Anda di halaman 1dari 22

PRESIPITASI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Presipitasi adalah suatu mekanisme terjadinya pengendapan suatu butiran
(partikel) yang terbentuk dari suatu media cair. Precipitated Calcium Carbonate
(PCC) adalah produk pengolahan kalsium karbonat melalui serangkaian senyawa
kimia. Kalsium karbonat merupakan salah satu komponen utama dari cangkang
kerang darah, cangkang organisme atau makluk laut, dan siput. Beberapa
peristiwa presipitasi dapat terjadi pada pembentukan material baru dan juga pada
pengolahan air limbah. Pada praktikum kali ini bahan yang digunakan adalah
cangkang kerang darah. Limbah cangkang kerang darah yang mana pemanfaatan
limbahnya ini dapat diolah dalam proses presipitasi. Dimana proses presipitasi
dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu karbonasi, metode kaustik soda, dan
metode solvay.

I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui analisis proses produksi khususnya produksi kalsium
karbonat dengan metode presipitasi
2. Untuk mengetahui metode presipitasi
3. Untuk mengetahui yield dalam proses presipitasi

I.3 Manfaat
1. Agar dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
presipitasi
2. Agar praktikan dapat mengetahui reaksi yang terjadi pada proses
presipitasi
3. Agar praktikan dapat mengetahui prinsip kerja pada proses presipitasi

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 1


PRESIPITASI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Presipitasi
Presipitasi merupakan metode paling sederhana yang digunakan untuk
menurunkan logam berat. Metode presipitasi ( pengendapan ) dilakukan dengan
cara mereaksikan limbah buangan yang mengandung logam berat dengan suatu
bahn kimia pengendap. Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk proses
pengendapan beberapa logam berat adalah senyawa hidroksida karbonat dan
sulfida. Teknik presipitasi menggunakan senyawa hidroksida. Karena sangat
sederhana, biaya yang digunakan relative murah, dan mudah untk mengontrol PH
nya. Senyawa hidroksida yang sering digunakan adalah natrium hodroksida
(NaOH) dan kalsium hidroksida.(Handoko,2013)
Pemanfaatan limbah terus dilakukan oleh para peneliti. Pemanfaatan limba
h ini bertujuan untuk mendapatkan produk yang lebih berguna, produkyang dapat
diperbaharui, produk yang dapat meningkatkan nilai jual yangekonomis dan dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Selain itu pemanfaatan limbah juga dapat
mengurangi pencemaran lingkungan. Salah satu limbah yang banyak ditemukan di
Indonesia yaitu cangkang kerang darah. Sebagian besar cangkang kerang darah
terdiri atas persenyawaan kalsium karbonat (CaCO3) sekitar 98.99%. (Warsy,
2016)

II.1.1. Reaksi Pengendapan Secara Umum


Pada presipitasi terjadi proses pengendapan yang berlangsung. Endapan
merupakan zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan.
Endapan mungkin berupa Kristal (Kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan
dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan terbentuk
jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu
endapan, menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan
jenuhnya. Kelarutan bergantung pada kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi
bahan - bahan lain dalam larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya.

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 2


PRESIPITASI

Untuk perubahan kelarutan dengan tekanan tidak memiliki arti penting


yang praktis, perubahan yang sedikit dari tekanan atmosfer tak mempunyai
pengaruh yang berarti atas kelarutan.Terlebih penting adalah perubahan kelarutan
dengan suhu.Umumnya dapat dikatakan bahwa kelarutan endapan bertambah
dengan naiknya suhu, meskipun dalam beberapa hal sangat kecil sekali, dalam hal
yang istimewa (seperti kalium sulfat) terjadi sebaliknya. Laju kenaikan kelarutan
dengan suhu berbeda-beda, dalam beberapa hal sangat kecil sekali, dalam hal-hal
lainnya sangat besar. (Svehla,1985)

