Anda di halaman 1dari 42

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR Nama : WENING BEKTI K
Nama : ZELSA KHUMAIRO N
Praktikum : OPERASI TEKNIK KIMIA II NPM/Semester : 19031010097 / IV(EMPAT)
Percobaan : PRESIPITASI NPM/Semester : 19031010107 / IV(EMPAT)
Sesi/Kelompok : C1 / H
Tanggal : 07 OKTOBER 2021 Paralel :C
Pembimbing : Ir. TITI SUSILOWATI, MT
LAPORAN RESMI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Presipitasi kimia adalah pengendapan bahan-bahan (anorganik) terlarut dan
tersuspensi dalam air dengan penambahan bahan kimia untuk membentuk
presipitat. Metode presipitasi mengendapkan masing-masing material dasar dengan
suatu reaktan. Hasil pengendapan tersebut kemudian digabungkan untuk
pembentukan senyawa yang diharapkan secara stoikiometri. Metode presipitasi
dilakukan dengan cara zat aktif dilarutkan ke dalam pelarut, lalu ditambahkan
larutan lain yang bukan pelarut. Hal ini menyebabkan larutan menjadi jenuh dan
terjadi nukleasi yang cepat sehingga membentuk nanopartikel. Pemisahan endapan
ini dari liquid yang mengelilinginya dapat dengan cara filtrasi atau pengayakan
yang mana endapan akan tertahan pada filter atau saringan.
Metode presipitasi merupakan salah satu pendekatan yang paling luas
digunakan karena prosesnya yang sederhana, mudah dan biaya yang lebih murah.
Metode presipitasi dapat diterapkan untuk pembentukan material baru dan
pengolahan air limbah. Presipitasi juga dapat diaplikasikan pada industri seperti
untuk penelitian atau untuk analisa lingkungan. Presipitasi juga biasa digunakan
dalam pengolahan air minum yang mana untuk proses penyisihan nitrogen atau
fosfor, penurunan kesadahan, penyisihan besi dan mangan. Berdasarkan uraian-
uraian diatas maka perlunya dilakukan percobaan terkait presipitasi, yang bertujuan
agar lebih memahami materi presipitasi serta dapat mengaplikasikannya.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 1


I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh dari perubahan konsentrasi Na2CO3 dan
perubahan berat bahan cangkang terhadap nilai yield
2. Untuk menentukan konsentrasi Na2CO3 dan berat bahan terbaik yang
digunakan.
3. Untuk mengetahui prinsip dasar percobaan presipitasi

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi proses
presipitasi.
2. Agar praktikan mengetahui pengaplikasian dari persipitasi dalam industri.
3. Agar praktikan mengetahui metode-metode dalam presipitasi.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Presipitasi kimia adalah teknologi yang banyak digunakan dan terbukti
untuk menghilangkan logam dan anorganik lainnya, padatan tersuspensi, lemak,
minyak, dan beberapa zat organik lainnya (termasuk organofosfat) dari air limbah.
Secara umum, pengendapan adalah metode untuk menyebabkan kontaminan yang
terlarut atau tersuspensi dalam larutan untuk mengendap dari larutan sebagai
endapan padat, yang kemudian dapat disaring, disentrifugasi, atau dipisahkan dari
bagian cairnya (Burton, 2020). Presipitasi kimia adalah suatu prosedur standar
untuk menyisihkan atau menurunkan kandungan logam berat dari air dan air
limbah. Pembentukan presipitat sangat ditentukan oleh penambahan bahan kimia
sebagai pengikat logam-logam. Dosis bahan kimia yang dibutuhkan relative sulit
dihitung secara teoritis, umumnya ditentukan melalui percobaan dalam skala
laboratorium (Asri, 2010).

