Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup
yang lain juga sangat membutuhkan air. kekurangan air pada tubuh manusia biasa
menyebabkan dehidrasi karena ketahanan tubuh manusia sangat bergantung pada
berbagai fungsi air, sedangkan tubuh manusia belum mengembangkan suatu
sistem penyimpanan air sebagai sistem penyimpanan lemak. Ketersediaan air dari
segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan. Air di Indonesia sangat
melimpah karena Indonesia merupakan Negara kepulauan. Akan tetapi, hal ini
tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya,
masyarakat kebanyakan menyalahgunakan kelebihan ini dengan mencemarinya.
Salah satu parameter kimia yang ada di dalam perairan yaitu gas karbon
dioksida (CO2) yang dipengaruhi kualitas air. Ketersediaan gas ini dalam perairan
jumlahnya lebih sehingga akan mempengaruhi organisme-organisme yang
melakukan proses respirasi sedangkan kekurangan gas ini akan mempengaruhi
organisme dalam proses fotosintesis. Karbondioksida (CO2) tidak bertambah
banyak pada kedalaman yang lebih besar kecuali di lapisan dekat dengan dasar,
demikian pula dengan pH. Karena Kalsium karbonat yang diendapkan di daerah
trophogenic jatuh perlahan-lahan ke dasar dan bertemu dengan karbondioksida
(CO2) agresif didaerah tropholytic, serta menambah kosentrasinya di lapisan
bawah (Fatah, 2016).

1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah meningkatnya kemampuan mahasiswa
dalam pengambilan sampel (sampling) air dan tanah, analisa laboratorium (sifat-
sifat fisika-kimia air dan tanah), menganalisa data hasil praktikum serta
pembuatan laporan.

1.3. Waktu dan Tempat


Praktikum alkalinitas dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Budidaya
Perairan Universitas Sriwijaya dan via zoom, pada hari jum’at pukul 10.00 WIB.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian CO2 ( Karbon Dioksida)


Karbon dioksida atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang
terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom
karbon. CO2 berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan
hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi
kira-kira 387 ppm berdasarkan volume walaupun jumlah ini bisa bervariasi
tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang
penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat (Hermawan dkk,
2008).
Karbon dioksida (CO2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom
karbon. CO2 berbentuk gas pada keadaan sektoral dan tekanan standar.
Kandungan CO2 di udara segar bervariasi antara 0,03% (300 ppm) bergantung
pada lokasi dimana CO2 tersebut dihasilkan (Sehabudin, 2011). Menurut IPCC
(2007) CO2 adalah gas yang terbentuk secara alami dari pembakaran bahan bakar
fosil dan biomassa serta hasil dari perubahan penggunaan lahan dan proses
sektoral lainnya. Gas CO2 adalah gas antropogenik utama yang dianggap
mempengaruhi keseimbangan radiasi di bumi.

2.2. Ketersediaan CO2 ( Karbon Dioksida) di Perairan


Sistem CO2 dalam perairan adalah dalam bentuk gas (CO2), asam bikarbonat,
ion bikarbonat dan ion karbonat. Jumlah total dari semua bentuk sistem
CO2 disebut konsentrasi total CO2 dan sering disebut karbon anorganik terlarut
(Dissolved Inorganic Carbon/DIC). Keberadaan karbon anorganik ini berperan
penting dalam reaksi kimiawi di dalam perairan. Pertukaran (fluks) karbon
anorganik juga berperan penting dalam mengontrol pH di laut dan juga
menentukan perairan sebagai source karbon (sumber) atau sink karbon
(penyimpan). Perbedaan tekanan parsial karbon menentukan pertukaran antara
atmosfir dan lautan.
Karbondioksida dari udara selalu bertukar dengan karbondioksida yang
ada di air. Pada air yang tenang pertukaran ini sedikit, proses yang terjadi adalah
difusi. Sehingga kadar yang di perlukan pertukarannya berubah lebih cepat dan air
dipermukaan berpusar menuju kebagian dasar perairan. Kandungan CO2 bebas
dalam air dapat didefinisikan sebagai jumlah CO2 yang larut dalam air.
Kandungan CO2 dalam perairan maksimal 20 mg/l. Kandungan CO2 bebas paada
suatu perairan apabila melebihi 20 mg/l maka akan membahayakan biota laut
bahkan meracuni kehidupan organisma perairan. Kandungan CO2 dalam suatu
perairan apabila lebih tinggi dari 12 mg/l dapat membahayakan kehidupan
organisma perairan,dapat diassumsikan bahwa bila dalam suatu perairan kadar
CO2 berlebihan dapat berdampak kritis bagi binatang air.