II.1.2. Pecipitated Calcium Carbonate (PCC)


Penggunaan batu kapur pada saat ini hanya terbatas sebagai kapur tohor,
kapur pasang dan bahan baku industri semen, sehingga masi bernilai ekonomis
rendah. Oleh karena ituperlu adanya usaha untuk meningkatkan nilai mutu produk
batu kapur dengan mengolahnya menjadi produk yang lebih berdaya gunadalam
industri seperti Precipitated CalciumCarbonate (PCC), sehingga berdaya saing
dipasar nasional maupun pasar internasional.PCC adalah produk pengolahan batu
kapur melalui serangkaian reaksi kimia.Secara teknis PCC memiliki keistimewaan
seperti ukuran partikel yang kecil (skala mikro) dan homogen.Dengan
keistimewaan karakteristik yang dimilikinya, pemakaian PCC dalam industi
menjadi semakin luas. Saat ini PCC telah digunakan sebagai aditif pada obat-
obatan,makanan, kertas, plastik dan tinta. PCC dapat disintesis dari batu kapur
dengan tiga metoda yaitu metoda karbonasi, metoda kaustik soda dan metoda
solvay. Pada metoda kaustik soda,batu kapur dikalsinasi menjadi CaO, lalu
dihidrasi menjadi Ca(OH)2 dan kemudian direaksikan dengan larutan natrium
karbonat (Na2CO3) sehingga terbentuk endapan CaCO3 (PCC). Akan tetapi pada
metoda ini rendemen PCC yang dihasilkan relatif rendah, karena dibatasi oleh
kelarutan Ca(OH)2 yang kecil.
Modifikasi pembentukan PCC dilakukan dengan menambahkan larutan
asam nitrat pada batu kapur yang sudah dikalsinasi sehingga terbentuk garam
kalsium yang mudah larut. Hasil perlakuan disaring dan filtrat direaksikan dengan

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 3


PRESIPITASI

larutan natrium karbonat membentuk endapan kalsium karbonat (PCC)..


(Jamarun,2007)

Reaksi kimia yang terjadi adalah :


CaO(s) + 2HNO3(l) → Ca(NO3)2 (l) + H2O (l)
(Kalsium Oksida) (Asam Nitrat) (Kalsium Nitrat) (air)
Ca(NO3)2(l) + Na2CO3(l) → CaCO3↓ + 2NaNO3(l)
(Kalsium Nitrat) (Nartrium Bikaronat) (Kalsium Karbonate) (Natrium Nitrat)
(Azkiya, 2016)

II.1.3. Macam Metode PCC


PCC dapat disintesis dari batu kapur dengan beberapa metode:
1. Metoda Solvay
Metoda solvay merupakan metoda pembuatan PCC melalui reaksi antara
batu kapur dengan garam natrium klorida. Kemurnian metode ini cukup
tinggi tetapi tidak efisien untuk diaplikasikan pada proses industri, karena
membutuhkan bahan kimia yang cukup banyak dalam pembuatannya.
2. Metoda Karbonasi
Metoda karbonasi memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan
metode lain, seperti proses cepat, penanganan mudah, cara sederhana, dan
gas CO2 sebagai produk sampingan dari proses kalsinasi dapat digunakan
kembali sehingga metode ini berbiaya rendah. Namun metode ini
memberikan hasil rendah karena kelarutan dari CaO yang rendah dalam
air.(Wardhani, 2018)
3. Metoda Kaustik Soda
Pada metoda kaustik soda, batu kapur dikalsinasi menjadi CaO, lalu
dihidrasi menjadi Ca(OH)2dan kemudian direaksikan dengan larutan
natrium karbonat (Na2CO3) sehingga terbentuk endapan CaCO3(PCC).
Akan tetapi pada metoda ini redemen PCC yang dihasilkan relatif rendah
karena dibatasi oleh kelarutan Ca(OH)2 yang kecil.(Jamarun,2007)

