Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BAHAN TAMBAHAN PANGAN

PEMANIS POLIOL

Disusun Oleh :

Pianita Yusnita Sari 2016340003

Putri Kusuma Dewi 2016340006

Nur Mu’ awwinatun 2016340007

Muhammad Arifin 2016340014

Thifani Haniza 2016340023

Rindi Fitriyani 2016340033

Dian Komala Dewi 2016340035

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini masih
banyak kekurangan dan sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah di kemudian hari.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri, pembaca, serta masyarakat luas terutama dalam hal menambah
wawasan.

Jakarta, Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 1
BAB 2 ................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
2.1 DEFINISI PEMANIS BUATAN...................................................................... 2
2.2 Gula Alkohol...................................................................................................... 3
2.2.1 Sorbitol ........................................................................................................... 5
2.2.2 Mannitol ......................................................................................................... 7
2.2.3 Xylitol ............................................................................................................. 9
2.2.4 Maltitol ......................................................................................................... 11
2.2.5 Isomalt .......................................................................................................... 12
2.2.6 Lactitol ......................................................................................................... 14
2.2.7 Erythritol ..................................................................................................... 17
2.3 Perkembangan Informasi ............................................................................... 20
BAB 3 ............................................................................................................................... 22
KESIMPULAN ........................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 23

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan zaman, produk pangan yang dihasikan oleh


industri pangan dituntut untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru sehingga
dapat memenuhi permintaan konsumen. Beberapa inovasi tersebut meliputi
ketahanan dalam penyimpanan, pembentukan tekstur, pemberian warna, serta
penambahan cita rasa yang menuntut industri pangan untuk menambahkan
bahan tambahan pangan (BTP) sehingga sesuai dengan permintaan konsumen.
BTP yang digunakan dalam dunia pangan memiliki banyak jenis, salah
satunya yang menjadi kegamaran adalah pemanis.
Zat pemanis merupakan senyawa kimia yang ditambahkan secara sengaja
dan digunakan untuk memberikan efek manis terhadap produk olahan pangan
pada industri makanan dan minuman. Pemanis berdasarkan sumbernya terbagi
menjadi dua yaitu pemanis alami dan buatan. Dalam industri pangan,
penggunaan pemanis buatan atau sintetik terus meningkat setiap tahunnya di
dunia. Hal ini dikarenakan zat pemanis buatan memiliki harga yang relatif
murah bila dibandingkan dengan pemanis alami, dan kalori yang dihasilkan
lebih rendah dari pemanis alami. Akan tetapi, banyak masyarakat yang belum
mengetahui batas atau kadar penggunaan zat pemanis buatan pada makanan.
Sehingga mereka menggunakan zat pemanis buatan ini secara berlebihan.
Penggunaan yang berlebihan seperti ini, tentunya dapat memberikan
dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Hal ini dikarenakan kandungan
zat kimia pada pemanis buatan bersifat buruk pada tubuh jika penggunaannya
tidak awasi dan dibatasi, sehingga diperlukan informasi terkait mengenai
penggunaan zat pemanis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja jenis pemanis poliol ?


2. Bagaimana dampak positif dan negative pemanis poliol ?
3. Bagaimana cara metabolisme didalam tubuh terhadap jenis pemanis
poliol?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui jenis pemanis poliol.
2. Mengetahui dampak positif dan negatif dari pemanis poliol.
3. Mengetahui cara metabolisme tubuh terhadap jenis pemanis poliol.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI PEMANIS BUATAN

Pemanis buatan (synthetic sweeteners) merupakan senyawa yang secara


substansial memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi, yaitu berkisar antara 30
sampai dengan ribuan kali lebih manis dibandingkan sukrosa.
Pemanis buatan dapat diperoleh secara sintetis melalui reaksi-reaksi kimia di
laboratorium maupun skala industri. Sehingga dapat dipastikan bahan tersebut
mengandung senyawa senyawa sintetis.
Pemanis buatan direkomendasikan untuk diet bagi penderita diabetes atau
penyakit gula, karena mereka memerlukan diet rendah kalori. Pemanis ini tidak
boleh digunakan untuk orang yang sehat. Sakarin ditemukan pada tahun 1879,
mulai umum digunakan pada tahun 1950 dan 1960 yang dikombinasikan dengan
siklamat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sakarin dan siklamat
dapat mengakibatkan tumor kantung kemih pada binatang percobaan.
Sebaliknya di Indonesia, banyak makanan dan minuman yang ditambah sakarin
dan siklamat karena harganya yang jauh lebih murah dari harga gula. Namun
penggunaan sakarin sekarang diganti dengan aspartam yang memiliki tingkat
kemanisan 180 kali gula tebu. Aspartam ditemukan pada tahun 1981. Aspartam
banyak digunakan sebagai pemanis dalam permen dan berbagai jenis makanan
olahan. Tahun 1998, FDA (Food and Drug Administrasion) menyetujui
penggunaan pemanis baru yaitu sukralose yang memiliki tingkat kemanisan 600
kali gula, molekul pemanis ini tidak diserap oleh tubuh. Makanan olahan yang
biasa menggunakan pemanis buatan antara lain sirop, es mambo, kue atau roti.
Menurut Prof F.G. Winarno, pemanis sintetik merupakan zat yang dapat
menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan
terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkannya jauh lebih
rendah daripada gula. Pemanis buatan, jauh lebih manis dibandingkan gula.
Karena itu, jumlah yang diperlukan juga lebih sedikit. Produk-produk yang dibuat
dengan pemanis buatan mengandung kalori yang lebih rendah dibandingkan
produk yang dibuat dengan gula. Karena itu, pemanis buatan seringkali digunakan
sebagai bagian dari diet untuk menurunkan atau mengontrol berat badan.
Pengidap diabetes juga bisa menggunakan jenis pemanis ini karena bisa
memaniskan makanan tanpa menaikkan kadar gula darah. Tapi, bukan berarti
Anda bisa mengonsumsi makanan sesuka hati. Beberapa produk yang
mengandung pemanis buatan, seperti yogurt bebas gula, masih bisa
mempengaruhi kadar gula karena kandungan karbohidrat dan protein di
dalamnya.

