DISUSUN OLEH:
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan sumber daya air secara
konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati
sampai saat ini. Oleh karena itu pengembangan dan pengolahan sumber daya
air merupakan dasar peradaban manusia.
Air merupakan komponen yang memegang peranan penting bagi
kelangsungan hidup semua makhluk hidup di bumi ini. Sebenarnya, hampir
dua per tiga bagian bumi terdiri dari air. Hanya saja sebagian besar
merupakan air asin (air laut). Air tawar pun penyebarannya tidak selalu sama
jumlahnya antara daerah satu dengan yang lain. Maka bukan hal yang asing
bagi kita bila di suatu daerah ketersediaan air demikian melimpah, sedangkan
di daerah lain kekurangan air. Air terdapat yang di dalam bumi yang disebut
air tanah dan yang terdapat di permukaan bumi yang disebut air permukaan.
Air permukaan dapat dijumpai dalam bentuk sungai, laut, hujan, danau dan
lainnya. Karena sifatnya mudah melarutkan zat lain, maka air sangat mudah
tercemari oleh zat-zat yang dilewatinya.
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang
dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Ditinjau dari segi
kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kualitas
fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang terdiri atas pH,
kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi dimana air terbebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia dapat
berjalan lancar, air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai
sesuai dengan aktifitas manusia pada tempat dan kurun waktu tertentu. Untuk
1
mengukur kualitas air diantaranya yaitu diketahui dari parameter nilai TDS
dan TSS (Sunaryo, 2005)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan TSS dan TDS?
2. Bagaimana dengan prinsip kerja TSS dan TDS?
3. Bagaimana melakukan persiapan sampel?
4. Bagaimana pemeriksaan TSS dan TDS sesuai dengan prosedur yang ada?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian TSS dan TDS.
2. Untuk mengetahui prinsip kerja TSS dan TDS.
3. Untuk mengetahui persiapan sampel.
4. Untuk mengetahui pemeriksaan TSS dan TDS sesuai dengan prosedur
yang ada.
D. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian TSS dan TDS.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja TSS dan TDS.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui persiapan sampel.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan TSS dan TDS sesuai
dengan prosedur yang ada.
2
BAB II
ISI
3
1.000 mg/L dari fine talcum powder akan memberikan pembacaan yang
berbeda kekeruhan dari sampel yang mengandung 1.000 mg/L coarsely
ground talcum. Kedua sampel juga akan memiliki pembacaan yang
berbeda kekeruhan dari sampel mengandung 1.000 mg/L ground pepper,
meskipun tiga sampel tersebut mengandung nilai TSS yang sama.
TSS berhubungan erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran
sungai. TSS sangat bervariasi, mulai kurang dari 5 mg/L yang yang paling
ekstrem 30.000 mg/L di beberapa sungai. TSS ini menjadi ukuran penting
erosi di alur sungai. TSS tidak hanya menjadi ukuran penting erosi di alur
sungai, juga berhubungan erat dengan transportasi melalui sistem sungai
nutrisi (terutama fosfor), logam, dan berbagai bahan kimia industri dan
pertanian (Nasution, 2008).
4
dikeringkan dengan suhu 103 sampai 105°C. Digunakan suhu yang lebih
tinggi agar air yang tersumbat dapat dihilangkan secara mekanis.
Analisa total padatan terlarut merupakan pengukuran kualitatif dari
jumlah ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion.
Selain itu, pengujian tidak memberikan wawasan dalam masalah kualitas
air yang spesifik. Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut digunakan
sebagai uji indikator untuk menentukan kualitas umum dari air. Sumber
padatan terlarut total dapat mencakup semua kation dan anion terlarut
(Oram, 2010).
Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari
pertanian, limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling
umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida. Bahan
kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan
molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida yang timbul
dari aliran permukaan. Beberapa padatan total terlarut alami berasal dari
pelapukan dan pelarutan batu dan tanah. Sesuai regulasi dari Enviromental
Protection Agency (EPA) USA, menyarankan bahwa kadar maksimal
kontaminan pada air minum adalah sebesar 500 mg/L (500 ppm). Kini
banyak sumber-sumber air yang mendekati ambang batas ini. Saat angka
penunjukan TDS mencapai 1000 mg/L maka sangat dianjurkan untuk
tidak dikonsumsi manusia. Dengan angka TDS yang tinggi maka perlu
ditindaklanjuti, dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Umumnya,
tingginya angka TDS disebabkan oleh kandungan potassium, khlorida,
dan sodium yang terlarut di dalam air. Ion-ion ini memiliki efek jangka
pendek (short-term effect) tapi ion-ion yang bersifat toksik (seperti timah
arsenic, kadmium, nitrat dan banyak lainnya) banyak juga yang terlarut di
dalam air. Air minum ideal adalah yang memiliki level TDS 0 – 50 ppm,
dihasilkan dengan proses reverse osmosis, deionizationm microflitration,
5
distillation, dan banyak lainnya. Air gunung (mountain spring) dan yang
melalui proses filtrasi karbon berada di standar kedua. Rata-rata air tanah
(air sumur) adalah 150 – 300 ppm, masih dalam batas aman, namun bukan
yang terbaik terutama untuk para penderita penyakit ginjal (Oram, 2010).
6
dihitung menggunakan gravimetri, padatan tersuspensi akan mengurangi
penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga akan mempengaruhi
regenerasi oksigen serta fotosintesis.
Material tersuspensi mempunyai efek yang kurang baik
terhadap kualitas badan air karena dapat menyebabkan menurunkan
kejernihan air dan dapat mempengaruhi kemampuan ikan untuk melihat
dan menangkap makanan serta menghalangi sinar matahari masuk ke
dalam air. Endapan tersuspensi dapat juga menyumbat insang ikan,
mencegah telur berkembang. Ketika suspended solid tenang di dasar
badan air, dapat menyembunyikan telur dan terjadi pendangkalan pada
badan air sehingga memerlukan pengerukan yang memerlukan biaya
operasional tinggi. Kandungan TSS dalam badan air sering menunjukan
konsentrasi yang lebih tinggi pada bakteri, nutrien, pestisida, logam
didalam air.
Sedangkan TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut
(baik itu zat organik maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah
larutan. Umumnya berdasarkan definisi di atas seharusnya zat yang
terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang
berdiameter 2 mikrometer (2×10-6 meter). Aplikasi yang umum
digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk
pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses kimia, dan
pembuatan air mineral. Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum
mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk keperluan
kimia misalnya pembuatan kosmetika, obat-obatan, dan makanan.
Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam
air yang tidak tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori
0,45 μm. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik
yang terlarut dalam air, mineral dan garam-garamnya. Penyebab utama
7
terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum
dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering mengandung
molekul sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air
buangan rumah tangga dan industri pencucian.
Banyak zat terlarut yang tidak diinginkan dalam air. Mineral,
gas, zat organik yang terlarut mungkin menghasilkan warna, rasa dan bau
yang secara estetis tidak menyenangkan. Beberapa zat kimia mungkin
bersifat racun, dan beberapa zat organik terlarut bersifat karsinogen.
Cukup sering, dua atau lebih zat terlarut khususnya zat terlarut dan
anggota golongan halogen akan bergabung membentuk senyawa yang
bersifat lebih dapat diterima daripada bentuk tunggalnya.
8
setelah beberapa hari zat padat organis dapat terlarut sedangkan zat
padat koloidal dapat membentuk partikel-partikel yang lebih
besar. Oleh karena itu sampel air yang telah disimpan harus dianalisis
sebelum 7 hari setelah pengambilan sampel dilakukan. Sebelum
dianalisa, sampel dikocok terlebih dahulu sehingga zat-zat yang
terkandung di dalamnya tersebar merata dan homogen.
b. Persiapan Kertas Saring
Kertas saring dipanaskan di dalam oven pada suhu ± 150°C
selama 1 jam. Kemidian didinginkan dalam desikator selama 15 menit
dan ditimbang segera dengan neraca analitik hingga didapatkan berat
konstan (kehilangan berat sesudah pemanasan ulang kurang dari 0,5
mg.