II.2 Presipitasi
Metode presipitasi pada prinsipnya adalah reaksi pembentukan endapan.
Pembentukan endapan akan terjadi jika larutan menjadi jenuh dengan zat yang
terdapat di dalamnya. Senyawa pereaksi yang biasa digunakan dalam teknik
presipitasi di atas adalah sulfida dan hidroksida. Pada pengendapan hidroksida,
dapat digunakan NaOH atau Ca(OH)2. Pada pengendapan ini, konsentrasi ion
hidroksil memegang peranan yang sangat penting. Hal ini disebabkan hasil kali
konsentrasi ion hidrogen dan hidroksil adalah konstan (Kw=10-14), dengan
demikian pembentukan endapan logam hidroksida tergantung pada pH larutan.
Untuk memisahkan logam-logam berat dapat dilakukan pengendapan secara
bertahap dengan memvariasikan perlakuan pH (Panggabean, 2012). Presipitasi
merupakan salah satu usaha untuk mengubah kondisi fisik bahan dari berbentuk
terlarut (dissolved) menjadi padatan tersuspensi , sehingga dapat atau dengan
mudah dipisahkan oleh proses sedimentasi. Penggunaan proses presipitasi

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 3


mempunyai tujuan untuk menghasilkan keadaan dimana terdapat kondisi bentuk
padatan tak larut yang dominan (Munfarida, 2019).

II.2.1 Macam-Macam Metode Presipitasi


Ada beberapa metode presipitasi logam yaitu pengendapan oleh hidroksida,
sulfida dan karbonat :
1. Metode Hidroksida
Metode hidroksida dan karbonat lebih sederhana dan lebih ekonomis
dengan menggunakan pH yang lebih spesifik (Amer, 1998). Akan tetapi,
endapan yang terbentuk sangat kecil, dan koagulan masih perlu ditambahkan
untuk membentuk endapan yang lebih besar, sehingga proses pengurangan
kandungan logam dapat ditingkatkan (Anami, 2020). Metode karbonasi
merupakan metode dengan mengalirkan gas CO2 untuk membentuk PCC.
Metode ini memiliki keunggulan seperti prosesnya yang cepat, mudah
dikontrol, mudah dilakukan, biayanya murah, serta sumber gas CO2 hasil proses
kalsinasi batuan kapur (Wardhani, 2021).
2. Metode Sulfida
Metode presipitasi menggunakan sulfida seperti natrium sulfida (Na2S)
yang ditambahkan secara bertahap ke air limbah untuk membentuk logam
sulfida yang tidak mudah larut. Belerang di alam terdapat sebagai unsur murni
atau sebagai mineral-mineral sulfida. Na2S dipilih sebagai agen presipitan
dalam presipitasi sulfida karena efisiensinya yang tinggi dan stabilitasnya yang
lebih baik (Anami, 2021).
3. Metode Kaustik Soda
Metode kaustik soda memiliki beberapa keunggulan seperti proses yang
lebih sederhana, mudah dilakukan, serta mudah dikontrol karena sumber
karbonat berupa larutan Na2CO3 (Wardhani, 2021). Pada metoda kaustik soda,
batu kapur dikalsinasi menjadi CaO, lalu dihidrasi menjadi Ca(OH)2 dan
kemudian direaksikan dengan larutan natrium karbonat (Na2CO3) sehingga
terbentuk endapan CaCO3 (PCC). Akan tetapi pada metoda ini rendemen PCC

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 4


yang dihasilkan relatif rendah, karena dibatasi oleh kelarutan Ca(OH) 2 yang
kecil (Ksp Ca(OH)2 7,9 x 10-6) (Jamarun, 2007).

II.2.2 Kelebihan Metode Presipitasi


Keuntungan metode presipitasi yaitu :
1. Mudah pengoperasiannya
2. Konsentrasi keluaran rendah dan harga bahan kimia relatif lebih rendah.
3. Membutuhkan biaya yang relatif kecil dan
4. Bahan-bahan presipitan yang digunakan juga mudah untuk didapatkan.
(Fadhilah, 2018)