2
Beberapa makanan dengan label 'bebas gula', kemungkinan mengandung
pemanis (seperti sorbitol dan mannitol) yang mengandung kalori dan bisa
mempengaruhi kadar gula darah. Beberapa produk bebas gula juga mengandung
tepung, yang juga bisa meningkatkan kadar gula darah. Selain itu, makanan yang
mengandung pemanis buatan mengandung kalori yang bisa melemahkan
kemampuan Anda menurunkan berat badan dan mengontrol gula darah.
Penggunaan pemanis dimaksudkan untuk berbagai tujuan. Bagi orang
yang kegemukan, untuk menurunkan bobot badan dan mencegah masalah yang
akan timbul karena kelebihan asupan kalori. Penggantian gula dengan pemanis
bermanfaat dalam perawatan gigi. Bagi penderita sakit kencing manis
pengurangan asupan gula dan karbo hidrat sangat penting dalam mengontrol gula
darah. Bila menggunakan xylitol maka terjadinya plak gigi akan berkurang karena
senyawa ini tidak difermentasi oleh bakteri menjadi sisa asam. Pada orang yang
termasuk hipoglikemia reaktif akan menghasilkan insulin dalam jumlah
berlebihan segera setelah terjadinya penyerapan glukosa ke dalam aliran darah.
Hal ini akan menyebabkan penurunan gula darah yang bermakna sehingga lebih
rendah dari yang dibutuhkan. Pada orang tipe ini, maka mereka perlu
mengkonsumsi pemanis buatan sebagai pengganti gula dalam mengkonsumsi
makanan tinggi kalori seperti roti dan nasi. Untuk jenis makanan tertentu untuk
alasan proses pembuatan, produsen makanan jadi juga dapat menggunakan
pemanis buatan. Karena pemanis buatan jauh lebih manis dibanding gula dan
harganya yang murah, maka untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak,
maka produsen cenderung dan sering menggunakan pemanis buatan. Tujuan
terakhir inilah yang sering menimbulkan masalah kesehatan.
Survey yang dilakukan Lembaga Konsumen Jakarta selama Juni-Juli 2006
pada 49 makanan anak-anak membuktikan makanan mengandung pemanis buatan
berbahan kimia. Penggunaan bahan pemanis buatan kimia ini harus sesuai dengan
peraturan dan ketentuan khusus. Makanan yang diteliti melalui metode survey
dan uji laboratorium pada makanan anak itu terdiri dari produk makanan jenis
jelly, minuman serbuk dan permen, mulai dari produk yang sudah maupun belum
ternama. Hasil penelitian membuktikan ketiga jenis makanan yang disukai anak-
anak itu mengandung aspartam, sakarin dan siklamat, bahan kimia yang dalam
jangka panjang bisa berakibat tidak baik bagi anak.

2.2 Gula Alkohol

Gula alkohol atau poliol didefinisikan sebagai turunan sakarida yang


gugus keton atau aldehidnya diganti dengan gugus hidroksil. Poliol adalah
pemanis bebas gula. Poliol adalah karbohidrat tetapi bukan gula. Tidak seperti
pemanis berpotensi tinggi seperti aspartame yang digunakan dalam jumlah kecil,
poliol digunakan dalam jumlah yang sama seperti dukrosa. Secara kimia, poliol
disebut alkohol polihidrat atau gula alkohol karena bagian dari struktur poliol

3
mernyerupai gula dan bagian ini mirip dengan alkohol. Tetapi pemanis bebas gula
ini bukan gula dan juga bukan alkohol.

Poliol diturunkan dari karbohidrat yang gugus karbonilnya (aldehid atau


keton, gula pereduksi) direduksi menjadi gugus hidroksi primer atau sekunder.
Poliol mempunyai rasa dan kemanisan hampir sama dengan gula tebu (sukrosa),
bahkan beberapa jenis lebih manis. Poliol diturunkan dari gula tetapi tidak
dimetabolisme seperti halnya metabolisme gula oleh tubuh. Beberapa keuntungan
penggunaan poliol yaitu:

- Makanan yang ditambahkan poliol kalorinya lebih rendah dan bebas gula
daripada makanan yang tidak ditambah poliol
- Rasa poliol seperti gula pada umumnya (gula tebu atau sukrosa)
- Kalorinya lebih rendah daripada gula
- Tidak menyebabkan kerusakan gigi
- Tidak mengalami reaksi Maillard dalam pemanggangan
- Menurunkan respon insulin

Beberapa kerugian penggunaan poliol yaitu :

- Apabila dikonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan masalah pencernaan,


seperti perut kembung, perut bergas (buang angina secara terus menerus), dan
diare.

- Tubuh tidak dapat mencerna sebagian besar dari gula alkohol, sehingga gula
ini berjalan ke usus besar dan dimetabolisme oleh bakteri usus.

Beberapa karakteristik dari poliol yaitu kalori yang lebih sedikit, pemanis,
kemampuan untuk mempertahankan kadar air (humektan), sebagai bahan pengisi
dan penurun “ freeze point” . Poliol adalah bahan serba guna yang digunakan
dalam berbagai aplikasi untuk memberikan nilai tambah.

OLIGOSAKARIDA
Neosugar (Frukto- oligosakarida) 30-60
Galakto-oligosakarida 20-40
Xylo- oligosakarida 50
Isomalto- oligosakarida 50
Soybean oligosakarida 70
Laktosukrosa 35-60
Laktulosa 60-70
Coupling sugar 50-60
Palatinosa 37-45
DISAKARIDA ALKOHOL
Maltitol 80-95

4
Laktitol 30-40
Palatinit (sorbitol dan manitol, 1:1) 30-40
MONOSAKARIDA ALKOHOL
Erythritol (tetrosa alkohol) 75-85
Sorbitol (heksosa alkohol) 60-70
Manitol (heksosa alkohol) 50
Kemanisan ( kadar terhadap sukrosa)

Gula alkohol diklasifikasikan berdasarkan jumlan unit sakarida yang


terdapat dalam molekul. Sorbitol, mannitol dan xylitol adalah monosakarida
turunan glukosa, mannose dan xylosa. Maltitol dan lacitol adalah disakarida
turunan dari hidrogenasi maltose dan laktosa. Isomalt (juga dikenal sebagai
palatinit) adalah campuran 1:1 α-D-glocopyranosyl-[1-6-]-D-sorbitol (GPS) dan
α-D-glocopyranosyl-[1-6]-D-mannitol (GPM).

2.2.1 Sorbitol

Sorbitol, sebuah poliol (gula alkohol), adalah pemanis massal yang


ditemukan di berbagai produk makanan. Selain memberikan rasa manis,
itu adalah sangat baik dan texturizing Humectant agen. Sorbitol adalah
sekitar 60 persen semanis sukrosa dengan sepertiga lebih sedikit kalori.
Memiliki kesan halus dengan manis, sejuk dan menyenangkan selera di
mulut. Sorbitol bersifat non-cariogenic dan mungkin berguna bagi
penderita diabetes. Sorbitol telah aman digunakan dalam makanan olahan
selama hampir setengah abad. Hal ini juga digunakan dalam produk-
produk lain, seperti farmasi dan kosmetik. Seorang kimiawan Perancis
pertama kali menemukan sorbitol dalam buah beri abu gunung pada tahun
1872. Terjadi secara alami di berbagai jenis buah-buahan dan berry.

Saat ini sorbitol secara komersial diproduksi oleh hidrogenasi


glukosa dan tersedia dalam bentuk cair dan kristal. Sorbitol telah
dikukuhkan sebagai GRAS oleh US Food and Drug Administration dan ini
telah disetujui untuk digunakan oleh Uni Eropa dan banyak negara di
seluruh dunia, termasuk Australia, Kanada dan Jepang.

Ciri-Ciri Sorbitol:

- Berbentuk bulk dan manis dengan bersih, sejuk menyenangkan selera.