c. Penentuan Zat Padat Tersuspensi
Sampel dihomogenkan kemudian dipipet sebanyak 100 mL
dan dilakukan penyaringan menggunakan corong gelas dan kertas
saring. Kemudian kertas saring diambil dengan hati-hati dan
diletakkan diatas cawan untuk dipanaskan di dalam oven dengan suhu
105°C selama 1 jam. Selanjutnya didinginkan dalam desikator dan
ditimbang dengan neraca analitik hingga diperoleh berat konstan.
Untuk memperoleh estimasi TSS, dihitung perbedaan antara
padatan terlarut total dan padatan total.
TSS (mg/L) = (A-B) X 1000 / V
Keterangan :
A = berat kertas saring + residu kering (mg)
B = berat kertas saring (mg)
V = volume contoh (mL)
(Merliana, 2014).
9
2. Total Dissolved Solid (TDS)
Benda-benda padat di dalam air tersebut berasal dari banyak
sumber, organik seperti daun, lumpur, plankton, serta limbah industri dan
kotoran. Sumber lainnya bisa berasal dan limbah rumah tangga, pestisida,
dan banyak lainnya. Sedangkan, sumber anorganik berasal dari batuan dan
udara yang mengandung kasium bikarbonat, nitrogen, besi fosfor, sulfur,
dan mineral lain. Semua benda ini berentuk garam, yang merupakan
kandungannya perpaduan antara logam dan non logam. Garam-garam ini
biasanya terlarut di dalam air dalam bentuk ion, yang merupakan partikel
yang memiliki kandungan positif dan negatif. Air juga mengangkut logam
seperti timah dan tembaga saat perjalanannya di dalam pipa distribusi air
minum.
Ada dua metode yang sering digunakan dalam pengukuran
TDS, yaitu:
a. Gravimetri
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara
penimbangan hasil reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan
pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling sederhana
dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Hal ini
dikarenakan metode gravimetri ditentukan melalui penimbangan
langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain. Bagian terbesar
dari gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal kesenyawaan
murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Metode gravimetri memakan waktu yang
cukup lama. Adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila
perlu digunakan faktor-faktor koreksi. Faktor paling penting dalam
metode ini yaitu proses pemisahan harus cukup sempurna sehingga
kualitas analit yang ditimbang mendekati murni (Irha, 2011).
10
Gravimetri merupakan metode pengukuran TDS yang paling
akurat dibandingkan metode yang lainnya. Metode gravimetri
dilakukan dengan cara memanaskan sampel sampai cairan sampel
diuapkan hingga tersisa residu yang kemudian ditimbang secara
langsung dengan menggunakan neraca digital. Dengan demikian
didapatkan hasil TDS dari sampel tersebut (Devi dkk, 2013).
b. Electrical Conductivity
Konduktivitas listrik air secara langsung berhubungan dengan
konsentrasi padatan terlarut yang terionisasi dalam air. Ion dari
konsentrasi padatan terlarut dalam air menciptakan kemampuan pada
air untuk menghasilkan arus listrik yang dapat diukur menggunakan
conductivity meter. Electrical conductivity berfungsi mengukur
konduktivitas listrik bahan-bahan yang terkandung dalam air.
Semakin banyak bahan (mineral logam maupun nonlogam) dalam air
maka hasil pengukuran akan semakin besar. Sebaliknya, bila sangat
sedikit bahan yang terkandung dalam air maka hasilnya mendekati nol,
atau disebut air murni. Prinsip kerjanya dengan menghubungkan 2
buah probe ke larutan yang diukur, kemudian dengan rangkaian
pemprosesan sinyal akan mengeluarkan output yang menujukkan
besar konduktivitas/daya hantar listrik sampel air tersebut (Endrah,
2010).