II.2.3 Perbedaan PCC dan GCC


Terdapat dua jenis kalsium karbonat yang dijual dipasaran untuk keperluan
berbagai jenis produk, yaitu ground calcium carbonate (GCC) dan precipitated
calcium carbonated (PCC).
1. Ground Calcium Carbonate (GCC)
GCC adalah batuan kapur yang diekstrasi dari bumi, digiling langsung dan
berada dalam jumlah bervariasi dalam bentuk kalsit, aragonit, vaterit, batu
kapur (limestone), kapur tulis, marmer atau travertin.
2. Precipitated Calcium Carbonated (PCC)
PCC merupakan kalsium karbonat yang disintesa dari kapur padam melalui
proses karbonasi terkontrol sehingga karakteristiknya meningkat dibanding
GCC dari sisi kemurniannya, distribusi ukuran partikel, bentuk serta area
permukaan, derajat putih, sifat reologi dan lain-lain. Precipitated calcium
carbonated (PCC) adalah material berfungsi sebagai filler yang digunakan di
berbagai industri, seperti kertas, tekstil, karet, cat, ban, bahan adesif, farmasi,
kosmetik, sealant, keramik, pasta gigi, makanan, plastik, deterjen, perekam
magnetik, sistem transport obat-obatan dan sebagainya (Fitriani, 2017).

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 5


II.2.4 Natrium Karbonat Dalam Presipitasi
Larutan Na2CO3 adalah sebagai sumber ion karbonat yang akan bereaksi
dengan ion kalsium, membentuk endapan kalsium karbonat (PCC).
Ca2+ (aq) + CO3 (aq) → CaCO3
(Jamarun, 2007)

II.2.5 Mekanisme Reaksi Pembentukan PCC


Metode kaustik soda merupakan metode dengan menambahkan Na2CO3
untuk membentuk PCC. Reaksi yang terjadi pada proses pembentukan PCC dengan
metode kaustik soda ditunjukkan dengan persamaan reaksi 1‒4 :
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g) (1)
CaO(s) + H2O → Ca(OH)2(aq) (2)
Ca(OH)2(aq) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O (3)
Ca(NO3)2(aq) + Na2CO3(aq) → CaCO3(s) + NaNO3(aq) (4)
Pada metoda kaustik soda, batu kapur dikalsinasi menjadi CaO, lalu
dihidrasi menjadi Ca(OH)2 dan kemudian direaksikan dengan larutan natrium
karbonat (Na2CO3) sehingga terbentuk endapan CaCO3 (PCC). Sintesis PCC
menggunakan metode kaustik di peroleh struktur kristal PCC yang kalsit yang
bersifat paling stabil (Wardhani, 2021).

II.2.6 Aplikasi Presipitasi


Pengolahan limbah dengan metode presipitasi merupakan salah satu metode
pengolahan limbah yang banyak digunakan untuk memisahkan logam berat dari
limbah cair. Dalam metode presipitasi kimia dilakukan penambahan sejumlah zat
kimia tertentu untuk mengubah senyawa yang mudah larut ke bentuk padatan yang
tak larut. Tiap-tiap logam memiliki karakteristik pH optimum presipitasi tersendiri,
yaitu pH pada saat logam tersebut memiliki kelarutan minimum. Oleh karena itu
pada limbah yang mengandung beragam logam presipitasi dilakukan secara
bertahap, yaitu dengan melakukan perubahan pH pada tiap tahapannya sehingga
logam-logam tersebut dapat mengendap secara bertahap. Presipitasi kimia adalah
suatu prosedur standar untuk menyisihkan atau menurunkan kandungan logam

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 6


berat dari air dan air limbah. Pembentukan presipitat sangat ditentukan oleh
penambahan bahan kimia sebagai pengikat logam-logam (Asri, 2010).

II.2.7 Pengaruh NaHCO3 dalam percobaan


Pengaruh pH dalam proses presipitasi harus diperhatikan untuk beberapa
bahan daam suatu analisa. Untuk pengatur pH digunakan natrium bikarbonat dan
larutan jenuh air kapur. Tahap pengendapan pH larutan diatur dengan
menambahkan NaHCO3 atau air kapur jenuh (Muchtar, 2013).