- Memiliki satu sepertiga lebih sedikit kalori daripada gula – sekitar 2,6
kalori per gram.
- Humectant yang sangat baik, dan anti-texturizing agen mengkristal.
- Dapat digunakan dalam berbagai produk, termasuk permen bebas gula,
permen karet, makanan penutup beku dan makanan yang dipanggang.

5
- Tidak memberikan sumbangan terhadap pembentukan karies gigi.
- Berguna sebagai alternatif untuk gula bagi penderita diabetes atas saran
dari penyedia layanan kesehatan mereka.
- Batas penggunaan maltitol menurut JECFA dalam CAC adalah 500 –
200.000 mg/kg produk.

Keuntungan Fungsional

- Sorbitol digunakan sebagai Humektan dalam berbagai jenis produk


untuk perlindungan terhadap hilangnya kadar air. Kemampuannya
menstabilkan kadar air dan sifat-sifat tekstur sorbitol dimanfaatkan
dalam produksi permen, makanan yang dipanggang dan cokelat di mana
produk cenderung menjadi kering atau mengeras. Kemampuannya
menstabilkan kadar air dapat melindungi produk ini dari pengeringan
dan menjaga kesegaran awal mereka selama penyimpanan.
- Sorbitol sangat stabil dan tidak reaktif secara kimia. Sorbitol tahan
terhadap temperatur tinggi dan tidak ikut bereaksi dalam reaksi
Maillard (kecoklatan). Hal ini menguntungkan, misalnya, dalam
produksi kue di mana warna segar diinginkan tanpa munculnya
kecoklatan yang diinginkan. Sorbitol juga mengkombinasikan dengan
baik dengan bahan makanan lain seperti gula, gelling agen, protein dan
lemak nabati. Sorbitol berfungsi dengan baik di banyak produk
makanan seperti permen karet, permen, makanan pencuci mulut beku,
kue-kue, serta produk perawatan mulut, termasuk pasta gigi dan obat
kumur.
- Tidak menimbulkan karies gigi.

Efek Samping dari sorbitol

Kelebihan mengonsumsi sorbitol dapat menimbulkan diare osmotik. Hal


ini terjadi apabila sorbitol terdapat dalam saluran cerna dalam jumlah besar
(lebih dari 50 gram per hari ), sehingga tekanan osmosis dalam lumen usus
lebih tinggi daripada sekitarnya. Efek samping lainnya adalah sakit perut,
dan kembung.

Metabolisme dalam Tubuh

Sorbitol diserap tubuh secara tidak sempurna (sekitar 50-79% diserap)


sehingga tidak meningkatkan level insulin sebanyak gula, juga tidak
menimbulkan kerusakan gigi. Absorbs sorbitol dapat meningkat apabila
terdapat glukosa dalam campuran makanan atau hasil hidrolisis maltitol.

6
Presentase sorbitol yang dapat dimetabolisme hanya 10-20% dari sorbitol
yang dicerna. Sorbitol tidak dapat dicerna di usus kecil setelah mencapai
kolon, akan terfermentasi oleh bekteri di kolon untuk menghasilkan asam
lemak jenuh rantai pendek seperti asam asetat, propionate dan asam butirat
serta gas seperti hidorgen dan metan. Asam lemak jenuh rantai pendek
diabsorbsi dan memberikan energi pada tubuh. Gas ini dapat menimbulkan
flatulensi, kram perut, kembung dan diare.

Proses Pembuatan

Sorbitol secara komersial dibuat dari glukosa (turunan pati jagung)


yang dihidrogenasi katalitik pada tekanan tinggi, reduksi elektrolit melalui
reaksi kimia atau dengan fermentasi. Konversi gula ke dalam bentuk
sorbitol merupakan reaksi adisi dua unsur hidrogen terhadap aldosa
(glukosa) melalui pemutusan ikatan rangkap C dan O pada gugus
fungsional aldehid.

2.2.2 Mannitol

Manitol adalah poliol (gula alkohol) banyak digunakan dalam


makanan dan industri farmasi karena sifat fungsional yang unik. Mannitol
mempunyai tingkat kemanisan sekitar 50% semanis sukrosa dan memiliki
efek pendinginan yang diinginkan sering digunakan untuk menutupi pahit.
Manitol adalah non-cariogenic dan memiliki kandungan kalori rendah.
Manitol cocok untuk konsumsi dan telah digunakan secara aman di
seluruh dunia selama lebih dari 60 tahun. Manitol ditemukan dalam
kelimpahan di alam, terutama di exudates dari pohon-pohon, dan di laut
segar ganggang dan jamur. Ini merupakan isomer dari sorbitol dan
biasanya diproduksi pada hari ini oleh hidrogenasi khusus sirup glukosa.
Manitol secara komersial tersedia dalam berbagai bentuk serbuk dan
granular.

Ciri-ciri Manitol

- Pemanis berkalori dengan hanya 1,6 kalori per gram


- Nonhigroskopis
- Menyediakan rasa manis dengan bersih, sejuk menyenangkan selera
- Mungkin pemanis alternatif yang berguna bagi penderita diabetes
- Tidak memberikan sumbangan terhadap pembentukan karies gigi

7
Keuntungan fungsional

Tidak seperti sorbitol, sebuah poliol sering digunakan untuk


Humectant properti, manitol adalah nonhygroscopic (tidak memungut
kelembaban). Untuk alasan ini, sering digunakan sebagai bedak untuk
permen karet untuk mencegah permen karet menempel manufaktur
peralatan dan pembungkus. Karena titik lebur yang tinggi (165-169oC),
manitol juga digunakan dalam lapisan rasa cokelat agen untuk es krim dan
permen. Memiliki rasa menyenangkan, sangat stabil untuk kelembaban
pickup dan tidak discolor pada temperatur tinggi, yang membuat manitol
ideal untuk digunakan dalam farmasi dan nutrisi tablet.

- Bermanfaat untuk Penderita Diabetes. Kontrol glukosa darah, lipid dan


berat badan tiga tujuan utama dalam pengelolaan diabetes. Manitol
secara perlahan diserap dari saluran pencernaan. Oleh karena itu, ketika
manitol digunakan, kenaikan glukosa darah dan insulin permintaan jauh
lebih sedikit daripada yang dialami setelah konsumsi sukrosa.
Berkurangnya nilai kalori manitol dibandingkan dengan sukrosa (1,6 vs
4,0 kalori per gram) adalah konsisten dengan tujuan untuk mengontrol
asupan kalori dan berat badan pada penderita diabetes. Produk pemanis
dengan manitol sebagai pengganti gula mungkin berguna dalam
menyediakan lebih banyak jenis dikurangi kalori dan gula-pilihan bebas
untuk penderita diabetes. Menyadari bahwa diabetes adalah rumit dan
persyaratan untuk manajemen dapat bervariasi antara individu, manfaat
manitol harus didiskusikan antara individu dan penyedia layanan
kesehatan mereka. Makanan manis dengan manitol mungkin berisi
bahan-bahan lain yang juga menyumbang kalori dan nutrisi lainnya.
Batas penggunaan maltitol menurut JECFA dalam CAC adalah 60.000
mg/kg produk.