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 4


PRESIPITASI

II.1.3. Cangkang Kerang Darah


Kerang darah atau cockle shell adalah sekelompok kerang yang memiliki
belahan cangkang yang melekat satu sama lain pada batas cangkang, dimana
umumnya belahan cangkangnya berwarna putih dan berselaputkan suatu lapisan
berwarna kecoklatan. Dinamakan kerang darah karena kelompok kerang ini
memiliki pigmen darah merah atau hemoglobin yang disebut bloody cockles.
Kerang darah hidup terbenam di bawah permukaan tanah pada kedalaman
perairan 0-1 m, memiliki substrat pasir berlumpur, memiliki tingkat pertumbuhan
yang lambat yakni hanya 0,098 mm/hari, memiliki pergerakan yang lambat, dan
bersifat filter feeder (menyaring air untuk mendapatkan makanan) sehingga
menyebabkan kerang rentan terkena bahan polusi air terutama logam berat yang
bersifat akumulatif dalam tubuh kerang. Kerang darah (Anadara granosa) dengan
ukuran yang lebih besar memiliki konsentrasi logam berat merkuri (Hg) yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kerang darah yang berukuran lebih kecil.
Kerang darah dengan ukuran < 2,5 cm memiliki kandungan sebesar 0,032 – 0,041
mg/kg. sedangkan kerang darah dengan ukuran > 3 memiliki kandungan sebesar
18.
Cangkang kerang darah (Anadara granosa) dapat disintesis menjadi bahan
biokeramik yaitu kalsium karbonat (CaCO3), dimana cangkang kerang darah
mengandung kalsium karbonat sebesar 98,99 %. Selain itu beberapa pemanfaatan
limbah cangkang kerang darah antara lain bahan penyusun hidroksiapatit, sintesis
nanohidroksiapatit sebagai bone implan untuk kerusakan tulang, sintesis dan
karakterisasi kalsium karbonat partikel nano dari cangkang kerang menggunakan
kitosan sebagai precursor (Hariharan et al., 2014), biodiesel dari minyak sawit,
dan karakterisasi cangkang kerang kalsium karbonat biokeramik untuk aplikasi
rekayasa jaringan tulang. (Puspita,2018)

II.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Presipitasi


Faktor yang mempengaruhi presipitasi sebagai berikut:
1. Kejenuhan

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 5


PRESIPITASI

Dalam sistem cair-cair, partikel-partikel vaterit mengendap pada suhu


kamar dari larutan jenuh sedang, yaitu, ketika S<6,5. Jenuh dapat
mempengaruhi ukuran partikel vaterite yang membentuk kristal, dan
subunit kristal yang lebih kecil diamati ketika jenuh meningkat.
2. Temperatur
Penerapan metode hidrotermal atau solvo termal memungkinkan
pengendapan vaterite pada suhu di atas 100°C. Beberapa aditif, misalnya,
etilena glikol, dapat mempromosikan pembentukan vaterite pada suhu di
atas 40°C Konsentrasi vaterite yang lebih tinggi diamati dalam produk
CaCO3 diendapkan dalam larutan etilen glikol-air pada suhu
50°Cdibandingkan dengan reaksi yang dilakukan dalam larutan air.
(Konopacka, 2019)
3. Derajat keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) atau konsentrasi ion hidrogen limbah cair industri
perak menurut peneliti terdahulu sebelum perlakuan sebesar 2.0. Nilai ini
menunjukkan pH yang besifat asam. Pada pH yang asam / rendah proses
pemben-tukan koloid tidak dapat berlangsung dengan baik, bersifat
korosif, dan menimbulkan gangguan pada proses pengolahan. Dengan
adanya presipitasi NaOH dan kapur tawas yang sekaligus dapat
mengkondisikan pH menjadi naik sehingga pengendapan dapat berjalan
dengan optimal.
4. Tempat pengendapan
Tempat pengendapan yang mempunyai dasar berbentuk segitiga dapat
mempercepat proses terjadinya pengendapan. Hal ini karena dipengaruhi
oleh adanya gaya gravitasi. (Andaka, 2008)