II.2.8 Kandungan Cangkang Telur


Cangkang telur ayam banyak ditemukan di sekitar kita baik sebagai limbah
rumah tangga maupun usaha pembuatan jajanan yang membutuhkan telur sebagai
bahan dasarnya. Keberadaannya yang berlimpah menjadikan cangkang telur ayam
ras berpotensi untuk dimanfaatkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Sanuriza pada tahun 2020, kandungan cangkang telur ayam mengandung fosfor
yang tinggi yaitu sebesar 52 ppm. Kandungan fosfor yang tinggi tersebut cocok
diaplikasikan pada tanah yang memiliki pH asam 5,0-5,8. Selain fosfor, cangkang
telur juga memiliki komposisi kimia yang terdiri dari protein 1,71%, lemak 0,36%,
air 0,93%, serat kasar 16,21%, abu 71,34%, dan kalsium sebesar 7,2 gram dalam
bentuk kalsium karbonat. Selain itu, cangkang telur ayam boiler juga dapat
meningkatkan unsur hara pada tanaman bayam dan berpengaruh terhadap tinggi
tanaman serta berat basah pada tanaman. Komposisi kimia cangkang telur yang
variatif menunjukkan potensinya sebagai bahan pupuk untuk memperbaiki sifat
kimia tanah (Sanuriza, 2020).

II.2.9 Kegunaan PCC


PCC merupakan kalsium karbonat yang disintesa dari kapur padam melalui
proses karbonasi terkontrol sehingga karakteristiknya meningkat dari sisi
kemurniannya, distribusi ukuran partikel, bentuk serta area permukaan, derajat
putih, sifat reologi dan lain-lain. PCC merupakan bahan yang sangat dibutuhkan
dan setiap tahunnya negara Indonesia mengimpor PCC dalam jumlah yang cukup

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 7


banyak. Hal ini sangat memprihatinkan mengingat batu kapur sebagai bahan dasar
pembuatan PCC sangat melimpah ketersediaannya di Indonesia dan mempunyai
tingkat kemurnian yang cukup tinggi. Precipitated calcium carbonated (PCC) dapat
berfungsi sebagai :
A. Pertanian
Kalsit di sini bermanfaat sebagai pemupukan tanah, keasaman tanah akan
berkurang dengan cara pengapuran, yaitu menggunakan kapur tohor
(quicklime), kapur padam (hidratedlime), ataupun dalam bentuk tepung
yang biayanya lebih murah dibandingkan dengan jenis lainnya
B. Industri kimia
Di industri kimia, kalsit digunakan memproduksi kaustik soda dan alkali
lainnya dengan menggunakan solvany proses. Light calcite berfungsi
sebagai filler, extender coating pada industry kertas, cat, ban, pelapis,
karet farmasi dan plastic. Heavy calcite digunakan dalam industry
keramik, gelas, barang-barang gelas, kimia, bahan galian bukan logam,
dan sebagainya.
C. Bidang Kesehatan
Kalsium karbonat banyak digunakan sebagai suplemen diet kalsium murah
atau antasid lambung. Ini dapat digunakan sebagai bahan pengikat fosfat
untuk pengobatan hyperphosphatemia (terutama pada pasien dengan gagal
ginjal kronis). Hal ini juga digunakan dalam industri farmasi sebagai inert
pengisi untuk tablet dan obat-obatan lainnya. Kalsium karbonat
digunakan dalam produksi pasta gigi dan juga digunakan dalam
homeopati sebagai salah satu "obat konstitusional". Selain itu, telah
melihat kebangkitan sebagai pengawet dan warna pengikut
makanan, bila digunakan dalam atau dengan produk-produk seperti apel
organik atau makanan.
D. Industry makanan
Kalsit digunakan untuk pemurnian gula bit. Digunakan juga untuk
mengolah sisa produk pada pabrik pengawetan, mengurangi keasaman
buah kalengan dan persiapan penggilingannya.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 8


E. Industri metalurgi
Kalsit dengan kualitas tinggi diperlukan dalam pembuatan baja sebagai
fluks yang berfungsi untuk mengikat material pengotor atau sebagai slag,
seperti fosfor, belerang, silica dan alumina. Dalam peleburan aluminium
dengan metode Bayer, kalsit dan kaustik soda merupakan bagian penting
yang berfungsi untuk menghancurkan bijih bauksit. Kalsit juga digunakan
dalam flotasi logam non besi seperti tembaga,seng, timah hitam, perak dan
uranium.
F. Industry konstruksi
Batu kalsit termasuk sebagai material konstruksi, sebagai fondasi jalan
atau bangunan yang menstabilkan tanah (Jamarun, 2007).