Efek samping Mannitol

1. Sakit kepala
2. Mual dan muntal
3. Nyeri tenggorokan
4. Hidung tersumbat
5. Sesak napas

Penggunaan manitol

8
Manitol, seperti semua poliol, adalah karbohidrat dicerna rendah
yang hanya sebagian diserap dari usus kecil dan tidak dimetabolisme. Pada
bagian bawah saluran pencernaan, bakteri kolon memfermentasi beberapa
bagian yang tidak diserap. Pada beberapa orang, hal ini mungkin kadang-
kadang menyebabkan tinja lebih lembut dari biasanya, mirip dengan efek
dari makanan karbohidrat kompleks seperti kacang-kacangan atau buah
prune. Respons seseorang rendah karbohidrat dicerna individu bervariasi
tergantung pada faktor-faktor seperti jumlah dan frekuensi konsumsi.

US Food and Drug Administration’ s regulasi untuk manitol


memerlukan pernyataan label berikut untuk makanan yang layak konsumsi
diduga dapat berakibat pada konsumsi sehari-hari dari 20 gram manitol:
“ Kelebihan konsumsi mungkin memiliki efek pencahar.” Manitol
digunakan dalam jumlah yang sangat kecil dalam makanan sehingga
beberapa orang yang mungkin sensitif biasanya tidak masalah jika mereka
secara bertahap meningkatkan konsumsi karbohidrat dicerna rendah.

2.2.3 Xylitol

Xylitol adalah poliol 5 karbon, pentitol yang didistribusikan secara


luas di alam. Xylitol juga merupakan perantara metabolisme karbohidrat.
Dalam tubuh manusia, 5-15 gram xylitol dibentuk setiap hari. Ditemukan
pada tahun 1891, xylitol telah digunakan sebagai agen pemanis dalam
makanan manusia sejak tahun 1960-an. Xylitol adalah bubuk kristal putih
yang tidak berbau, dengan menyenangkan, rasa manis. Ini telah
memperoleh penerimaan luas sebagai pemanis alternatif karena perannya
dalam mengurangi perkembangan karies gigi (rongga).
Xylitol terjadi secara alami di banyak buah-buahan dan sayur-
sayuran dan bahkan diproduksi oleh tubuh manusia selama metabolisme
normal. Diproduksi secara komersial dari tanaman seperti birch dan
pohon-pohon kayu keras dan berserat vegetasi, xylitol memiliki rasa manis
yang sama dan massal seperti sukrosa dengan sepertiga lebih sedikit kalori
dan tidak ada aftertaste yang tidak menyenangkan. Dengan cepat
melarutkan dan menghasilkan sensasi dingin di mulut.
Xylitol saat ini telah disetujui untuk digunakan dalam makanan,
farmasi dan produk kesehatan mulut di seluruh dunia. Xylitol digunakan
dalam makanan seperti permen karet, permen jelly dan permen keras, dan
obat-obatan dan produk kesehatan mulut seperti pelega tenggorokan
tenggorokan, obat batuk, multivitamin kunyah anak-anak, pasta gigi dan
pencuci mulut. Di Amerika Serikat, xylitol disetujui sebagai bahan

9
tambahan makanan langsung untuk digunakan dalam makanan untuk diet
khusus menggunakan.

Manfaat Xylitol

- Memiliki rasa enak dan tidak ada aftertaste.


- Tingkat kemanisan hampir sama dengan sukrosa.
- Membantu Mengurangi Pengembangan karies gigi.
- Mengurangi pembentukan plak.
- Meningkatkan aliran liur untuk membantu dalam memperbaiki
kerusakan enamel gigi.
- Menyediakan sekitar 2,4 kalori per gram.
- Mungkin berguna sebagai alternatif gula untuk orang dengan diabetes.
- Xylitol juga menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans, bakteri
utama yang berhubungan dengan karies gigi.
- Batas penggunaan maltitol menurut JECFA dalam CAC adalah 10.000
sampai 30.000 mg/kg produk.

Efek samping dari Xylitol

Ketika digunakan dalam secukupnya, hampir tidak ada efek


samping dari pemanis ini. Namun demikian, bahaya yang ada dalam kasus
kelebihan asupan, dan penggunaan produk yang dipalsukan. Mirip dengan
jenis gula alkohol (seperti manitol dan sorbitol), konsumsi pemanis ini
dalam jumlah besar akan sama dengan efek obat cuci perut. Hal ini karena,
tubuh tidak mampu untuk memecah senyawa karbohidrat ini sepenuhnya.
Tidak diragukan lagi, laxation ambang bervariasi dari satu orang ke orang
lain. Namun, kelebihan asupan xylitol dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pencernaan, seperti, gassiness, kembung, dan diare.

Sebuah studi yang dilakukan pada anak-anak untuk mengamati


bahaya xylitol. Beberapa peserta (empat dari tiga belas) mengalami buang
air besar sering setelah mengkonsumsi 65 gram pemanis bebas gula per
hari ini. Kesimpulannya adalah, ia memiliki tingkat yang lebih rendah dari
ambang batas laxation daripada gula alkohol lainnya. Namun, tingkat
toleransi xylitol lebih tinggi daripada manitol dan sorbitol.

Efek samping ringan sampai berat dilaporkan antara orang-orang,


yang menerima gula alkohol intravena ini. Masalah kesehatan yang
mungkin adalah, peningkatan konsentrasi asam urat dalam darah (sehingga
mengubah keasaman darah) dan perubahan penting dalam tes fungsi hati

10
(liver menandakan stres). Dengan peningkatan kadar asam urat, risiko
pembentukan batu ginjal lebih tinggi.

Sejauh efek samping permen karet xylitol , produk ini mengandung


sejumlah rendah xylitol. Oleh karena itu, tidak menimbulkan efek samping
yang besar. Tingkat keamanan yang sama diperkirakan untuk permen dan
permen yang mengandung zat pemanis ini. Sementara mengambil sendiri
untuk perawatan gigi, jumlah asupan harus tidak lebih dari 6 – 10 gram
per hari. Pengguna harus mengikuti petunjuk yang disebutkan pada paket
untuk menuai manfaat maksimal.

Efek samping xylitol pada manusia termasuk respon alergi. Hal ini
berlaku untuk merek produk, di mana, proses pemurnian yang tepat tidak
diikuti pada saat ekstraksi. Dalam kasus, gejala alergi, seperti, kulit ruam,
gatal-gatal, dan kesulitan bernapas yang terjadi setelah mengkonsumsi
xylitol.