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 6


PRESIPITASI

II.3 Sifat Bahan


II.3.1 Cangkang Kerang Darah
1. Kandungan Pb dalam cangkang kerang darah 10,10 kg/g
2. Kandungan Cu dalam cangkang kerang darah 17,90 kg/g
3. Kandungan Zn dalam cangkang kerang darah 680,85 kg/g
(Wahyudianta, 2016)
4. Kandungan CaCO3 dalam cangkang kerang darah menurut penelitian
(Puspita, 2018) sekitar 98,99%
Fungsi : Sebagai bahan uji dan bahan dasar Persipitat Calcium Carbonat
(PCC)
II.3.2 Asam Klorida
1. Rumus Kimianya HCl
2. Berat Molekulnya 36,47 gr/mol
(Perry, 2007 “Hydrochloride Acid”)
Fungsi : Sebagai bahan pembentuk CaCl2 dari ion Ca2+
II.3.3 Soda Kue
1. Rumus kimianya NaHCO3
2. Berat Molekulnya 84,0079 gr/mol
(Perry, 2007 “Sodium Bicarbonat”)
Fungsi : Sebagai bahan pembentuk CaCO3
II.3.4 Natrium Hidroksida
1. Rumus Molekulnya NaOH
2. Berat Molekulnya 39,997 gr/mol
(Perry, 2007 “Sodium Hydroxide”)
Fungsi : Sebagai pembentuk CaCO3
II.3.5 Aquadest
1. Rumus Kimianya H2O
2. Berat molekulnya 18,02 gr/mol
(Perry, 2007 “Water”)
Fungsi : Sebagai pengencer, pelarut bahan dan pencuci CaCO3

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 7


PRESIPITASI

II.4 Hipotesa

Pada percobaan presipitasi CaCO3 tinggi. Hasil yield CaCO3 yang tinggi
dipengaruhi oleh konsentasi suatu zat dan jumlah bahan maka semakin tinggi
yield.

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 8


PRESIPITASI

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkang kerang dara
dengan kadar CaCO3 sebesar 98,99 % yang diperoleh dari pantai Kenjeran, air,
natrium hidroksida (NaOH), soda kue dan asam klorida.

III.2. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah beaker glass, statif
dan klem, neraca analitik, magnetic stirrer, gelas ukur, ayakan, oven, pH meter,
labu ukur, dan kertas saring

III.3.Gambar Rangkaian Alat

Keterangan:

1. Magnetic stirrer
2
2. Beaker glass
1

Gambar III.3.1 Rangkaian alat presipitasi

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 9


PRESIPITASI

III.4. Prosedur Percobaan Presipitasi Kalsium Karbonat

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 10


PRESIPITASI

Pencucian

Pengeringan

Penghancuran

Pengayakan (60 mesh)

Cangkang powder

+ HCl 2N
Pelarutan (10menit)

Filtrasi

+ NaOH

Pengaturan PH

+ NaHCO3

Pencampuran

Filtrasi Larutan
garam

Pengeringan

Produk PCC

Cangkang kerang darah dicuci setelah dicuci dikeringkan. Cangkang


kerang darah yang telah kering dihancurkan lalu di screening (60 mesh) hingga

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 11


PRESIPITASI

menghasilkan cangkang powder. Bubuk cangkang di ambil dengan berat masing-


masing ( 1 gram, 3 gram, 5 gram) lalu ditambah HCl 2N 50 ml dilakukan
pelarutan dengan magnetic stirrer selama 5 menit. Setelah itu saring ambil
filtratnya. Filtrat ditambahkan dengan NaOH hingga PH 8 dan ditambah NaHCO3
dengan konsentrasi masing-masing ( 1M ; 1,5M; 2M ) 20 ml. lalu proses
pencampuran dengan magnetic stirrer selama 3 menit. Proses filtrasi, filtrat
menghasilkan larutan garam. Endapan yang dihasilkan dikeringkan dan
menghasilkan produk CaCO3.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 12


PRESIPITASI

IV.I Perhitungan

Tabel IV.I Perhitungan Yield

Konsentrasin NaHCO3 Berat Awal (gr) Berat Akhir (gr) Yield (%)
1 0,3384 33,84
1M 3 0,9283 30,94333333
5 1,2352 24,704
1 0,544 54,4
1,5 M 3 1,1384 37,94666667
5 1,4075 28,15
1 0,7096 70,96
2M 3 1,9135 63,78333333
5 2,0871 41,742
Preparasi sampel dilakukan dengan menghaluskan cangkang kerang darah dan
diayak dengan ayakan ukuran 60 mesh. Cangkang kerang darah halus direaksikan
dengan HCl 50 ml dan diaduk dengan magnetic stirrer selama 5 menit, reaksi
dituliskan sebagai berikut :

𝐶𝑎𝐶𝑂3 (𝑎𝑞) + 𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) → 𝐶𝑎𝐶𝑙2 (𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑎𝑞) + 𝐶𝑂2 (𝑔)

Hasil pengadukan difiltrasi, residu dibuang dan filtrat diatur pH hingga 8 (alkali).
Hal ini dilakukan agar dapat membentuk endapan kalsium karbonat setelah
ditambahkan natrium bikarbonat (NaHCO3), reaksi dituliskan sebagai berikut :

𝐶𝑎𝐶𝑙2 (𝑎𝑞) + 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) + 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 (𝑎𝑞) → 𝐶𝑎𝐶𝑂3 (𝑠) ↓ +2𝑁𝑎𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑎𝑞)

Kalsium Natrium Natrium Kalium Natrium Air

Klorida Hidroksida Bikarbonat Karbonat Klorida

Hasil reaksi difiltrasi sehingga didapatkan residu berupa endapan CaCO3 dan
filtrat berupa larutan NaCl dan H2O. Endapan CaCO3 dikeringkan menggunakan
oven dengan suhu 80oC selama 10 menit dan ditimbang. CaCO3 yang didapatkan
berbentuk serbuk, berwarna putih dan bertekstur lembut pada semua variabel.
Berdasarkan perhitungan tabel IV.1 yield (%) tertinggi sebesar 70,96% pada
konsentrasu NaHCO3 2 M dan berat cangkang telur awal 1 gram.

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 13


PRESIPITASI

IV.2 Grafik

Pengaruh Berat Bahan Awal (gr) vs Konsentrasi


NaHCO3 (M) Terhadap Yield
80
70
60
Yield (%)

50
40 1M
30 1,5 M
20
2M
10
0
0 1 2 3 4 5 6
Berat Bahan Awal (gr)

Grafik IV.1 Pengaruh berat awal vs konsentrasi (M) terhadap yield

Berdasarkan grafik IV.1 diperoleh semakin kecil berat cangkang kerang


darah maka semakin besar yield (%) yang diperoleh. Sedangkan semakin besar
konsentrasi NaHCO3 maka semakin besar yield (%) yang diperoleh. Hasil yang
diperoleh sesuai dengan teori. Secara teoritis, jika konsentrasi NaHCO3 besar
maka ion CO32- lebih banyak terlarut sehingga yang bereaksi dengan ion Ca2+ juga
banyak. Dapat dibuktikan dari hasil yang telah diperoleh pada konsentrasi
NaHCO3 2M dengan berat awal 1 gram yield yang diperoleh tinggi dari pada
konsentrasi NaHCO3 1M dengan berat awal 5 gram.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 14