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 9


II.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Presipitasi
1. Temperatur
Kebanyakan garam kelarutannya meningkat bila temperaturnya
dinaikkan.
2. Pengaruh Ion Sekutu
Suatu endapan umumnya lebih dapat larut dalam air murni daripada
dalam suatu larutan yang mengandung salah satu ion endapan.
3. Pengaruh aktifitas
Banyak endapan menunjukkan kelarutan yang meningkat dalam larutan
yang mengandung ion-ion yang tidak bereaksi secara kimia dengan ion-ion
endapan.
4. Pengaruh pH
Kelarutan garam dari asam lemah bergantung pada pH larutan
5. Pengaruh kompleks
Kelarutan garam yang sedikit sekali dapat larut juga bergantung pada
konsentrasi zat-zat yang membentuk kompleks dengan kation garam itu.
(Kurniati, 2002)
6. Konsentrasi Natrium Karbonat.
Modifikasi metoda kaustik soda dapat meningkatkan rendemen PCC yang
dihasilkan. Rendemen terbesar didapatkan pada konsentrasi natrium karbonat
1,50 M dengan waktu reaksi 60 menit dan perlakuan asam nitrat 2,00 M yaitu
sebesar 96,52% dengan tingkat kemurnian 99,53% dan bentuk kristal dominan
vaterit, berbentuk bulat dengan ukuran 2,0 µm
(Jamarun, 2007)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 10


II.4 Sifat Bahan
II.4.1 Aquadest
A. Sifat Fiska
1. Fase : cair
2. Warna : tak berwarna
3. Titik didih : 100oC
4. Titik leleh : 0 oC
5. Densitas : 1 gr/cm3
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : H2O
2. Berat molekul :18,02 gr/mol
(Perry, 1999 “Water”)
C. Fungsi
Sebagai pelarut serta pencuci bahan CaCO3 dan cangkang

II.4.2 Asam Klorida


A. Sifat Fisika
1. Fase : cair
2. Warna : tak berwarna
3. Titik didih : -85 oC
4. Titik leleh : -111 oC
5. Densitas : 1,286 gr/cm3
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : HCl
2. Berat molekul : 36,46 gr/mol
(Perry, 1999 “Hydrochloric Acid”)
C. Fungsi
Sebagai bahan pembentuk CaCl2 dan ion Ca2+

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 1


II.4.3 Natrium Hidroksida
A. Sifat Fisika
1. Fase : padat
2. Warna : putih
3. Titik didih : 1390 oC
4. Titik leleh : 318 oC
5. Densitas : 2,130 gr/cm3
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : NaOH
2. Berat molekul : 40 gr/mol
(Perry, 1999 “Sodium Hydroxide”)
C. Fungsi
Sebagai bahan tambahan pembentuk CaCO3

II.4.4 Natrium Bikarbonat


A. Sifat Fisika
1. Fase : padat
2. Warna : putih
3. Titik didih : 851 oC
4. Titik leleh : 270 oC
5. Densitas : 2,2 gr/cm3
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : NaHCO3
2. Berat molekul : 84,01 gr/mol
(Perry, 1999 “Sodium Bicarbonate”)
C. Fungsi
Sebagai bahan untuk pembentukan CaCO3

II.4.5 Cangkang Telur


A. Sifat Fisika
1. Cangkang telur memiliki struktur fisik yang keras dan kasar

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 2


2. Cangkang telur memiliki warna yang kurang menarik
3. Cangkang telur memiliki aroma yang amis
B. Sifat Kimia
1. Cangkang telur memiliki kadar kalsium sebesar 7,2 gram dalam bentuk
kalsium karbonat
2. Cangkang telur memiliki kadar fosfor sebesar 52 ppm
(Sanuriza, 2020)
C. Fungsi
Sebagai bahan utama pembuatan tepung cangkang