2.2.4 Maltitol

Maltitol adalah gula alkohol (a poliol) digunakan sebagai pengganti


gula. Matitol memiliki 75-90% dari kemanisan sukrosa (gula tebu) dan
hampir identik, kecuali untuk kecoklatan. Maltitol digunakan untuk
mengganti gula tebu karena memiliki lebih sedikit kalori, tidak
menyebabkan kerusakan gigi dan mempunyai efek yang agak lebih rendah
pada glukosa darah. Secara kimiawi, maltitol juga dikenal sebagai 4-O-α-
glucopyranosyl-D-sorbitol. Secara komersial, Maltitol dikenal dengan
nama dagang seperti Maltisorb dan Maltisweet. Maltitol tidak memiliki
aftertaste seperti golongan poliol lainnya.

Ciri-Ciri Maltitol

- Pemanis dengan rasa yang bersih dengan intensitas kemanisan mirip


sukrosa.
- Pemanis rendah kalori dengan hanya 2,1 gram kalori per gram.
- Bermanfaat dalam formulasi pangan rendah kalori, rendah lemak dan
bebas gula.
- Bermanfaat terutama dalam pembuatan coklat bebas sukrosa.
- Dapat bermanfaat bagi penderita diabetes karena tidak menaikkan
glukosa darah atau kadar insulin.
- Tidak menkontribusi pembentukan karies gigi.
- Batas penggunaan maltitol menurut JECFA dalam CAC adalah 30.000
sampai 50.000 mg/kg.

11
Penggunaan dalam Produk-Produk Bebas Gula/Rendah Kalori

Sebelum maltitol dikembangkan, pembuatan produk-produk bebas


gula atau rendah kalori sangat sulit karena kekurangan atau ketidakmiripan
sifat fisik, kimia dan organoleptik sukrosa dengan golongan poliol lain.
Maltitol berbentuk Kristal, memiliki higroskopisitas rendah, titik leleh
tinggi dan stabil sehingga dapat mengganti penggunaan gula untuk
memproduksi coklat, permen, aneka roti dan es krim berkualitas tinggi.

Metabolisme dalam Tubuh

Nilai energi maltitol adalah 40% lebih rendah dari gula. Hal ini
berhubungan dengan fakta bahwa hanya sebagian kecil saja dari maltitol
yang diabsorbsi oleh usus kecil. Sebagian maltitol akan berada di usus
besar dimana hanya akan terjadi fermentasi oleh bakteri. Hal inilah yang
menyebabkan konsumsi maltitol secara berlebihan dapat menimbulkan
efek laksatif.

Proses Pembuatan

Maltitol diproduksi dengan cara hidrogenasi disakarida maltose


dari sirup jagung khusus yang pada gilirannya akan dihasilkan dari
hidrolisis anzimatis pati terpurifikasi. Maltitol terdapat dalam bentuk
bubuk kristalin dan sirup maltitol.

2.2.5 Isomalt

Isomalt adalah pemanis bebas gula rasa yang sangat baik. Produk
yang dibuat dengan isomalt memiliki tekstur dan penampilan yang sama
seperti yang dibuat dengan gula. Berasal dari gula, manfaat kesehatan
isomalt dan stabilitas membuatnya menjadi fleksibel dan bahan berharga
untuk berbagai makanan dan obat-obatan rendah kalori. Produk yang
mengandung isomalt memiliki penampilan dan tekstur yang sama seperti
yang dibuat dengan gula. Ditemukan di tahun 1960-an, isomalt dibuat dari
sukrosa dan akan terlihat sama seperti gula meja. Warnanya putih, kristal
dan tidak berbau. Isomalt adalah campuran dari dua disakarida alkohol:
gluco-gluco-manitol dan sorbitol.

Isomalt telah digunakan di Amerika Serikat selama beberapa tahun


di produk-produk seperti permen keras, permen, permen karet, cokelat,
dipanggang, suplemen nutrisi, batuk tetes dan tenggorokan pelega

12
tenggorokan. Telah tersedia di Eropa, bagaimanapun, sejak awal 1980-an
dan saat ini digunakan dalam berbagai produk di lebih dari 70 negara di
seluruh dunia. Isomalt menawarkan manfaat yang sesuai mengubah gaya
hidup dan kontemporer panduan untuk diet yang sehat. Karena kalori lebih
rendah nilai dan manfaat kesehatan lainnya, isomalt berguna untuk orang-
orang yang mencoba untuk mengurangi asupan energi mereka cukup
sementara masih dapat menikmati hidangan penutup favorit mereka,
permen, dan kadang-kadang makanan manis lainnya sebagai bagian dari
makanan atau minuman.

Ciri-Ciri Isomalt

- dibuat dari gula


- digunakan dalam berbagai makanan
- memberikan rasa dan tekstur gula
- sinergis dengan pemanis lain
- menyediakan paling banyak 2 kalori per gram
- tidak menyebabkan karies gigi
- tidak meningkatkan glukosa darah atau tingkat insulin

Bagaimana Isomalt Dibuat

Dua langkah proses dimulai dengan sukrosa. Pertama, sebuah


enzim menata kembali ikatan antara glukosa dan fruktosa dalam sukrosa.
Pada langkah kedua, dua atom hidrogen ditambahkan ke oksigen di bagian
fruktosa disakarida. Sekitar setengah dari bagian fruktosa disakarida asli
diubah menjadi manitol dan sekitar setengah dari bagian fruktosa
disakarida asli diubah menjadi sorbitol. Oleh karena itu, isomalt berisi dua
disakarida berbeda alkohol: gluco-gluco-manitol dan sorbitol. Perubahan
molekuler yang terjadi dalam langkah-langkah ini membuat isomalt lebih
stabil secara kimiawi dan enzimatik dari pada sukrosa. Isomalt stabilitas
adalah alasan bagi banyak dari manfaat kesehatan dan berbagai besar
produk yang dapat meningkatkan.

Sifat fisik isomalt yaitu berbentuk Kristal berwarna putih, tidak


berbau, tingkat kemanisannya 0,45 kali dari pemanis sukrosa, daya
higroskopisnya rendah, memiliki itik lelh 140- 145oC, dan stabil terhadap
mikroba dan zat kimia. Kelemahan dari isomal ini adalah mudah
mengkristal sehingga kurang baik bila digunakan dalam produk makanan
cair.

13
Selain digunakan sebagai pemanis isomalt juga digunakan sebagai
bahan pengisi, pencinta rasa buah, kopi dan cokelat. Kalori yang
dihasilkan isomal hanya 2 kal/g dan tidak dapat potensi karsinogenik jika
dikonsumsi. CAC mengatur penggunaan batas maksimum isomalt adalah
3000- 5000 mg/Kg.

Penggunaan Isomalt

Selain karakteristik yang merupakan hasil dari volume dan tekstur,


isomalt dapat dipanaskan tanpa kehilangan rasa manis atau menjadi rusak.
Oleh karena itu, terutama digunakan dalam produk yang direbus,
dipanggang atau terkena suhu yang lebih tinggi. Isomalt menyerap sangat
sedikit air. Oleh karena itu, produk yang dibuat dengan itu cenderung
untuk tidak menjadi lengket. Ini berarti bahwa permen, misalnya, dapat
dimasukkan ke dalam paket tanpa setiap makhluk yang dibungkus
terpisah, nyaman dan atribut untuk menarik konsumen sadar lingkungan.

Keuntungan lain, yang dihasilkan dari properti ini adalah bahwa,


karena produk tidak menyerap kelembaban, mereka mempunyai umur
simpan yang lebih lama. Transfer Isomalt meningkatkan rasa dalam
makanan. Larut lebih lambat dalam mulut sehingga permen dengan
isomalt memiliki rasa lebih tahan lama. Daya manis isomalt tergantung
pada konsentrasi, temperatur dan bentuk produk yang digunakan. Ketika
digunakan sendirian, ia memberi kontribusi 45% hingga 65% dari rasa
manis yang akan dihasilkan dari jumlah yang sama sukrosa.

Metabolisme Isomalt

Isomalt, seperti semua poliol, adalah karbohidrat yang hanya


sebagian dicerna dalam usus. Pada bagian bawah saluran pencernaan,
tidak menyerap tetapi sebagian dimetabolisme oleh bakteri kolon.
Karakteristik fisiologis Isomalt adalah hasil dari proses ini: Isomalt tidak
menyebabkan kerusakan gigi, mempunyai efek glukosa darah rendah
(respons glisemik rendah), memiliki efek seperti serat makanan dalam
usus dan hanya setengah dari nilai kalori sukrosa.

2.2.6 Lactitol

Lactitol ditemukan pada tahun 1920 dan pertama kali digunakan


dalam makanan di tahun 1980-an. Lactitol adalah poliol disakarida (gula
alkohol), berasal dari laktosa. Sebagai pemanis massal yang unik yang

14
sangat mirip dengan penanganan teknis dan sifat-sifat kepada orang-orang
dari sukrosa, lactitol sangat cocok untuk menggantikan sukrosa pada 1: 1
dasar kalori makanan yang dikontrol.

Lactitol berupa bubuk kristal putih tidak berbau dengan kemurnian


sangat tinggi. Lactitol memiliki rasa manis yang bersih yang mirip dengan
profil rasa sukrosa, saat tidak ada aftertaste yang diamati. Kekuatan yang
pemanis lactitol hanya 40% dari sukrosa. Karena rasa manis lactitol yang
ringan, maka lactitol adalah pemanis massal yang ideal untuk digabungkan
dengan pemanis berkalori rendah umum digunakan pada saat ini rendah
kalori, makanan bebas gula (misalnya Acesulfame K, aspartam, neotame,
sakarin dan sucralose). Selain itu, rasa manis yang ringan memungkinkan
rasa lain secara jelas dirasakan. Kemanisan relatif meningkat bila
konsentrasi lactitol dalam makanan meningkat.

Lactitol tidak higroskopis, artinya tidak akan menyerap uap air ke


dalam produk. Ini akan menjaga kerenyahan dan memperpanjang umur
simpan. Dalam cokelat, di mana efek pendinginan yang tidak diinginkan,
lactitol sangat berguna karena sifatnya yang sangat kecil terhadap efek
pendinginan. Dibandingkan dengan sukrosa, lactitol kelarutan telah cukup
baik. Hal ini dapat membantu mengurangi proses modifikasi, membuat
menggantikan sukrosa sangat mudah. Lactitol dapat dilarutkan pada
temperatur lebih rendah daripada sukrosa, dan dengan demikian
menghemat energi dan biaya pemrosesan. Dalam kondisi asam dan basa,
lactitol stabil dan juga tetap stabil di bawah suhu tinggi pengolahan
makanan.

Keunikan Lactitol membuatnya menjadi berkurang serbaguna


pemanis berkalori untuk berbagai aplikasi makanan. Karena stabilitas,
kelarutan dan selera serupa sukrosa, lactitol dapat digunakan dalam
berbagai rendah kalori, rendah lemak atau makanan bebas gula seperti es
krim, coklat, permen keras dan lunak, dipanggang, dan pengganti gula.
Sebagai bahan serbaguna lactitol juga dapat diterapkan dalam aplikasi
farmasi tertentu, dalam makanan untuk penderita diabetes atau sebagai
cryoprotectant di surimi, atau sebagai berbudaya susu prebiotik dalam
makanan.

Ciri-ciri Lactitol

- Bulk pemanis dengan rasa manis yang bersih


- Terbuat dari laktosa

15
- Berguna dalam merumuskan berbagai rendah kalori, rendah lemak dan
gula makanan bebas
- Menyediakan hanya 2 kalori per gram
- Menyebabkan tumbuhnya mikro flora yang baik dalam usus
- Tidak menyebabkan karies gigi
- Tidak meningkatkan glukosa darah atau tingkat insulin
- Stabil pada Ph 3,0 – 7,5 pada suhu < 60oC selama 1 bulan.
- Lactitol aman dikonsumsi oleh penderita diabetes karena menghasilkan
kalori sebanyak 2 kal/g dan tidak memiliki sifat karsinogenik.
- CAC mengatur batas konsumsi maksimum penggunaan pemanis ini
antara 10.000 – 30.000 mg/kg

Manfaat Lactitol

- Rendah kalori

Lactitol tidak dimetabolisme seperti karbohidrat khas. Berbeda dengan


metabolisme laktosa, lactitol tidak dihidrolisis dengan laktase. Hal ini
tidak dihidrolisis atau diserap di usus kecil. Lactitol dimetabolisme oleh
bakteri dalam usus besar, di mana diubah menjadi biomassa, asam-asam
organik, karbon dioksida dan sejumlah kecil hidrogen. Asam organik
selanjutnya dimetabolisme menghasilkan kalori kontribusi dari 2 kalori
per gram (karbohidrat umumnya memiliki sekitar 4 kalori per gram).
FDA telah menerima nilai kalori ini untuk tujuan pelabelan di Amerika
Serikat Uni Eropa Directive Pelabelan Gizi menyatakan bahwa semua
gula alkohol, termasuk lactitol, memiliki nilai kalori 2,4 kalori per
gram.

- Meningkatkan Kesehatan

Sejak lactitol dapat melewati saluran pencernaan atas tanpa dihidrolisis


dan diserap, ia mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri
menguntungkan dalam usus besar seperti Bifidobacteria dan
Lactobacilli. Bakteri usus memfermentasi lactitol, mengakibatkan
pembentukan lingkungan asam dalam usus besar akibat pembentukan
asam lemak rantai pendek. Pada kondisi asam ini, bakteri yang
menguntungkan, lebih dikenal sebagai probiotik, tumbuh di preferensi
atas organisme penyebab penyakit atau patogen. Sebagai bahan
prebiotik sangat baik, lactitol dapat membantu untuk menjaga
microflora kolon sehat.

