MAKALAH LIMNOLOGI
COD DAN BOD
OLEH :
JUMARNI
HARNIA
ABDUL ARIF
MUH ARUM AL KADRI .S
KATA PENGANTAR
Kendari,
Penulis
ii
mei 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI..
iii
BAB. I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah..
C. Tujuan.
1
1
1
2
2
3
3
4
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan mikroorgaisme, seperti ikan dan hewan air lainnya, tidak lepas
dari kandungan oksigen yang terlarut di dalam air, tidak berbeda dengan manusia
dan mahkluk hidup lainnya yang ada di darat, yang juga memerlukan oksigen dari
udara agar tetap bertahan. Air yang tidak mengandung oksigen tidak dapat
memberikan kehidupan bagi mikroorganisme, ikan dan hewan lainnya. Oksigen
yang terlarut didalam air sangat penting artinya bagi kehidupan. Untuk memenuhi
kehidupannya, manusia tidak hanya tergantung pada makanan yang berasal dari
daratan saj, akan tetapi juga tergantung pada makanan yang berasal dari air.
Kemajuan industry dan teknologi seringkali berdampak pula terhaap
keadaan air lingkungan, baik air sungai, air laut, air danau maupun air tanah.
Dampak ini disebabkan adanya pencemaran air yang disebabkan oleh berbagai
hal. Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigenya
sangat rendah. Hal itu karena oksigen yang terlarut di dalam air diserap oleh
mikroorganisme untuk memecah/mendegradasi bahan buangan organic sehingga
menjadi bahan yang mudah menguap (yang ditandai dengan bau busuk).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian COD dan BOD
2. Apa Manfaat COD dan BOD
3. Faktor apa yang mempengaruhi diperairan
4. Bagaimanah siklusnya di Alam
5. Metode Pengukuran dan Alat yang digunakan
iv
C. Tujuan
1. Apa pengertian COD dan BOD
2. Apa Manfaat COD dan BOD
3. Faktor apa yang mempengaruhi diperairan
4. Bagaimanah siklusnya di Alam
5. Metode Pengukuran dan Alat yang digunakan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian BOD dan COD
BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang
menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme
(biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam
kondisi aerobik (Umaly dan Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991). Ditegaskan lagi
oleh Boyd (1990), bahwa bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah
bahan organik yang siap terdekomposisi (readily decomposable organic matter).
Mays (1996) mengartikan BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang
digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon
terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. Dari pengertianpengertian
ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen,
tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan
organik
mudah
urai
(biodegradable
organics)
yang
ada
di
perairan
(Rosalia, 2000).
COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang
diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air
(Boyd, 1990). Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia
dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan
panas dengan katalisator perak sulfat (Boyd, 1990; Metcalf & Eddy, 1991),
sehingga segala macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang
kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara
COD dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai
yang ada di perairan. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak
vi
bisa lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik
yang ada (Rosalia, 2000).
B. Kegunaan dan manfaat BOD dan COD
untuk memeriksa terjadinya cemaran bahan organik. Cara ini mengukur
jumlah dari molekul oksigen yang digunakan oleh bakteri untuk mengoksidasi
kandungan bahan organik di dalam air sampel.oleh karena itu, BOD sering juga
diartikan sebagai jumlah oksigen dalam sistem perairan yang dibutuhkan oleh
bakteri aerobik untuk menguraikan / merombak bahan organik dalam air melalui
proses oksidasi biokomiawi secara dekomposisi aerobik. Cara ini hanya
memberikan pengukuran secara tidak langsung jumlah bahan organik yang ada,
tapi tidak memberikan hasil pengukuran jumlah oksigen yang digunakan selama
penguraian di lingkungan secara langsung. Semakin tinggi BOD menunjukkan
semakin tinggi jumlah penurunan oksigen terlarut pada suatu sistem perairan
(Rosalia, 2000).
C. Factor yang mempengarui diperairan
Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga
dan pertanian. Tanah dan air tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian
misalnya pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari
aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam
(Sugiharto, 1987).
Bahan organic juga dapat bereaksi dengan oksigen yang terlarut didalam air
sehingga makin sedikit sisa kandungan oksigen yang terlarut didalamnya. Bahan
buangan organic biasanya berasal dari industry,bahan buanngan limbah rumah
vii
tangga, bhan buangan limbah pertanian, kotoran hewan dan manusia, dan lain
sebagainnya (Sugiharto, 1987).