Konduktivitas Listrik air secara langsung berhubungan dengan
konsentrasi padatan terlarut yang terionisasi dalam air. Konduktansi
(G) merupakan kebalikan dari resistansi (R). Setiap bahan mempunyai
sifat tertentu yang diungkapkan sebagai hambatan jenis (ρ), dengan
satuan ohm meter.
Prinsip analisa TDS sebagai berikut:
a. Pengambilan dan Pengawetan Sampel
11
Sampel harus representatif dengan cara pengambilannya
yang benar.Botol sampel yang digunakan sebelumnya harus dicuci
hingga bersih dari sisa-sisa sampel kemudian dibilas dengan air
suling. Sampel dapat diawetkan beberapa hari tanpa
mempengaruhi hasil analisa, dan sebaiknya sampel tersebut
disimpan dalam kulkas pada suhu sekitar 2-4oC. Perlu diperhatikan
bahwa setelah beberapa hari zat padat organis dapat terlarut
sedangkan zat padat koloidal dapat membentuk partikel-partikel
yang lebih besar. Oleh karena itu sampel air yang telah disimpan
harus dianalisis sebelum 7 hari setelah pengambilan sampel
dilakukan. Sebelum dianalisa, sampel dikocok terlebih
dahulu sehingga zat-zat yang terkandung di dalamnya tersebar
merata dan homogen.
b. Persiapan Cawan
Cawan penguapan dibersihkan kemudian dipanaskan dalam
tanur pada suhu 550oC selama 1 jam. Kemudian dipindahkan ke
dalam oven dengan suhu 105oC menggunakan penjepit cawan.
Selanjutnya didinginkan di dalam desikator dan timbang segera
pada saat akan digunakan.
c. Penentuan Zat Padat Terlarut
Sampel dikocok hingga homogen dan dipipet sebanyak 100
mL dan dilakukan penyaringan menggunakan corong gelas.
Sampel yang lolos dari kertas saring dituangkan ke dalam gelas
kimia. Selanjutnya, cawan yang berisi sampel tersebut diuapkan
dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC sampai semua air
menguap. Setelah itu cawan dikeluarkan dari oven menggunakan
penjepit cawan untuk didinginkan dalam desikator dan ditimbang
segera dengan neraca analitik hingga diperoleh berat konstan.
12
Untuk memperoleh nilai estimasi TDS yaitu:
TDS (mg/L) = (A-B) X 1000 / V
Keterangan:
A = berat cawan + residu kering (mg)
B = berat cawan (mg)
V = volume contoh (mL)
(Merliana, 2014).
C. Persiapan Sampel
1. Pengambilan Sampel Air Laut
Sampel air laut sebanyak 1 L diambil dengan menggunakan alat Van
Dornsampler pada lokasi yang telah ditentukan. Daerah pengambilan
sampel berada pada jarak 0–500 meter dari bibir pantai dan dilakukan
pada sekitar 1 m di bawah permukaan laut (Rinawati, 2016).
13
b. Pemeriksaan unsur–unsur yang dapat berubah dengan cepat, dilakukan
langsung setelah pengambilan sampel; unsur–unsur tersebut antara
lain; pH, suhu; kemudian hasilnya dicatat.
c. Pemberian label sampel air, selanjutnya sampel di analisis di
laboratorium
d. Hasil analisa laboratorium kemudian diolah sebagai bahan pengolahan
data dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP) (Hadi,
2005).
14
c. Pencucian
d. Pengeringan atau pemijaran
e. Penimbangan
f. Perhitungan
Analisis gravimetri dapat berlangsung baik, jika persyaratan berikut
dapat terpenuhi :
a. Komponen yang ditentukan harus dapat mengendap secara sempurna,
endapan yang dihasilkan stabil dan sukar larut.
b. Endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah dengan
larutan (dengan penyaringan).
c. Endapan yang ditimbang harus mempunyai susunan stoikiometrik
tertentu (dapat diubah menjadi system senyawa tertentu dan harus
bersifat murni atau dapat dimurnikan lebih lanjut.
3. Cara kerja
a. Persiapan
15
1) Bersihkan terlebih dahulu cawan-cawan penguap dan kertas saring
dengan menggunakan aquadest.
2) Cawan-cawan penguap dan kertas saring yang telah bersih
dipanaskan 105°C di dalam oven selama 1 jam.
3) Masukkan cawan penguap dan kertas saring kedalam desikator
selama 30 menit.
4) Timbang sampai konstan, dan catat berat cawan-cawan penguap
dan kertas saring.
b. Cara Kerja TSS
1) Kertas saring dipanaskan di dalam oven pada suhu ±105°C selama
1 jam.
2) Dinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang segera
dengan neraca analitik hingga didapatkan berat konstan (B).
3) Sampel dikocok hingga homogen dan dipipet sebanyak 100 mL
dan dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring kemudian
disedot dengan vakum.
4) Kertas saring diambil dengan hati-hati dan diletakkan diatas cawan
untuk dipanaskan di dalam oven dengan suhu 105°C selama 1 jam.
5) Selanjutnya didinginkan dalam desikator dan ditimbang segera
dengan neraca analitik hingga diperoleh berat konstan (A).
6) Hitung berat padatan tersuspensi yang didapat.
(𝐴−𝐵) ×1000
Perhitungan: mg/L TSS = 𝑚𝐿 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Keterangan :
A = Berat kertas saring berisi zat tersuspensi (mg)
B = Berat kertas saring kosong (mg)
16
1) Cawan penguapan dibersihkan kemudian dipanaskan dalam tanur
Keterangan :
A = Berat cawan penguap berisi zat terlarut (mg)
B = Berat cawan penguap kosong (mg)
(Modul Praktikum Analisis TS, TSS, dan TDS, 2015).
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penentuan TDS dan TSS digunakan sebagai parameter dalam baku
mutu air limbah atau sebagai parameter pencemaran perairan, karena
peranannya sebagai penduga pencemaran bahan organik dan kaitannya
dengan penurunan kandungan oksigen terlarut perairan (oksigen penting bagi
kehidupan biota air dan ekosistem perairan pada umumnya). Peranan TDS
dan TSS dapat sebagai penentu dan setara dengan parameter lainnya yang
menjadi parameter kunci sehubungan dengan dugaan pencemaran oleh
kegiatan tertentu.
B. Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan terutama pada
perairan, sebaiknya perlu dilakukan pengujian atau penentuan COD, BOD,
DO, TDS dan TSS secara berkala sehingga ketika perairan mengandung
bahan-bahan yang tidak sesuai dengan syarat baku mutu air dapat segera
ditindaklanjuti.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ana Merliana, E. F. 2014. Analisis TTS (Total Suspended Solid) Dan TDS (Total
Dissolved Solid). Semarang: Universitas Diponegoro
Devi Luh PWK, Dharma P dan Bawa P. 2013. Efektifitas Pengolahan Air
Reklamasi di Instalasi Pengolahan Air Limah Suwung Denpasar
Ditinjau dari Kandungan Kekeruhan, Total Zat Terlarut (TDS), dan
Total Zat Tersuspensi (TSS). Jurnal Kimia, Vol 7 No. 1, Hal 64-74.
Endrah. 2010. Analisa Kimia Sampel Air Sungai: Pengukuran Kualitas Air.
Handout. Diakses 9 september 2018
Modul Praktikum - Analisis TS, TDS dan TSS. 2015. Tangerang: Teknik
Lingkungan, Surya University
Oram, B. 2014. Total Dissolved Solid and Water Quality. Diakses 9 September
2018, Dari Water Research Center: http://www.water-
research.net/index.php/water-treatment/tools/totaldissolved-solids
Rinawati, dkk. 2016. Penentuan Kandungan Zat Padat (Total Dissolve Solid dan
Total Suspended Solid)Di Perairan Teluk Lampung. Jurnal Analit:
Analytical and Environmental Chemistry, Vol 1 No. 01
19
Sunaryo, T.M dkk. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air. Malang: Bayumedia
publishing anggota IKAPI Jatim
Tarigan, M. S., & Edward. 2003. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total
Suspended Solid) di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. Makara Sains,
Vol.7 No.3
20