16
- Rendah Glycemic dan Insulinemic Respon

Sebagai bahan pemanis, lactitol memiliki indeks glisemik rendah dan


tidak menyebabkan peningkatan glukosa darah atau tingkat insulin
setelah konsumsi. Pengendalian glukosa darah, lipid dan berat adalah
tiga tujuan utama dalam pengelolaan diabetes hari ini. Bukan hanya
penderita diabetes dapat menggunakan makanan GI rendah yang terdiri
dari lactitol untuk menggantikan gula untuk memberi mereka lebih
banyak jenis rendah kalori dan bebas gula pilihan dalam diet diabetes
mereka. Mengkonsumsi makanan GI rendah dapat juga memberikan
manfaat kesehatan untuk orang-orang yang sadar kesehatan. Namun,
orang harus memahami bahwa makanan manis dengan lactitol
mengandung bahan-bahan lain yang berkontribusi kalori dan nutrisi
lainnya. Ini harus dipertimbangkan dalam perencanaan makan.

Efek Samping Lactitol

Efek-efek samping ini memungkinkan, tetapi tidak selalu terjadi.


Beberapa efek samping ini langka tetapi serius. Konsultasi pada dokter
jika melihat efek samping berikut, terutama jika efek samping tidak
hilang,yaitu : Sakit perut, Distensi abdomen, Mual, Masalah pencernaan,
Diare, Perut kembung.

2.2.7 Erythritol

Erythritol, sebuah poliol (gula alkohol), saat ini digunakan sebagai


pemanis massal dalam mengurangi makanan kalori. Hal ini terjadi secara
alami dalam buah-buahan seperti pir, melon dan anggur, serta makanan
seperti jamur dan makanan yang diturunkan dari fermentasi seperti anggur,
kecap dan keju. Sejak 1990, telah erythritol diproduksi secara komersial
dan ditambahkan ke makanan dan minuman untuk memberikan rasa
manis, serta meningkatkan rasa dan tekstur.

Erythritol adalah bubuk kristal putih dengan rasa manis yang


bersih yang mirip dengan sukrosa. Ini adalah sekitar 70% semanis sukrosa
dan mengalir dengan mudah karena non-higroskopik karakter. Seperti
polyols lain, tidak erythritol mempromosikan kerusakan gigi dan aman
bagi penderita diabetes. Namun, kalori Erythritol 0 kalori per gram dan
tinggi toleransi pencernaan membedakannya dari polyols lain. Karena
erythritol dengan cepat diserap dalam usus halus dan cepat dihilangkan
oleh tubuh dalam waktu 24 jam, pencahar efek samping kadang-kadang

17
dikaitkan dengan konsumsi yang berlebihan poliol tidak mungkin ketika
orang mengkonsumsi makanan yang mengandung erythritol.

Ciri-Ciri Erytrhritol

- Pemanis berkalori nol


- Bulk pemanis yang dapat dicampur dengan pemanis berkalori rendah
(misalnya, Acesulfame potassium dan aspartam) dan / atau polyols
lainnya (misalnya, sorbitol dan xylitol)
- Bersih rasa manis tanpa aftertaste
- Potensi digunakan dalam berbagai nol / rendah kalori, rendah lemak
dan gula-bebas makanan dan minuman – dari permen ke yogurt
- Bermanfaat bagi penderita diabetes karena tidak menaikkan glukosa
darah atau tingkat insulin
- Tidak memberikan sumbangan terhadap pembentukan karies gigi
- Pemanis ini hanya terserap ≤ 10% diusus halus dan tidak mengalami
fermentasi di usus besar
- Pemanis ini stabil pada Ph 2-10 dengan suhu ≤ 160oC

Efek Samping Erythritol

Dalam jumlah kecil, tidak seperti gula alkohol lainnya, erythritol


tidak menyebabkan gangguan pencernaan dan diare. Ada beberapa orang
yang melaporkan timbulnya efek samping seperti diare, sakit perut, dan
sakit kepala setelah mengonsumsi erythritol dalam jumlah banyak dalam
makanan atau minuman.

Berapa jumlah amannya berbeda-beda untuk setiap orang karena


ini berdasarkan toleransi yang dimiliki tubuh Anda. Beberapa menemukan
bahwa bahkan sejumlah kecil gula alkohol dapat menyebabkan gangguan
pencernaan, sementara yang lain harus mengonsumsi dalam jumlah
banyak dulu baru mengalami gejala gangguan pencernaan.

Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih


dari 50 gram erythritol dapat menyebabkan mual atau perut keroncongan.

Manfaat Erythritol

1. Tidak menambah kadar gula darah

18
Manusia tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk memecah
erythritol, sehinnga pemanis ini diserap ke dalam aliran darah dan
kemudian dikeluarkan dalam urine.

Ketika orang sehat diberikan erythritol, tidak ada perubahan kadar


gula darah atau insulin. Tidak ada efek pada kolesterol, trigliserida
atau patokan lainnya.

Bagi seseorang yang memiliki kelebihan berat badan, diabetes,


atau masalah lain yang terkait dengan sindrom metabolik, erythritol
bisa menjadi alternatif pengganti gula yang baik.

2. Dapat mengurangi resiko jantung

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus dengan diabetes


menunjukkan bahwa erythritol bertindak sebagai antioksidan. Ini
berarti erythritol mungkin mengurangi kerusakan pembuluh darah
yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi.

Penelitian lain yang dilakukan pada 24 orang dewasa dengan


diabetes tipe 2 menemukan bahwa mengonsumsi 36 gram erythritol
setiap hari selama sebulan dapat meningkatkan fungsi pembuluh
darah, yang berpotensi dalam mengurangi risiko penyakit jantung.

Metabolisme Erythritol

Berbagai studi tentang toksisitas dan efeknya pada metabolisme


telah dilakukan pada hewan. Meskipun pemberian makan jangka panjang
erythritol dalam jumlah besar, tidak ada efek samping yang serius yang
terdeteksi. Ada satu peringatan utama bagi kebanyakan alkohol gula -
mereka dapat menyebabkan masalah pencernaan.

Karena struktur kimianya yang unik, tubuh Anda tidak dapat


mencernanya, dan mereka melewati tidak berubah melalui sebagian besar
sistem pencernaan Anda, atau sampai mereka mencapai usus besar.

Di usus besar, mereka difermentasi oleh bakteri penghuni, yang


menghasilkan gas sebagai produk sampingan. Akibatnya, makan alkohol
gula dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kembung dan gangguan
pencernaan. Bahkan, mereka termasuk kategori serat yang dikenal
sebagai FODMAP (sekelompok karbohidrat yang ditemukan dalam

19
makanan tertentu dan menyebabkan ketidaknyamanan perut pada beberapa
orang).

Namun, erythritol berbeda dari alkohol gula lainnya. Sebagian


besar diserap ke dalam aliran darah sebelum mencapai usus besar. Ini
bersirkulasi dalam darah untuk sementara waktu, sampai akhirnya
dikeluarkan tidak berubah dalam urin. Sekitar 90% dari erythritol
diekskresikan dengan cara ini.

Regulasi Umum Pemanis

Peraturan pemanis poliol yang diatur pada BPOM pasal 3 (jenis


dan batas maksimum BTP (Pemanis):

(1) BTP pemanis yang diizinkan digunakan dalam pangan terdiri atas
pemanis alami (natural sweeterner) dan pemanis buatan.

(2) Pemanis alami yang dimmaksud pada ayat 1 terdiri atas: sorbitol,
manitol, isomalat, glikosida steviol, maltitol, laktitol, silitol.

2.3 Perkembangan Informasi


1. Biotransformasi maltitol
Biotransformasi maltitol telah mendapat perhatian lebih dan lebih. Studi
tersebut menemukan bahwa beberapa bakteri, ragi dan jamur tertentu dapat
mengubah xylose menjadi maltitol, di mana ragi adalah bakteri penghasil
xylitol yang paling efektif. Tapi ragi hanya bagian dari penggunaan xylose
dan dapat menumpuk, sehingga sejumlah besar maltitol kurang.
Studi saat ini lebih banyak dialami Candida. Penggunaan fermentasi langsung
mikrobial dari perawatan detoksifikasi produksi hemiselosa hidroksiat xilitol,
dengan kondisi proses yang ringan, konsumsi energi rendah, tanpa kebutuhan
maltitol murni yang tidak praktis. Rendahnya tingkat pencemaran lingkungan,
kualitas produk lebih aman dan dapat diandalkan serta keunggulan lainnya.

2. Xylitol dapat mengurangi indeks plak gigi


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Flora Fidelia menyebutkan
bahwa mengkonsumsi xylitol dapat menghambat pembentukan indeks plak
gigi. Hal ini di karenakan xylitol mampu menghambat pertumbuhan
Streptococcus mutans ketika mengubah gula dan asam. Hal ini dapat
dilakukan karena xylitol tidak dapat difermentasi oleh bakteri, sehingga

20
pertumbuhan Streptococcus mutans terhambat (Lawalangi, 2007).Dari hasil
penelitian yang dilakukan Putti Fatiharani Dewi (2008) menyebutkan bahwa
terjadi penurunan indeks plak gigi pada kelompok yang mengkonsumsi
permen karet berxylitol. Namun kekurangannya adalah tidak dilakukan
perlakuan terhadap kontrol.
Rahmawati (2011) kemudian melakukan percobaan dengan menggunakan
kontrol dan hasil yang diperoleh bahwa mengunyah permen karet berxylitol
berpengaruh terhadap penurunan indeks plak gigi. Hasil penelitian ini
didukung teori bahwa pemanis jenis xylitol merupakan salah satu pemanis
yang tidak dapat di metabolisme oleh bakteri perusak gigi. Sehingga
pengunyahan permen karet yang mengandung pemanis xylitol dapat
menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans saat mengubah gula dan
karbohidrat menjadi asam. Hal ini dapat dilakukan karena xylitol merupakan
jenis pemanis yang tidak dapat di fermentasi oleh bakteri menjadi asam.

3. Osmotically active”  berpengaruh terhadap fungsinya sebagai pangan serta


dalam reaksi intraseluler dan aplikasi medis. Penggunaan D-manitol sebagai
cairan infus untuk menurunkan tekanan intracranical, serta fungsi ginjal

4. Penangkal radikal bebas dalam sistem biologis (contoh D-mannitol)

5. “ Chaotropic agents” : memecahkan struktur molekul air sehingga dihasilkan


energi  sifat ini digunakan untuk mendispersikan suspensi plak gigi dan
cairan ludah  perannya dalam kesehatan gigi.

6. Sebagai bahan tambahan pembuatan edible couting. Plasticizer yang


digunakan dalam penelitian kali ini adalah sorbitol dan gliserol. Penelitian ini
bertujuan membuat edible film dari tepung jagung dan kitosan dengan
penambahan sorbitol dan gliserol sebagai plasticizer, variabel yang dipelajari
adalah pengaruh komposisi bahan, dengan parameter yang di uji adalah
kelarutan dalam air, kuat renggang putus, dan permeabilitas film terhadap uap
air.

21
BAB 3
KESIMPULAN

Poliol disebut juga dikenal dengan gula alkohol. Poliol merupakan


pemanis buatan komersial yang biasanya digunakan sebagai pengganti gula meja
(sukrosa). Poliol dapat diiidentifikasi melalui namanya yang berakhiran -ol.
Contoh poliol adalah xylitol, glucitol, sorbitol, maltitol,
mannitol, glycerol dan lactitol. Poliol memang tidak semanis gula. Namun poliol
juga memiliki kadar kalori yang lebih rendah yaitu sebesar 2.6.kkal/ gram
dibandingkan dengan gula yaitu 3.9 kkal/gram.

Poliol tidak diserap ke aliran darah dari usus kecil. Dengan demikian,
poliol tidak mengakibatkan perubahan kadar gula darah yang signifikan. Selain
karena kalori yang rendah, poliol diahggap memiliki rasa manis yang dapat
menutupi after taste (rasa akhir) dari makanan. Tidak seperti poliol, pemanis
buatan lain pada umumnya memiliki after taste yang tidak enak.Poliol juga tidak
dimetabolisme oleh bakteri mulut, sehingga tidak menyebabkan karies. Selain itu,
beberapa jenis poliol dapat memberikan sensasi dingin dan digunakan dalam
industri permen bebas gula dan permen karet. Oleh sebab diatas tidak boleh
mengkonsumsi terlalu banyak pemanis poliol karena dapat mengakibatkan
dampak negative salah satunya menyebabkan kembung dan diare. Hal ini karena
poliol tidak diserap di usus kecil.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2009. Maltitol. Diakses dari http://wikipedia.com/maltitol.htm


pada tanggal 20 November 2009.

Anonymous. 2009. Xylitol. Diakses dari http://oulu-library.com pada tanggal 20


November 2009.

Anonymous. Maltitol. Diakses dari


http://m.id.qdorientaltongxiang.com/news/maltitol-functional-sweetener-
8598599.html.

Dewanti, Tri. 2006. Pangan Fungsional: Makanan untuk Kesehatan. Jurusan


Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Kellen. 2009. Polyols. Diakses dari http://polyols.com pada tanggal 20
November 2009.

Putti Fatiharani Dewi, 2008, Pengaruh Konsumsi Permen Karet Yang


Mengandung Xylitol Terhadap Pembentukan Plak Gigi, Artikel Karya
Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Rahmawati, Dhiah Yuni. 2011. Efektifitas Mengunyah Permen Karet Berxylitol


Untuk Mengurangi Indeks Plak Gigi. Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Soesilo, Diana, Rinna Erlyawati Santoso, Indeswati Diyatri. 2005. Peranan


sorbitol dalam mempertahankan kestabilan pH saliva pada proses
pencegahan karies. Jurnal Fakultas Kedokteran Gigi Vol 38 No 1,
Universitas Airlangga, Surabaya.

Afifah Nok, Enny, Novita, Dodi. 2018. Pengaruh Kombinasi Plasticizer Terhadap
Karakteristik Edible Film Dari Karagenan Dan Lilin Lebah. Jurnal Pusat
Pengembangan Teknologi LIPI, Subang.

Nur Zulfakhri. 2012. Pembuatan Permen Coklat Berbasis Rendah Kalori. Jurnal
Fakultas Teknologi Pangan Universitas Hasanudin, Makasar.

23

Anda mungkin juga menyukai