D. Siklusnya dialam
Pemeriksaan BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organis dengan
oksigen di dalam air, dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri
aerob. Sebagai hasil oksidasi akan terbentukkarbon dioksida, air dan reaksi
oksidasi dapat dituliskan sebagai berikut :
CnHaObNc + (n + a/4 b/2 3c/4 ) O2
+ H2O + cNH3
E. Metode pengukuran dan alat yang digunakan
Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana, yaitu mengukur
kandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan
contoh, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah
diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20oC) yang sering
disebut dengan DO5. Selisih DOi dan DO5 (DOi - DO5) merupakan nilai BOD
yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter (mg/L) (Kurniawan,2004).
Pengukuran oksigen dapat dilakukan secara analitik dengan cara titrasi
(metode Winkler, iodometri) atau dengan menggunakan alat yang disebut DO
meter yang dilengkapi dengan probe khusus. Jadi pada prinsipnya dalam kondisi
gelap, agar tidak terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen, dan dalam
suhu yang tetap selama lima hari, diharapkan hanya terjadi proses dekomposisi
oleh mikroorganime, sehingga yang terjadi hanyalah penggunaan oksigen, dan
oksigen tersisa ditera sebagai DO5. Yang penting diperhatikan dalam hal ini
adalah mengupayakan agar masih ada oksigen tersisa pada pengamatan hari
viii
kelima sehingga DO5 tidak nol. Bila DO5 nol maka nilai BOD tidak dapat
ditentukan (Kurniawan,2004)..
Secara rinci metode pengukuran BOD diuraikan dalam referensi mengenai
analisis air lainnya. Karena melibatkan mikroorganisme (bakteri) sebagai pengurai
bahan organik, maka analisis BOD memang cukup memerlukan waktu. Oksidasi
biokimia adalah proses yang lambat. Dalam waktu 20 hari, oksidasi bahan organik
karbon mencapai 95 99 %, dan dalam waktu 5 hari sekitar 60 70 % bahan
organik telah terdekomposisi (Metcalf & Eddy, 1991). Lima hari inkubasi adalah
kesepakatan umum dalam penentuan BOD. Bisa saja BOD ditentukan dengan
menggunakan waktu inkubasi yang berbeda, asalkan dengan menyebutkan lama
waktu tersebut dalam nilai yang dilaporkan (misal BOD7, BOD10) agar tidak
salah dalam interpretasi atau memperbandingkan. Temperatur 20oC dalam
inkubasi juga merupakan temperatur standard. Temperatur 20oC adalah nilai ratarata temperatur sungai beraliran lambat di daerah beriklim sedang (Agnes &
Azizah,2005) dimana teori BOD ini berasal.
Untuk daerah tropik seperti Indonesia, bisa jadi temperatur inkubasi ini
tidaklah tepat. Temperatur perairan tropik umumnya berkisar antara 25 30oC,
dengan temperatur inkubasi yang relatif lebih rendah bisa jadi aktivitas bakteri
pengurai juga lebih rendah dan tidak optimal sebagaimana yang diharapkan. Ini
adalah salah satu kelemahan lain BOD selain waktu penentuan yang lama
tersebut. Metode pengukuran COD sedikit lebih kompleks, karena menggunakan
peralatan khusus reflux, penggunaan asam pekat, pemanasan, dan titrasi (Agnes
& Azizah,2005). Peralatan reflux diperlukan untuk menghindari berkurangnya
air sampel karena pemanasan.
ix
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1. BOD singkatan dari Biological Oxygen Demand , atau kebutuhan oksigen
biologis
untuk
memecah
bahan
buangan
didalam
air
oleh
mikroorganisme.
2. COD, singkatan dari
kebutuhan
xi
DAFTAR PUSTAKA
A.R Agnes & Azizah R. 2005. Perbedaan kadar BOD, COD, TSS dan,
MPN Coliform Pada Air Limbah Sebelum dan Sesudah
Pengolahan di RSdUD Nganjuk. Universitas Indonesia, Jakarta
Kurniawan, Hanny, 2004, Penurunan BOD dan COD Limbah Pabrik Kertas
Dengan Flok Al(OH) Dari Hasil Recovery Menggunakan H3, UPN
VETERAN Jawa Timur
Rosalia, 2000, Ektivitas Pengolahan Kimiawi Limbah Pabrik Lynine dengan
Proses Koagulasi dan Flokulasi, UPN VETRAN Jawa Timur.
Sugiharto, 1987, Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah, Universitas Indonesia,
Jakarta.
xii