2.3. Sumber CO2 ( Karbon Dioksida)


Sumber emisi CO2 dapat digolongkan menjadi empat, yaitu (IPCC, 2006)
antara lain: Mobile Transportation (sumber bergerak), yaitu: kendaraan bermotor,
pesawat udara, kereta api dan lain lain. Stationary Combustion (sumber tidak
bergerak), yaitu: perumahan, daerah perdagangan, tenaga dan pemasaran sektoral,
termasuk tenaga uap yang digunakan sebagai energi. Industrial Processes (proses
sektoral, yaitu: proses kimiawi, metalurgi, kertas dan penambangan minyak. Solid
Waste Disposal (pembuangan sampah), yaitu: buangan rumah tangga dan
perdagangan, buangan hasil pertambangan dan pertanian. Konsentrasi CO2 di
atmosfer meningkat sejak revolusi industri karena perkembangan aktivitas
manusia (Samiaji, 2011). Bukti ilmiah menunjukkan bahwa meningkatnya
konsentrasi CO2 di atmosfer adalah penyebab utama perubahan global dan
perubahan iklim (IPCC, 2007). IPCC (2007) memperkirakan peningkatan CO2
akan menyebabkan kenaikan antara 2°C – 4,5°C. Keberadaan karbon menjadi hal
penting untuk keberadaan kehidupan di Bumi karena kemampuannya untuk
bergabung dengan unsur-unsur penting lainnya, seperti oksigen, nitrogen, dan
fosfor, dan dengan hidrogen untuk membentuk molekul organik yang penting
untuk metabolisme dan reproduksi sel. Karbon atmosfer dalam bentuk karbon
dioksida dan metana membantu mengatur iklim Bumi dengan "memerangkap"
panas di atmosfer. Karbon juga memiliki kepentingan sosial ekonomi yang
signifikan karena pembakaran bahan bakar fosil berbasis karbon saat ini
merupakan cara global dominan dalam produksi energi (Bruhwiler et al,. 2018).
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Materi
Materi yang diberikan meliputi :
1. Teknik pengambilan dan pengawetan sampel air dan tanah
2. Analisis laboratorium
3. Analisis data
4. Pembuatan laporan.

3.2 Tempat dan Waktu


Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan
FP Unsri dan via zoom mulai Jadwal kegiatan praktikum dapat dilihat pada Tabel
1 sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal kegiatan praktikum
Waktu Materi
Pendahuluan : tata tertib praktikum,
pembagian kelompok, persiapan alat
dan bahan, penjelasan prosedur
praktikum Pengambilan dan
pengawetan sampel air dan tanah
Analisa Tanah :
1. pH tanah
2. Tekstur tanah
3. Bobot isi
UTS
Analisa Air :
2. DO; BOD5
3. pH, CO2
4. Alkalinitas
5. Kesadahan
6. Amoniak Diskusi Pembuatan
laporan UAS

3.2 Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Peralatan yang digunakan dalam praktikum
No Alat dan spesifikasinya Jumlah/kelompok (Buah)

1 Pipet Tetes 2 buah


2 Erlenmeyer 2 buah
3 Alat Titrasi 1 buah

3.3.1 Bahan Yang Digunakan


Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Sampel air
2. Na2CO3
3. NaOH
4. Methil Orange
5. Indikator PP

3.3.2. Cara Kerja


Adapun cara kerja dari percobaan CO2 (Karbon Dioksida) kali ini dalah:
1. Ambil air sampel 25 ml, masukan ke dalam 2 erlenmeyer.
2. Erlenmeyer pertama, tambahkan beberapa tetes mo, apabila berwarna merah
(pH 4,5 atau kurang), berarti keasaman disebabkan oleh asam yang lebih kuat dari
CO2.
3. Bila air sampel menjadi berwarna kuning setelah penambahan MO atau tdak
berwarna setelah penambahan PP, maka dperkirakan keasaman disebabkan oleh
CO2.
4. Pengambilan air contoh harus diusahakan sedemikian rupa sehingga terhindari
kontak antara air contoh dengan udara. Analisa harus dilakukan segera, yaitu
dalam waktu 2-3 jam setelah pengambilan contoh.
5. Pipet 25 ml air sampel dan masukan ke dalam erlenmeyer dengan hati-hati,
sedapat mungkin kurangi pengaruh aerasi.
6. Tambahkan 3-4 tetes indikator PP, jika berwarna pink berarti tidak ada CO2,
jika tidak berwarna berarti ada CO2.
7. Titrasi segera dengan Na2CO3 0,0454 N atau NaOH 0,2227 N sampai warna
pink yang stabil selama 30 detik.

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.2. Pembahasan

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum fisika kimia perairan mengenai
pengukuran CO2 (Karbon Dioksida) ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

5.2. Saran
Saran dalam praktikum fisika kimia perairan mengenai CO2 (Karbon
Dioksida)
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Irnin et al. 2017. Analisis Kandungan CO2 Dengan Sensor Dan Berbasis
Logger Pro Di Daerah Yogyakarta. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan
Riset
Ilmiah. 1(1) : 5-8.
Idrus, S. 2018. Analisis Kadar Karbon Dioksida Di Sungai Ampenan Lombok.
Jurnal Pijar MIPA. 13 (2) : 167-170.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai