Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ANALISA MAKANAN DAN MINUMAN

“PEMANIS MAKANAN”

Disusun oleh :

Herfina Suci Nur Pitriani (P07234017017)


Indah Kurnia Utami (P07234017018)
Novita Febriani (P07234017019)
Jhanis Remil (P07234017020)
Krisjian Tami (P07234017021)
Lia Adawia (P07234017022)
Manullang Mega Pesta (P07234017023)
Mega Silvia (P07234017024)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Pertama tama penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena atas limpah rahmat dan karuniaNya penulis diberikan kesehatan dan
kesempatan sehingga bisa menyelesaikan makalah amami ini tepat pada waktunya.
Tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih berbagai pihak yang telah
membatu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Didalam makalah ini penulis menyadari banyak terdapat kekurangan.oleh
karna itu kritik dan saran yang mebangun sangat penulis harapkan agar menjadikan
makalah ini lebih baik lagi.penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.

Samarinda, 27 Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
D. Manfaat .............................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
ISI .................................................................................................................................. 3
A. Pengertian Pemanis Makanan ............................................................................ 3
B. Macam-macam Pemanis Makanan .................................................................... 4
C. Metode Pemeriksaan Pemanis Makanan.......................................................... 12
BAB III ....................................................................................................................... 14
PENUTUP................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, produk pangan yang dihasilkan
oleh industri pangan dituntut untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru
sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen. Beberapa inovasi tersebut
meliputi ketahanan dalam penyimpanan, pembentukan tekstur pemberian
warna, serta perubahan cita rasa yang menuntut industri pangan untuk
memberikan bahan tambahan pangan sehingga sesuai dengan permintaan
(Cahyadi, 2009).
Bahan tambahan pangan yang digunakan dalam dunia pangan
memiliki banyak jenis, salah satunya yang menjadi kegemaran adalah
pemanis. Zat pemanis merupakan senyawa kimia yang ditambahkan sengaja
dan digunakan untuk memberikan efek manis terhadap produk olahan pangan
pada industri makanan dan minuman. Pemanis berdasarkan sumbernya terbagi
menjadi dua yaitu pemanis alami dan buatan. Dalam industri pangan,
penggunaan pemanis buatan atau sintetik terus meningkat setiap tahunnya di
dunia. Hal ini dikarenakan zat pemanis buatan memiliki harga yang relative
murah bila dibandingkan dengan pemanis alami, dan kalori yang dihasilkan
lebih rendah dari pemanis alami (Cahyadi, 2009).
Akan tetapi, banyak masyarakat yang belum mengetahui batas atau
kadar penggunaan zat pemanis buatan pada makanan. Sehingga mereka
menggunakan zat pemanis buatan ini secara berlebihan. Penggunaan yang
berlebihan seperti ini, tentunya dapat memberikan dampak negatif terhadap
kesehatan manusia. Hal ini dikarenakan kandungan zat kimia pada pemanis
buatan bersifat buruk pada tubuh jika penggunaannya tidak dibatasi, sehingga
diperlukan informasi terkait mengenai penggunaan zat pemanis (Cahyadi,
2009).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemanis makanan?
2. Apa saja macam-macam pemanis makanan?
3. Bagaimana metode pemeriksaan pemanis makanan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pemanis makanan.
2. Untuk mengetahui macam-macam pemanis makanan.
3. Untuk mengetahui metode pemeriksaan pemanis makanan.

D. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari pemanis makanan.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui macam-macam pemanis makanan.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui metode pemeriksaan pemanis makanan.

2
BAB II
ISI

A. Pengertian Pemanis Makanan


Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan
digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman
dan makanan kesehatan. Menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI
Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam bahan tambahan kimia, selain zat
lain seperti antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna, dan lain-lain
(Handayani, 2015).
Pemanis alternatif umum digunakan sebagai pengganti gula jenis
sukrosa, glukosa atau fruktosa.Ketiga jenis gula tersebut merupakan pemanis
utama yang sering digunakan dalam berbagai industri. Pemanis berfungsi
untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik,
sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber
kalori bagi tubuh. Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis
yaitu sintetis dan natural. Sedangkan berdasarkan fungsinya dibagi dalam dua
kategori yaitu bersifat nutritif dan non-nutritif. Pemanis sintetis dihasilkan
melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain taumatin, alimat,
siklamat, aspartam, dan sakarin. Pemanis natural dihasilkan dari proses
ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis,
contohnya sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt
(Wibowotomo, 2008).
Pemanis nutritif adalah pemanis yang dapat menghasilkan kalori atau
energi sebesar 4 kalori/gram. Sedangkan pemanis non-nutritif adalah pemanis
yang digunakan untuk meningkatkan kenikmatan cita rasa produk-produk
tertentu, tetapi hanya menghasilkan sedikit energi atau sama sekali tidak ada.

3
Pemanis jenis ini banyak membantu dalam manajemen mengatasi kelebihan
berat badan, control glukosa darah,dan kesehatan gigi (Wibowotomo, 2008).

B. Macam-macam Pemanis Makanan


1. Pemanis berdasarkan sumbernya
a. Pemanis natural/alami
Pemanis yang terdapat di bahan alam, meskipun prosesnya
secara sintetik atau fermentasi. Contoh: sorbitol, laktitol, manitol,
silitol, sukrosa, glukosa, laktosa, dll (Noryawati, 2010).
1) Sukrosa
Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit.
Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat
dari kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses
penyulingan dan kristalisasi. Gula merah yang banyak digunakan
di Indonesia dibuat dari tebu, kelapa atau enau melalui proses
penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga terdapat di dalam buah,
sayuran, dan madu.
2) Glukosa
Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat
luas di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah,
sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam
madu. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi.
Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa,
dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme,
glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam
tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi.
3) Fruktosa

4
Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula
paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama
dengan glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Susunan
atom dalam fruktosa merangsang jonjot kecapan pada lidah
sehingga menimbulkan rasa manis.
4) Galaktosa
Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa
dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil
pencernaan laktosa.
5) Manosa
Manosa jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir,
seperti di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk
membuat roti.
6) Pentosa
Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan
alami. Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai
sumber energi. Ribosa merupakan salah satu unsur dari pentosa.
7) Maltosa
Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa
terbentuk pada setiap pemecahan pati, seperti yang terjadi pada
tumbuh-tumbuhan bila benih atau bijian berkecambah dan di
dalam usus manusia pada pencernaan pati.
8) Laktosa
Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas
satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini
menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak
dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran
pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme yang

5
tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan
diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada
orang tua. Mlaktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis
(seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada
disakarida lain.
9) Trehalosa
Trehalosa seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa
dan dikenal sebagai gula jamur. Sebanyak 15% bagian kering
jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam
serangga..
10) Palatinit
Pemanis ini merupakan campuran dari 6-O-(x-D-
glukopiranosil) -D-manitol dan 6-O-x-D-glukopiranosil)-D-
sorbitol dan diproduksi melalui tiga tahap yaitu hidrogenasi
palatinosa, pemurnian, dan rekristalisasi. Pemanis ini sangat cocok
di konsumsi untuk penderita diabetes militus.
11) Leukrosa
Pemanis leukrosa merupakan hasil sintetis dari campuran
sukrosa dan fruktosa sebanyak 2 persen serta menggunakan enzim
dextranase dari Leuconostoc mesenteroides dan dikembangkan
oleh Pfeifer dan Langen (Jerman).
12) Palatinosa
Palatinosa merupakan turunan sukrosa sebagai hasil proses
enzimatis. Enzim yang digunakan adalah x-glukosil transferase
dari Protanimobacler rubrum. Palatinosa mempunyai kemanisan
lebih rendah yaitu 0,42 kalinya sukrosa, tetapi mempunyai
keuntungan dengan sifat yang tidak merusak gigi dan kandungan
kalori 4 kkal/gram (Noryawati, 2010).

6
b. Pemanis Buatan
Pemanis yang diproses secara kimiawi dan senyawa tersebut
tidak terdapat di alam. Contoh: aspartame, sakarin, asesulfam-K, dll.

1) Aspartam
Aspartam ditemukan pada tahun 1965 secara kebetulan.
Aspartam adalah senyawa metil ester dipeptida yaitu L-fenilalanin-
metil ester yang mempunyai daya kemanisan kurang lebih dua
ratus kali kemanisan sakarosa.
Aspartam merupakan pemanis sintesis non-karbohidrat,
aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk
metil ester dari dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam
aspartat dan asam amino essensial fenilalanin.
Aspartam dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal
Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000
produk makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama
digunakan di minuman soda dan permen Belakangan aspartam
mendapat penyelidikan lebih lanjut mengenai kemungkinan
aspartam menyebabkan banyak efek negatif. Dan akhirnya, pangsa
pasarnya mulai berkurang direbut oleh pemanis lain yaitu
sukralosa.
2) Sakarin
Sakarin berupa Ca- atau Na-sakarin merupakan pemanis
buatan yang paling lama dikenal. Sakarin merupakan senyawa
benzosulfimida atau o-sulfobenzimida dengan rumus molekul
C7H5NO3S. Sakarin merupakan pemanis rendah kalori yang sudah
di kenal sejak lama. Sakarin tidak mengandung kalori.

7
3) Siklamat
Siklamat diperkenalkan ke dalam makanan dan minuman pada
awal tahun 1950-an. Daya kemanisannya adalah 80 kali kemanisan
sukrosa. Siklamat biasa dipakai dalam bentuk garam natrium dan
asam siklamat.
4) Sukade
Sukade adalah manisan kulit jeruk sitrus, Citrus medica.
Setelah dipetik dan dimasak dengan gula, sukade dikeringkan dan
dipotong-potong kecil. Sukade biasanya berwarna kuning atau
hijau tembus pandang, rasanya mirip jeruk tapi lebih pahit. Sukade
digunakan dalam berbagai kue dan pastry, oliebollen, dan roti
kismis.
5) Sorbitol
Sorbitol, terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara
komersial dibuat dari glukosa. Enzim aldosa reduktase dapat
mengubah gugus aldehida (CHO) dalam glukosa menjadi alkohol
(CH2OH). Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan
makanan khusus pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai
dan kue-kue. Tingkat kemanisan sorbitol hanya 60% bila
dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan diubah
di dalam hati menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula
darah lebih kecil daripada sukrosa. Konsumsi lebih dari lima puluh
gram sehari dapat menyebabkan diare pada pasien diabetes.
6) Manitol
Manitol adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa
dan galaktosa. Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi
jalar, dan wortel. Secara komersialo manitol diekstraksi dari

8
sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan
dalam industri pangan.
7) Inositol
Inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa.
Inositol terdapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam
sekam serealia.
8) Xylitol
Salah satu pemanis alternatif pengganti sukrosa yang potensial
adalah xylitol. Xylitol ditemukan di Jerman oleh seorang
kimiawan bernama Emil Fischer dan Sachen serta di Perancis oleh
Betrand. Tetapi Xylitol baru dinyatakan aman untuk penggunaan
pemanis produk pangan pada tahun 1983.
Xylitol adalah gula alkohol jenis pentitol dengan rumus umum
C5H12O3.Sifat-sifat kimia dan fisika lain dari xylitol antara lain
berbentuk serbuk, berwarna putih, dan tidak berbau. Tingkat
kemanisan 1,2-0,8 kali dari sukrosa bergantung pada pH larutan,
tetapi lebih manis dari sorbitol dan manitol. Kelarutan dalam air
pada 20 derajat Celsius adalah 64,2 g/100 ml. Sedikit larut dalam
alkohol, pH larutan antara 5-7, dan nilai kalori rendah
Dalam jumlah kecil (BPJ -bagian persejuta), xylitol secara
alami banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayuran seperti
strawberry, wortel, bayam, selada dan bunga kol. Sedangkan untuk
produksi skala besar, dilakukan dengan proses kimiawi dan
bioteknologi. Proses kimia dilakukan dengan hidrogenasi xylose
menggunakan larutan asam. Sedangkan proses bioteknologi
dilakukan menggunakan proses enzimatik dengan bantuan
mikroba jenis yeast seperti candida dan saccharomyces.

9
Xylitol mempunyai sifat yang menguntungkan yaitu rasa yang
menarik, aman bagi kesehatan gigi karena sifatnya yang tidak
merusak gigi (non cariogenik). Juga membantu menurunkan
pembentukan carries dan plaque pada gigi sehingga banyak
digunakan untuk campuran pasta gigi Untuk mengatur
metabolismenya tidak memerlukan insulin, sehingga
menguntungkan bagi penderita diabetes, mempunyai efek sensasi
dingin yang menyenangkan, tahan panas dan tidak mengalami
karamelisa.
9) Asesulfam Potassium (Acesulfam-K)
Mempunyai nama lain Sunnet dan Sweet One. Rumus
kimianya C4H4KNO4S. Sifat fisik dari asesulfam-K adalah
berbentuk tepung kristal berwarna putih, mudah larut dalam air
non-higroskopis, pada suhu lebih dari 2000°C asesulfam akan
terdekomposisi menjadi asetosetamida, non-glikemik dan non-
kariogenik. Tingkat kemanisannya 200 kali tingkat kemanisan
sukrosa. Pemanis ini digunakan sebagai penutup afertase pahit
pemanis lain serta tidak memiliki kalori. Asesulfam-K memiliki
satu komposisi yang apabila terurai bersifat toksik, yaitu
asetoasetamida. Pemanis ini dapat dicerna oleh tubuh adalah 0-15
mg/Kg BB.
10) Neotam
Merupakan turunan dari aspartame, memiliki rumus kimia
C20H30N2O5. Sifat fisiknya berbentuk Kristal putih, titik leleh 80-
83,4°C, suhu kelarutannya 25°C, kestabilan tergantung pada pH
(5,5), tingkat kemanisannya 7000-13000 kali kemanisan sukrosa
dan termasuk ke dalam pemanis non-nutrif (tidak memiliki kalori).
Sifat kimianya memiliki intensitas flavor yang tinggi dan dapat

10
menurunkan nilai off flavour kedelai. Pemanis ini tidak berpengaru
pada sistem reproduksi.ADI pemanis ini adalah 0-2 mg/Kg BB.
11) Sukralosa
Sukralosa dihasilkan dari proses klorinasi sukrosa. Pemanis ini
mempunyai tingkat relatif kemanisan yang sangat tinggi terhadap
sukrosa yaitu 550-750 kalinya. Keuntungan lain pemanis ini
adalah sifatnya yang tidak menyebabkan karies dan tidak merusak
gigi, sehingga cocok untuk digunakan dalam industri kembang
gula
Sukralosa juga bersifat non-nutritif, dicirikan dari rendahnya
kalori yang dihasilkan yaitu sekitar 2 kalori per satu sendok teh,
sehingga dapat digunakan untuk penderita diabetes dan program
penurunan berat badan (Silalahi, 2011).

2. Pemanis berdasarkan sumbangan energinya


a. Pemanis nutritif
Pemanis nutritif adalah pemanis yang dapat dicerna oleh tubuh
sehingga menghasilkan energy atau kalori bagi tubuh (Vera, 2008).
Dapat disebut juga “coloric sweeteners” atau “sugars”. Pemanis
nutritif memiliki peranan untuk memperbaiki rasa manis, warna, daya
awet, aroma, tekstur, dan kandungan energi. Pemanis nutritif
merupakan penyedia energy urutan ke-4 setelah padi-padian,
minyak/lemak dan pangan hewani (Made, 2014). Berdasarkan
jenisnya, pemanis nutritif dibagi menjadi dua yaitu:
1) Pemanis berdasarkan asalnya
Pemanis yang berasal dari alam, contohnya: gula tebu/gula
pasir, gula aren/merah, madu, gula bit, sirup maple dan gula
jagung.

11
2) Pemanis berdasarkan struktur kimianya
Monosakarida (glukosa, fruktosa dan galaktosa) dan disakarida
(sukrosa/sakarosa, laktosa, dan maltosa) (Vera, 2008).
b. Pemanis non-nutritif
Pemanis non-nutritif adalah pemanis pengganti gula atau
pemanis buatan yang tidak menghasilkan kalori dan tidak
mempengaruhi kadar gula dalam darah. Contoh pemanis jenis ini
adalah sukralosa, aspartame, asesulfam-K, dll. Penggunaan pemanis
ini harus dikontrol dengan ADI (Accaptable Daily Intake) atau batas
aman konsumsi dan EDI (Estimated Daily Intake) atau jumlah
pemanis rendah/tanpa kalori yang digunakan pada makanan dan
minuman (Lestari, 2006).

C. Metode Pemeriksaan Pemanis Makanan


1. Uji Orgenoleptis
Uji organoleptis yang terdiri dari uji rasa, warna, dan tekstur. Uji
kuanlitatif dengan menggunakan uji pengendapan, hasil dinyatakan positif
apabila terbentuk endapan berwarna putih. Sampel yang positif
mengandung siklamat selanjutnya dilakukan uji kuantitatif untuk
menentukan kadar siklamat dengan metode Gravimetri (Nurlailah, 2017).
2. Uji Kualitatif
Uji Kualitatif Siklamat dilakukan dengan cara 25 ml sampel
dimasukkan dalam gelas piala dan diencerkan dengan aquades dengan
perbandingan 1:1, kemudian ditambahkan sepucuk sendok arang aktif
untuk menghilangkan warna contoh, kemudian sampel disaring.
Ditambahkan 10 ml HCl 10% ke dalam filtrat dan ditambahkan 10 ml
BaCl2 10%, kemudian dikocok. Filtrat dibiarkan selama 30 menit,
kemudian disaring dengan kertas whatmann 42 dan ditambahkan 10 ml

12
Natrium nitrit 10%. Larutan dipanaskan di atas penangas air. Apabila
timbul endapan putih, berarti Siklamat Positif (Nurlailah, 2017).
3. Uji Kuantitatif
Uji Kuantitatif Siklamat dengan cara 25 ml sampel dimasukkan dalam
gelas piala dan diencerkan dengan aquades dengan perbandingan 1:1,
kemudian ditambahkan sepucuk sendok arang aktif untuk menghilangkan
warna contoh, kemudian sampel disaring. Ditambahkan 10 ml HCl 10%
ke dalam filtrat dan ditambahkan 1ml BaCl2 10%, kemudian dikocok.
Filtrat dibiarkan selama 30 menit, kemudian disaring dengan kertas
whatmann 42 dan ditambahkan 10 ml Natrium nitrit 10%. Larutan
dipanaskan di atas penangas air. Endapan yang terjadi, disaring, dicuci,
dikeringkan, dan ditimbang. (Badan Standar Nasional (BSN) Minuman
Energi dalam SNI 01-6684-2002 ). Perhitungan Penetapan kadar siklamat
sebagai garam Na-siklamat dihitung dengan cara:

Sementara kadar siklamat sebagai asam siklamat dihitung dengan cara:

Keterangan simbol :
B1 = bobot endapan BaSO4
B2 = bobot contoh dalam liter

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan
digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman
dan makanan kesehatan. Pemanis makanan terbagi menjadi beberapa jenis,
berdasarkan sumbernya yaitu pemanis natural/alami dan pemanis buatan.
Sedangkan berdasarkan sumber energinya yaitu pemanis nutritif dan non
nutritif.

B. Saran
Sebaiknya jangan berlebihan dalam mengkonsumsi baik pemanis
sintesis maupun alami.

14
DAFTAR PUSTAKA

Astawan, Made. 2014. Sweet Fact About Sweet Food. Seminar Pangan Nasional Food
Day Festival 2014 IPB Bogor

Badan Standarisasi Nasional. 2002. SNI 016684-2002 tentang Cara Uji Pemanis
Buatan Minuman Energi. Jakarta

Bararah, Vera Farah. 2008. Studi Paparan dan Metabolit Sakarin (Pemanis Buatan)
Pada Jajanan Anak-Anak. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Departemen Kimia, Universitas Indonesia

Cahyadi, Wisnu. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan
Cetakan 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Handayani, Tutun dan Anita Agustina. 2015. Penetapan Kadar Pemanis Buatan (Na-
Siklamat) Pada Minuman Serbuk Instan Dengan Metode Alkalimetri. Jurnal
Farmasi Sains dan Praktis, Volume 1 No. 1

Lestari, Dewi. 2006. Analisis Adanya Kandungan Pemanis Buatan (Sakarin dan
Siklamat) pada Jamu Gendong di Pasar Gubug Grobogan. Skripsi. Semarang:
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. hlm. 21

Noryawati, Mulyono dan C. Hanny Wijaya. 2010. Bahan Tambahan Pangan


Pemanis. Bogor: IPB Press

Nurlailah, dkk. 2017. Analisis Kadar Siklamat Pada Es Krim Di Kota Banjarbaru.
Jurnal Analis Kesehatan, Volume 13 No. 1 Hal 77-81

15
Silalahi, R.2011.Bahan Tambahan Makanan (BTM). Medan: Universitas Sumatera
Utara

Wibowotomo, Budi. 2008. Pengembangan Metode Penetapan Kadar Siklamat


Kromatografi Kinerja Tinggi Guna Diimplementasikan Dalam Kajian
Paparan. Jakarta: Teknologi dan Kejuruan PT Kalma Media

16

Anda mungkin juga menyukai