PRESIPITASI

V.1 Kesimpulan
Percobaan presipitasi telah berhasil dilakukan dan didapatkan beberapa
kesimpulan :
1. Sintesis PCC dapat dilakukan dengan metode kaustik soda.
2. Hasil yield (%) terbesar pada penambahan NaHCO3 2M dan berat
cangkang kerang darah 1 gram yaitu sebesar 70,96%
3. Semakin kecil berat cangkang telur maka semakin besar yield (%) yang
diperoleh

V.2 Saran
1. Sebaiknya perlu dilakukan penelitian dengan variasi variabel konsentrasi
dari HCl dan juga variasi dari pengadukan, agar praktikan dapat
mengetahui pengaruh dari konsentrasi HCl dan variasi pengadukan dengan
hasil endapan CaCO3 yang didapat

DAFTAR PUSTAKA

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 15


PRESIPITASI

Andaka, G. 2008, ‘Penurunan Kadar Tembaga Pada Limbah Cair Industri


Kerajinan Perak dengan Presipitasi Menggunakan Natrium Hidroksida’,
Jurnal Teknologi, Vol. 1, No. 2, hal. 129 – 130.

Azkiya, N. I. 2016,’Sintesis Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dari Batuan


Kapur Alam dengan Metode Kaustik Soda (Kajian Konsentrasi HNO3)’,
Jurnal ILMU DASAR Vol. 17 No. 1
Handoko, C. T. 2013,‘Penggunaan Metode Presipitasi Untuk Menurunkan Kadar
Cu Dalam Limbah Cair Industri Perak Di Kotagede’, Jurnal Penelitian
Saintek 18.53.

Jamarun, N 2007, ‘Pembuatan Precipitated Calcium Carbonat (PCC) dari Batu


Kapur dengan Metoda Kaustik Soda’, Jurnal Kimia, Vol. 1, No. 1, hh. 21.

Konopacka, D. 2019,’Synthesis Methods and Favorable Conditions forSpherical


Vaterite Precipitation: A Review’,Crystals 2019, 9, 223

Perry, R. H 2007, Perry’s Chemical Engineering Handbook, Kansas : Mc Graw


Hill.

Svehla,G. 1985, Analisis Anorganik Kualitatif, Jakarta : PT. Kalman Media


Pustaka.

Wardhani, S. 2018, ‘Effect of CO2 Flowrate And Carbonation Temperatur In The


Synthesis Of Crystalline Precipitated Calcium Carbonate (PCC) From
Limestone’, Indonesian Journal of Chemistry 18.

Warsy, W. 2016, ‘ Optimalisasi Kalsium Kabonat Dari Cangkang Telur Untuk


Produksi Pasta Komposit’, Al-Kimia 4.87

Yonata, D. 2017, ’Kadar Kalsium Dan Karakter Fisik Tepung Cangkang Telur
Unggas Dengan Perendaman Berbagai Pelarut’, Jurnal Pangan Dan Gizi
82.

LAMPIRAN 1

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 16


PRESIPITASI

1. Tabel pengamatan produk PCC

Berat
Jenis Cangkang Konsentrasi Keterangan
(gram)

1 gram Putih, Serbuk


1M 3 gram Putih, Serbuk
5 gram Putih, Serbuk
1 gram Putih, Serbuk
Cangkang Kerang
1,5 M 3 gram Putih, Serbuk
Dara
5 gram Putih, Serbuk
1 gram Putih, Serbuk
2M 3 gram Putih, Serbuk
5 gram Putih, Serbuk
2. Perhitungan pembuatan larutan HCL 2N 1000 ml