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 3


II.5 Hipotesis
Dalam percobaan presipitasi, diharapkan hasil yakni yield semakin besar
yang dipengaruhi oleh konsentrasi, dimana semakin besar konsentrasi maka
semakin besar yield yang dihasilkan. Dan semakin besar berat bahan, maka semakin
kecil yield yang dihasilkan.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 1


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Cangkang telur
2. Aquades
3. Hcl
4. NaHCO3
5. NaOH

III.2 Alat
1. Beaker glass
2. Neraca analitik
3. Magnetic stirrer
4. Gelas ukur
5. Ayakan
6. Oven
7. pH meter
8. Labu ukur
9. Kertas saring
10. Spatula

III.3 Gambar Alat

Beaker glass Neraca analitik Magnetic stirrer

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 2


Gelas Ukur Ayakan Oven

pH meter Labu ukur Kertas saring

Spatula

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 3


III.3.1 Rangkaian Alat

Keterangan :
1. Hot Plate Magnetic
Stirrer
2. Beaker glass

III.4 Prosedur Percobaan

Cangkang Pencucian Aquadest

Pengeringan

Penghancuran

HCl Pelarutan

Filtrasi

Na2CO3 Pereaksian

Filtrasi

Pencucian

Pengeringan

Produk kalsium karbonat CaCO3

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 4


DAFTAR PUSTAKA

Asri, N, P, Abadi, R, & Hasmawati, A, 2010, ‘Penurunan Kadar Logam Berat


Limbah Cair Industri Emas (PT.X) Di Surabaya’, Jurnal Teknik Kimia
Indonesia, Vol. 09, No. 2, Hh. 55-61.
Burton, 2020, ‘Wastewater Technology Fact Sheet’, Journal Environment, Vol. 2,
No. 1, Hh. 1-8.
Fadhilah, I, Prasetya, A, & Mulyono P, 2018, ‘Recovery Ion Hg2+ dari Limbah
Cair Industri Penambangan Emas Rakyat dengan Metode Presipitasi Sulfida
dan Hidroksida’, Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 12, No. 1, Hh- 23-31.
Fitriani, C, Taufik, D, Whyudi, K, & Hernawan, 2017, ‘Sintesisi Precipitated
Carbonated Dengan Asam Stearat Sebagai Pengubah Permukaan’, Jurnal
Keramik dan Gelas Indonesia, Vol. 26, No. 2, Hh. 87-95.
Jamarun, N, Yulfitrin, & Arief, S, 2007, ‘Pembuatan Precipitated Calcium Crbonate
(PCC) Dari Batu Kapur Dengan Metoda Kaustik Soda’, Jurnal Kimia, Vol.
01, No. 01, Hh. 20-24.
Kurniati, E, 2002, ‘Penurunan konsentrasi detergent pada limbah industri laundry
dengan metode pengendapan menggunakan Ca(OH)2’, Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Hh. 41-47.
Panggabean, S, M, 2012, Pengambilan Kembali Logam Berat Seng Dari Air
Limbah Industri, Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif,
Batan.
Perry, R.H., 1999, Perry’s Chemical Engineer’s Handbook seventh edition,
McGraw-Hill, New York.
Sanuriza, I. Risfianti, K. D. 2020, “Limbah Cangkang Telur Ayam Ras (Gallus
Domesticus) Sebagai Bahan Pupuk Untuk Memperbaiki Sifat Kimia
Tanah”, Jurnal Kependidikan Kimia, Vol. 8, No. 2, Hal. 68
Wardhani, S, Syakirah, M, Darjito, & Purwonugroho, ‘Pengaruh Temperatur
Sintesis Precipitated Calcium Carbonate (PCC) Dengan Medifier Terhadap
Ukuran Dan Jenis Kristal, Jurnal Integrasi Proses, Vol. 10, No. 1, Hh. 01-
06.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 5


LAMPIRAN

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 6


PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 7
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 8
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 9
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 10
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 11
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 12
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 13
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 14
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 15
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 16
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 17
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 18
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 19
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 20
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 21
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 22
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 23
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 24
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 25
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 26
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 27
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 28
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 29

Anda mungkin juga menyukai