlukan untuk pengembangan yang cepat dan seragam dengan kerusakan
minimum.
A.1 .2. Resin Penukar Kation Asam Lemah
Gugus fungsi pada resin penukar kation asam lemah adalah karboksilat
(RCOOH). Jenis resin ini tidak dapat memisahkan garam yang berasal dari
asam kuat dan basa kuat, tetapi dapat menghilangkan kation yang berasal dari
garam bikarbonat untuk membentuk asam karbonat, atau dengan kata lain resin
ini hanya dapat menghasilkan asam yang lebih lemah dari gugus fungsinya.
nRzCOO-H+ + Mn+ =>
(RzCOO)nM + nH+
gugus
ammonium,
yang
struktur
kimianya
sangat
mudah
11
Operasi layanan :
Regenerasi :
12
oleh sebab itu resin penukar anion basa lemah acap kali disebut sebagai acid
adsorbers.
Resin penukar anion bersifat basa lemah (mengandung OH sebagai gugusan
labil). Resin penukar ion basa lemah dibentuk dengan mereaksikan amin primer
dan amin sekunder atau amonia dengan kopolimer stiren dan divinil benzene
yang diklorometilasi, biasanya digunakan dimetilamin. Resin penukar anion basa
lemah ini berfungsi dengan baik dibawah pH.
A.2. Operasi Sistem Pertukaran Ion
Operasi sistem pertukaran ion dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu :
1. tahap layanan (service)
2. tahap pencucian balik (backwash)
3. tahap regenerasi, dan
4. tahap pembilasan
A.2 .1. Tahap Layanan
Tahap layanan adalah tahap dimana terjadi reaksi pertukaran ion. Tahap
layanan ditentukan oleh konsentrasi ion yang dihilangkan terhadap waktu, atau
volume air produk yang dihasilkan. Hal yang penting pada tahap layanan
adalah kapasitas (teoritik dan operasi) dan beban pertukaran ion (ion exchange
load). Kapasitas pertukaran teoritik didefinisikan sebagai jumlah ion secara
teoritik yang dapat dipertukarkan oleh resin per satuan massa atau volume
resin. Kapasitas pertukaran ion teoritik ditentukan oleh jumlah gugus fungsi
yang dapat diikat oleh matriks resin. Kapasitas operasi adalah kapasitas resin
aktual yang digunakan untuk reaksi pertukaran pada kondisi tertentu. Beban
pertukaran ion adalah berat ion yang dihilangkan selama tahap layanan dan
diperoleh dari hasil kali antara volume air yang diolah selama tahap layanan
dengan konsentrasi ion yang dihilangkan. Tahap layanan ini dilakukan dengan
cara mengalirkan air umpan dari atas (down flow).
A.2 .2. Tahap Pencucian Balik
13
14
Fast rinse, yaitu membilas unit dengan laju yang lebih cepat untuk
menghilangkan sisa regeneran sebelum operasi.
15
Oksigen ( O2 )
Karbondioksida ( CO2 )
Hidrogen ( H2S )
Sedangkan deaerator adalah alat yang bekerja untuk membuang gas-gas
yang terkandung dalam air ketel, sesudah melalui proses pemurnian air ( water
treatment ). Selain itu deaerator juga berfungsi sebagai pemanas awal air
pengisian ketel sebelum dimasukkan kedalam boiler. Deaerator bekerja
berdasarkan sifat dari oksigen yang kelarutannya pada air akan berkurang dengan
adanya kenaikan suhu. Penghilangan gas dilakukan sebelum air keluaran kolom
kation diolah di kolom resin penukar anion. Setelah tahap pertukaran kation di
resin penukar kation siklus hidrogen, alkalinitas bikarbonat yang dikandung dalam
air umpan akan dikonversi menjadi asam karbonat dan karbon dioksida.
CO2 +H2O H2CO3 H+ +HCO3Cara kerja kolom degasifier mengikuti teori-teori yang berlaku untuk proses
stripping (pelucutan). Kandungan CO2 dalam air dilucuti menggunakan udara
yang dihembuskan oleh blower (Gambar 4.15) atau secara vakum (Gambar 4.16).
16
17
air pengisi
kimia langsung
boiler.
Reaksi
Air
kedalam
boiler
bersama-sama
ini dengan
naiknya
zat-zat
padat, alkalinitas,
melekat dan mengeras pada dinding atau pipa-pipa boiler dan membuat
lapisan boiler lebih tahan terhadap korosi.
Beberapa mekanisme yang terjadi dalam Internal Treatment, antara lain:
1. Mereaksikan kesadahan dengan bahan kimia, agar kerak calcium carbonate
yang keras berubah menjadi endapan yang lunak berlumpur sehingga bisa
dibuang melalui blow-down.
2. Mengkondisikan pH/Alkalinity air boiler untuk menghindarkan pengerakan
silica.
3. Penggunaan anti-bus a (anti foam) untuk mencegah potensi pembusaan
yang akan mengakibatkan terjadinya carry-over dan menurunkan kemurnian
uap.
Beberapa jenis bahan kimia yang umum dipergunakan
dalam Internal
treatment adalah:
Fosfat (jenis
ortho
untuk menetralisir
ataupun polyfosfat):
kesadahan
hydrat tricalcium
fosfat yang berbentuk lumpur dan dapat dibuang melalui blow down secara
terus-menerus atau secara berkala melalui bawah ketel.
Natural and synthetic dispersants (Dispersant): meningkatkan sifat dispersif
Air Boiler. Beberapa contoh Polymeric Dispersant adalah:
- polimer Alam : lignosulphonates, tannin
- polimer sintetik : polyacrylates, maleat acrylate copolymer, maleat styrene
copolymer,dsb.
Sequestering agents (anti scale) seperti phoshate organic (phosphonates),
Polymaleic acid (PMA), Sulfonated co-polymer, dsb.
Oxygen scavengers (Pemakan Oksigen): seperti natrium sulfit, tannis,
hidrazin, hidroquinonJprogallol
derivatif,
ataupun
19
jenis
mempassivasi
permukaan
logam
untuk
derivate.dll. Pilihan produk dan dosis yang diperlukan akan tergantung pada
jenis alat mekanis yang digunakan (Deaeator atau Heating Tank)
Anti foaming
permukaan
or
anti priming
agents
: campuran
cairan,
bahan
aktif
menghilangkan
20
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
MEMBRAN
PERMIABEL
PADA
MEDAN
22