% 𝑥 𝜌𝑥 1000
𝑁=
𝐵𝑒
𝑔𝑟
32% 𝑥 1,18 𝑐𝑚3 𝑥 1000
𝑁= 𝑔𝑟
36,5 𝑒𝑘

𝑁 = 10,345 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛/𝑐𝑐

𝑁1 𝑥 𝑉1 = 𝑁2 𝑥 𝑉2

10,345 𝑥 𝑉1 = 2 𝑥 1000

𝑉1 = 193,33 𝑐𝑐

Jadi ambil 193,33 cc HCl 37%, diencerkan dengan aquadest hingga 1000
cc

3. Perhitungan pembuatan larutan NaHCO31M

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 17


PRESIPITASI

𝑔𝑟
𝑀=
𝐵𝑀 𝑥 𝑉
𝑔𝑟
1𝑀 = 𝑔𝑟
84 𝑚𝑜𝑙 𝑥 60𝑚𝑙/1000𝑚𝑙

𝑔𝑟 = 5,04 𝑔𝑟
Jadi ambil 5,04 gr NaHCO3 dilarutkan dengan aquadest hingga 60 ml
4. Perhitungan pembuatan larutan NaHCO3 1,5M

𝑔𝑟
𝑀=
𝐵𝑀 𝑥 𝑉

𝑔𝑟
1,5 𝑀 = 𝑔𝑟
84 𝑚𝑜𝑙 𝑥 60𝑚𝑙/1000𝑚𝑙

𝑔𝑟 = 7,56 𝑔𝑟

Jadi ambil 7,56 gr NaHCO3 dilarutkan dengan aquadest hingga 60 ml

5. Perhitungan pembuatan larutan NaHCO3 2 M

𝑔𝑟
𝑀=
𝐵𝑀 𝑥 𝑉

𝑔𝑟
2𝑀 = 𝑔𝑟
84 𝑚𝑜𝑙 𝑥 60 𝑚𝑙/1000 𝑚𝑙

𝑔𝑟 = 10,08 𝑔𝑟

Jadi ambil 10,08 gr NaHCO3 dilarutkan dengan aquadest hingga 60 ml

6. Perhitungan Yield % pada konsentrasi NaHCO3 1 M


a. Berat Awal 1 gram

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙

0,3384 𝑔𝑟
% 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
1 𝑔𝑟

%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 33,84 %

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 18


PRESIPITASI

b. Berat Awal 3 gram


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
0,9283 𝑔𝑟
% 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
3 𝑔𝑟
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 30,943 %
c. Berat Awal 5 gram

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙

1,2352 𝑔𝑟
% 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
5 𝑔𝑟

%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 24,704 %

7. Perhitungan Yield % pada konsentrasi NaHCO31,5 M


a. Berat Awal 1 gram

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙

0,544 𝑔𝑟
% 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
1 𝑔𝑟

%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 54,4 %

b. Berat Awal 3 gram


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
1,1384 𝑔𝑟
% 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
3 𝑔𝑟
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 37,947 %
c. Berat Awal 5 gram

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 19


PRESIPITASI

1,4075 𝑔𝑟
% 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
5 𝑔𝑟

%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 28,15 %

8. Perhitungan Yield % pada konsentrasi NaHCO3 2 M


a. Berat Awal 1 gram

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙

0,7096 𝑔𝑟
% 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
1 𝑔𝑟

%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 70,96 %

b. Berat Awal 3 gram


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
1,9135 𝑔𝑟
% 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
3 𝑔𝑟
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 63,783 %
c. Berat Awal 5 gram

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙

2,0871 𝑔𝑟
% 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
5 𝑔𝑟

%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 41,742 %

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 20


PRESIPITASI

LAMPIRAN 2

Gambar 1.Cangkang telur ayam Gambar 2. Filtrasi

ditambah HCl

Gambar 2.Filtrat dari ditambah NaOH Gambar 3. PH 9 setelah ditambah NaOH

Gambar 4.Penambahan NaHCO3 Gambar 5. Pencampuran

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 21


PRESIPITASI

Gambar 5.Filtrasi Gambar 6.Endapan yang diperoleh

Gambar 7.Endapan setelah dioven Gambar 8. Penimbangan berat

hasil

“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II” 22

Anda mungkin juga menyukai